Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perilaku
Dosen Pengampu : Eko Diyah Nurkhayati, SE., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 11:


1. Adinda Avia (205221138)
2. Raihan Hibban Machrus (205221188)
3. Aprillia Eka Putri ( 205221191)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi pertanggungjawaban?
2. Bagaimana akuntansi pertanggungjawaban versus akuntansi konvensional
itu?
3. Apa yang dimaksud dengan jaringan pertanggungjawaban?
4. Apa saja jenis-jenis pusat pertanggungjawaban?
5. Bagaimana korelasi dengan struktur organisasi?
6. Bagaimana penetapan pertanggungjawaban?
7. Bagaimana perencanaan, akumulasi data dan pelaporan berdasarkan pusat
pertanggungjawaban?
8. Bagaimana asumsi keperilakuan dari akuntansi pertanggungjawaban?
9. Bagaimana kesesuaian antara jaringan pertanggungjawaban dan struktur
organisasi?
10. Apa saja kapabilitas untuk mendorong kerja sama?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari akuntansi pertanggungjawaban.
2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pertanggungjawaban versus
akuntansi konvesnsional.
3. Untuk mengetahui difinisi dari jaringan pertanggungjawaban.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pusat pertanggungjawaban.
5. Untuk mengetahui korelasi dengan struktur organisasi.
6. Untuk mengetahui bagaimana penetapan pertanggungjawaban itu.
7. Untuk mengetahui perencanaan, akumulasi data dan pelaporan
berdasarkan pusat pertanggungjawaban.
8. Untuk mengetahui asumsi keperilakuan dari akuntansi
pertanggungjawaban.
9. Untuk mengetahui kesesuaian antara jaringan pertanggungjawaban dan
struktur organisasi.
10. Untuk mengetahui apa saja kapabilitas untuk mendorong kerja sama.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan dalam
menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organosasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini
meliputi pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan
oleh pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian
dalam organisasi yang diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan
pencatatan. Asumsinya bahwa seseorang pada pusat pertanggungjawaban
mempunyai pengendalian terhadap seluruh catatan-catatan tersebut. Setiap
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi hanya bertanggungjawab atas
pengendalian terhadap pendapatan dan biayanya sendiri secara keseluruhan.
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjwaban adalah memastikan bahwa
individu-individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan
kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara
menyeluruh. Hal ini dicapai dengan membagi-bagi suatu perusahaan ke pusat-
pusat pertanggungjawaban individual yang memberikan suatu kerangka kerja
untuk pengambilan keputusan secara terdesentralisasi dan partisipatif di tingkat
perusahaan dalam menetapkan tujuan kinerja.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan komponen yang penting dari
sistem pengendalian keseluruhan di suatu perusahaan. Akuntansi
pertanggungjawaban ditujukan untuk manusia, peran mereka, serta tugas-tugas
yang dibebankan kepada mereka dan bukan sebagai mekanisme impersonal
untuk akumulasi dan pelaporan data secara keseluruhan.

2. Akuntansi Pertanggungjawaban Versus Akuntansi Konvensional


Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan akuntansi konvensional
dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan
serta diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan
berdasarkan hakikat atau fungsinya dan tidak digambarkan sebagai individu-
individu yang bertanggungjawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap
data tersebut. Oleh karena itu, data akuntansi konvensional mempunyai nilai
yang terbatas bagi manajer dalam memantau efisiensi dari aktivitas harian
mereka.
Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan relevansi dari informasi
akuntansi dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan,
akuntansi data dan pelaporna yang sesuai dengan struktur organisasional dan
hierarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan. Akuntansi pertanggung
jawaban memberikan suatu sentuhan pribadi terhadap mekanisme akumulasi
data yang impersonal dalam akuntansi konvensional dengan membahasnya
bersama manajer segmen secara langsung, serta dengan menyediakan tujuan
dan hasil kinerja aktual atas faktor-faktor operasional kepada siapa para
manajer tersebut bertanggungjawab dan mampu melakukan pengendalian.
Berbagai data operasional tidak hanya diklasifikasikan, diakumulasikan, dan
dilaporkan berdasarkan jenisnya (misalnya pendapatan penjualan bahan baku
dan perlengkapan yang dipakai, sewa asuransi, dan lain-lain), tetapi juga
berdasarkan individa individu yang telah diberikan.
Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan
biaya gabungan tanggung jawab atasnya. Ke segmen-segmen yang
memperoleh manfaat daripadanya, melainkan inembebankan biaya tersebut
kepada individu di segmen yang menginisiasi dan mengendalikan terjadinya
biaya tersebut. Misalnya, manajer departemen jasa perbaikan dan pemeliharaan
yang bertanggung jawab memelihara peralatan di departemen-departemen lain
sebaiknya dianggap bertanggung jawab terhadap biaya yang berkaitan dengan
tugasnya itu. Contoh lair.nya adalah gaji dari seseorang yang bekerja separuh
waktu sebagai tenaga penjualan dan separuh waktunya lagi sebagai agen
pembelian. Akuntansi konvensional akan mengalokasikan gaji iru berdasarkan
waktu yang digunakan untuk setiap aktivitas. Sebaliknya, akuntansi
pertanggungjawaban akan membebankan total gaji tersebut kepada atasan yang
bertanggung jawab atas aktivitas dari orang tersebut.
Akuntansi pertanggungjawabar melaporkan baik siapa yang
membelanjakan uang tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Oleh
karena itu, akuntansi pertanggungjawaban menambahkan dimensi manusia
pada perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan. Karena biaya dianggarkan
dan diakumulasikan sepanjang garis tanggung jawab, laporan yang diterima
oleh manajer segmen sangat sesuai untuk evaluasi kinerja dan alokasi
penghargaan. Lebih lanjut lagi, orang yang memiliki kineria tersebut tidak akan
memandang laporan itu sebagal sesuatu yang tidak adil atau
mempertanyakannya berdasarkan praktik alokasi akuntansi yang arbitrer.
Akuntansi pertanggungjawaban menimbulkan keradaran terhadap biaya dan
pendapatan di seluruh organisasi serta memotivasi manajer segmen untuk
berusaha ke arah pencapaian tujuan. Akuntansi pertanggungjawaban
mengarahkan perhatian mereka kepada faktor-faktor yang memerlukan
perhatian khusus dan bahwa mereka memiliki kekuasaan untuk melakukan
perubahan.
3. Jaringan Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seluruh
biays, dapat dikendalikan dan masalahnya hanya terletak pada penetapan titik
pengendaliannya.
Untuk tujuan ini. Struktur organisasi perusahaan dibagi-bagi ke dalam
suatu jaringan pusat-pusat pertanggungjawaban secara individual, atau
sebagaimana didefinisikan oleh National Association of Accountants, ke dalam
unit-unit organisasional yang terlibat daları pelaksanaan suatu fungsi tunggal atau
sekelompok fungsi yang saling berkaitan. Yatig memiliki seorang kepala yang
bertanggung jawab untuk aktivitas dari unit tersebut. Dengan kata lain, setiap unit
dari jaringan organisasional ini, atau secara lebih spesifik, individ’s yang
bertanggung jawab untuk unit tersebut, bertanggung jawab untuk melaksanakan
suatu fungsi (output) dan untuk menggunakan sumber daya (input) seefisien
mungkin dalana melaksanakan fungsi ini.
Untuk memastikan jaringan pertanggungjawaban dan akuntabilitas
berfungsi dengan mulus, struktur organisasional suatu perusahaan harus dianalisis,
selain itu laba dan beban yang sebenarnya dari tanggung jawab tersebut
ditentukan secara hati-hati.
Untuk menciptakan struktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien,
tanggung jawab dan lingkup dari wewenang untuk setiap individu dari eksekutof
puncak sampai karyawan di tingkat paling rendah harus didefinisikan secara logis
dan jelas. Tidak boleh ada tanggung jawab yang tumpang tindih pada tingkatan
hierarki yang berbeda. Orang yang dibebankan tanggung jawab sebaiknya
diberikan wewenang yang memadai untuk pekerjaan yang diharapkan. Tanggung
jawab sebaiknya tidak dibagi dua atau lebih individu, karena pembagian
tanggungjawab sering kali menimbulkan kesalah pahaman, kebingungan,
duplikasi usaha, atau pengabaian kinerja. Hal tersebut juga menyulitkan atasan
dalam menentukan pihak yang bersalah jika terjadi kesalahan.
4. Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Pusat-pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka
kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Kinerja
manajer dalam kerangka kerja akuntansi pertanggungjawaban disamakan
dengan kemampuan mereka untuk mengelola faktor-faktor operasional tertentu
yang dapat dikendalikan. Sistem tersebut tidak mampu mengukur dan
mengevaluasi kinerja secara total, yang selain itu akan memasukkan faktor-
faktor tersebut harus diukur dan dievaluasi dengan cara lain.
Pusat pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi empat kategori. Setiap
kategori mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/ atau biaya
serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggung jawab. Puasat
pertanggung jawaban tersebut dapat berupa pendapatan, pusat biaya, laba, atau
investasi. jumlah dan jenisnya tergantung pada ukuran perusahaan, struktur
organisasi, preferensi manajemen puncak, serta gaya kepemimpinannya.
a. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban di
dalam suatu organisasi yang prestasinya dinilai berdasarkan pendapatan
dan tidak mengontrol biaya serta tingkat investasi. Dalam pusat pendapatan
memiliki fungsi seorang contreller, dimana seorang contreller berfungsi
untuk meningkatkan pendapatan yang diantaranya:
 Merekrut dan seleksi staf penjualan yang baik dari yang terbaik.
 Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada staf penjualan.
 Melakukan motivasi terhadap staf penjualan supaya semangat jual
tinggi.
 Mengembangkan teknik-teknik untuk pengumpulan informasi
tentang prospek pelanggan.
 Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada penjual yang
berhasil mencapai target penjualan.
b. Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan suatu
produk atau memberikan suatu jasa. Manajer yang bertanggung jawab atas
pusat biaya memiliki diskresi dan kendali hanya atas penggunaan sumber
daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya.
Pusat-pusat biaya merupakan bentuk puasat pertanggungjawaban yang
digunakan secara luas. Di perusahaan manufaktur, baik departemen
produksi maupun departemen jasa merupakan contoh dari pusat biaya. Di
perusahaan perdagangan, departemen yang memberikan layanan
pendukung akan masuk dalam kategori contoh-contoh yang umum adalah
departemen pengiriman, departemen penerimaan, departemen kredit dan
departemen pelayanan pelanggan.
Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Pusat biaya teknik/ pusat biaya standar
Merupakan pusat yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan
fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. Manajer pusat biaya
teknik ini akan diukur efisiensi dan efektivitasnya. Efisiensi diukur
dengan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang
sesungguhnya. Kinerja manajer tersebut dikatakan efisien jika nilai
biaya aktual tidak melebihi nilai biaya standar yang telah
ditetapkan.
 Pusat biaya kebijakan
Merupakan pusat biaya yang sebagian besar tidak mempunyai
hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Contohnya unit
administratif dan unit pendukung lainnya (seperti departemen
akuntansi, departemen hukum, departemen hubungan industrial, dan
departemen hubungan masyarakat). Output pusat kebijakan tidak
dapat diukur dengan satuan nilai moneter.
c. Pusat Laba
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang keluaran (output) maupun
masukan (input) diukur dalam satuan moneter, sehingga laba dapat diukur.
Direksi yang dimiliki terhadap biaya meliputi beban dan mengendalikan
biaya. Tanggungjawab mereka lebih luas dibandingkan dengan
tanggungjawab dari pusat pendapatan atau pusat biaya, karena mereka
bertanggungjwab atas fungsi distribusi dan manufaktur. Contoh pusat laba
antara lain; divisi korporat yang memproduksi dan menjual produknya.
d. Pusat Investasi
Merupakan pusat pertanggungjawaban berdasarkan tingkat laba yang
dihasilkan dikaitkan dengan besaran investasi yang ditanamkan. Pusat
investasi mengharuskan manajer dan karyawannya mengontrol pendapatan,
biaya dan tingkat investasi dalam pusat pertanggungjawaban, karena
manajer bertanggung jawab untuk keuntungan subunitnya dan penggunaan
modal atau investasi ke dalam subunitnya yang akan menghasilkan laba.
Jadi pusat investasi dalam suatu organisasi yang mempunyai pengendalian
atas biaya dan pendapatan serta pengendalian atas dana investasi agar
memperoleh laba yang lebih besar.
Investasi dapat diukur berdasarkan penciptaan laba yang dicapai oleh unit
perusahaan sebagai berikut:
 Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva
 Investasi diukur berdasarkan jumlah utang dan modal
 Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri
5. Korelasi dengan Struktur Organisasi
Untuk berfungsi secara memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya
serupa dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan untuk mendesain
struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan bergantung pada pilihan manajemen puncak dan
gaya kepemimpinan. Pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Struktur Vertikal
Dalam struktur ini, organisasi dibagi berdsarkan fungsi-fungsi utama.
Tanggungjawab secara keseluruhan untuk fungsi produksi, penjualan dan
keuangan diberikan kepada wakil direktur yang mendelegasikan tanggung
jawab mereka ke struktur di bawahnya sesuai dengan hierarki. Namun
tanggung jawab akhir setiap fungsi tetap berada di tangan mereka.
b. Struktur horizontal
Jika maksudnya untuk membebankan tanggungjawab atas laba dan
investasi kepada beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk
pendelegasian tanggungjawab adalah paling sesuai. Struktur tersebut dapat
dibagi berdasarkan produk atau area geografis. Setiap wakil direktur
mengendalikan syuatu pusat pendapatan atau pusat biaya fungsional.
Mereka bertanggungjawab atas produksi, penjualan dan pendanaan, atau
dengan kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok
produknya.

Anda mungkin juga menyukai