FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA TAHUN 2022 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi pertanggungjawaban? 2. Bagaimana akuntansi pertanggungjawaban versus akuntansi konvensional itu? 3. Apa yang dimaksud dengan jaringan pertanggungjawaban? 4. Apa saja jenis-jenis pusat pertanggungjawaban? 5. Bagaimana korelasi dengan struktur organisasi? 6. Bagaimana penetapan pertanggungjawaban? 7. Bagaimana perencanaan, akumulasi data dan pelaporan berdasarkan pusat pertanggungjawaban? 8. Bagaimana asumsi keperilakuan dari akuntansi pertanggungjawaban? 9. Bagaimana kesesuaian antara jaringan pertanggungjawaban dan struktur organisasi? 10. Apa saja kapabilitas untuk mendorong kerja sama? 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari akuntansi pertanggungjawaban. 2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pertanggungjawaban versus akuntansi konvesnsional. 3. Untuk mengetahui difinisi dari jaringan pertanggungjawaban. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis pusat pertanggungjawaban. 5. Untuk mengetahui korelasi dengan struktur organisasi. 6. Untuk mengetahui bagaimana penetapan pertanggungjawaban itu. 7. Untuk mengetahui perencanaan, akumulasi data dan pelaporan berdasarkan pusat pertanggungjawaban. 8. Untuk mengetahui asumsi keperilakuan dari akuntansi pertanggungjawaban. 9. Untuk mengetahui kesesuaian antara jaringan pertanggungjawaban dan struktur organisasi. 10. Untuk mengetahui apa saja kapabilitas untuk mendorong kerja sama. BAB II PEMBAHASAN 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organosasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan. Asumsinya bahwa seseorang pada pusat pertanggungjawaban mempunyai pengendalian terhadap seluruh catatan-catatan tersebut. Setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi hanya bertanggungjawab atas pengendalian terhadap pendapatan dan biayanya sendiri secara keseluruhan. Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjwaban adalah memastikan bahwa individu-individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan membagi-bagi suatu perusahaan ke pusat- pusat pertanggungjawaban individual yang memberikan suatu kerangka kerja untuk pengambilan keputusan secara terdesentralisasi dan partisipatif di tingkat perusahaan dalam menetapkan tujuan kinerja. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan komponen yang penting dari sistem pengendalian keseluruhan di suatu perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban ditujukan untuk manusia, peran mereka, serta tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka dan bukan sebagai mekanisme impersonal untuk akumulasi dan pelaporan data secara keseluruhan.
2. Akuntansi Pertanggungjawaban Versus Akuntansi Konvensional
Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan akuntansi konvensional dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan serta diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan hakikat atau fungsinya dan tidak digambarkan sebagai individu- individu yang bertanggungjawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap data tersebut. Oleh karena itu, data akuntansi konvensional mempunyai nilai yang terbatas bagi manajer dalam memantau efisiensi dari aktivitas harian mereka. Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan, akuntansi data dan pelaporna yang sesuai dengan struktur organisasional dan hierarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan. Akuntansi pertanggung jawaban memberikan suatu sentuhan pribadi terhadap mekanisme akumulasi data yang impersonal dalam akuntansi konvensional dengan membahasnya bersama manajer segmen secara langsung, serta dengan menyediakan tujuan dan hasil kinerja aktual atas faktor-faktor operasional kepada siapa para manajer tersebut bertanggungjawab dan mampu melakukan pengendalian. Berbagai data operasional tidak hanya diklasifikasikan, diakumulasikan, dan dilaporkan berdasarkan jenisnya (misalnya pendapatan penjualan bahan baku dan perlengkapan yang dipakai, sewa asuransi, dan lain-lain), tetapi juga berdasarkan individa individu yang telah diberikan. Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan biaya gabungan tanggung jawab atasnya. Ke segmen-segmen yang memperoleh manfaat daripadanya, melainkan inembebankan biaya tersebut kepada individu di segmen yang menginisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut. Misalnya, manajer departemen jasa perbaikan dan pemeliharaan yang bertanggung jawab memelihara peralatan di departemen-departemen lain sebaiknya dianggap bertanggung jawab terhadap biaya yang berkaitan dengan tugasnya itu. Contoh lair.nya adalah gaji dari seseorang yang bekerja separuh waktu sebagai tenaga penjualan dan separuh waktunya lagi sebagai agen pembelian. Akuntansi konvensional akan mengalokasikan gaji iru berdasarkan waktu yang digunakan untuk setiap aktivitas. Sebaliknya, akuntansi pertanggungjawaban akan membebankan total gaji tersebut kepada atasan yang bertanggung jawab atas aktivitas dari orang tersebut. Akuntansi pertanggungjawabar melaporkan baik siapa yang membelanjakan uang tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban menambahkan dimensi manusia pada perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan. Karena biaya dianggarkan dan diakumulasikan sepanjang garis tanggung jawab, laporan yang diterima oleh manajer segmen sangat sesuai untuk evaluasi kinerja dan alokasi penghargaan. Lebih lanjut lagi, orang yang memiliki kineria tersebut tidak akan memandang laporan itu sebagal sesuatu yang tidak adil atau mempertanyakannya berdasarkan praktik alokasi akuntansi yang arbitrer. Akuntansi pertanggungjawaban menimbulkan keradaran terhadap biaya dan pendapatan di seluruh organisasi serta memotivasi manajer segmen untuk berusaha ke arah pencapaian tujuan. Akuntansi pertanggungjawaban mengarahkan perhatian mereka kepada faktor-faktor yang memerlukan perhatian khusus dan bahwa mereka memiliki kekuasaan untuk melakukan perubahan. 3. Jaringan Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seluruh biays, dapat dikendalikan dan masalahnya hanya terletak pada penetapan titik pengendaliannya. Untuk tujuan ini. Struktur organisasi perusahaan dibagi-bagi ke dalam suatu jaringan pusat-pusat pertanggungjawaban secara individual, atau sebagaimana didefinisikan oleh National Association of Accountants, ke dalam unit-unit organisasional yang terlibat daları pelaksanaan suatu fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan. Yatig memiliki seorang kepala yang bertanggung jawab untuk aktivitas dari unit tersebut. Dengan kata lain, setiap unit dari jaringan organisasional ini, atau secara lebih spesifik, individ’s yang bertanggung jawab untuk unit tersebut, bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu fungsi (output) dan untuk menggunakan sumber daya (input) seefisien mungkin dalana melaksanakan fungsi ini. Untuk memastikan jaringan pertanggungjawaban dan akuntabilitas berfungsi dengan mulus, struktur organisasional suatu perusahaan harus dianalisis, selain itu laba dan beban yang sebenarnya dari tanggung jawab tersebut ditentukan secara hati-hati. Untuk menciptakan struktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien, tanggung jawab dan lingkup dari wewenang untuk setiap individu dari eksekutof puncak sampai karyawan di tingkat paling rendah harus didefinisikan secara logis dan jelas. Tidak boleh ada tanggung jawab yang tumpang tindih pada tingkatan hierarki yang berbeda. Orang yang dibebankan tanggung jawab sebaiknya diberikan wewenang yang memadai untuk pekerjaan yang diharapkan. Tanggung jawab sebaiknya tidak dibagi dua atau lebih individu, karena pembagian tanggungjawab sering kali menimbulkan kesalah pahaman, kebingungan, duplikasi usaha, atau pengabaian kinerja. Hal tersebut juga menyulitkan atasan dalam menentukan pihak yang bersalah jika terjadi kesalahan. 4. Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Pusat-pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Kinerja manajer dalam kerangka kerja akuntansi pertanggungjawaban disamakan dengan kemampuan mereka untuk mengelola faktor-faktor operasional tertentu yang dapat dikendalikan. Sistem tersebut tidak mampu mengukur dan mengevaluasi kinerja secara total, yang selain itu akan memasukkan faktor- faktor tersebut harus diukur dan dievaluasi dengan cara lain. Pusat pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi empat kategori. Setiap kategori mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/ atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggung jawab. Puasat pertanggung jawaban tersebut dapat berupa pendapatan, pusat biaya, laba, atau investasi. jumlah dan jenisnya tergantung pada ukuran perusahaan, struktur organisasi, preferensi manajemen puncak, serta gaya kepemimpinannya. a. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban di dalam suatu organisasi yang prestasinya dinilai berdasarkan pendapatan dan tidak mengontrol biaya serta tingkat investasi. Dalam pusat pendapatan memiliki fungsi seorang contreller, dimana seorang contreller berfungsi untuk meningkatkan pendapatan yang diantaranya: Merekrut dan seleksi staf penjualan yang baik dari yang terbaik. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada staf penjualan. Melakukan motivasi terhadap staf penjualan supaya semangat jual tinggi. Mengembangkan teknik-teknik untuk pengumpulan informasi tentang prospek pelanggan. Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada penjual yang berhasil mencapai target penjualan. b. Pusat Biaya Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer yang bertanggung jawab atas pusat biaya memiliki diskresi dan kendali hanya atas penggunaan sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pusat-pusat biaya merupakan bentuk puasat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Di perusahaan manufaktur, baik departemen produksi maupun departemen jasa merupakan contoh dari pusat biaya. Di perusahaan perdagangan, departemen yang memberikan layanan pendukung akan masuk dalam kategori contoh-contoh yang umum adalah departemen pengiriman, departemen penerimaan, departemen kredit dan departemen pelayanan pelanggan. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Pusat biaya teknik/ pusat biaya standar Merupakan pusat yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. Manajer pusat biaya teknik ini akan diukur efisiensi dan efektivitasnya. Efisiensi diukur dengan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya. Kinerja manajer tersebut dikatakan efisien jika nilai biaya aktual tidak melebihi nilai biaya standar yang telah ditetapkan. Pusat biaya kebijakan Merupakan pusat biaya yang sebagian besar tidak mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Contohnya unit administratif dan unit pendukung lainnya (seperti departemen akuntansi, departemen hukum, departemen hubungan industrial, dan departemen hubungan masyarakat). Output pusat kebijakan tidak dapat diukur dengan satuan nilai moneter. c. Pusat Laba Merupakan pusat pertanggungjawaban yang keluaran (output) maupun masukan (input) diukur dalam satuan moneter, sehingga laba dapat diukur. Direksi yang dimiliki terhadap biaya meliputi beban dan mengendalikan biaya. Tanggungjawab mereka lebih luas dibandingkan dengan tanggungjawab dari pusat pendapatan atau pusat biaya, karena mereka bertanggungjwab atas fungsi distribusi dan manufaktur. Contoh pusat laba antara lain; divisi korporat yang memproduksi dan menjual produknya. d. Pusat Investasi Merupakan pusat pertanggungjawaban berdasarkan tingkat laba yang dihasilkan dikaitkan dengan besaran investasi yang ditanamkan. Pusat investasi mengharuskan manajer dan karyawannya mengontrol pendapatan, biaya dan tingkat investasi dalam pusat pertanggungjawaban, karena manajer bertanggung jawab untuk keuntungan subunitnya dan penggunaan modal atau investasi ke dalam subunitnya yang akan menghasilkan laba. Jadi pusat investasi dalam suatu organisasi yang mempunyai pengendalian atas biaya dan pendapatan serta pengendalian atas dana investasi agar memperoleh laba yang lebih besar. Investasi dapat diukur berdasarkan penciptaan laba yang dicapai oleh unit perusahaan sebagai berikut: Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva Investasi diukur berdasarkan jumlah utang dan modal Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri 5. Korelasi dengan Struktur Organisasi Untuk berfungsi secara memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan untuk mendesain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan bergantung pada pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai : a. Struktur Vertikal Dalam struktur ini, organisasi dibagi berdsarkan fungsi-fungsi utama. Tanggungjawab secara keseluruhan untuk fungsi produksi, penjualan dan keuangan diberikan kepada wakil direktur yang mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur di bawahnya sesuai dengan hierarki. Namun tanggung jawab akhir setiap fungsi tetap berada di tangan mereka. b. Struktur horizontal Jika maksudnya untuk membebankan tanggungjawab atas laba dan investasi kepada beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk pendelegasian tanggungjawab adalah paling sesuai. Struktur tersebut dapat dibagi berdasarkan produk atau area geografis. Setiap wakil direktur mengendalikan syuatu pusat pendapatan atau pusat biaya fungsional. Mereka bertanggungjawab atas produksi, penjualan dan pendanaan, atau dengan kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok produknya.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional