Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tika vinola sari Br sembiring.

Npm 198330082

Matkul akutansi keperilakuan

1. Akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang
yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan (Mulyadi, 2004:
218).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban mengelompokkan anggota-


anggota organisasi dalam perusahaan berdasarkan tanggung jawab masing-masing bagian.

2. Akuntansi pertanggungjawaban tidaklah melibatkan deviasi apa pun dari prinsip akuntansi yang
diterima secara umum. Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan akuntansi konvensional dalam
hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan serta diakumulasikan. Dalam
akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan hakikat atau fungsinya dan tidak digambarkan
sebagai individu-individu yang bertanggung jawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap data
tersebut.

Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi dengan cara


menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan, akumulasi data, data pelaporan yang sesuai
dengan struktur organisasional dan hierarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan.

Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan biaya gabungan ke segmen-
segmen yang memperoleh manfaat daripadanya melainkan membebankan biaya tersebut kepada
individu di segmen yang menginisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut.

Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan baik siapa yang membelanjakan uang tersebut maupun apa
yang dibeli oleh uang tersebut. Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban menambahkan dimensi
manusia pada perencanaa, akumulasi data, dan pelaporan. Karena biaya yang dianggarkan dan
diakumulasikan sepanjang garis tanggung jawab, laporan yang diterima oleh manajer segmen sangat
sesuai untuk evaluasi kinerja dan alokasi penghargaan.

3. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas premis bahwa semua biaya dapat dikendalikan dan
masalah yang ada hanyalah menyediakan sebuah batas akhir bagi pengendaliannya. Dengan demikian,
maka struktur organisasi dijabarkan menjadi sebuah jaringan pusat pertanggungjawaban individual atau
unit organisasi yang menjalankan sebuah fungsi.

Untuk memastikan fungsi pertanggungjawaban berjalan lancar, maka struktur organisasi perusahaan
haruslah dianalisa secara hati-hati dan pertanggungjawaban atas pendapatn sebenarnya dan biaya
ditentukan. Untuk menciptakan sturktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien,
pertanggungjawaban dan lingkup kewenangan bagi setiap individu dari semua jenjang manajemen harus
ditentukan dan dijelaskan secara jelas.

4. JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

A. Pusat Biaya

Pusat biaya merupakan wilayah tanggung jawab yang menghasilkan produk atau jasa. Kewajiban dan
pengendalian hanya terbatas pada usaha untuk hal tersebut, sehingga tidak termasuk usaha pemasaran
dan investasi.

B. Pusat Pendapatan

Jika tanggung jawab utama dari manajer segmen adalah untuk menghasilkan pendapatan, maka segmen
tersebut harus diperlakukan sebagai pusat pendapatan. Lingkup tugas manajer hanya sebatas
pengendalian biaya pemasaran langsung dan kinerjanya diukur berdasarkan kemampuannya untuk
mencapai target penjualan yang ditentukan.

C. Pusat Laba

Pusat laba merupakan segmen dimana manajemen mempunyai kendali atas pendapatan dan biaya.
Manajer dievaluasi berdasarkan tingkat efisiensi dalam menghasilkan biaya dan mengendalikan biaya.

D. Pusat Investasi

Manajer dari pusat investasi bertanggungjawab atas investasi pada asset dan juga pada pengendalian
atas pendapatan dan biaya. Mereka diharapkan untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara laba
yang dicapai dengan investasi pada sumber daya.

5. Korelasi dengan Struktur Organisasi

Untuk berfungsi dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa mungkin dengan
struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendesai struktur organisasi dan
dalam membebankan tanggung jawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan tergantung pada
pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai struktur vertical atau horizontal.

a. Struktur Vertikal

Dalam struktur vertical, organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi utama. Tanggungjawab secara
keseluruhan untuk fungsi produksi, penjualan, dan keuangan diberikan kepada wakil direktur, yang
mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur yang dibawahnya sesuai dengan hierarki. Tetapi,
tanggung jawab akhir untuk setiap fungsi tetap berada di tangan mereka.

b. Struktur Horizontal
Jika maksudnya adalah untuk membebankan tanggung jawab atas laba dan investasi kepada beberapa
direktur, maka struktur horizontal untuk pendelegasian tanggung jawab adalah yang paling sesuai.
Struktur tersebut dapat dibagi berdasarkan produk atau area geografis. Masing-masing wakil direktur
mengendalikan suatu pusat laba atau investasi daripada pusat pendapatan atau biaya pusat fungsional.
Mereka bertanggung jawab atas produksi, penjualan, dan pendanaan atau dengan kata lain atas seluruh
bidang fungsional dalam area atau kelompok produknya.

Pemilihan Struktur

Tidak satupun struktur tersebut di atas yang lebih superior. Efisiensi penggunaannya bergantung pada
berbagai factor lingkungan. Pada perusahaan kecil, presiden direktur mungkin memilih untuk tetap
mengendalikan seluruh aktivitas dan hanya mendelegasiakan wewenang dan tanggung jawab secara
parsial berdasarkan fungsi. Perusahaan yang menghasilkan dan menjual beberapa produk yang sangat
terdiferensiasi mungkin menggunakan struktur horizontal.

Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat pertanggungjawaban, yang pada
gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka bagi arus data dan kebutuhan pelaporan.

6. Menetapkan Pertanggungjawaban

Bertanggung jawab terhadap sesuatu membuat seseorang merasa kompoten dan penting. hal tersebut
mengimplikasikan wewenang pengambilan keputusan dan dapat memotivasi mereka untuk
memperbaiki kinerjanya. Tanggung jawab adalah pemenuhan dari suatu pekerjaan. Tanpa hal tersebut,
moral akan menderita.

Faktor yang paling penting dalam menggambarkan pertanggungjawaban adalah masalah tingkat diskresi
dan pengendalian atas sumber daya yang diperlukan guna melaksanakan fungsi atau tugas yang
didelegasikan.

Karena pengendalian dalam suatu lingkungan jarang yang lengkap, “pengaruh signifikan” seringkali
dianggap sebagai mencukupi untuk membebankan tanggung jawab. Pada tahun 1956, komite konsep
dan standar biaya dari American Accounting Association (AAA) menerbitkan beberapa pedoman tetapi
sekaligus memperingatkan bahwa penerapannya harus disertai dengan penilaian dan akal sehat yang
baik. AAA merekomendasikan bahwa:

1. Orang dengan wewenang baik atas akuisisi maupun penggunaan barang dan jasa sebaiknya
dibebankan dengan biaya dari barang dan jasa tersebut.

2. Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakan-tindakannya dapat
dibebankan dengan biaya tersebut.

3. Bahkan orang yang tidak dapat memengaruhi secara signifikan jumlah baiaya melalui tindakan
langsung, dapat dibebankan dengan elemen-elemen untuk mana manajemen ingin agar orang tersebut
memerhatikannya, sehingga ia akan membantu memengaruhi orang lain yang bertanggung jawab.
Penggambaran akhir dari pertanggungjawaban seharusnya seimbang dan diterima oleh semua pihak
yang terlibat. Jika dilakukan secara memadai, maka hal tersebut seharusnya bersifat superior secara
motivasional dibandingkan dengan praktik-praktik umum yang menganggap manajer bertanggung jawab
atas hal-hal yang tidak dapat mereka ubah.

7. Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelopran Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban

Anggaran Pertanggungjawaban

Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban


dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan biaya yang mereka kendalikan. Walaupun
kepala dari pusat pertanggungjawaban tidka memiliki kendali sepenuhnya atas elemen-elemen biaya
tertentu, jika mereka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah biaya yang terjadi, maka
biaya-biaya tersebut bisa dianggap “dapat dikendalikan” pada tingkat mereka dan dapat dibebankan
kepada pusat pertanggungjawaban mereka.

Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari tingkat organisasi atau tingkat jaringan
paling bawah untuk mana anggaran disusun dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi
melalui suatu rantai komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang bertanggung jawab atas
suatu pusat biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi-estimasi anggaran untuk
pos-pos beban yang dapat dikendalikan olehnya. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi-estimasi
tersebut ditinjau, dikoordinasikan, dan dimodifikasi ketika diperlukan, sampai estimasi-estimasi tersebut
akhirnya digabungkan kedalam anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkat manajemen puncak.

8. Asumsi Keperilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan didasarkan pada beberapa
asumsi yang berkenaan dengan operasi dan perilaku manusia, meliputi:a.Manajemen berdasarkan
perkecualian (MBE) adalah mencukupi untuk mengendalikanoperasi secara efektif. b.Manajemen
berdasarkan tujuan (MBO) akan menghasilkan anggaran, biaya standar,tujuan organisasi, dan rencana
praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama.c.Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas
mendekati struktur hierarki organisasi.d.Para manajer dan bawahannya rela menerima
pertanggungjawaban dan akuntabilitasyang dibebankan kepada mereka melalui hierarki
organisasi.e.Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama dan bukan
persaingan.1.Manajemen Berdasarkan PerkecualianManajemen berdasarkan perkecualian
mengasumsikan bahwa untuk mengelola danmengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif,
manajer sebaiknyamengonsentrasikan perhatian mereka pada bidang-bidang di mana hasil aktual
menyimpangsecara substansial dari tujuan yang dianggarkan atau standar. Para pendukung pendekatan
inimengklaim bahwa pendekatan ini menghasilkan penggunaan waktu manajemen yang langkasecara
paling efisien, berkonsentrasi pada perbaikan inefisiensi, dan mendorong tindakanyang diinginkan.
Karakteristik pelaporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban secaraideal adalah sesuai untuk
menarik perhatian manajemen pada bidang-bidang yangmenyimpang dari norma-norma awal yang
telah ditentukan sebelumnya dan mendorongtindakan¬tindakan perbaikan yang segera guna
mendorong atau mengoreksi perilaku.2.Manajemen Berdasarkan TujuanAkuntansi pertanggungjawaban
memfasilitasi manajemen berdasarkan tujuan ataumanajemen berdasarkan pengendalian diri. Hal ini
merupakan suatu pendekatan manajemenyang didesain untuk mengatasi berbagai respons manusia
yang disfungsional yang dipicuoleh usaha untuk mengendalikan operasi menggunakan dominansi.
Orang-orang membenci batasan-batasan biaya. Mereka kurang suka didominasi dan diberitahu apa yang
harus merekalakukan, serta kapan dan bagaimana meiakukannya. Mereka ingin melakukan tugas
dengancara mereka sendiri karena mereka yakin bahwa mereka mampu mengarahkan diri dan
pekerjaan mereka sendiri. Sejarah menunjukkan bahwa banyak dari pencapaian yang palingsignifikan
telah dicapai ketika individu-individu bertindak tanpa dibatasi, dimotivasi, dandibimbing hanya oleh
kemuliaan tujuan dan cita-cita mereka.

9. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban Dan Struktur Organisasi

Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan bahwa pengendalian organisasional ditingkatkan


dengan penciptaan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi
formal.Penerimaan Tanggung Jawab Elemen yang paling penting dalam keberhasilan suatu sistem
akuntansi pertanggungjawaban adalah penerimaan para manajer pusat pertanggungjawaban atas
tanggung jawab yang diberikan sebagai suatu yang seimbang dan kereleaan mereka untuk dimintai
pertanggungjawaban.Kerelaan untuk menerima tanggung jawab bergantung pada bagaimana mereka
memandang diskresi dan pengendalian mereka atas sumber daya manusia dan fisik yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Mereka akan bereaksi ke arah yang semakin
menguntungkan jika budaya organisasi memberikan kepada mereka kebebasan untuk melakukan
kewajiban mereka dengan cara mereka sendiri sepanjang mereka memperoleh hasil yang dikehendaki.
Untuk mendorong penerimaan terhadap tanggung jawab, budaya organisasi seharusnya juga
mengizinkan mereka untuk kadang kala gagal tanpa rasa takutakan menerima hukuman yang segera.
Para manajer seharusnya selalu merasa bebas untuk mengungkapkan pandangan mereka tanpa takut
ditertawakan.

Anda mungkin juga menyukai