Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anita Muhtadina

NIM : 1901036197

Definisi Akuntansi pertanggungjawaban


Hansen (2012:116) mendefinisikan “akuntansi pertanggungjawaban sebagai
suatu sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap
pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka”.

Penetapan Pertanggungjawaban
Berikut adalah beberapa syarat agar bisa menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban, antara lain :
 Struktur Organisasi. Sebuah organisasi telah disusun sedemikian rupa agar setiap
posisi memiliki wewenang dan juga tanggung jawab yang tepat.
 Biaya Anggaran. Tidak hanya struktur organisasi, syarat lainnya yaitu pada biaya
atau anggaran yang telah direncanakan.
 Sistem Akuntansi. Pada sistem akuntansi haruslah dikelompokkan dan
digolongkan untuk pemberian kode sesuai tingkatan pertanggungjawaban dalam
sebuah manajemen.
 Sistem Pelaporan Biaya Pengeluaran. Laporan pertanggungjawaban mengenai
laporan biaya ini akan berbeda pada tiap divisi atau pusat biaya.

Perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan berdasarkan pusat


pertanggungjawaban
 Anggaran Pertanggungjawaban. Proses penyusunan anggaran akan paling
efektif jika dimulai dari tingkat organisasi atau tingkat jaringan paling bawah
untuk mana anggaran disusun dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih
tinggi melalui suatu rantai komando yang berbentuk seperti piramida.
 Akumulasi Data. Jenis akumulasi data ini memberikan kepada manajemen
informasi yang terkait dengan beberapa dimensi dari operasinya.
 Pelaporan Pertanggungjawaban. Produk akhir dari hasil sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah laporan pertanggungjawaban atau laporan kinerja
secara periodik. Laporan-laporan ini merupakan media lewat mana biaya-biaya
dikendalikan, efisiensi manajerial diukur, dan pencapaian tujuan dinilai.
 Asumsi Keperilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban. Perencanaan
pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelopran didasarkan data pada
beberapa asumsi yang berkenaan denga operasi dan perilaku manusia, meliputi :
- Manajemen berdasarkan perkecualian (MBE) adalah mencukupi untuk
mengendalikan operasi secara efektif.
- Manajemen berdasarkan tujuan (MBO) akan menghasilakn anggaran, biaya
standar, tujuan organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui
bersama.
- Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierartki
organisasi.
-  Para manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan
akuntabilitas yang dibebankan kepasda mereka melalui hierarki organisasi.
- Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorog kerjasama dan bukan
persaingan.
 Manajemen Berdasarkan Perkecualian. Manajemen berdasarkan perkecualian
mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan mengendalika aktivitas organisasi
dengan paling efektif, manajer sebaiknya mengonsentrasikan perhatian mereka
pada bidang-bidang dimana hasil akutual menyimpang secara substansial dari
tujuan yang dianggarkan atau standar.
 Manajemen Berdasarkan Tujuan. Akuntansi pertanggungjawaban
memfasilitasi manajemen berdasarkan tujuan atau manajemen berdasarkan
pengendalian diri. Hal ini merupakan suatu pendekatan manajemen yang didesain
untuk mengatasi berbagai respon manusia yang disfungsional yang dipicu oleh
usaha untuk mengendalikan operasi menggunakan dominansi.
 Kesesuaian antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi.
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan bahwa pengendalian
organisasional ditingkatkan dengan penciptaan jaringan pusat
pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal.
 Penerimaan Tanggung Jawab. Elemen yang paling penting dalam keberhasilan
suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah penerimaan para manajer
pusat pertanggungjawaban atas tanggung jawan yang diberikan sebagai suatu
yang seimbang dan kerelaan mereka untuk dimintai pertanggungjawaban.
 Kapabilitas untuk Mendorong Kerja Sama. Akuntansi pertanggungjawaban
meningkatkan kerja sama organisasional dengan menunjukkan kepada manajer
bagaimana aktivitas mereka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa
setiap orang bekerja untuk tujuan bersama.

Akuntansi keperilakukan dari akuntansi pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan dalam
menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi
sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi
pendapatan, serta biaya-biaya. Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban
akuntansi manajemen terhadap pengetahuan umum bahwa masalah-masalah bisnis
dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang
bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut. Salah satu tujuan akuntansi
pertanggungjawaban adalah untuk memastikan bahwa individu-individu pada seluruh
tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Contoh riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban

Adapun perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek


akuntansimanajemen khususnya penganggaran. Namun hal ini terus berkembang dan
bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi dan audit. Dalam
audit, riset akuntansi keperilakuan telah berkembang, tujuan literatur  lebih
difokuskan pada atribut keperilakuan spesifik seperti proses kognitif atau riset
keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis. Sebagai
bidang riset yang sering memberi kontribusi bermakna, riset akuntansi keperilakuan
ini dapat membentukkerangka dasar serta arah riset di masa yang akan datang.
Banyaknya volume riset atas akuntansikeperilakuan dan meningkatnya sifat
spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik akanmemberikan manfaat untuk
beberapa tujuan berikut ini.

 Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru
yang ingin diperkenalkan.
 Membantu dan mengidentifikasi kesenjangan riset.
 Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan,
sehingga para peneliti dapat mempelajarinya selalui subbidang lain.

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungandengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan  proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri
kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset
tersebut dapat digunakan lebih awal. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku
dari nonakuntansi telah banyak dipengaruhifungsi akuntansi dan laporan, antara lain :

 Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.


 Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan,
karakteristik sistem informasi dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
karakteristik dan fungsi audit  terhaap perilaku baik karyawan, manajer, investor,
maupun wajib pajak.
 Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan.  Berbagai riset yang menggunakan
pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuanmengidentifikasi berbagai
variabel kontinjensi yang mempengaruhi rancangan dan penggunaansistem
pengendalian manajemen.

Secara singkat sebagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem


pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut.

 Ketidakpastian. Seperti tugas, rutinitas, repetisi dan faktor-faktor eksternal


lainnya.
 Teknologi dan saling ketergantungan. Seperti proses produksi, produk misscall.
 Industri, perusahaan dan unit variabel. Seperti Kanada masuk ke dalam industry,
radio, radio konsentrasi dan ukuran perusahaan.
 Strategi kompetitif (seperti penggunaan biaya rendah atau unik dikembalikan).
 Faktor-faktor yang dapat dialami. Seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya
nasional, dll.

*Referensi : Internet
http://www.himakaunitri.com/2016/04/aspek-keperilakuan-pada-akuntansi.html
https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-pertanggungjawaban/
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/337/8.%20BAB
%20II.pdf?sequence=8&isAllowed=y#:~:text=Hansen
%20(2012%3A116)%20mendefinisikan,untuk%20mengoperasikan%20pusat
%20pertanggungjawaban%20mereka%E2%80%9D.

Anda mungkin juga menyukai