Anda di halaman 1dari 9

Aspek Keperilakuan Pada Pengendalian Keuangan

Pendahuluan

Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang


namanya analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-
benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang
benar-benar menguasai bidangnya haruslah memiliki keperilakuan atau behavior yang
memang sesuai dan tidak bertentangan dengan hal tersebut.
Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa
dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu
sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi
Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.
Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati
abad ke-21. Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi dengan adanya perkembangan
dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya saja, dalam bulan September 1989,
Campeau Corporation tidak dapat melunasi pembayaran bunga untuk sebagian utangnya.
Campeau telah membeli Federated Departement Store dan Allied Store sebelumnya pada
tahun 1989 dengan menanggung utang sebesar $10 miliar. Campeau mencari tambahan
utang untuk memenuhi pembayaran bunga yang jatuh tempo atas utang yang sudah ada dan
mencoba untuk menjual properti-properti utama, seperti rangkaian toko serba ada,
Bloomingdale, untuk mengurangi pokok pinjaman.
Kegagalan Campeau untuk memenuhi pembayaran bunganya mengejutkan seluruh
pasar obligasi dengan hasil (yield) yang tinggi. Dalam bulan Januari 1990, operasi real estate
Campeau dipisahkan dari operasi toko serba ada risetnya yang dimasukkan dalam
perlindungan kepailitan. Betapa pentingnya sejumlah aspek manajemen keuangan telah
ditekankan oleh sejarah Campeau ini (Weston dan Copeland, 1997). Berkaitan dengan hal
diatas maka kita perlu mempelajari bagaimana memanajemen keuangan dalam aspek
keperilakuan. Terdapat 2 rumusan masalah yang akan kita bahas :
1. Bagaimana sikap atau perilaku seorang manajer keuangan mengatasi kegagalan
dalam pembayaran hutang perusahaan?
2. Apa saja aspek keperilakuan dalam perekayasaan pengendalian keuangan?
Telaah Teori

a. Definisi Pengendalian Keuangan


1) Umpan balik Mekanikal VS Respon Perilaku
Fokus utama dalam pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Aplikasi mekanikal dari
pengandalian seperti termometer yang mengendalikan temperature tubuh, lebih
menekankan pada sifat mekanikal dari pada sifat perilaku.
2) Perluasan Konsep-Konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian dalam akuntansi sering kali bearti hasil dari
informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Ketika sistem
pengandalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan informasi yang akurat
dan andal, fokus sistem pengambilan secara tradisional terletak pada tujuh
faktor berikut :
 Memperkerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya
dengan kompeten dan penuh integritas.
 Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas
dan tanggung jawab.
 Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga
kesesuaian dari suatu transaksidilksanakan dan dapat dievaluasi.
 Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi
telah dicata dengan akurat.
 Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
 Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap
aset tersebut.
 Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain pengendalian internal


mencerminkan pengalaman dari profesi audit. Pengalaman yang tak ternilai
tersebut dapat digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem
pengendalian keuangan melalui perluasan seperangkat tujuan yang dimiliki
guna melalui informasi akuntansi guna mencakup proses admistratif. Perluasan
lingkup keterlibatan akuntan dalam proses administratif tidak dapat disangkal
lagi adalah suatu yang paling penting dalam suatu pengengalian akuntansi.

b. Pengendalian Terpadu
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi
yang saling melengkapi, yaitu sub-sistem formal yang didukung proses
administratif. Untuk dapat diformalkan suatu sub-sistem pengendalian seharusnya
terstruktur dan berkelanjutan, serta didesain dengan suatu proses yang tepat untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Untuk bisa menjadi pengendalian yang
komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup aktivitas
perencanaan, operasional, dan fungsi umpan balik.
1) Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandaidengan istilah perilaku
penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah
dasar dari organisasi dan komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat
menjadi kunci pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis
atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada pengendalian bagi
mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.
2) Operasi
Dalam organisasi yang terstruktur, fungsi-fungsi organisasi menyadari
keberadan dari rencana manajemen walaupun perencanaan tersebut bersifat
tidak formal atau tidak tertulis. Batasan operasi mengacu pada pelaksanaan
aktivitas-aktivitas organisasi, termasuk didalamnya provisi atau jasa pelayanan
dan produksi produk yang sama pentingnya dengan menjagafungsi operasi.
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan
terhadap aktivitas-aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-
rencana manajemen.
3) Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara
rutin dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan.
Evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan
perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan
balik.

4) Interaksi Pengendalian.
Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diindentifikasi
sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh
rancangan sistem pengendalian terpadu. Hubungan ini dapat ditata untuk
menciptakan kumpulan yang besar jika suatu organisasi dapat menghubungkan
sub-subsistem pengendalian dengan baik guna mendukung perencanaan,
operasi dan umpan balik.

c. Faktor-Faktor Kontekstual
Konteks dapat menjadi menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Konteks mengacu
serangkaian karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem
pengendalian yang akan ditetapkan. Proses dalam mengindentifikasikan fakttor-
faktor kontekstual yang penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer,
seperti apakah pendapat seorang manajer lebih penting daripada pendapat
manajer lainnya? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual kritis merupakan
subjek untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh.
1) Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan juga suatu hambatan.
Ukuran dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai
strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan
ekonomi menyebabkan eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ketika ukuran
menjadi suatu yang penting dalam melkukan pembatasan konteks, ukuran juga
banyak dikaitkan dengan variabel-variabel lainya. Kondisi ini menyebabkan
ukuran tidak dapat memisahkan diri menjadi satu varibel saja. Sebagai contoh
stuktur-struktur stabilitas lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
2) Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan
eksogen dapat dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal
menghasikan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan.
Suatu lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam banyak pembahasan
sistem biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Dengan
membadingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar yang ditetapkan, sub
sistem biaya standar menjadi penting untuk di tinjau.
3) Motif Keuntungan
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada
sisi lain, jelas bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan
ukuran-ukuran provitabilitas seringkali tidak dapat diterjemahkan secara
langsung pada konteks nirlaba (non-profit).
Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator-indikator berbasis laba
adalah bahwa indikator indikator tersebut secara statistik akan nampak jelas
bila diringkas. Ringkasan-ringkasan tersebut sering diartikan sebagai suatu
ringkasan atas keseluruhan keberhasilan dari sub-sistem yang kompleks dan
sukar dipahami, dimana sub sistem tersebut meliputi seluruh organisasi. Ketika
motif laba tidak muncul, indikator-indikator lain dari organisasi dan keberhasilan
individu seharusnya didasarkan pada hal yang tersebut diatas.
4) Faktor-Faktor Proses
Telah diketahui bahwa tujuan proses terhadap pengendalian akuntansi dapat
menjadi suatu penentu yang penting dalam desain pengendalian. Beberapa
karakteristik proses organisasi dapat menjadi penting bagi tujuan pengendalian,
sementara karakteristik lainnya mungkin bersifat terbatas dan tidak membuat
perbedaan.
Proses sederhana maupun kompleks dan proses biaya variabel maupun biaya
tetap akan diperlihatkan secara singkat. Proses sederhana adalah salahsatu
yang dapat dikarakteristikkan dengan memahami hubungan sebab akibat
secara baik. Suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai hubungan yang
tidak dapat dipahami dengan baik. Biaya-biaya yang sulit dihindari terjadi pada
unit-unit dalam perusahaan, seperti riset dan pengembangan, pemasaran, dan
administrasi karyawan. Hal ini sering menjadi kesulitan dalan mendesain
inisiatif-inisiatif pengendalianterhadap aplikasi biaya yang tidak bisa dihindari
karena ketidak pastian dalam pengaruh pengendalian.

d. Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
Pengendalian telah didefinisikan sebagai suatu inisiatif karena diyakini bahwa
kemungkinan pencapaian hasil yang diharapkan tinggi. Untuk memperbaiki
kemungkinan keberhasilan, para desainer akan mencari cara untuk
menghubungkan yang dipercaya bersifat nyata dalam lingkungan.
1) Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti
dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi
seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan
apakah suatu hasil itu baik atau buruk. Suatu pengendalian akan berhubungan
dengan hasil atau konsekuensibaik yang tepat maupun tidak. Perilaku pekerja
yang rasional, dapat diprediksi dan logis merupakan konsekuensilogis yang
sering dikaitkan terhadap pengenalan dengan sistem biaya standar. Para
manajer yang berpengalaman seringkali mengantisipasi berbagai output yang
berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami.
2) Relevansi dengan Teori Agensi
Salah satu hal yang sangat berharga dari desntralisasi atau pendelegasian
wewenang dalam pengambilan keputusan adalah jika seorang manajer
mendelegasikan suatu keputusan kepada seorang karyawan, maka karyawan
tersebut dapat mengambil keputusan yang berbeda dengan manajernya. Teori
agensi menyangkut persoalan biaya, dimana suatu pendelegasian dengan
asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi
secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata. Ide-ide mengenai teori agensi
dapat diilustrasikan dengan perjalanan seorang tenaga penjualan yang secara
terus menerus berada jauh dari kantor. Manajer penjualan akan memiliki sedikit
gagasan mengenai tingkat usaha yang dilakukan oleh agen tersebut, oleh
karena itu perjajian kerja dari tenaga penjualan akan didasarkan pada prestasi
penjualan
3) Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan
rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan
pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada
satu atau lebih dilema bisnis. Suatu tantangan yang lebih logis dan lebih
menimbulkan ketegangan adalah ketika manajer tidak tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Banyak organisasi menggunakan konsultan
dari luar atau fungsi audit internalnya sebagai bagian dari pengendalian yang
baru. Dalam jangka panjang akan memelihara lingkungan pengendalian lewat
suatu proses perubahan dan kompensasi.
Pembahasan

1. Bagaimana sikap atau perilaku seorang manajer keuangan mengatasi kegagalan


dalam pembayaran hutang perusahaan?
Manajer keuangan merupakan jabatan yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan, karena sebagai ujung tombak yang berkaitan dengan keuangan. Peran
manajer keuangan dapat beragam, tergantung pada ukuran dan kompleksitas suatu
perusahaan. Sebagai contoh, di perusahaan yang lebih besar, mungkin manajer
keuangan dapat melakukan kegiatan yang terfokus seperti analisis strategi.
Tugas utama manajer keuangan adalah bertanggung jawab untuk membantu
perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan dengan memberi nasihat keuangan
yang sesuai. Adapun tugas dari manajer keuangan yang lainnya adalah sebagai
berikut:
 Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta
meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan
umum keuangan perusahaan.
 Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-
efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan
manajer lainnya.
 Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai
pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
 Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana
perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan
dapat diperdagangkan.

2. Apa saja aktivitas keuangan yang perlu dikendalikan?

Ada beberapa aktivitas keuangan yang perlu dikendalikan


1. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam
perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan perusahaan.
Terdapat dua sumber pendanaan eksternal, yaitu investor ekuitas (pemilik atau
pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman).
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai atau aset atau jasa yang
dikontribusikan kepada perusahaan sebagai penukar saham. Selain dari investor,
perusahaan juga bisa memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis
kreditor, yaitu kreditor utang yang secara langsung meminjamkan uang kepada
perusahaan dan kreditor operasi yang meminjamkan uang kepada perusahaan
sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan utang sering terjadi melalui pinjaman
(loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi.
2. Aktivitas Investasi
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada
sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan finansial. Contoh
investasi adalah pembelian berupa aset keuangan (financial asset) seperti obligasi,
saham dan asuransi, pembelian berupa barang seperti mobil atau properti seperti
rumah atau tanah.
Aktivitas investasi (investing activities) mengacu pada perolehan dan
pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa dan
untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Keputusan investasi melibatkan
beberapa faktor, seperti jenis investasi yang diperlukan (termasuk intensitas
teknologi dan tenaga kerja), jumlah yang dibutuhkan, waktu perolehan, lokasi aset
dan perjanjian kontraktual (beli, sewa dan sewa guna usaha)
3. Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) mencerminkan pelaksanaan rencana
bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas
operasi melibatkan lima komponen, yaitu penelitian dan pengembangan (litbang),
pembelian, produksi, pemasaran dan administrasi. Aktivitas operasi perusahaan
merupakan sumber utama laba perusahaan. Laba mencerminkan kesuksesan
perusahaan dalam membeli dari pasar input dan menjual dalam pasar output.

Kesimpulan

Seorang manajer keuangan sudah seharusnya mampu melakukan pengendalian


terhadap keuangan perusahaan. Selain itu, manajer keuangan juga harus mampu memahami
bahwa dalam pengendalian keuangan harus menerapkan aspek-aspek keperilakuan yang
berhubungan dengan pelaksanaan tanggung jawab terhadap keuangan dan fungsinya. Karena
hal tersebut merupakan kegiatan atau aktivitas yang sangat krusial berhubungan dengan
pelaksanaan tujuan perusahaan kedepannya. Selain itu, manajer keuangan juga harus
menerapkan suatu sistem yang komprehensif atas pengendalian terhadap keuangan dalam
hal perencanaan, operasi dan kegiatan umpan balik organisasi sehingga mampu responsif
terhadap lingkup organisasional.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai