Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Oleh sebab itu, pengendalian keuangan dapat
dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan. Sasaran
perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan dengan menggunakan definisi
pengendalian secara umum. Pada umumnya, pengendalian didefinisikan sebagai suatu inisiatif
yang dipilih yang akan mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang diharapkan. Pada
pengendalian keuangan, hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-peristiwa perilaku dan
aplikasi dari masalah-masalah keuangan.
Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adakah dasar dari organisasi dan
komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan pengendalian, sperti:
1. Bagaimana divisi-divisi diindentifikasi?
2. Apa yang digunakan untuk menyusun pertanggungjawaban
3. Bagaimana departemen-departemen akan distrukturisasi
4. Akuntansi apa yang akan digunakan untuk masalah-masalah transfer atau transaksi antar-
departemen?
Masalah-masalah pokok dari perencanan, sebagaimana disebutkan di atas, dapat menjadi kunci
pengemdakian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlaku logis dapat
menimbulian suatu kerusakan pada pebgendalian bagi mereka yang kurang waspada, ka
rena tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian terhadao implementasi rencana.
Operasi
Dalam organisasi yang terstruktur, fungsi-fungsi organisasi menyadari keberadaan dari
rencana manajemen walaupun perencanan tersebut mungkin bersifat tidak formal atau tidak
tertulis. Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadapa
aktivitas-aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-rencana manajemen. Batas
dari "operasi" mengacu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas orgabisasi.Pengendalian operasi
merukapan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap aktivitas-aktivitas operasi selama
proses implementasi atas rencana-rencana manajemen
Umpan balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informormal yang disusun
dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dari statistik yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Suatu rancangan yang formal dan
sistematis dikumpulkan untuk koleksi dan penyaringan umpan balik. Hal ini membutuhkan
variabel-variabel yang dapat diidentifikasi, ukuran-ukuran yang definitif, dan aktivitas
pengumpulan data. Pengukuran dapat dihasilkan secara internal atau eksternal
Interaksi Pengendalian
Perencanaan , operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diidentifikasi sebagai tiga
aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh rancangan pengendalian terpadu.
Desain dari subsistem perencanaan, baik untuk jangka panjang maupun jangka panjang,
penciptaan dukungan pengendalian bagi operasi, dan keputusan untuk menekankan ukuran-ukuran
umpan balik tertentu guna mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang ada adalah beberapa contoh dari hubungan. Hubungan ini dapat ditata
untuk menciptakan kumpulan yang besar jika suatu organisasi dapat menghubungkan sub-
subsistem pengendalian secara baik guna mendukung perencanaan, operasi,dan fungsi umpan
balik. Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses
perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan balik. Tujuan-
tujuan perencanaan yang berlawanan tidak akan menjadi penting untuk dijadikan prioritas karena
sasaran rencana menekankan pada ukuran-ukuran kinerja secara statistik yang didasarkan pada
uukuran-ukuran umpan balik yang telah ditentukan sebelumnya.