OLEH:
SYAMSINAR
90400117069
AKUNTANSI-B
2020
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, dan
hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Begitupula
shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta
sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit mengalami kesulitan dan
rintangan, namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga
kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian penulis lewat
lembaran ini hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada mereka, teriring doa agar segenap bantuannya dalam urusan penyelesaian
makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir
dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi,
olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Mengambil
Keputusan
2. Aspek Κeρerilakuan Ρada Persyaratan Ρelaροran
C. Tujuan Penulis
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah, aspek
keperilakuan pada pengambilan keputusan dan mengambil keputusan aspek
κeρerilakuan ρada persyaratan ρelaροran kemudian hal apa saja yang
berkaitan dengan konsep tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika definisi atas suatu masalah atau peluang telah selesai, pencarian tindakan
alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya dimulai. Dalam tahapan ini.
sebanyak mungkin alternatif Yang praktis diidentifikasi dan dievaluasi.
Pencarian tersebut sering kali dimulai dengan melihat persamaan masalah yang
terjadi di masa lalu dan tindakan Yang dipilih pada waktu itu. Jika tindakan yang
dipilih berhasil, maka kemungkinan tindakan tersebut akan diulangi. Jika tidak.
pencarian terhadap alternatif tambahan akan diperluas.
Kesuksesan atau kegagalan atas keputusan akhir bergantung pada efisiensi dari
penerapannya. Penerapan tersebut hanya berhasil jika orang-orang Yang
menguasai sumber daya organisasi (misalnya uang orang dan informasi) benar•
benar berkomitmen untuk melaksanakannya. Situasi yang ideal akan terwujud
jika surnber kekuatan itu dikuasai Oleh pendukung dari keputusan yang diambil.
Untuk. menjamin efisiensi penerapannya, umpan balik secara periodik dan
koreksi segera ataş segala kesalahan yang terjadi mutlak diperlukan.
MOTİF KESADARAN
Selain itu, faktor yang berkaitan erat dengan prediksi adalah perbedaan dalam
teori keputusan secara matematis antara kepastian, risiko, dan ketidakpastian.
Kepastian diperoleh ketika semua akibat dari suatu alternatif keputusan diketahui.
Risiko bisa terjadi ketika seseorang menentukan suatu pilihan diri berbagai alternatif
yang ada. Ketidakpastian muncul ketika seseorang tidak bisa menentukan
kemungkinan konsekuensi yang timbul dari tindakan yang dilakukannya. Kepastian
menghasilkan keputusan yang terencana, sementara ketidakpastian biasanya hanya
menghasilkan keputusan yang tidak direncanakan dengan baik.
Model keputusan yang tidak direncanakan secara sederhana. apa pun akan
terlihat baik pada saat itü bagi pengambil keputusan yang langsung memilih
alternatif tersebut.
1. Model Ekonomi
2. Model Sosial
Model ini adalah kebalikan dari model ekonomi yang ekstrem. Model ini
mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah irasional dan
keputusanyang dihasilkan terutama didasarkan pada interaksi sosial. Dalam
hal ini terasa bahwa tekanan dan harapan rekan kerja merupakan kekuatan
utama yang memotivasi. Terdapat empat alasan utama mengapa fenomena ini
terjadi. Fenomena ini disebut eskalasi komitmen yang terjadi karena:
a. Karakteristik proyek. Hal ini mungkin menjadi ahsan utama untuk
keputusan eskalasi. Karakteristik dan tugas atau proyek seperti
keuntungan atau investasi tertunda atau masalah temporer yang mungkin
menyebabkan pengambil keputusan tetap atau meningkatkan komitmen
pada tindakan yang salah.
3. Model Simon
Model ini adalah model yang lebih berguna dan praktis. Model ini
didasarkan pada konsep Simon tentang manusia administratif, yang mana
manusia dipandang sebagai makhluk yang raşional karena mereka memiliki
kemampuan untuk berpikir mengolah informasi. Untuk mempresentasikan
model rasionalitas ekonomi yang lebih realistis. Herbert Simon mengajukan
model alternative la merasa bahwa perilaku pengambilan keputusan
manajemen dapat dideskripsikan sebagai berikut.
RASIONAL TERBATAS
INTUISI
4. Keterbatasan fakta-fakta,
5. Tidak sepenuhnya fakta terkait dengan permasalaham
8. Keterbatasan waktu.
2. Mengernbangkan pengalaman.
3. Belajar.
5. Melatih diri.
IDENTIFIKASI MASALAH
PEMBUATAN PILIHAN
Pondasi dasar yang menjadi modal adalah pengakuan bahwa orang-orang itu
berbeda pada dua dimensi. Pertama, cara mereka berpikir. Ada orang yang memang
logis dan rasional. Mereka mengolah informasi secara berurutan (serial). Sebaliknya,
ada orang yang intuitif dan kreatif. Mereka memahami segala sesuatu secara
keseluruhan. Hal yang perlu dicatat bahwa perbedaan ini melampaui batas-batas
manusiawi umumnya sebagaimana yang digambarkan terkait rasionalitas yang
terbatas. Dimensi yang kedua, toleransi pribadi terhadap ambiguitas. Ada orang yang
mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk menyusun informasi dengan meminimalkan
ambiguitas, sementara yang lain mampu memproses banyak pemikiran pada saat
yang sama.Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi yang rendah
atas ambiguitas dan mencari rasionalitas. Mereka bekerja secara efisien dan logis,
tetapi efisiensi mereka memperhatikan hasil terkait keputusan yang diambil dengan
informasi yang minimal dan dengan beberapa alternatif. Tipe direktifmengambil
keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek. Tipe analitis memiliki
toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitas daripada para pengambil
keputusan yang direktif. Hal ini karena tipe analitis memiliki keinginan mendapatkan
lebih banyak informasi dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif daripada
alternatif yang dianggap lebih benar bagi tipe direktif.
KETERBATASAN ORGANISASI
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan.
Para manajer, misalnya, mengambil keputusan-keputusannya untuk mencerminkan
sistem penilaian kinerja dan pemberian imbalan dengan mematuhi peraturan formal,
dan memenuhi batas waktu yang ditetapkan Organisasi, Keputusan di masa lalü juga
merupakan preseden yang memaksa ataş diambilnya keputusan saat ini.
TEKNİK PARTISIPATIF
d. Perubahan pertama.
e. Ketika batasan sudah dilewati, kita perlu meninjau rencana lain secara
independen atau terpisah.
TEKNİK DELPHI
a. Sebuah kelompok (biasanya terdiri dari para ahli, tetapi dalam kasus ini bukan
para ahli pun mungkin sengaja menggunakannya) dibentuk, tetapi anggota
tidak berinteraksi langsung (tatap muka) satu sama lain. Dengan demikian,
biaya pengeluaran untuk mempertemukan kelompok dapat dikurangi.
d. Pada umpan balik, dilakukan babak lain dari input anonim. Pengulangan
terjadi pada sejumlah waktu yang telah ditetapkan atau şampai umpan balik
gabungan tetap sama, yang berarti setiap orang maşuk dalam posisinya.
b. Umpan balik round-robin dari anggota kelompok yang mencatat setiap ide
dalam frasa pendek padaflip chart atau papan tulis.
c. Pembahasan dari setiap gagasan yang tercatat untuk melakukan klarifikasi dan
evaluasi.
2. Menghindari ketidakpastian
3. Pencarian masalah
4. Pembelajaran organisasi.
MENGHINDARI KETIDAKPASTIAN
PENCARIAN MASALAH
1. Pencarian tersebut dimotivasi oleh adanya masalah atau peluang dan tidak
akan berhenti sampai masalah itu terpecahkan atau peluang tersebut
ditindaklanjuti.
3. setiap pencarian bersifat bias. Bias itu mungkin merupakan hasil dari
pelatihan atau pengalaman khusus dari si pengambil keputusan di bidang-
bidang tertentu dari,organisasi. Bias pencarian juga dapat mencerminkan
interaksi antara harapan dan ekspektasi dari individu-individu yang terlibat.
Pada akhirnya. pencarian tersebut dapat dirusak oleh bias komunikasi yang
mencerminkan konflik yang tidak terselesaikan di suatu bagian dalam
organisasi dan dengan sendirinya memerlukan perhatian segera.
PEMBELAJARAN ORGANISASI
Penting untuk diingat bahwa manusialah dan bukannya organisasi yang dapat
mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang dan mencari sejumlah tindakan
alternatif manusialah yang memilih kriteria pengambilan keputusan, memilih
alternative yang optirnal dan menerapkannya. Lingkungan organisasi di mana
manusia berada bergantung pada jenis masalah pengambilan keputusan atau peluang
yang dihadapi. Masalah pengambilan keputusan berkisar dari yang sederhana sampai
yang rumit.
2. Gaya kognitifnya
3. .Para anggota yang memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda berusaha
menghindari penyimpangan atas apa yang tampaknya menjadi konsensus
kelompok dengan tidak menyatakan kckhawatiran tersebut dan bahkan
meminimalkan pentingnya keraguan mereka.
3. Membagi kelompok tersebut menjadi dua atau lebih sub kelompok dan
meminta mereka untuk melakukan investigasi atas berbagai alternatif secara
terpisah
KESATUAN KELOMPOK
Kesatuan kelompok didefinisikan sebagai tingkatan. yang mana anggota-
anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama
Kelompok dengan tingkat kesatuan yang kuat umumnya lebih efektif dalam situasi
pengambilan keputusan daripada kelompok yang mana terdapat banyak konflik
internal dan kurangnya semangat kerja sama di antara para anggotanya.
Salah satu alasan yang sering kali dikemukakan untuk kinerja yang buruk
adalah tekanan waktu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika seseorang harus
berjuang mernastikan bagaimana individu, kelompok, dan organisasi merespon
tekanan dan bagaimana hal itu memengaruhi akurasi dan efisiensi dari keputusan.
Penemuan, eksperimental dapat dikelompokkan ke dalam dampak tekanan waktu
terhadap proses dan efisiensi kelompok. Waktu berdampak pada akurasi tetapi tidak
pada efisiensi dari pengambilan keputusan. Dapat diamati juga bahwa ada
kesenjangan yang semakin meningkat dalam frekuensi komunikasi di antara anggota
yang paling komunikatif dengan anggota yang paling tidak komunikatif. Dengan kata
lain, dalam situasi tekanan waktu. anggota kelompok yang dominan akan mengambil
alih.
PENGUJIAN INFORMASI
PERTIMBANGAN
Untuk memahami perubahan dalam metode atau istilah akuntansi dan untuk
menyesuaikan aturan pengambilan keputusan yang sesuai dengan hal itu. maka
pengambil keputusan harus menerima informasi mengenai perubahan tersebut atau
memiliki umpan balik secara tidak langsung atas perubahan tersebut.
FIKSASI FUNGSIONAL
SYARAT-SYARAT PELAPORAN
INSENTIF/SANKSI
PENENTUAN WARTU
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan. strategi yang paling murah
adalah untukterus berperilaku seperti biasa melaporkan sejujurnya perilaku tersebut,
dan menunggu respons dari penerima. Jika tidak ada respons maka strategi tersebut
dapat diteruskan umpan balik negatif dari penerima, yang mengindikasikan bahwa
perilaku yang dilaporkan tidak diinginkan. Oleh karena iłu. kemungkinan pelapor
mengubah perilakunya dałam menanggapi persyaratan pelaporan saja bergantung
paling tidak sebagian pada:
PENGARAH PERHATIAN
AKUNTANSI KEUANGAN
AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKUNTANSI SOSIAL
Sedikit saja yang diketahui mengenai dampak dari akuntansi sosial terhadap
pengirim informasi. Terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik. dan
kebanyakan riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari
informasi yang dilaporkan. Oleh karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat
sukarela. maka tidak terdapat dampak apa pun terhadap persyaratan pelaporan,
meskipun masih terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Oleh karena
akuntansi sosial adalah bidang perhatian yang relatif baru dan sering kali mengalami
konflik dengan kriteria kinerja yang sudah lebih mapan, maka terutama adalah sangat
penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan pedoman keperilakuan
dan sanksi untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit. Dilema pelaporan yang
disajikan pada awal bab ini adalah salah satu kasus akuntansi sosial. Polusi dan
keamanan produk adalah bidangsensitif Iainnya dari akuntansi sosial.
AKUNTANSI MANAJEMEN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu masalah yang akan dihadapi dalam suatu organisasi atau sebuah
perusahaan adalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan
sangat mempengaruhi dari operasional organisasi atau perusahaan tersebut.
Keputusan yang diambil secara asal atau tanpa pertimbangan dari informasi
yang akurat atas masalah yang akan diambil keputusannya akan menjadi bias dalam
pengambilan keputusan. Bias yang terjadi dalam suatu pengambilan keputusan
berdampak resiko yang akan dihadapi. Agar tidak terjadinya bias dalam pengambilan
keputusan seorang manajer atau pimpinan harus mengetahui apa saja factor yang
menyebabkan terjadinya bias dalam pengambilan keputusan. Setelah diketahuinya
factor tersebut, diharapkan kepada manajer atau pimpinan akan dapat menghindari
atau meminimalisir terjadinya bias dalam pengambilan keputusan.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA