NIM : 1206305040
No.Absen :7
1
2. Deduktif, pengambilan kesimpulan dari yang bersifat umum menjadi kasus yang
bersifat khusus.
2
dapat diuji kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris serta
teknik analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka
suatu hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan
penganalisaan data.
iii. Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah proses
penelitian, kenapa demikian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam suatu
penelitian akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Kesimpulan itu
berupa natijah hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam
penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan
masalah.
4. ARTI/DEFINISI RISET
Riset berasal dari bahasa Inggris, research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary
of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk
memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Dan berikut beberapa pendapat
mengenai definisi riset :
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969)
Riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan
mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji
(diverifikasi) oleh peneliti lain.
Keputusan SA-ITB no.032/sk/k01-SA/2002
Penelitian (Riset) adalah kegiatan eksplorasi untuk menggali ilmu dan pengetahuan
baru yang dilakukan menurut kaidah dan metodologi yang absah untuk memperoleh
informasi, teori, model melalui eksperimen, ekspedisi, proses penemuan (discovery
& invention)
Hopkins WG (2002)
Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pertanyaan serta menjawab sebuah
pertanyaan atau memecahkan masalah. Hopkins didalam definisi diatas
memberikan key word mengenai apa yang dimaksud dengan Riset atau penelitian.
3
Ada dua kunci penting dalam sebuah riset yaitu memunculkan sebuah pertanyaan
(addressing issue) dan bagaimana menjawab dan memecahkan masalah tersebut
(solving problem).
Kesimpulannya secara umum suatu riset dilakukan untuk menjawab pertanyaan , dengan
memberlakukan kriteria sebagai berikut :
1. Dilakukan dengan sebuah kerangka kerja
Kerangka kerja berkaitan dengan disiplin akademik dari pelaku riset dapat
dinyatakan dalam dua kategori paradigma – positivism dan naturalism. Setiap
bidang ilmu memiliki kerangka acuan sendiri dalam melakukan kegiatan riset.
Kerangka kerja dan panduan tahapan itu akan menyediakan para periset, apa yang
akan melibatkan periset dalam risetnya, dari bagaimana riset itu dilaksanakan, dan
tipe macam apa gangguan yang akan mempengaruhi data yang dikumpulkan.
2. Menggunakan prosedur, metoda dan tehnik yang telah teruji dalam hal validitas
dan reabilitas
Konsep validitas dapat di aplikasikan pada setiap aspek dari proses penelitian. Hal
tersebut untuk meyakinkan bahwa di dalam riset prosedur yang benar (correct) telah
digunakan untuk menjawab suatu pertanyaan sebagai titik tolak riset yang
dilakukan. Reliability merujuk pada kualitas dari prosedur pengukuran atau
pengambilan data. Unbiased dan objective memberikan pengertian bahwa setiap
langkah yang diambil serta setiap konklusi yang diambil / ditarik mencerminkan
kemampuan terbaik dari periset tanpa mengikutsertakan tujuan pribadi / golongan
(vested interest) dari peneliti.
3. Dirancang agar tidak kabur (bias) dan objektif
Sedangkan subjectivity adalah bagian integral dari cara berfikir peneliti, yang
terkondisi oleh latar belakang pendidikannya, disiplin ilmunya, filosofinya,
pengalaman serta ketrampilannya, jadi diperlukan keterkaitannya dengan disiplin
ilmu periset terhadap masalah apa yang diriset.
4
5. PENTINGNYA METODELOGI PENELITIAN
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada 3 macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi. Pengembangan berarti
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang
tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi,
contoh : penelitian untuk mencari cara agar nilai rupiah tidak merosot.
5
yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut pendekatan penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif,
yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis,
penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada
obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak
dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada
obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, menginterpretasikan dan mengkonstruksi fenomena dalam situasi sosial yang
diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas
dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat
triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan.
Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data
yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi,
6
tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan
transferability.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://media154.wordpress.com/artikel-internet-desain-dan-web/ilmu-pengetahuan-dan-
pendekatan-ilmiah/
http://hepimakassar.wordpress.com/tag/berpikir-ilmiah/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2166092-pendekatan-ilmiah-dan-non-
ilmiah/#ixzz3CiXWCoa4
Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA
ibnurusdi.wordpress.com/2008/04/06/pengertian-penelitian
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/
omdermanus.wordpress.com/2011/05/09/riset-definisi-ruang-lingkup-karateristiknya/