Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH DAN

PERKEMBANGAN PERBANKAN
SYARIAH GLOBAL DAN DI
INDONESIA
Disusun oleh:
1. Risa Yuliana Mahfiroh (19.0102.0065)
2. Safira Novia Amanda (19.0102.0071)
3. Anisa Firnanda (19.0102.0098)

Akuntansi 19B
Sejarah Singkat Ekonomi, Keuangan Dan
Perbankan Islam Global

Dalam perkembangannya, ekonomi dan keuangan islam
memiliki 2 periode

Periode kebangkitan Periode ekspansi


secara lokal dan dalam perkembangan
2
internasional selanjutnya
Periode kebangkitan
Secara lokal ditandai dengan banyak Lembaga keuangan islam tanpa bunga
bermunculan:
1. Malaysia (Lembaga tabungan haji resmi beroperasi tahun 1963)
2. Pakistan (Berkat Mohammed Ali Jinnah tahun 1948 pengembangan ekonomi islam
dinyatakan secara tegas pada sambutan pembukaan bank sentral di Pakistan pada 1 juli 1948)
3. Mesir (Tahun 1963 berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank)
Secara internasional ditandai dengan:
Perkembangan perbankan syariah secara internasional dimulai dengan adanya sidang menteri
luar negeri yang diselenggarakan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi,
Pakistan pada Desember 1970. Pada sidang itu delegasi mesir mengajukan proposal pendirian
bank islam internasional dan mendapatkan respon positif dari 18 delegasi negara muslim

3
Periode ekspansi
⬗ Perkembangan industry keuangan islam dunia telah dimulai sejak
tahun 1970-1980. Periode ini juga dikenal sebagai periode
kebangkitan, Lembaga keuangan Syariah semakin beragam mulai
dari perbankan, asuransi, sampai pasar modal.
⬗ Pada rentang tahun 2000-2001 pangsa pasar usahanya
berkembang menjadi Lembaga investasi, aset manajemen,
broker,dan pasar modal.

4
Ekonomi islam tidak hanya dipraktikan di negara dengan populasi
mayoritas muslim, tetapi juga negara di mana populasi muslim
menjadi minoritas. Terdapat 2 alasan mengapa ekonomi islam dilirik
di negara non muslim:

1. prospek yang cerah dari ekonomi islam ketika pertumbuhan


populasi muslim demikian tinggi dan kesejahteraan kalangan muslim
meningkat, tentunya merupakan pasar yang menggiurkan.
2. system ekonomi yang bertumpu pada keadilan dan transparansi
lebih bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dunia secara merata.
5
Milestones perkembangan perbankan Syariah
di indonesia
Sejarah ekonomi dan keuangan Syariah di Indonesia sudah mulai berkembang sejak adanya
pandangan mengenai hukum bunga bank yang dikemukakan oleh para ulama atau sarjana
islam, musyawarah organisasi keislaman, dan dukungan pemerintah serta bank Indonesia.

Ulama atau sarjana islam Organisasi Keislaman


Ulama atau sarjana islam yang memberikan Tidak hanya para ulama dan sarjana islam yang
pandangan mengenai hukum bunga bank antara mengemukakan pandangannya mengenai hukum
lain: bunga, namun pandangan mengenai hukum bunga
- H.A. Halim Hasan juga banyak dikemukakan oleh organisasi-
organisasi islam seperti NU dan Muhammadiyah
- Carni Hamid
- Moh. Hatta
- Abdullah Ahmad
- A. Hassan
6
Dukungan pemerintah serta bank Indonesia
Sistem keuangan dan ekonomi Syariah yang lebih dulu berkembang di
masyarakat pada dasarnya dilatarbelakangi oleh kebutuhuan industry perbankan
Syariah.
1. Tahun 1992 pemerintah memasukkan UU No.7 tahun 1992
2. Tahun 1998 dikeluarkan UU No.10 tahun 1998
3. Tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tahun 1999

7
Hukum Ekonomi Islam Sebagai Alternatif
Pada era globalisasi, umat islam harus mampu bertahan dengan tetap berpedoman pada
nilai nilai syariah. Tapi Di dalam kehidupan nyata khususnya di bidang ekonomi umat islam
sulit untuk keluar dari sistem ekonomi ribawi yang basisnya pada bunga. Salah satu
permasalahan ekonomi yang menjadi perhatian islam yaitu tentang hak miliki. Hak milik dalam
hukum positif ( KUHPERDATA ) diartikan sebagai hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan
sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang undang yang ditetapkan dan tidak
mengganggu hak hak orang lain.
Islam membagi kegiatan manusia secara garis besar menjadi dua macam yaitu kegiatan
ibadah dan muamalah. Kaitannya pada hak milik yaitu mengenai keberadaan uang yang
berperan sebagai alat tukar yang sah menurut hukum. Kaidah islam yang menempatkan uang
sebagai alat tukar dan alat pembayaran ini menyebabkan dilarangnya perolehan pendapatan
berdasarkan jangka waktu atau membungakan uang, hal ini termasuk Riba. Riba berpotensi
muncul pada transaksi transaksi keuangan yang dilakukan antar subjek hukum. Sistem ekonomi
islam menghendaki terjadinya transaksi transaksi yang bebas dari riba.

8
Sejarah Perbankan Syariah di dunia internasional

Perkembangan bank syariah secara internasional dimulai dengan adanya siding menteri luar
negeri yang diselenggarakan oleh organisasi konferensi islam di Karachi Pakistan, desember 1970.
Mesir mengajukan sebuah proposal pendirian bank syariah internasional untuk perdagangan dan
pembangunan, serta proposal pendirian federasi bank islam.
Perkembangan perbankan syariah yang telah mendapat momentum sejak 1970an di dunia
internasional, secara umum mengambil dua pola, yang pertama mendirikan bank syariah dengan
berdampingan dengan bank konvensional., seperti yang terjadi di mesir, Malaysia, arab Saudi,
yordania, Kuwait, Bahrain, Bangladesh, dan Indonesia. Dan yang kedua merestrukturisasi sistem
perbankan secara keseluruhan sesuai dengan syariah islam, seperti di sudan, iran, dan Pakistan.
Perkembangan berikutnya adalah mulai meningkatnya minat bank bank konvensional barat
untuk membuka layanan syariah melalui Islamic window. Dengan demikian setelah melihat
keunggulan dari sistem perbankan islam dan besarnya prospek pengembangan perbankan islam,
mereka mulai menyediakan jasa keuangan syariah.

9
Sejarah Perbankan Syariah di
Indonesia
Pada awal berdirinya Negara Indonesia, perbankan nya masih pada sistem konvensional atau sistem bunga
bank. Pada tahun 1983 dikeluarkannya paket kebijakan yang berkaitan dengan pemberian keleluasaan
penentuan tingkat suku bunga, termasuk bunga nol persen. Hal ini terus berlangsung sampai dikeluarkannya
paket kebijakan oktober 1988 sebagai kebijakan deregulasi di bidang perbankan yang memperkenankan
berdirinya bank bank baru.
Secara kelembagaan bank syariah pertama kali yang berdiri di Indonesia adalah PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI), kemudian baru menyusul bank bank lain yang membuka jendela syariah dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
Sedangkan secara yuridis di tataran undang undang dimulai pada tahun 1992 dengan diundangkannya
undang undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang memuat ketentuan ketentuan yang secara
eksplisit memperbolehkan pengelolaan bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Dan dipertegas melalui peraturan
pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, kemudian dipertegas lagi
melalui undang undang nomor 10 tahun 1998 yang merupakan amandemen dari undang undang nomor 7
tahun 1992

10
Tinjauan hukum perbankan syariah di Indonesia.
Perbankan yang ada di awal awal kemerdekaan sampai dengan adanya deregulasi
perbankan pada tahun 1988 merupakan bank yang secara keseluruhan dasar
pengelolaannya pada prinsip bunga. Karena banyak tuntutan dari masyarakat yang
menghendaki bebas dari bunga, maka secara hukum telah terakomodasi dalam
undang undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang secara eksplisit telah
membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi
hasil yang kemudian secara rinci dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan
pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
Indonesia dalam kebijakan mengenai perbankan menganut dual banking system,
yang artinya terselenggaranya dua sistem perbankan yang pelaksanaannya diatur
dalam berbagai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Eksistensi perbankan syariah di Indonesia lebih tegas terdapat dalam undang
undang no 10 th 1998 yang merupakan amandemen dari undang undang nomor 7 tahun
1992 tentang perbankan.

11
pendanaan
Bank Syariah melakukan pendanaan dengan menerima berbagai
jenis simpanan dana dari nasabah berupa giro, tabungan dan
deposito atau investasi.

Titipan Pinjaman Bagi Hasil


Simpanan Wadiah Wadiah Qardh Mudharabah Mudharabah
amanah dhamanah mutlaqah muqayyadah
Giro   

tabungan    

deposito  

12
PEMBIAYAAN
Bank Syariah menyalurkan pendanaan
dalam bentuk pembiayaan ke sector riil
dengan tujuan produktif menggunakan
trade-based financing dan investment-based
financing
Selain itu, Bank Syariah dapat
memberikan dana talangan dengan pola
pinjaman

13
Akad yang digunakan dalam
pembiayaan:

Pembiayaan Jual Beli Sewa Bagi Hasil Pinjaman


Trade-based • Murabahah • Ijarah
• Salam • Ijarah MBT
• Istishna

Investment- • Mudharabah
based • Musyarakah

Talangan Qardh
Jasa perbankan
(Fee-based Products)
Bank Syariah juga
Jasa Akad Lain Titipan Bagi Hasil
menyediakan Perbankan
beragam jasa Jasa Keuangan  Wakalah
perbankan seperti  Kafalah
 Hawalah
jasa keuangan, jasa  Rahn
non keuangan  Ujr
 Sharf
serta jasa
keagenan. Jasa Non Wadiah yad
Keuangan Amanah
Jasa Keagenan Mudharabah
Muqayyadah

15
Kegiatan sosial
Dalam bank Syariah terdapat kegiatan social
(maal) dalam mengumpulkan dan menyalurkan
zakat, infak, sedekah, wakaf dan lainnya. Jenis
akad yang digunakan dalam kegiatan social
ialah akad qardh hasan.
Untuk menjalankan kegiatan sosialnya,
bank Syariah dapat mendirikan unit
khusus yang mengelola dana social
seperti Baitul Maal.

16
terimakasih

17

Anda mungkin juga menyukai