Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

"AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN"

Dosen Pengampu : Puji Nurhayati, S.E.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5

1. Mahesti Cahayuni (1803101062)

2. Dian Saputri Rustiningrum (1803101070)

3. Leny Latifatul Hidayati (1803101074)

4. Moh. Tajuddin Azzam Zami (1803101094)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKOMOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadira Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang selalu mengharap
syafaatnya nandi diakhir zaman.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas akuntansi manajemen. Dalam penyusunan
makalah ini kami berusaha untuk memberikan dan mencapai hasil yang semaksimal mungkin
dan sesuai dengan harapan. Walaupun mengalami berbagai kesulitan karrna keterbatasan ilmu
dan juga pengetahuan yang kami miliki.

Oleh sebab itu, kami ingun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
akuntansi manajemen yaitu ibu Puji Nurhayati, S.E.,M.Si. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan dan pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untuk dapat menyempurnakannya dimasa
yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.

Madiun, 15 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Struktur Organisasi

Keterkaitan Struktur Organisasi dan Pelaporan Pertanggungjawaban

Penentuan Pihak yang Mengendalikan Biaya

Tanggung Jawab Terhadap Biaya Overhead

2. Laporan Pertanggungjawaban

Karakteristik Laporan Pertanggungjawaban

Ilustrasi Laporan Pertanggungjawaban

Review Struktur Laporan

3. Analisis Penyimpangan dan Anggaran

Fleksibel

Penyusunan Anggaran Fleksibel

Penyusunan Laporan Penyimpangan

4. Akuntansi Pertanggungjawaban-Pendekatan Alternatif


Perilaku Disfungsional Manajer

Kegunaan Informasi Bagi Manajer

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan teknologi yang semakin
canggih sudah banyak digunakan untuk mendukung semua kegiatan perusahaan untuk
tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya,
maka setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja.
Untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perusahaan
akan mempersiapkan strategi-strategi sebagai arahan didalam mencapai tujuan. Untuk
memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien,
manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan pengendalian.

Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan memperhatikan masalah operasional dengan
anggaran keuangan sebagai pedukung kegiatan dengan melakukan penyususan rencana
aggaran pada waktu yang lebih awal, melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban,
serta laporan anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk dapat
menentukan prestasi pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat


pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan yang mencerminkan rencana dan tindakan
setiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya.Biaya dalam


sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang
untuk mengkonsumsi sumber daya.Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan
dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban
merupakan satu metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk
melakukan pengelolaan biaya.

2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud akuntansi pertanggungjawaban?

Apa yang dimaksud laporan pertanggungjawaban?

Apa yang dimaksud analisis penyimpangan dan anggaran?

Apa yang dimaksud akuntansi pertanggungjawaban-pendekatan alternatif?

3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban

Untuk mengetahui laporan pertanggungjawaban

Untuk mengetahui analisis penyimpangan dan anggaran

Untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban-pendekatan alternatif

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang
ada dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses
akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban
dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan
tanggungjawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat
pertanggungjawaban.

Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai


berikut :

”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”

Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai


berikut : “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan
untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian
dari sistem pengendalian manajemen.

Sedangkan menurut Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan :

“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga
pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang
pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok
yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang
dianggarkan”.

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut :

a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun


berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing tingkat manajemen.

b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk


berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat-pusat


pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara
realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari
penyelesaiannya dengan manajer pusat pertanggungjawabannya.

d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang


berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerjaperiode mendatang, baik untuk
masing-masing pusatpertanggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara
keseluruhan.

Struktur Organisasi

Sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang berdasarkan struktur organisasi perusahaan.


Penyusunan struktur organisasi tergantung pada pendekatan yang digunakan perusahaan
dalam mengelompokkan aktivitas. Aktivitas organisasi dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsi, produk, dan geografis.

Pendekatan fungsional mengelompokkan aktivitas perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi pokok


perusahaan antara lain fungsi produksi, pemasaran, personalia, dan keuangan. Berdasarkan
pendekatan ini, pengendalian dipusatkan pada tingkat direktur.
Pendekatan produk mengelompokkan aktivitas perusahaan berdasarkan produk atas kelompok
produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab fungsional
digabungkan menurut produk atau kelompok produk dan tanggung jawab ditentukan atas
dasar produk. Manfaat utama pendekatan produk adalah koordinasi yang lebih efektif terhadap
semua aktivitas yang terkait denga produk atau kelompok produk tertentu.

Pendekatan geografis disebut juga pendekatan regional. Pendekatan ini mengelompokkan


aktivitas dan menentukan tanggung jawab berdasarkan wilayah geografis. Tanggung jawab
manajer mencakup semua fungsi dan produk dalam wilayah geografis tertentu. Manfaat utama
pengelompokkan ini terletak pada koordinasi yang lebih baik dari semua aktivitas dalan wilayah
geografis tertentu.

Pandangan tradisional yaitu bahwa perusahaan yang ingin memiliki sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang efektif, maka pengorganisasian haris dilakukan dengan cara yang
mendukung adanya pengendalian operasional. Apabila struktur organisasi perusahaan tidak
memiliki karakteristik tersebut, sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat memperbaiki
pengendalian. Berikut ini adalah karakteristik penting organisasi yang mendukung pengendalian
operasional :

A. Tidak terjadi tumpang tindih dalam pembebanan tanggung jawab.


B. Setiap manajer memahami tanggung jawabnya dengan jelas.

C. Individu yang diberi tanggung jawab harus memiliki kewenangan yang memadai.

Keterkaitan Struktur Organisasi dan Pelaporan Pertanggungjawaban

Tingkat pertanggungjawaban harus ditentukan dengan baik dan konsisten untuk semua tingkat.
Tingkat 1 adalah direktur utama yang bertanggung jawab terhadap semua operasi. Tingkat 2
adalah direktur yang masing-masing membawahi sebuah divisi dan bertanggung jawab kepada
direktur utama. Tingkat 3 adalah manajer pabrik yang masing-masing membawahi sebuah
pabrik dalam divisi tertentu dan bertanggung jawab kepada direktur diatasnya. Tingkat 4 kepala
departemen yang masing-masing membawahi satu departemen dalan sebuah pabrik dan
bertanggung jawab kepada manajer pabrik. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
hal tergantung kebutuhan perusahaan. Jika terdapat banyak divisi dan pabrik perlu digunakan
sistem akun yang seragam sehingga klasifikasi biaya suatu unit dapat dibandingkan dengan unit
lainnya.

Pendekatan Fungsional. (Paraga 5.1)


Seperti disajikan para paraga 5.1, semua direktur (tingkat 2) melapor kepada direktir utama
(tingkat 1). Agar memudahkan pemahaman contoh tersebut hanya menggunakan tiga divisi,
yaitu : pemasaran, produksi, dan keuangan. Pada praktik dalam perusahaan, jumlah divisi bisa
lebih banyak tetapi prinsipnya sama. Biaya operasional yang terjadi pada semua divisi
perusahaan termuat dalam laporan yang dibuat oleh direktur utama.

Divisi produksi akan digunakan sebagai contoh laporan tingkat 2. Pada paraga 5.1, jumlah biaya
divisi produksi sama seperti yang disajikan pada laporan tingkat 1. Divisi produksi memiliki tiga
pabrik yang menghasilkan tiga jenis produk berbeda, yaitu produk komersial, produk
konsumen, dan produk militer.

Tingkat berikutnya adalah manajer pabrik (tingkat 3). Pabrik produk konsumen digunakan
sebagai contoh. Seperti yang disajikan para paraga 5.1, pabrik produk konsumen memiliki tiga
departemen, yaitu departemen pengolahan, departemen subperakitan, dan departemen
perakitan.

Tingkat berikutnya adalah kepala departemen (tingkat 4). Sebagai contoh akan digunakan
departemen pengolahan. Disamping laporan ringkas yang dibuat pada berbagai tingkat seperti
yang disajikan diatas, juga akan dibuat laporan biaya untuk setiap unit atau pusat biaya
berdasarkan jenisnya. Berikut ini contoh biaya terkendali pusat biaya 1 (tingkat 5) : (Paraga 5.2
dan Paraga 5.3)
Pendekatan Produk. Dalam pendekatan ini (paraga 5.2), biaya total untuk semua operasi
(tingkat 1) sama seperti sebelumnya, tetapi dengan dasar pengelompokan yang berbeda.
Semua aktivitas perusahaan berhubungan dengan operasi produk kimia, obat dan cat. Divisi
tersebut merupakan divisi dengan biaya terbesar yang disajikan dalam laporan direktur utama
(tingkat 1). Pada laporan direktur (tingkat 2), divisi obat bertanggung jawab terhadap tiga
pabrikyang bertugas menghasilkan berbagai produk tersebut, yaitu pabrik obat medis, obat
farmasi dan obat rumah sakit.

Laporan manajer (tingkat 3), menunjukkan terdapat tiga buah departemen dalam pabrik
farmasi, yaitu departemen pencampuran, departemen pembotolan, dan departemen
pengemasan.

Pendekatan Geografis. Berdasarkan pendekatan ini (Paraga 5.3), biaya total untuk semua
operasi sama seperti biaya total pada pendekatan fungsional dan pendekatan produk, tetapi
tingkat dibawahnya memiliki klasifikasi yang berbeda. Pada pendekatan geografis, struktur
perusahaan di organisasi berdasarkan wilayah geografisnya. Perusahaan yang menghasilkan
produk dengan fisik besar dan biaya angkut dari satu tempat ke tempat lainnya mahal lebih baik
memiliki fasilitas produksi dan pergudangan diwilayah yang sama. Pertimbangan tersebut
bertujuan untuk meminimalkan biaya pengiriman. Oleh karena itu, perusahaan dapat
membentuk divisi barat, tengah, dan timur. Pengaturan semacam ini dapat membuat
pelayanan terhadap pelanggan disetiap wilayah menjadi lebih efisien.

Penentuan Pihak yang Mengendalikan Biaya

Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang efektif harus memisahkan biaya terkendali dengan
biaya tidak terkendali. Menurut pandangan tradisional, asumsi dasar akuntansi
pertanggungjawaban adalah individu yang berwenang mengendalikan aktivitas harus
bertanggung jawab terhadap biaya yang timbul akibat pelaksanaan aktivitas tersebut. Untuk
mencapai tujuan itu, sistem akuntansi harus memfasilitasi pencatatan biaya yang terjadi
menurut unit-unit operasi dalam perushaaan dan mebgidentifikasi biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajer suatu unit operasi. Laporan pertanggungjawaban harus
mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas dan keterkendalian sehingga manajer yang
bertanggung jawab dapat mengidentifikasi dengan cepat aktivitas yang perlu diperhatikan.
Meskipun penelusuran biaya ke unit-unit operasi dalam perusahaan merupakan pekerjaan yang
relatif mudah, tetapi mengidentifikasi biaya yang terkendali oleh manajer unit operasi
merupakan pekerjaan yang sulit. Biaya setiap unsur pengeluaran terdiri atas dua elemen, yaitu
1) harga per unit dan 2) kuantitas unsur yang digunakan. Harga ditentukan oleh kekuatan pasar
sehingga sulit dikendalikan oleh pihak-pihak dalam perusahaan. Seandainya harga hingga
tingkat tertentu dapat dikendalikan, biasanya bukan oleh pihak yang dapat mengendalikan
kuantitas yang digunakan.

Pemisahan pengaruh harga dan kuantitas dimungkinkan, tetapi membutuhkan biaya yang
mahal dan tidak diperlukan dalam situasi harga yang relatif stabil. Meskipun pegaruh harga dan
kuantitas dapat dipisahkan, terkadang sulit dalam menentukan keterkendaliannya.

Apabila suatu biaya dapat ditelusur dan dibebankan langsung ke departemen (atau unit
organisasi lain) dan jumlahnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas departemen, maka biaya
tersebut termasuk biaya yang daoat dikendalikan oleh manajer departemen. Berkebalikan
dengan keterkendalian biaya variabel, penyimpangan biaya tetap umumnya sulit dikendalikan
oleh manajer unit operasi. Jumlah biaya tetap tidak berubah meski terjadi perubahan aktivitas
dalam satu periode. Perbedaan antara jumlah biaya tetap dianggarkan dan yang sesungguhnya
biasanya terjadi akibat perubahan harga yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer unit
operasi.

Keragaman dan sifat saling ketergantungan faktor-faktor penentu biaya menyebabkan biaya
harus dibebankan pada individu manajer berdssarkan pengendalian relatif daripada
pengendalian absolut. Penyebab penyimpangan biaya sesungguhnya hanya dapat ditentukan
jika dilakukan investigasi dan analisis terhadap peristiwa yang terjadidalam satu periode.
Tanggung jawab terhadap penyimpangan biaya hanya dapat ditentukan secara andal setelah
penyebabnya diketahui. Investigasi penyebab penyimpangan memerlukan biaya yang mahal.
Selain itu, manajer juga memiliki banyak tanggung jawab yang penting lainnya. Manajer tidak
hanya bertugas melakukan investigasi penyimpangan biaya. Oleh karena itu, laporan
penyimpangan biaya harus menunjukkan signifikansi penyimpangan agar manajemen dapat
berkonsentrasi pada inefisiensi yang dapat dikoreksi dan memiliki dampak yang besar terhadap
laba masa datang.

BAB III

KESIMPULAN
1. Kesimpulan

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang
ada dalam organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban proses akuntansi yang melaporkan
sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan
yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggungjawabnya atau suatu
sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang berdasarkan struktur organisasi perusahaan.


Penyusunan struktur organisasi tergantung pada pendekatan yang digunakan perusahaan
dalam mengelompokkan aktivitas. Aktivitas organisasi dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsi, produk, dan geografis operasional :

A. Tidak terjadi tumpang tindih dalam pembebanan tanggung jawab.

B. Setiap manajer memahami tanggung jawabnya dengan jelas.

C. Individu yang diberi tanggung jawab harus memiliki kewenangan yang memadai.

http://iskandarxxx92.blogspot.com/2013/11/akuntansi-pertanggungjawaban.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai