Dengan menyebut Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam kita haturkan kepada nabi kita nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari Mata Kuliah Akuntansi Manajemen dengan judul makalah “Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban”.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian informasi akuntansi pertanggungjawaban ?
2. Apa Penggunaan Informasi Akuntansi pertanggungjawaban ?
3. Apa Pusat Pertanggungjawaban sebagai suatu proses ?
4. Apa Tipe pusat pertanggungjawaban ?
5. Apa Pusat pertanggungjawaban Biaya ?
6. Apa Jenis pusat pertanggungjawaban biaya ?
7. Apa Manfaat pusat pertanggungjawaban biaya ?
C. Tujuan
1. Menilai sejauh mana pusat pertanggungjawaban biaya berhasil dalam mengelola
dan mengendalikan biaya operasional. Hal ini mencakup evaluasi terhadap
implementasi sistem pelaporan biaya dan mekanisme pengendalian biaya yang
telah diterapkan.
2. Meneliti bagaimana informasi akuntansi dari pusat pertanggungjawaban biaya
memengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat manajerial. Ini melibatkan
penilaian terhadap keputusan strategis yang diambil berdasarkan analisis biaya
yang disediakan oleh pusat pertanggungjawaban.
3. Mengukur kontribusi pusat pertanggungjawaban biaya terhadap pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan. Ini termasuk analisis terhadap efisiensi operasional,
peningkatan produktivitas, dan dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan.
4. Membandingkan berbagai jenis pusat pertanggungjawaban biaya untuk
mengidentifikasi model yang paling efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor seperti struktur organisasi, ukuran perusahaan, dan industri di
dalamnya juga menjadi pertimbangan.
5. Merumuskan rekomendasi praktis berdasarkan temuan penelitian untuk membantu
organisasi meningkatkan efektivitas dan efisiensi implementasi pusat
pertanggungjawaban biaya. Rekomendasi ini dapat mencakup perbaikan dalam
sistem pelaporan, perubahan dalam struktur organisasi, atau pengembangan
keterampilan manajerial yang diperlukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bahan dari sistem
pengendalian manajemen”.
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat
pertanggungjwaban dan memudahkan pengendalian atas hasil dan biaya yang menjadi
tanggung jawab manajer yang bersangkutan.
4
pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajemennya
bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan – kegiatan tertentu. Sedangkan pusat
pertanggungjawaban menurut Robert N Anthony dan Vijay G (2009:171)
adalah“merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pusat
pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas unit yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh organisasi yang bersangkutan. Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan
masukan yang berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja ataupun jasa-jasa yang akan
diproses dalam pusat pertanggungjawaban. Hasil dari proses tersebut yaitu berupa
keluaran yang terdiri dari produk atau jasa.
5
Hampir semua masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara
kuantitatif, namun tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur
secara kuantitatif.
Empat kemungkinan hubungan masukan dan keluaran pusat pertanggungjawaban:
1) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan nyata (real) dengan
keluarannya.
2) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan artifisial atau semu
dengan keluarannya.
3) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan erat dengan
keluarannya.
4) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan tidak erat dengan
keluarannya.
6
F. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Biaya
Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang jumlah input (beban)-nya
secara tepat dan memadai dapat diestimasikan dengan wajar. Yang sebagian besar
masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya. Karena
hubungan antara masukan dan keluaran yang nyata dan erat ini, maka dapat dihitung
rasio antara masukan dan keluaran yang merupakan efesiensi pusat biaya tehnik.
7
Contoh pusat biaya teknik adalah departemen pemanufakturan (produksi), bagian
penggajian. Dalam pusat beban teknik, efisiensi lebih ditekankan, sehingga output
akan dibandingkan dengan beban standar. Disamping itu pusat beban teknik juga
mempunyai tugas penting, yaitu menjaga mutu dan volume produksi, serta melakukan
pelatihan, pengembangan dan penilaian untuk karyawan. Manajer pusat biaya tehnik
diukur prestasinya atas dasar seberapa jauh dia dapat mempertahankan dan
mengembangkan efesiensinya. Pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Jumlah optimum input yang akan dproduksi untuk satu unit output
Biaya yang terjadi tergantung pada kebijakan manajemen untuk mengeluarkan sesuai
dengan keadaan dan kelayakan. Dengan demikian. pusat biaya yang sebagian besar
biayanya merupakan biaya teknik disebut sebagai biaya teknik dan pusat biaya yang
sebagian besar biayanya merupakan biaya kebijakan disebut pusat biaya kebijakan.
Pada umumnya ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam pengendalian pusat
biaya kebijakan:
9
pengklasifikasian biaya merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun anggaran biaya. Setelah anggaran biaya disusun, kemudian dilaksnakan sesuai
dengan rencana-rencana yang tertuang dalam anggaran. Kemudian pusat pertanggung
jawaban biaya akan dilakukan analisis serta penjelasan penyimpangan yang terjadi.
a. Jenjang terbawah yang diberi laporan pertanggung jawaban biaya adalah tingkat
manajer bagian
b. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggung jawaban biaya yang berisi
rincian realisasi biaya yang dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya.
d. Semakin keatas laporan pertanggung jawaban dilaporkan semakin keras. Isi laporan
pusat pertanggung jawaban biaya disesuaikan dengan tingkat manajemen yang akan
menerimanya. Untuk tingkat manajemen terendah disajikan jenis biaya (menurut
objek pengeluarannya), sedangkan untuk tingkat manajemen diatasnya disajikan total
biaya tiap-tiap pusat biaya yang membawahinya.
Menurut Hansen, Mowen (2006, 258) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip dasar
pelaporan pertanggung jawaban yaitu sebagai berikut:
e. Laporan sebaiknya meliputi komentar dan keterangan serta interpretasi yang baik dari
pembuat laporan
10
Secara umum bentuk laporan pelaksanaan kerja pusat pertanggung jawaban tidak
selalu mematuhi salah satu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku karena laporan tersebut
merupakan bagian laporan intern suatu perusahaan yang tujuannya untuk pengawasan
manajemen dan penilaian kerja manajer pusar pertanggung jawaban biaya. Dengan
demikian laporan-laporan pertanggung jawaban tersebut tergantung pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk masing-masing perusahaan.
c. Perbaikan terhadap program, ada kemungkinan dari hasil analisis dapat diketahui
bahwa suatu program tidak perlu dilanjutkan atau malah sebaliknya perlu diperluas
Dalam laporan biaya harus diketahui terlebih dahulu jumlah yang dikeluarkan (realisasi),
setelah itu dibandingkan dengan anggaran yang direncanakan, jika terjadi selisih
(variance) sebab selisih harus diketahui.
Banyak masalah yang timbul dalam pengukuran biaya sebagai ukuran kinerja,
karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat dikendalikan oleh manajer yang
memiliki wewenang untuk mengendalikan pusat biaya. Menurut Mulyadi (2001, 436)
11
masalah yang timbul dalam pengguna biaya sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya
adalah:
Sebagai contoh, biaya bahan baku yang dikonsumsi berdasarkan formula tertentu
oleh departemen produksi tidak dapat mempengaruhi biaya bahan baku karena
teknologi yang digunakan mengharuskan departemen produksi mengkonsumsi
sejumlah kuantitas tertentu pada setiap produk yang diproduksi. Dengan demikian,
meskipun biaya bahan baku tersebut merupakan biaya variabel, namun bukan biaya
yang terkendalikan bagi manajer departemen produksi.
Biaya tetap selalu menjadi biaya yang tidak terkendali bagi manajer pusat biaya
tertentu. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak bisa tidak harus. dikeluarkan oleh
12
pusat biaya untuk mempertahankan fungsi pusat biaya yang seharusnya. Jika manajer
pusat biaya memiliki wewenang untuk menetapkan besarnya biaya tetap, biaya
tersebiut merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya tersebut. Namun,
jika besarnya biaya tetap dalam suatu pusat biaya ditentukan oleh manajer yang lebih
tinggi (misalnya oleh manajemen puncak), maka biaya tetap tersebut merupakan
biaya tidak terkendalikan bagi manajer pusat biaya tersebut..
Dalam hubungannya dengan pusat biaya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya Langsung merupakan biaya yang
manfaatnya hanya dinikmati oleh pusat biaya tertentu. Biaya langsung merupakan
biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk
mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut. Biaya langsung merupakan biaya
tidak terkendalikan bagi manajer pusat biaya jika pembebanannya ke pusat biaya
tersebut tidak dapat mempengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat biaya
tersebut.
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu pusat biaya. Seringkali dianggap bahwa biaya langsung merupakan biaya
terkendali dan biaya tidak langsung merupakan biaya tidak terkendalikan oleh
manajer pusat biaya. Dalam pengukuran kinerja pusat biaya, biaya langsung maupun
biaya tidak langsung yang diperhitungkan sebagai ukuran kinerja harus berupa biaya
terkendalikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Biaya terkendalikan adalah biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
manajer dengan wewenang yang dimiliki.
Dalam jangka panjang, semua biaya pada dasarnya dapat dikendalikan oleh
manajer tertentu dalam organisasi perusahaan. Biaya kebijakan merupakan biaya
terkendalikan dalam jangka pendek. Namun perlu diketahui bahwa ada beberapa yang
memiliki tingkat terkendalikan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Sebagai contoh adalah biaya bahan baku yang diperoleh dengan kontrak
pembelian jangka panjang (5 tahun misalnya). Kontrak pembelian untuk waktu jangka
panjang tersebut biasanya diselesaikan dengan wewenang manajemen puncak, dan
13
akan mengikat biaya bahan baku untuk jangka waktu lama Dengan demikian biaya
bahan baku yang merupakan unsur biaya bahan baku tidak terkendalikan oleh
manajaer pusat biaya (departemen produksi). Namun sisa bahan baku (waste) dan
produk yang rusak dalam proses produksi (spoilage) merupakan biaya terkendali
dalam jangka pendek bagi manajer pusat biaya.
Jika suatu biaya dibawah wewenang lebih dari satu manajer pusat biaya, timbul
masalah siapa yang mempertanggungjawabkan biaya tersebut. Biaya pemeliharaan
mesin merupakan contoh biaya yang berada dibawah ganda, yaitu manajer
departemen bengkel dan manajer produksi. Dalam pengukuran kinerja manajer
manajer pusat biaya, manajer yang berada dibawah wewenang lebih dari satu manajer
pusat biaya digunakan untuk mengukur kinerja masing-masing manajer pusat biaya
yang terkait. Manajer departemen bengkel bertanggungjawab atas dihasilkannya jasa
bengkel untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Manajer pusat biaya penghasil
bertanghungjawab atas hasilnya jasa dengan biaya minimum, sedangkan manajer
pusat biaya pemakai bertanggungjawab dalam meminimumkan penggunaan jasa pusat
biaya penghasil jasa
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
merupakan suatu pendekatan dalam mengelola kinerja organisasi dengan memberikan
tanggung jawab kepada setiap manajer atas kinerja yang mereka pimpin. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban menjadi instrumen kunci dalam mengukur,
melaporkan, dan mengendalikan kinerja, sehingga dapat memotivasi manajer untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu, dan ada beberapa tipe pusat pertanggungjawaban, termasuk pusat
pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Pusat pertanggungjawaban
biaya, khususnya, fokus pada pengukuran dan pengendalian biaya yang terkait dengan
aktivitas dan hasil produksi.
B. Saran
1. Perusahaan perlu terus meningkatkan penggunaan informasi akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat yang efektif dalam mengukur dan mengendalikan
kinerja. Ini melibatkan pelatihan manajer dalam memahami dan menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
2. Perusahaan perlu memastikan bahwa pusat pertanggungjawaban biaya dioptimalkan
dengan baik. Ini melibatkan pengelolaan biaya secara efisien, identifikasi
penyimpangan dari anggaran, dan pengambilan tindakan korektif yang diperlukan.
3. Pengukuran kinerja pusat biaya harus ditingkatkan dengan mempertimbangkan
masalah seperti perilaku biaya, hubungan biaya dengan pusat biaya, dan jangka waktu
tertentu. Hal ini dapat membantu mendorong tanggung jawab manajerial yang lebih
baik.
4. Proses penyusunan dan pelaporan anggaran biaya perlu diperhatikan dengan cermat.
Laporan yang disusun harus memberikan gambaran yang akurat tentang
penyimpangan dan kinerja pusat pertanggungjawaban biaya, sehingga manajemen
dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai.
15
5. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhi kinerja pusat pertanggungjawaban, seperti perubahan dalam regulasi
industri atau kondisi pasar. Fleksibilitas dalam merespons perubahan eksternal perlu
diintegrasikan ke dalam strategi pertanggungjawaban.
16