Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA

Disusun Oleh Kelompok 1

Aditia Nugraha 20210510058

A'i Nurhayani 20210510069

Dinda Rajma Nurjanah 20210510271

Febriana Sambas 20210510073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KUNINGAN
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam kita haturkan kepada nabi kita nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari Mata Kuliah Akuntansi Manajemen dengan judul makalah “Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kuningan, 09 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

Daftar Isi ...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban ....................................................... 3

B. Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban..................................................... 4

C. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban ............................................................................... 4

D. Pusat Pertanggungjawaban Sebagai Suatu Proses .............................................................. 5

E. Tipe Pusat Pertanggungjawaban ......................................................................................... 6

F. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Biaya ..................................................................... 7

G. Jenis-jenis Pusat Pertanggungajwaban Biaya ..................................................................... 7

H. Penyusunan dan Pelaporan Anggaran Biaya ...................................................................... 9

I. Proses Pengukuran Kinerja Pusat Biaya ........................................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15

B. Saran ................................................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya informasi akuntansi dalam konteks pertanggungjawaban tidak


dapat diabaikan dalam lingkungan bisnis yang kompleks. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban memiliki peranan penting dalam membantu organisasi untuk
mengelola dan mengendalikan kinerja masing-masing bagian atau unit. Konsep pusat
pertanggungjawaban merupakan suatu pendekatan yang strategis dalam proses
manajemen yang memungkinkan manajer atau kepala bagian bertanggung jawab
secara lebih terfokus terhadap kinerja yang mereka pimpin.

Dalam penggunaannya, informasi akuntansi pertanggungjawaban digunakan


untuk menilai kinerja setiap pusat pertanggungjawaban, yang pada gilirannya
membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih baik. Pusat
pertanggungjawaban menjadi suatu proses yang mengarah pada alokasi sumber daya
yang efisien dan optimal. Dengan membagi organisasi menjadi pusat
pertanggungjawaban, manajer dapat dengan jelas melihat kontribusi masing-masing
unit terhadap tujuan keseluruhan perusahaan.

Terdapat beberapa tipe pusat pertanggungjawaban, salah satunya adalah pusat


pertanggungjawaban biaya. Pusat pertanggungjawaban ini fokus pada pengendalian
biaya dan efisiensi operasional. Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban biaya
melibatkan unit bisnis atau departemen yang bertanggung jawab untuk mengelola dan
mengendalikan biaya-biaya yang terkait dengan operasional mereka.

Manfaat dari pusat pertanggungjawaban biaya sangat signifikan, termasuk


pengukuran efisiensi biaya, identifikasi potensi penghematan, dan perencanaan
anggaran yang lebih akurat. Dengan adanya pusat pertanggungjawaban biaya,
perusahaan dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya, meningkatkan kinerja, dan
mengambil keputusan strategis yang lebih tepat. Keseluruhan, informasi akuntansi
pertanggungjawaban, khususnya dalam konteks pusat pertanggungjawaban biaya,
membantu organisasi dalam mencapai tujuan keuangan dan operasionalnya secara
lebih efektif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian informasi akuntansi pertanggungjawaban ?
2. Apa Penggunaan Informasi Akuntansi pertanggungjawaban ?
3. Apa Pusat Pertanggungjawaban sebagai suatu proses ?
4. Apa Tipe pusat pertanggungjawaban ?
5. Apa Pusat pertanggungjawaban Biaya ?
6. Apa Jenis pusat pertanggungjawaban biaya ?
7. Apa Manfaat pusat pertanggungjawaban biaya ?

C. Tujuan
1. Menilai sejauh mana pusat pertanggungjawaban biaya berhasil dalam mengelola
dan mengendalikan biaya operasional. Hal ini mencakup evaluasi terhadap
implementasi sistem pelaporan biaya dan mekanisme pengendalian biaya yang
telah diterapkan.
2. Meneliti bagaimana informasi akuntansi dari pusat pertanggungjawaban biaya
memengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat manajerial. Ini melibatkan
penilaian terhadap keputusan strategis yang diambil berdasarkan analisis biaya
yang disediakan oleh pusat pertanggungjawaban.
3. Mengukur kontribusi pusat pertanggungjawaban biaya terhadap pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan. Ini termasuk analisis terhadap efisiensi operasional,
peningkatan produktivitas, dan dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan.
4. Membandingkan berbagai jenis pusat pertanggungjawaban biaya untuk
mengidentifikasi model yang paling efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor seperti struktur organisasi, ukuran perusahaan, dan industri di
dalamnya juga menjadi pertimbangan.
5. Merumuskan rekomendasi praktis berdasarkan temuan penelitian untuk membantu
organisasi meningkatkan efektivitas dan efisiensi implementasi pusat
pertanggungjawaban biaya. Rekomendasi ini dapat mencakup perbaikan dalam
sistem pelaporan, perubahan dalam struktur organisasi, atau pengembangan
keterampilan manajerial yang diperlukan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang
manajer harus dibebani tanggung jawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja
bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menjadi pedoman departemen
akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur dan melaporkan kinerja sesungguhnya,
kinerja yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam setiap pertanggungjawaban.
Menurut Mulyadi (2001 : 15), “Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan
informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi
tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan manajer dengan manajer
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya”.
Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban telah mengalami
perkembangan, sejalan dengan metode pengendalian biaya yang digunakan dalam
perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi
aktiva, pendapatan, dan biaya, yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggung jawaban tertentu. Akuntansi
pertanggungjawaban menelusuri biaya, pendapatan, laba dan investasi untuk unit-unit
organisasi secara individual. Setiap unit organisasi tersebut merupakan pusat
pertanggungjawaban. Definisi tersebut mengatakan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban mengelompokkan organisasi atas pusat-pusat
pertanggungjawaban, sehingga apabila terjadi penyimpangan atas anggaran, maka
pihak manajemen dapat mencari orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan
yang terjadi.
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen dan Mowen yang
diahlibahasakan oleh Deny Arnos Kwary(2009:229) akuntansi pertanggungjawaban
adalah alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui
empat elemen penting, yaitu: pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja
atau bencmarking, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan memengaruhi perilaku dalam cara tertentu sehingga
seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan dalam cara tertentu bersama.
Sedangkan menurut Samryn (2001:258), “akuntansi pertanggungjawaban merupakan

3
suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bahan dari sistem
pengendalian manajemen”.
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat
pertanggungjwaban dan memudahkan pengendalian atas hasil dan biaya yang menjadi
tanggung jawab manajer yang bersangkutan.

B. Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


Jika informasi akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja,
maka informasi akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi
akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran
tertentu dalam organisasi. Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki
karakteristik semacam itu disebut dengan informasi akuntansi pertanggunjawaban.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Menurut Mulyadi (2001:175), informasi akuntansi pertanggungjawaban yang
berupa informasi yang akan datang bermanfaat untuk:
a) Informasi akuntansi sebagai dasar penyusunan anggaran.
b) Informasi akuntansi sebagai penilaian kinerja manager pusat
pertanggungjawaban.
c) Informasi akuntansi sebagai pemotivasi manager.
d) Informasi akuntansi memungkinkan pengelolaan aktivitas.
e) Informasi akuntansi memungkinkan pemantauan efektivitas program
pengelolaan aktivitas.

C. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan
menjadi keluaran. Menurut Hansen dan Mowen(2009:560) “Pusat

4
pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajemennya
bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan – kegiatan tertentu. Sedangkan pusat
pertanggungjawaban menurut Robert N Anthony dan Vijay G (2009:171)
adalah“merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pusat
pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas unit yang dipimpinnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh organisasi yang bersangkutan. Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan
masukan yang berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja ataupun jasa-jasa yang akan
diproses dalam pusat pertanggungjawaban. Hasil dari proses tersebut yaitu berupa
keluaran yang terdiri dari produk atau jasa.

D. Pusat Pertanggungjawaban Sebagai Suatu Proses


Pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang yang
mengelola masukan (input) menjadi keluaran (output). Input berupa bahan baku,
tenaga kerja, atau berbagai jenis jasa lainnya. Semua bahan masukan diproses dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban. Dalam pemprosesan biasanya diperlukan tambahan
masukan lain berupa modal kerja, peralatan, atau harta lainnya. Sebagai hasil proses
tersebut akan didapat suatu keluaran berupa produk atau jasa yang akan ditransfer
kepusat pertanggungjawaban yang lain atau langsung dijual ke konsumen. Masukan
suatu pusat pertanggungjawaban yang di ukur dalam satuan uang disebut biaya,
sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang berupa produk atau jasa
dan dalam satuan uang yang di sebut pendapatan. Pusat pertanggungjawaban dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:

5
Hampir semua masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara
kuantitatif, namun tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur
secara kuantitatif.
Empat kemungkinan hubungan masukan dan keluaran pusat pertanggungjawaban:
1) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan nyata (real) dengan
keluarannya.
2) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan artifisial atau semu
dengan keluarannya.
3) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan erat dengan
keluarannya.
4) Masukan pusat pertanggungjawaban mempunyai hubungan tidak erat dengan
keluarannya.

E. Tipe Pusat Pertanggungjawaban


Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat
masukan dalam bentuk biaya dan sifat keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun
secara bersama-sama, yaitu sebagai berikut:
1) Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawbaan dalam suatu organisasi
yang kinerja manajerialnya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
2) Pusat Biaya (Cost Center)
Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban atas suatu unit organisasi
dalam suatu organisasi yang kinerja manajernya dinilai atas dasar beban biaya
dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
3) Pusat Laba
Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang
kinerja manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan beban biayanya
dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
4) Pusat Investasi (Investment Centre)
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu oraganisasi
yang kinerja manajernya dinilai atas dasar pendapatan, beban dan sekaligus
investasi (aktiva atau modal) pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

6
F. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur


berdasarkan input yang diukur secara moneter, akan tetapi outputnya tidak diukur. Pusat
biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang dikeluarkan pusat pertanggung jawaban ini. Proses
pengukurannya menggunakan satuan uang. Pusat biaya ini merupakan pusat pertanggung
jawaban yang mengolah masukan dan menghasilkan keluaran. Masukan dalam pusat
biaya dapat berupa bahan, tenaga kerja dan mcam-macam jenis jasa lainnya. Semua
bahan masukan ini kemudian diproses, terkadang ada tambahan masukan lain seperti
modal kerja, peralatan maupun harta lainnya, selanjutnya dari hasil proses ini akan
dihasilkan suatu keluaran.

Pusat pertanggungjawaban biaya adalah konsep dalam akuntansi manajemen


yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur kinerja suatu bagian atau
departemen dalam suatu organisasi. Konsep ini membantu manajemen dalam memahami
bagaimana biaya dialokasikan dan bagaimana setiap pusat pertanggungjawaban
berkontribusi terhadap tujuan keseluruhan perusahaan. Tujuan pusat biaya biasanya
dilihat sebagai bagian organisasi yang membutuhkan pengeluaran untuk mendukung
operasional dan fungsi-fungsi lainnya.

G. Jenis-jenis Pusat Pertanggungajwaban Biaya

Menurut Hansen, Mowen (2007:126) mengemukakan bahwa: "Berdasarkan


karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat biaya dibagi lebih lanjut
menjadi Pusat Biaya Teknik (Enginereed Expense center) dan Pusat Biaya Kebijakan
(Discretionary Expense Center), yaitu:

a. Pusat Biaya Teknik

Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang jumlah input (beban)-nya
secara tepat dan memadai dapat diestimasikan dengan wajar. Yang sebagian besar
masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya. Karena
hubungan antara masukan dan keluaran yang nyata dan erat ini, maka dapat dihitung
rasio antara masukan dan keluaran yang merupakan efesiensi pusat biaya tehnik.

7
Contoh pusat biaya teknik adalah departemen pemanufakturan (produksi), bagian
penggajian. Dalam pusat beban teknik, efisiensi lebih ditekankan, sehingga output
akan dibandingkan dengan beban standar. Disamping itu pusat beban teknik juga
mempunyai tugas penting, yaitu menjaga mutu dan volume produksi, serta melakukan
pelatihan, pengembangan dan penilaian untuk karyawan. Manajer pusat biaya tehnik
diukur prestasinya atas dasar seberapa jauh dia dapat mempertahankan dan
mengembangkan efesiensinya. Pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Input-inputnya dapat diukur secara moneter

• Input-inputnya dapat diukur secara fisik

b. Pusat Biaya Kebijakan

Pusat biaya kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input


(beban)-nya yang diestimasikan tidak tersedia. Oleh karena itu, beban-beban yang
dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen, atas jumlah yang memadai untuk
suatu kondisi.

Contoh pusat biaya kebijakan adalah departemen akuntansi, departemen pemasaran,


departemen personalia, dan departemen hubungan masyarakat. Karena pada
umumnya biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan merupakan biaya
kebijakan, maka pusat pendapatan pada umumnya juga merupakan pusat biaya
kebijakan. Pusat biaya kebijakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Inputnya dapat diukur dengan satuan unit moneter

• Outputnya diukur bukan bentuk fisik (moneter)

• Jumlah optimum input yang akan dproduksi untuk satu unit output

Biaya yang terjadi tergantung pada kebijakan manajemen untuk mengeluarkan sesuai
dengan keadaan dan kelayakan. Dengan demikian. pusat biaya yang sebagian besar
biayanya merupakan biaya teknik disebut sebagai biaya teknik dan pusat biaya yang
sebagian besar biayanya merupakan biaya kebijakan disebut pusat biaya kebijakan.

Pada umumnya ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam pengendalian pusat
biaya kebijakan:

1) Sistem pengendalian manajemen hanya membantu dalam pengendalian biaya


8
2) Perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual bukanlah suatu
tolak ukur efesiensi

3) Sistem pengendalian keuangan mengukur efesiensi dan efektifitas dari sudut


pertanggung jwaban (efesiensi adalah rasio keluaran dibagi masukan atau jumlah
per unit dari keluaran per unit, sedangkan efektifitas adalah hubungan antara suatu
keluaran pusat pertanggung jawaban dan tujuannya)

H. Penyusunan dan Pelaporan Anggaran Biaya

Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai


rencana-rencana yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan penaksiran tentang jumlah
sumber-sumber yang harus dialokasikan pada tiap rencana tersebut. Apabila perencanaan
telah ditetapkan, maka dituangkan dalam bentuk anggaran. Anggaran ini mencakup
rencana yang terperinci, yang mencakup semua jenis dan banyaknya barang/jasa yang
akan dijual, harga jual yang diharapkan dan laba bruto yang diantisipasikan. Semua
tahapan operasi perusahaan harus mencakup didalam anggaran tersebut sehingga suatu
anggaran merupakan perencanaan induk periode yang akan datang.

Menurut Armila Krisna Warindrani (2006, 82) memberikan definisi: "Anggaran


adalah suatu rencana terinci dan dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif,
biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-
sumber suatu ocrganisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun".

Dalam tahap penyusunan anggaran ini, tiap-tiap rencana diterjemahkan kedalam


satuan uang yang sesuai dengan manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
seluruh rencana tersebut. Salah satu bentuk perencanaan yang sangat diperlukan dalam
proses produksi adalah perencanaan biaya. Perencanaan biaya biasanya akan dituangkan
dalam bentuk anggaran biaya. Dalam penyusunan anggaran biaya ini, yang harus
dipertimbangkan adalah pengklasifikasian biaya-biaya. Klasifikasi biaya ini
dimaksudkan untuk menilai kinerja pusat pertanggung jawaban biaya, karena dalam
menilai kinerja manajer ini perlu dibuat perbedaan antara biaya-biaya terkendali dan
biaya-biaya tidak terkendali. Kegagalan melakukan pengklasifikasian biaya-biaya ini
dapat memicu motivasi kerja yang buruk karena manajer-manajer diminta
mempertanggung jawabkan sesuatu yang beda diluar kendalinya. Oleh karena itu

9
pengklasifikasian biaya merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun anggaran biaya. Setelah anggaran biaya disusun, kemudian dilaksnakan sesuai
dengan rencana-rencana yang tertuang dalam anggaran. Kemudian pusat pertanggung
jawaban biaya akan dilakukan analisis serta penjelasan penyimpangan yang terjadi.

Menurut Mulyadi (2005, 353) mengemukakan bahwa pelaporan pusat


pertanggung jawaban biaya disusun dengan dasar sebagai berikut:

a. Jenjang terbawah yang diberi laporan pertanggung jawaban biaya adalah tingkat
manajer bagian

b. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggung jawaban biaya yang berisi
rincian realisasi biaya yang dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya.

c. Manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai biaya pertanggung jawaban


sendiri dari ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer yang
berada dibawah wewenangnya, yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan
anggaran biaya yang disusun oleh masing- masing manajer yang bersangkutan.

d. Semakin keatas laporan pertanggung jawaban dilaporkan semakin keras. Isi laporan
pusat pertanggung jawaban biaya disesuaikan dengan tingkat manajemen yang akan
menerimanya. Untuk tingkat manajemen terendah disajikan jenis biaya (menurut
objek pengeluarannya), sedangkan untuk tingkat manajemen diatasnya disajikan total
biaya tiap-tiap pusat biaya yang membawahinya.

Menurut Hansen, Mowen (2006, 258) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip dasar
pelaporan pertanggung jawaban yaitu sebagai berikut:

a. Konsep pertanggung jawaban harus digunakan

b. Prinsip exeption seharusnya digunakan sebaik-baiknya

c. Angka-angka pelaporan sebaiknya ada perbandingannya

d. Laporan sebaiknya makin ketingkat atas makin berbentuk ringkasan

e. Laporan sebaiknya meliputi komentar dan keterangan serta interpretasi yang baik dari
pembuat laporan

10
Secara umum bentuk laporan pelaksanaan kerja pusat pertanggung jawaban tidak
selalu mematuhi salah satu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku karena laporan tersebut
merupakan bagian laporan intern suatu perusahaan yang tujuannya untuk pengawasan
manajemen dan penilaian kerja manajer pusar pertanggung jawaban biaya. Dengan
demikian laporan-laporan pertanggung jawaban tersebut tergantung pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk masing-masing perusahaan.

Sistem pengawasan manajemen menyampaikan informasi akuntansi maupun non


akuntansi dari dalam perusahaan, sebagian yang lain menggunakan apa yang terjadi diluar
perusahaan. Informasi ini membuat para manajer selalu mengetahui apa yang sedang
berlangsung dan membuat terjadinya koordinasi pelaksanaan kerja. berbagai pusat
pertanggung jawaban biaya. Atas dasar informasi tersebut, para manajer membuat
keputusan-keputusan. Mulyadi (2005, 121) mengemukakan keputusan-keputusan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Perubahan pelaksanaan anggaran, jika manajer yang bertanggung jawab berpendapat


bahwa anggaran benar tetapi pelaksanaannya yang harus dibetulkan

b. Perbaikan terhadap anggaran, jika menurut analisis penyimpangan realisasi dari


anggaran disebabkan karena anggarannya tidak benar

c. Perbaikan terhadap program, ada kemungkinan dari hasil analisis dapat diketahui
bahwa suatu program tidak perlu dilanjutkan atau malah sebaliknya perlu diperluas

d. Perubahan strategi, dengan analisis pelaksanaan anggaran mungkin menyebabkan


perubahan pada strategi pokok.

Dalam laporan biaya harus diketahui terlebih dahulu jumlah yang dikeluarkan (realisasi),
setelah itu dibandingkan dengan anggaran yang direncanakan, jika terjadi selisih
(variance) sebab selisih harus diketahui.

I. Proses Pengukuran Kinerja Pusat Biaya

Banyak masalah yang timbul dalam pengukuran biaya sebagai ukuran kinerja,
karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat dikendalikan oleh manajer yang
memiliki wewenang untuk mengendalikan pusat biaya. Menurut Mulyadi (2001, 436)

11
masalah yang timbul dalam pengguna biaya sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya
adalah:

a. Masalah Perilaku Biaya

Seringkali terdapat kerancuan antara variabilitas dengan terkendalikan atau


tidaknya suatu biaya. Variabilitas biaya merupakan perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan sedangkan terkendalikan atau
tidaknya biaya bersangkutan dengan hubungan biaya dengan wewenang yang
memiliki manajer tertentu. Anggapan bahwa biaya variabel sebagai biaya yang
terkendalikan dan biaya tetap sebagai biaya yang tidak terkendalikan oleh manajer
pusat biaya adalah salah. Menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, perlu
dihubungkan antara biaya tertentu dengan wewenang yang dimiliki wewenang yang
dimiliki manajer pusat biaya atas biaya tersebut. Jika manajer pusat biaya memiliki
wewenang yang memadai untuk dapat secara signifikan mempengaruhi biaya tertentu,
maka biaya tersebut merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya, dan
dapat diperhitungkan dalam penentuan biaya yang terjadi pada ukuran kinerjanya.

Variabilitas biaya yang dihasilkan dari pengaitan biaya dengan perubahan.


volume kegiatan, tidak secara langsung berkaitan dengan wewenang yang memiliki
manajer pusat biaya. Biaya variabel yang terjadi dipusat biaya tertentu kemungkinan
dikendalikan oleh manajemen puncak, seperti biaya kesejahteraan karyawan
(runjangan cuti, tunjangan liburan, tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun) sehingga
bukan merupakan biaya terkendalikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Biaya
variabel kemungkinan ditentukan berdasarkan teknologi yang digunakan oleh
perusahaan dalam proses produk, sehingga manajer pusat biaya tertentu tidak
memiliki wewenang untuk mempengaruhinya.

Sebagai contoh, biaya bahan baku yang dikonsumsi berdasarkan formula tertentu
oleh departemen produksi tidak dapat mempengaruhi biaya bahan baku karena
teknologi yang digunakan mengharuskan departemen produksi mengkonsumsi
sejumlah kuantitas tertentu pada setiap produk yang diproduksi. Dengan demikian,
meskipun biaya bahan baku tersebut merupakan biaya variabel, namun bukan biaya
yang terkendalikan bagi manajer departemen produksi.

Biaya tetap selalu menjadi biaya yang tidak terkendali bagi manajer pusat biaya
tertentu. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak bisa tidak harus. dikeluarkan oleh
12
pusat biaya untuk mempertahankan fungsi pusat biaya yang seharusnya. Jika manajer
pusat biaya memiliki wewenang untuk menetapkan besarnya biaya tetap, biaya
tersebiut merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya tersebut. Namun,
jika besarnya biaya tetap dalam suatu pusat biaya ditentukan oleh manajer yang lebih
tinggi (misalnya oleh manajemen puncak), maka biaya tetap tersebut merupakan
biaya tidak terkendalikan bagi manajer pusat biaya tersebut..

b. Masalah Hubungan Biaya Dengan Pusat Biaya

Dalam hubungannya dengan pusat biaya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya Langsung merupakan biaya yang
manfaatnya hanya dinikmati oleh pusat biaya tertentu. Biaya langsung merupakan
biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk
mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut. Biaya langsung merupakan biaya
tidak terkendalikan bagi manajer pusat biaya jika pembebanannya ke pusat biaya
tersebut tidak dapat mempengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat biaya
tersebut.

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu pusat biaya. Seringkali dianggap bahwa biaya langsung merupakan biaya
terkendali dan biaya tidak langsung merupakan biaya tidak terkendalikan oleh
manajer pusat biaya. Dalam pengukuran kinerja pusat biaya, biaya langsung maupun
biaya tidak langsung yang diperhitungkan sebagai ukuran kinerja harus berupa biaya
terkendalikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Biaya terkendalikan adalah biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
manajer dengan wewenang yang dimiliki.

c. Masalah Jangka Waktu

Dalam jangka panjang, semua biaya pada dasarnya dapat dikendalikan oleh
manajer tertentu dalam organisasi perusahaan. Biaya kebijakan merupakan biaya
terkendalikan dalam jangka pendek. Namun perlu diketahui bahwa ada beberapa yang
memiliki tingkat terkendalikan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Sebagai contoh adalah biaya bahan baku yang diperoleh dengan kontrak
pembelian jangka panjang (5 tahun misalnya). Kontrak pembelian untuk waktu jangka
panjang tersebut biasanya diselesaikan dengan wewenang manajemen puncak, dan

13
akan mengikat biaya bahan baku untuk jangka waktu lama Dengan demikian biaya
bahan baku yang merupakan unsur biaya bahan baku tidak terkendalikan oleh
manajaer pusat biaya (departemen produksi). Namun sisa bahan baku (waste) dan
produk yang rusak dalam proses produksi (spoilage) merupakan biaya terkendali
dalam jangka pendek bagi manajer pusat biaya.

d. Masalah Tanggung Jawab Ganda

Jika suatu biaya dibawah wewenang lebih dari satu manajer pusat biaya, timbul
masalah siapa yang mempertanggungjawabkan biaya tersebut. Biaya pemeliharaan
mesin merupakan contoh biaya yang berada dibawah ganda, yaitu manajer
departemen bengkel dan manajer produksi. Dalam pengukuran kinerja manajer
manajer pusat biaya, manajer yang berada dibawah wewenang lebih dari satu manajer
pusat biaya digunakan untuk mengukur kinerja masing-masing manajer pusat biaya
yang terkait. Manajer departemen bengkel bertanggungjawab atas dihasilkannya jasa
bengkel untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Manajer pusat biaya penghasil
bertanghungjawab atas hasilnya jasa dengan biaya minimum, sedangkan manajer
pusat biaya pemakai bertanggungjawab dalam meminimumkan penggunaan jasa pusat
biaya penghasil jasa

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
merupakan suatu pendekatan dalam mengelola kinerja organisasi dengan memberikan
tanggung jawab kepada setiap manajer atas kinerja yang mereka pimpin. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban menjadi instrumen kunci dalam mengukur,
melaporkan, dan mengendalikan kinerja, sehingga dapat memotivasi manajer untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu, dan ada beberapa tipe pusat pertanggungjawaban, termasuk pusat
pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Pusat pertanggungjawaban
biaya, khususnya, fokus pada pengukuran dan pengendalian biaya yang terkait dengan
aktivitas dan hasil produksi.
B. Saran
1. Perusahaan perlu terus meningkatkan penggunaan informasi akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat yang efektif dalam mengukur dan mengendalikan
kinerja. Ini melibatkan pelatihan manajer dalam memahami dan menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
2. Perusahaan perlu memastikan bahwa pusat pertanggungjawaban biaya dioptimalkan
dengan baik. Ini melibatkan pengelolaan biaya secara efisien, identifikasi
penyimpangan dari anggaran, dan pengambilan tindakan korektif yang diperlukan.
3. Pengukuran kinerja pusat biaya harus ditingkatkan dengan mempertimbangkan
masalah seperti perilaku biaya, hubungan biaya dengan pusat biaya, dan jangka waktu
tertentu. Hal ini dapat membantu mendorong tanggung jawab manajerial yang lebih
baik.
4. Proses penyusunan dan pelaporan anggaran biaya perlu diperhatikan dengan cermat.
Laporan yang disusun harus memberikan gambaran yang akurat tentang
penyimpangan dan kinerja pusat pertanggungjawaban biaya, sehingga manajemen
dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai.

15
5. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhi kinerja pusat pertanggungjawaban, seperti perubahan dalam regulasi
industri atau kondisi pasar. Fleksibilitas dalam merespons perubahan eksternal perlu
diintegrasikan ke dalam strategi pertanggungjawaban.

16

Anda mungkin juga menyukai