(PENGGANTI ABSEN )
Makalah pemasaran ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................1
BAB II PENUTUP.................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN............................................................................................14
3.2 SARAN..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
ii
BAB I
1.1 Pengertian
1. Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut The International Capital Market Association
London
Akuntansi manajemen adalah proses penyajian informasi akuntansi yang dilakukan untuk
membantu pihak manajemen dalam pembuatan kebijakan dan operasional usaha. Singkatnya,
segala jenis kegiatan akuntansi yang memungkinkan manajemen untuk menjalankan bisnis
secara lebih efisien dianggap sebagai akuntansi manajemen.
Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan terletak pada tujuan masing-
masing. Tujuan akuntansi manajemen adalah membantu pihak internal perusahaan untuk
1
mengambil keputusan bisnis yang benar-benar terencana secara baik. Hal ini berbeda dengan
akuntansi keuangan yang bertujuan memproduksi dan menyebarluaskan laporan keuangan resmi
untuk kebutuhan konsumsi publik yang pembuatannya sudah disesuaikan dengan standar
akuntansi yang berlaku.
Akuntansi manajemen hadir sebagai kegiatan yang menghasilkan sumber data penting bagi
perusahaan. Data yang dihasilkan dari sistem tersebut dapat membantu perusahaan dalam
memprediksi pertumbuhan bisnisnya serta membuat para pemilik usaha tahu langkah
pengembangan bisnis seperti apa yang perlu diambil di masa depan.
Setiap tingkat manajemen membutuhkan jenis informasi yang berbeda, yang tentunya perlu
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pihak. Dalam hal ini, akuntansi manajemen dapat
dimanfaatkan untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara semua level manajerial,
baik itu yang ada di tingkat bawah, menengah, maupun level teratas.
Akuntansi manajemen dapat menyajikan data dalam bentuk perbandingan, prediksi, dan rasio
yang terukur. Maka dari itu, keberadaannya sangat dibutuhkan karena semua data yang
disajikan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang akurat untuk memastikan
perencanaan dan pengambilan keputusan dilakukan secara tepat.
Fungsi atau tujuan akuntansi manajemen lainnya adalah membantu perusahaan untuk
merencanakan strategi dan pencapaian bisnisnya seefektif dan seefisien mungkin. Semua itu
2
tentunya hanya bisa dicapai jika perusahaan dapat melakukan penetapan biaya dan pengendalian
anggaran secara tepat sehingga operasional usahanya bisa berjalan sesuai perhitungan.
Tidak hanya terbatas pada data-data keuangan saja, akuntansi manajemen juga membekali
informasinya dengan berbagai survei khusus, catatan teknis, ataupun kompilasi statistik. Hal itu
dilakukan guna memenuhi kebutuhan data yang lebih akurat dan lengkap.
Dalam penerapan akuntansi manajemen, para akuntan tentunya tidak bisa sembarangan saat
menentukan variabel yang hendak dianalisis. Karena itulah, ada beberapa metode yang
diciptakan dalam akuntansi manajemen. Berikut ini tiga metode yang paling umum dipakai
dalam penerapan akuntansi manajemen.
7. Grenzplankostenrechnung
Sering disingkat GPK, ini adalah sebuah metode penetapan biaya yang pertama kali dicetuskan
di Jerman. Dikembangkan pada akhir 1940-an dan 1950-an, metode ini secara khusus dirancang
untuk memberikan penerapan yang lebih konsisten dan akurat tentang bagaimana biaya
manajerial dihitung dan dibebankan ke suatu produk atau layanan. Di sisi lain, metodologi GPK
telah menjadi standar akuntansi biaya yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan Jerman.
Meskipun penerapannya lebih sering dijumpai pada industri dengan proses yang sangat
kompleks, GPK juga dapat diaplikasikan pada bisnis yang tidak begitu kompleks.
8. Akuntansi Biaya
Dikutip dari Gramedia.com, akuntansi biaya adalah suatu metode akuntansi yang dikembangkan
pada awal abad ke-20. Metode ini menggunakan perbandingan antara tenaga kerja dan bahan
yang digunakan dalam proses produksi sebagai acuannya. Namun sayangnya, penerapan metode
ini dinilai sudah usang dan tidak cocok untuk diaplikasikan pada kondisi lingkungan kerja
modern.
3
9. Akuntansi Konsumsi Sumber Daya
Metode berikutnya adalah akuntansi konsumsi sumber daya. Pendekatan akuntansi manajemen
ini bisa dikatakan relatif baru. Terdapat tiga elemen dasar yang membedakan antara metode
akuntansi manajemen ini dengan lainnya. Ketiga elemen tersebut antara lain perilaku biaya
perusahaan, pandangan terhadap sumber daya, dan pemodelan berbasis kuantitas. Jika
dibandingkan dua metode akuntansi manajemen sebelumnya, ini dinilai lebih dinamis,
komprehensif, dan terintegrasi. Metode akuntansi konsumsi sumber daya juga dianggap mampu
menyediakan sumber informasi pendukung keputusan yang lebih akurat bagi pihak manajemen,
yang pada akhirnya bisa digunakan untuk optimasi tujuan bisnis.
Namun tentunya, setiap perusahaan memiliki pilihan metode akuntansi manajemen yang
berbeda yang disesuaikan dengan kondisi dan tujuan bisnis masing-masing. Demikian sekilas
tentang akuntansi manajemen, berbagai tujuan, hingga beberapa jenis metode penerapan dari
proses tersebut. Semoga ulasan ini bisa menjadi referensi untuk lebih mengenal apa itu
akuntansi manajemen serta manfaatnya bagi kemajuan suatu bisnis.
Ketika bicara tentang akuntansi, biasanya ingatan kita akan langsung tertuju dengan setumpuk
laporan keuangan, entah laporan laba rugi, necara, dan sebagainya. Tentu saja itu tidak keliru.
Hanya saja saat membayangkan itu kita sebenarnya tidak merujuk pada akuntansi manajemen,
melainkan akuntansi keuangan.
Yang paling utama adalah penggunanya. Sementara akuntansi manajemen untuk internal seperti
manajemen masing-masing departemen, akuntansi keuangan lebih ditujukan kepada pihak
eksternal seperti investor, kreditur, dan lain-lain.
4
Perbedaan pengguna menghasilkan konsekuensi lain, yaitu perbedaan karakter antara masing-
masing akuntansi. Berikut beberapa pembeda antara akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan, masih mengutip Hariyani (2018):
Orientasi waktu Proyeksi performa perusahaan–atau Berdasarkan data historis alias masa lalu–satu
pelaporan dengan kata lain untuk masa depan laporan keuangan untuk setahun terakhir
Di atas telah disinggung bahwa bentuk konkret dari akuntansi keuangan adalah laporan keuangan
yang dirilis akhir tahun. Maka akuntansi keuangan jelas membahas bagaimana cara menyusun
beragam laporan tersebut dengan baik dan benar–atau dengan kata lain sesuai kaidah akuntansi.
5
Ruang lingkup materi akuntansi biaya antara lain:
1. Activity Base Costing (ABC) dan Activity Base Management (ABM)
Pembebanan dan alokasi biaya tidak langsung dalam menetapkan harga pokok yang adil dan
akurat.Karena pengambilan keputusan tidak akan efektif bila latarbelakang harga pokok suatu
produk tidak diketahui dengan baik.
Fokus ruang lingkup pembahasan materi ini adalah menyangkut terminologi dan klasifikas biaya.
Kemudian mempelajari hubungan biaya dengan pengendalian dan pengambilan keputusan.
Materi-materi yang dibahas dalam bab ini antara lain:
• Identifikasi biaya
• Keputusan untuk membuat sendiri atau membeli
• Keputusan diproses lebih lanjut atau tidak.
Biaya adalah informasi penting bagi akuntansi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian.
Untuk mendapatkan komposisi yang tepat dalam proses perencanaan dan pengendalian laba,
pengelola perusahaan bisa menggunakan berbagai konsep, model dan metode.Misalnya: Model
CVP yang membahas tentang biaya, volume, dan harga.
6
4. Perilaku Biaya dan Analisis Metode Statistik
5. Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga adalah untuk mengurangi ketidakpastian dan digunakan untuk
memudahkan dalam pengambilan keputusan-keputusan perusahaan. Ruang lingkup materi
akuntansi manajemen ini adalah:
• Cara menentukan harga target
• Metode penentuan harga, misalnya dengan cost plus pricing.
• Penetapan harga per waktu dan harga bahan.
• Situasi harga dan faktor yang mempengaruhinya.
6. Budgeting
Budget adalah rencana tertulis tentang aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan oleh perusahaan
elama jangka waktu tertentu.
7
7. Penentuan Transfer Pricing
Ruang lingkup pembahasan materi ini dalam akuntansi manajemen berkisar tentang pertanyaan:
“berapa harga yang akan dibebankan atas perpindahan produk dan jasa dalam satu perusahaan
yang sama?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perusahaan menggunakan metode tertentu,
misalnya transfer pricing menurut harga pasar.
Bisnis membutuhkan akntansi manajemen untuk menangani masalah keuangan dan aktivitas
rutin sehari-hari. Perubahan yang terjadi secara terus menerus secara global, menimbulkan
persoalan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, akuntansi manajemen juga harus memperluas
perspektifnya.
Tentu masing-masing manajer, karena tugas mereka lain, butuh informasi yang berbeda-beda
pula. Contohnya sebagai berikut:
1. Manajer Keuangan :Mereka butuh informasi seperti pendanaan modal, beban biaya,
tingkat pengembalian investasi, rasio keuangan, dan sejenisnya.
2. Manajer produksi : Mereka membutuhkan rincian biaya seluruh proses produksi
seperti beban tenaga kerja, biaya overhead, dan lain-lain.
8
3. Manajer pemasaran : Seperti namanya, yang mereka butuhkan adalah berapa biaya
yang dihabiskan untuk menciptakan produk, kemudian biaya lain seperti ongkos
promosi.
4. Top management : Mereka butuh informasi yang relatif lebih umum dari akuntansi
manajemen seperti ekspansi usaha, diversifikasi produk, atau kebijakan investasi lain.
Top management juga butuh informasi akuntansi berupa pengukuran kinerja perusahaan.
Ini biasa disebut balance scorecard.
Ada banyak sekali contoh penerapan akuntansi manajemen pada masing-masing divisi
perusahaan. Dalam kesempatan ini akan dijelaskan salah satunya, yaitu analisis volume laba.
Analisis volume laba dalam akuntansi manajemen, mengutip Hariyani (2018), memudahkan
menentukan target unit yang harus terjual untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan (alias
tidak rugi, tapi tidak untung juga. Keuntungan = 0).
Ambil contoh seorang pengusaha UMKM yang hendak berjualan pakaian di pasar dadakan yang
biasa digelar pada Minggu pagi. Data yang kita ketahui adalah sebagai berikut: biaya bahan per
unit Rp 20 ribu; upah tukang jahit per satuan Rp 6 ribu; biaya sewa tempat Rp 105 ribu; upah
penjaga stand Rp 5 ribu; dan ia menetapkan harga jual per satuan sebesar Rp 30 ribu.
Rumus akuntansi manajemen untuk analisis volume laba titik impas adalah sebagai berikut:
Biaya tetap dalam kasus tersebut adalah Rp 110 ribu (sewa tempat ditambah upah penjaga atau
karyawan), sementara biaya variabel Rp 26 ribu (ongkos bahan dan tukang jahit per satuan).
Maka persamaannya menjadi seperti ini:
9
Dengan akuntansi manajemen di atas, dapat disimpulkan agar tak rugi si penjual itu harus
mampu menjual baju sebanyak 27,5 (28) potong. Dengan kata lain, ia harus mendapat uang
sebesar Rp 825 ribu (hasil kali 27,5 unit dan Rp 30 ribu). Keuntungan baru akan didapat ketika si
penjual itu menjual lebih banyak dari 28 potong baju.
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah salah satu komponen penting perusahaan dalam
mengetahui laba-rugi yang dihasilkan selama periode waktu tertentu. Menurut laman
Investopedia, Cost of Good Sold (COGS) atau HPP adalah biaya langsung yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Biaya yang dikeluarkan termasuk biaya
bahan dan biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut.
Dalam laporan keuangan suatu perusahaan, Harga Pokok Penjualan bisa ditemukan pada bagian
laporan laba rugi yang menjadi salah satu bagian penting dalam akuntansi.
Karena sebagai penentu laba rugi perusahaan, maka setiap perusahaan berusaha untuk menekan
besaran HPP menjadi sekecil mungkin. Karena semakin besar biaya HPP, maka laba yang
dihasilkan suatu perusahaan akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
Untuk mengetahui besaran Harga Pokok Penjualan yang dikeluarkan, perusahaan harus
mengetahui terlebih dahulu HPP diperoleh dari mana saja. HPP diperoleh dari berbagai biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi barang atau jasa yang diantaranya, yaitu:
Bahan baku
Barang yang dibeli
10
Retur dan potongan pembelian
Biaya pengiriman barang yang dibeli
Diskon perdagangan atau tunai
Biaya pekerja langsung
Biaya penyimpanan,
Biaya yang digunakan dalam produksi, dan
Biaya overhead perusahaan
Nah, ternyata terdapat beberapa biaya yang dikecualikan dalam Harga Pokok Penjualan atau
tidak masuk dalam HPP. Apa saja biaya yang dikecualikan dalam HPP?
Biaya yang dikecualikan dalam HPP adalah seluruh biaya non operasional (biaya belanja modal
dan bunga), biaya umum, biaya penjualan, biaya administrasi (meliputi biaya distribusi barang
ke pelanggan, sewa kantor, dan biaya iklan), biaya akuntansi dan hukum, serta biaya gaji
manajemen.
Selain biaya diatas, ada satu lagi biaya yang tidak kalah penting dan dikecualikan dalam Harga
Pokok Penjualan, yaitu biaya untuk produk yang tidak terjual pada akhir dalam satu periode
tertentu.
Bagaimana cara menentukan HPP? Sebelum dapat menentukan Harga Pokok Penjualan, pemilik
perusahaan harus memahami komponen-komponen HPP. Secara garis besar, komponen HPP
terdiri dari tiga komponen yang akan digunakan dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan yang
di antaranya, yaitu:
Persediaan awal barang masuk dalam komponen HPP biaya yang nantinya akan masuk ke dalam
proses perhitungan HPP. Maksud dari persediaan awal barang adalah dengan mengetahui total
persediaan barang pada awal periode tertentu yang dimiliki perusahaan.
11
Persediaan barang ini berupa stok barang yang tersedia dan akan digunakan untuk proses
produksi. Melakukan perhitungan stok barang di awal dinilai penting untuk menghindari
kekosongan stok.
2. Pembelian Bersih
Komponen kedua yang akan masuk dalam perhitungan HPP adalah pembelian bersih. Pastinya
setiap perusahaan akan terus melakukan pembelian barang dagangan, baik secara tunai maupun
kredit untuk menjaga stok barang dalam keadaan aman.
Dalam komponen HPP perhitungan pembelian bersih, biaya transportasi pembelian barang pun
wajib untuk dimasukkan, karena biaya transportasi pembelian barang juga masuk dalam bagian
pembelian dan akan mempengaruhi besaran nominal pembelian.
Sama halnya juga dengan diskon, potongan, atau retur barang yang telah dibeli juga harus masuk
dalam perhitungan pembelian bersih. Jika terdapat diskon tentunya biaya pembelian akan jauh
lebih murah dan berkurang nominalnya.
Komponen HPP persediaan akhir adalah jumlah stok barang yang tersisa dari proses produksi di
akhir periode waktu tertentu. Untuk mengetahui total persediaan barang akhir dapat dilihat dari
data perusahaan di akhir periode tertentu. Persediaan barang akhir menjadi salah satu komponen
penting lainnya dalam perhitungan HPP.
Setelah kita membahas komponen-komponen dalam perhitungan HPP, selanjutnya kita akan
membahas cara menghitung Harga Pokok Produk. Rumus HPP adalah sebagai berikut:
12
Sebelum menghitung HPP, terlebih dahulu perusahaan harus menghitung total pembelian bersih
dan penjualan awal.
Setelah dua komponen diatas telah terpenuhi, langkah terakhir adalah menghitung HPP.
Rumus cara menghitung HPP sebelumnya sudah tercantum diatas. Dalam menghitung HPP
haruslah dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar terhindar dari segala macam kesalahan yang
berujung fatal, karena laba rugi perusahaan dapat kelihatan dari Harga Pokok Penjualan. Untuk
dapat menghitung Harga Pokok Penjualan yang akurat, neraca lajur perusahaan haruslah akurat
juga.
Selanjutnya untuk lebih memahami seputar HPP, kita akan praktek cara menghitung Harga
Pokok Penjualan dengan contoh kasus perusahaan dagang.
Salah satu perusahaan dagang yang berfokus menjual produk pakaian sedang merangkum
laporan akhir tahunnya dan terdapat data sebagai berikut:
Pembelian= Rp350.000.000
Ongkos angkut pembelian= Rp25.000.000
Retur pembelian= Rp30.000.000
13
Potongan pembelian= Rp15.000.000
Persediaan awal barang tahun 2021= Rp400.000.000
Persediaan akhir barang tahun 2021= Rp500.000.000
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menghitung pembelian bersih, yaitu:
Setelah mengetahui pembelian bersih, selanjutnya adalah menghitung HPP dengan cara sebagai
berikut:
Dengan begitu perusahaan sudah mengetahui Harga Pokok Penjualan yang dihasilkannya sebesar
Rp210.000.000
Menghitung Harga Pokok Produksi memberikan berbagai manfaat untuk perusahaan yang di
antaranya adalah:
Menentukan harga jual produk menjadi salah satu tantangan yang selalu dihadapi
perusahaan. Karena mereka harus menentukan harga jual produk yang pas, baik tidak kemahalan
atau tidak kemurahan. Jika harga produk mahal, tidak ada orang yang tertarik untuk membeli
produk yang ditawarkan. Namun jika harga rendah, perusahaan akan sulit dalam mendapatkan
keuntungan.
14
Dari menghitung HPP, perusahaan akan tahu perkiraan beban pokok penjualan atau banyaknya
barang yang harus dijual untuk dapat menutupi harga pokok produksi, gaji pekerja, dan
pemasaran.
Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan dalam mengukur kesehatan keuangan
perusahaan dengan mengetahui sisa uang dari penjualan setelah dikurangi oleh Harga Pokok
Penjualan. Untuk mengetahui margin laba kotor ini dapat dihitung dengan mengurangi HPP dari
total pendapatan, lalu membagi hasilnya dengan total pendapatan.
Dengan melakukan perhitungan HPP juga dapat membantu perusahaan untuk mengetahui
perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung dalam perusahaan adalah
biaya yang berkaitan dengan proses produksi, seperti biaya produksi dan bahan baku. Sedangkan
biaya tidak langsung, seperti biaya overhead dan biaya operasional perusahaan
Biaya pemasaran
Biaya sewa gedung
Biaya pemasaran
Biaya hukum dan akuntansi, dan
Biaya pajak
15
BAB II
2.1 Kesimpulan
Karena keterbatasan tempat, kita hanya menyinggung secuil contoh penerapan akuntansi
manajemen, yaitu penentuan titik impas. Satu contoh lain adalah penetapan biaya produksi
berdasarkan sejumlah variabel. Biaya produksi ini terkait erat dengan penetapan harga jual
produk. Harga jual haruslah lebih tinggi dari biaya produksi.
Meski demikian, secara ringkas telah dijelaskan bagaimana akuntansi manajemen sangat
bermanfaat bagi bisnis skala apa pun untuk mencapai tujuan utamanya: memperoleh profit.
2.2 Saran
Mengelola akuntansi menjadi lebih mudah karena saat ini sudah banyak tersedia perangkat lunak
akuntansi, baik yang gratis atau berbayar. Menjalankan akuntansi manajemen dengan bantuan
alat digital ini menghindari beberapa persoalan yang kerap muncul seperti salah memasukkan
data dan inkonsistensi pencantuman nama akun.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://spenmo.id/blog/akuntansi-manajemen
https://landx.id/blog/harga-pokok-penjualan-atau-hpp-adalah-pengertian-cara-menghitungnya/
https://flip.id/business/blog/akuntansi-manajemen-definisi-fungsi-serta-penerapannya
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/859-konsep-akuntansi-manajemen-dan-
manfaatnya-bagi-pengelola-usaha
17