Mata Kuliah
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Dwi Istiqomah
C1C018063
KELAS R-10
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Aspek
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada
kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya
menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-
benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang
Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa
dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu
sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi
Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.
pertanggungjawaban?
1
1.3 Tujuan Penulisan
pertanggungjawaban.
Untuk mengetahui apa saja kaitannya dengan sub bidang ilmu lainnya.
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).
2
BAB II
Mowen (2006) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan
ini meliputi pendapatan serta biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
penyusunan laporan keuangan untuk semua tingkatan manajemen didesain khusus agar
mereka dapat menggunakannya secara efektif guna mengendalikan operasi serta biaya yang
terlibat.
pengetahuan umum bahwa masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan
tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan membagi perusahaan ke pusat
3
untuk pengambilan keputusan secara terdesentralisasi dan partisipatif di tingkat perusahaan
dalam menetapkan tujuan kinerja. Hal tersebut juga memberikan kepada manajemen puncak
hasil secara keseluruhan serta data mengenai cara manajer segmen menjalankan fungsinya.
sebagai berikut :
Mekanisme untuk menyajikan data kinerja yang telah disediakan. Kerangka kerja sistem
penilaian kinerja manajerial dapat ditetapkan pada dasar ini, selain memotivasi manajer untuk
Kesiapan informasi merupakan ketersediaan data-data informasi terbaru dan relevan yang
dibuat dan digunakan untuk mengestimasi biaya atau pendapatan masa depan yang sesuai
4
2.2.5 Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
pertanggungjawaban.
dan output. Sumber daya yang digunakan disebut input. Sumber daya yang digunakan oleh
organisasi yang merupakan sumber daya fisik seperti jumlah bahan yang dikonsumsi, jam
kerja dan sebagainya. Untuk pengendalian manajerial, sumber daya fisik yang heterogen ini
dinyatakan dalam istilah moneter yang disebut dengan biaya. Dengan demikian, input
dinyatakan sebagai biaya. Demikian pula, output diukur dalam satuan moneter sebagai
pendapatan. Dengan kata lain, akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan pada data biaya
berbagai pusat pertanggungjawaban untuk mengukur kinerjanya. Dengan kata lain, akuntansi
pertanggungjawaban adalah perangkat untuk mengukur pengukuran kinerja divisi yang dapat
5
1. Untuk menentukan kontribusi divisi sebagai sub-unit, dibuat untuk keseluruhan
organisasi.
3. Untuk memotivasi manajer divisi untuk mengoperasikan divisinya dengan cara yang
dikendalikan dan masalahnya hanya terletak pada penetapan titik pengendaliannya. Untuk
tujuan ini, struktur organisasi perusahaan dibagi ke dalam jaringan pusat pertanggungjawaban
struktur organisasi perusahaan dibagi ke unit organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan
fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan dan memiliki seorang kepala
yang bertanggungjawab pada aktivitas dari unit tersebut. Dengan kata lain, setiap unit dari
melaksanakan fungsinya (output) dan menggunakan sumber daya (input) seefisien mungkin
Untuk memastikan jaringan tanggung jawab dan akuntabilitas berfungsi dengan mulus,
struktur organisasi perusahaan harus dianalisis. Selain itu, laba dan beban yang sebenarnya
dari tanggung jawab tersebut ditentukan secara hati-hati. Dalam praktiknya, penggambaran
pusat pertanggungjawaban sering kali merupakan tugas paling sulit dalam konstruksi dan
dan lingkup wewenang untuk setiap individu dan eksekutif puncak sampai ke karyawan pada
tingkat paling rendah harus didefinisikan secara logis dan jelas. Tidak boleh ada tanggung
6
2.5 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Kinerja manajer dalam
mengelola faktor operasional tertentu yang dapat dikendalikan. Sistem tersebut tidak mampu
mengukur dan mengevaluasi kinerja secara total, selain itu akan memasukkan faktor-faktor
seperti pengendalian mutu, tingkat moral bawahan dan kualitas kepemimpinan. Faktor
tersebut harus diukur dan dievaluasi dengan cara lain. Pusat pertanggunjawaban dapat berupa
sebagai berikut :
nya diukur dalam rupiah, tetapi tidak dihubungkan dengan input nya. Dengan demikian, pusat
pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap
Dalam organisasi divisi, bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan. Setiap
pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka mengeluarkan biaya
Pusat biaya (cost center) merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang digunakan
secara luas. Pada perusahaan manufaktur, departemen produksi dan departemen jasa
merupakan contoh pusat biaya. Pada perusahaan perdagangan, departemen yang memberikan
layanan pendukung akan masuk dalam kategori ini. Contoh yang umum adalah departemen
pelanggan. Secara umum, pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau
7
2.5.3 Pusat Laba
Pusat laba (profit center) adalah segmen di mana manajer memiliki kendali atas
menghasilkan pendapatan dan mengendalikan biaya. Diskresi yang dimiliki terhadap biaya
meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Tanggung jawab mereka adalah lebih luas
dibandingkan dengan tanggung jawab dari pusat pendapatan atau pusat biaya karena mereka
bertanggung jawab atas fungsi distribusi maupun manufaktur. Contoh umum dari pusat laba
Kinerja manajer pusat laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti
tingkat imbal hasil minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk laba residual.
Untuk meminimalkan tindakan disfungsional yang disebabkan oleh orientasi pada jangka
pendek yang kaku, manajer pusat laba sebaiknya juga diharapkan memelihara dan/atau
memperbaiki moral dari bawahan mereka, memelihara bangunan dan fasilitas produksi dan
meningkatkan keprihatinan manajer terhadap aspek-aspek ini, maka sistem penghargaan dari
mereka dalam hal aspek jangka panjang dan tingkat keberhasilan dalam hal ini sebaiknya
Manajer pusat investasi (investment center) bertanggung jawab terhadap investasi dalam
aset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka bertanggungjawab untuk
mencapai margin kontribusi dan target laba tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aset.
Mereka diharapkan agar mencapai keseimbangan yang sehat antara laba yang dicapai dan
8
Tujuan pengukuran pusat investasi hampir sama dengan tujuan pengukuran pusat laba,
yaitu :
investasi yang digunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan
4. Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi
untuk:
Mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan imbal hasil
yang memadai.
Setelah memilih jenis struktur organisasi, tugas penting berikutnya dalam membangun
dan dapat memotivasi mereka untuk memperbaiki kinerjanya. Tanggung jawab adalah
pemenuhan suatu pekerjaan. Tanpa hal tersebut, moral karyawan akan menderita.
Pengaruh perilaku yang menguntungkan dari pembebanan tanggung jawab atas fungsi
tertentu kepada individu di dukung dengan riset empiris. Sayangnya, saling ketergantungan
9
dari berbagai segmen organisasi seringkali menimbulkan kesulitan dalam membuat gambaran
tanggung jawab yang jelas. Seseorang yang diberikan tanggung jawab atas aktivitas atau
fungsi yang mungkin pada kenyataannya membagi tanggung jawab tersebut dengan
atasannya. Manajer segmen dengan tanggung jawab atas tugas tertentu mungkin tidak
independen satu sama lain dan tanggung jawab mereka bisa tumpang tindih. Individu
mungkin hanya mempunyai diskresi dan pengendalian terbatas terhadap sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas. Staf yang bukan menjadi mata rantai dalam rantai
komando dan tidak secara spesifik diberikan tanggung jawab yang tidak sesuai dengan
struktur pertanggungjawaban.
Oleh karena pengendalian dalam suatu lingkungan jarang yang lengkap, pengaruh
signifikan seringkali dianggap mencukupi untuk membebankan tanggung jawab. Pada tahun
1956, komite konsep dan standar biaya dari American Accounting Association (AAA)
disertai dengan penilaian dan akal sehat yang baik. AAA merekomendasikan hal berikut :
1. Orang dengan wewenang atas akuisisi atau penggunaan barang dan jasa sebaiknya
2. Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakannya
3. Orang yang tidak dapat memengaruhi jumlah biaya secara signifikan melalui tindakan
langsung, maka dapat dibebankan dengan elemen yang diinginkan manajemen agar
semua pihak yang terlibat. Jika dilakukan secara memada, maka hal tersebut seharusnya
10
bersifat superior secara motivasi dibandingkan dengan praktik umum yang menganggap
Pertanggungjawaban
pertanggungjawaban dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan biaya yang
dapat dikendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan tidak sama dengan biaya langsung. Ada
banyak biaya langsung, seperti penyusutan peralatan yang tidak dapat dikendalikan pada
tingkat pusat biaya dan yang tidak dapat dimintai pertanggungjawabannya kepada kepala
pusat biaya tersebut. Penyusutan atau biaya lainnya yang serupa dan bervariasi sesuai dengan
rumus yang digunakan untuk perhitungan tidak dipengaruhi oleh tindakan penyelia sehingga
harus dikeluarkan dari anggaran pertanggungjawaban. Biaya ini sebaiknya dimasukkan dalam
anggaran dari tingkat pertanggungjawaban yang lebih tinggi berikutnya di mana terdapat
Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari tingkat organisasi atau
tingkat jaringan paling bawah dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui
rantai komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang yang bertanggung jawab atas
pusat biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi anggaran untuk pos-pos
beban dapat dikendalikan. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi tersebut ditinjau,
digabungkan ke dalam anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkat manajemen puncak.
akumulasi pos laba dan biaya aktual harus mengikuti pola jaringan pertanggungjawaban. Hal
11
ini membutuhkan adanya klasifikasi tiga dimensi terhadap biaya dan pendapatan selama
diklasifikasikan berdasarkan apakah biaya tersebut dapat dikendalikan atau tidak dapat
berdasarkan pos pelaporan seperti gaji, perlengkapan, bahan baku dan sewa.
Jenis akumulasi data ini memberikan kepada manajemen informasi yang terkait dengan
beberapa dimensi dari operasinya. Di masa lalu, akumulasi data tiga dimensi secara teknik ini
sangat sulit karena hanya ada sistem manual atau semi otomatis yang tersedia untuk
akumulasi data. Namun, peralatan pemrosesan data secara elektronik sekarang ini
memungkinkan akumulasi dan perincian data dengan cara apapun yang diinginkan.
pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik. Laporan ini merupakan media yang
melalui biaya yang dapat dikendalikan, efisiensi manajerial yang dapat diukur dan
Alat pengendali ini melaporkan apa yang terjadi berdasarkan akun dan tanggungjawab
fungsional dari individu. Laporan kinerja didistribusikan kepada manajemen puncak dan
manajer di tingkat yang lebih rendah. Untuk meningkatkan efisiensi sistem pelaporan
pertanggungjawaban seharusnya didasarkan pada apa yang disebut dengan laporan bentuk
piramida atau prinsip teleskop. Hal ini berarti bahwa setiap manajer pusat
terperinci tingkat terendah diterbitkan terlebih dahulu. Manajer mengendalikan setiap laporan
12
Kontribusi utama akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa akuntansi
melalui pembebanan tanggung jawab untuk biaya tersebut kepada orang-orang yang berbagai
beberapa asumsi yang berkenaan dengan operasi dan perilaku manusia berikut ini :
menghasilkan anggaran, biaya standar, tujuan organisasi dan rencana praktis untuk
efektif, menjadikan klasifikasi yang tepat antara biaya terkendali dan tidak terkendali
merupakan syarat utama. Akan tetapi, secara praktis sulit timbul ketika melakukan hal
13
2. Konflik antardepartemen. Departemen yang terpisah dapat menyebabkan
(berlebihan) dengan semua informasi yang tersedia. Bahaya ini melekat dalam sistem,
tetapi dengan instruksi yang jelas oleh manajemen untuk fungsi sistem dan
penyusunan laporan dan lain-lain hanya relevan dengan arus informasi masuk.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
memfokuskan diri pada aspek tanggung jawab dari satu atau lebih anggota organisasi atas
pekerjaan, bagian atau segmen tertentu. Tidak hanya hal itu, akuntansi pertanggungjawaban
juga melibatkan aspek keperilakuan dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena
Masing-masing individu, kelompok maupun divisi dapat dijelaskan kinerjanya dari laporan
yang diungkapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu, aspek keperilakuan
3.2 Saran
Dalam implementasi akuntansi keperilakuan ini diharapkan nantinya bisa menjadi acuan
bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kemampuan diri sendiri (self
ability) agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal bagi organisasi atau perusahaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16