Anda di halaman 1dari 24

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Hj. Ade Adriani, SE, M.Si, AK, CA

DISUSUN OLEH :
“KELOMPOK 2”

MEGA : 1920333320028

SANAH PARWATI : 1920333320006


FENDRY MAPPARIZA : 1920333310008

RAHMATULLAH ALFIKRI : 1920333310015

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI

halaman

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Akuntansi Pertanggungjawaban .......................................................... 3
B. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan................................. 7
C. Aspek-Aspek Perilaku Dalam Organisasi ........................................... 7
D. Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban................ 8
E. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban Dan Struktur
Organisasi (Coincidence Between Responsibility Network And
Organizational Structure) ..................................................................... 11
F. Asumsi Keprilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban .................. 12
G. Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur
Organisasi ............................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 17
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam akuntansi keprilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu
berbarengan dengan akuntansi pertanggung jawawban
dimana merupakan penjelas akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi
kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orang-orang yang bertanggung jawab
menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah umum pada akuntansi
managemen, serta merupakan komponen penting dari sistem pengendalian sebab
pada laporan pertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku yang akan
dikendalikan oleh perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari
akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh
setiap manajer atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan
media pengendalian biaya atau pendapatan dengan menghubungkan biaya atau
pendapatan dengan tempat dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan
atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat tersebut.
Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang
telah ditetapkan, yang pada dasarnya hanya dapat diterapkan pada manusia dan
pertanggungjawaban ini muncul akibat adanya hubungan antara atasan dengan
bawahan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat antara struktur
organisasi dan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Idealnya sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah
organisasi.
Paper ini akan dimulai dengan penjelasan aspek-aspek perilaku dalam
organisasi, akuntansi pertanggungjawaban dan semoga paper ini dapat berguna
sebagai acuan paper lainya yang berkaitan dengan judul paper ini kedepannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas dalam konteks ruang lingkup “ASPEK
PERILAKU PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN ”

1
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pada paper ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada
mahasiswa terhadap ASPEK PERILAKU PADA AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN”.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari pada penyusunan paper ini adalah mahasiswa mamahami
”ASPEK PERILAKU PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN dan
mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan dunia kerja
nantinya secara baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan
dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi
kinerja organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis
pertanggungjawaban ini meliputi pendapatan, serta biaya-biaya.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen
terhadap pengetahuan umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat
dikendalikan seefektif mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang
bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut. Salah satu tujuan
akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan bahwa individu-
individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi
yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Menurut H.S. Hadibroto, memberikan definisi sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang
disesuaikan agar manajemen dapat melakukan pengawasan efisiensi untuk
sesuatu bagian tertentu ataupun untuk petugas-petugas yang bertanggung
jawab terhadap efisiensi biaya yang menjadi tanggungjawab”. (1991, hlm.
6)
Berdasarkan dari definisi di atas, maka penulis mencoba
mengambil kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah :
a. Suatu sistem akuntansi yang ada dalam suatu organisasi berfungsi
sebagai alat pengawasan manajemen.
b. Suatu sistem akuntansi yang menyusun dan melaporkan pendapatan dan
biaya untuk pusat pertanggungjawaban.
2. Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu
perusahaan,terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari
Akuntansi Pertanggungjawaban itu sendiri.

3
Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57)
dikemukakan bahwa Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah
membebani pusat pertanggungjawaban dengan biaya yang dikeluarkannya.
Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban untuk
meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang.
Keuntungan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah individu dalam
organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara
efektif dan efisien.
3. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban menurut fungsinya adalah sebagai alat
penilaian kinerja dan memberikan atau menghasilkan arus balik sehingga
operasi diwaktu yang akan datang dapat ditingkatkan.
a. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
b. Penilaian Kinerja Pusat Biaya
c. Penilaian Kinerja Pusat Laba
d. Penilaian Kinerja Pusat Investasi
4. Kegunaan Akuntansi Pertanggungjawaban bagi manajemen
a. Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan
anggaran.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam
proses penyusunan anggaran diterapkan siapa yang akan berperan dalam
melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan
ditetapkan pula sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan
manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut
diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.
Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika
tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur
berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang
berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam

4
tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran yang berisi informasi
akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumber daya yang
disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk
mencapai sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran,
informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat
pengiriman peran kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian
sasaran perusahaan.
b. Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilaian kinerja
manajer pertanggungjawaban.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi
yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas
organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara
informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan
peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau
biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan
informasi realisasi pendapatan dan atau biaya tersebut menurut manajer
yang bertanggung jawab. Dengan demikian, informasi akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat untuk
melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran
perusahaan.
c. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan
aktivitas.
Manajemen memerlukan pemisahan aktivitas penambahan dan
bukan penambah nilai dan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi
oleh kedua tipe aktivitas tersebut. Dengan menyajikan informasi biaya
yang dipisahkan ke dalam biaya penambah dan bukan penambah nilai,
manajemen dapat :
 Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang
menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami oleh
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

5
 Memperoleh biaya-biaya bukan penambah nilai yang
memungkinkan mereka memusatkan pengendalian mereka terhadap
aktivitas bukan penambah nilai.
 Memperoleh informasi biaya-biaya penambah nilai yang
memungkinkan mereka melakukan penyempurnaan efisiensi
aktivitas penambah nilai.
5. Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja
untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Pusat
pertanggungjawaban dikelompokkan kedalam empat kategori, yang masing-
masing mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/atau biaya
serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggung jawab.
a. Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan
suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer bertanggung jawab
atas pusat biaya memiliki diskresi akan kendali hanya atas penggunaan
sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya. Selama proses perencanaan, para
manajer pusat biaya diberikan kuota produksi dan dapat berpartisipasi
dalam menetapkan tujuan biaya yang realistis dan adil untuk tingkat
output yang diantisipasi.
b. Pusat Pendapatan
Manajer di pusat pendapatan hanya memiliki kendali terhadap
biaya pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam hal
kemampuan mereka untuk mencapai target penjualan yang telah
ditentukan sebelumnya dalam batasan tertentu.
c. Pusat Laba
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik
atas pendapatan maupun biaya. Diskresi yang mereka miliki terhadap
biaya meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Kinerja dari manajer
pusat laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti

6
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan
untuk laba residual.
d. Pusat Investasi
Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam aktiva
serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka bertanggung jawab untuk
mencapai margin kontribusi dan target laba tertentu serta efisiensi dalam
penggunaan aktiva. Mereka diharapkan untuk mencapai keseimbangan yang sehat
antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya yang digunakan.
Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan menentukan
penghargaan mereka meliputi tingkat pengembalian atas aktiva, rasio perputaran
dan laba residual. Karena mereka bertanggung jawab terhadap setiap aspek dari
operasi, manajer pusat investasi ini dievaluasi dengan cara yang sama seperti
eksekutif puncak.
B. PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Riset akuntasi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntasi dan audit. Riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri
kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset
tersebut dapat dilakukan lebih awal. Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan :
1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh dan fungsi akutansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik system informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik
karyawan, manajer, investor, maupun wajib pajak.
3. Pengaruh hasil dari informasi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
C. ASPEK-ASPEK PERILAKU DALAM ORGANISASI
Berbicara pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan definisi.
Pendapat pertama menurut Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.

7
Menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi
yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.
Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya ; juga aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka
berada. Tujuannya adalah memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
D. ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
Organisasi merupakan suatu kegiatan usaha, baik itu organisasi yang
menyediakan jasa maupun organisasi yang melakukan produksi, yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Dalam proses
menjalankan organisasi, tidak bisa dinafikkan kalau orang - orang yang terlibat di
dalamnya memiliki warna yang berbeda dan kepentingan yang berbeda pula.
Namun dari semua perbedaan tersebut hal yang terpenting adalah bagaimana
agar semua itu sesuai dengan visi dan misi organisasi oleh karena itu dibutuhkan
sistem pengendalaian yang baik dan dilakukan secara konsisten dan sistematis
dengan tujuan untuk memperkecil bentuk-bentuk kepentingan tersebut demi
tercapainya tujuan dan kepentingan organisasi yang apabila dibawa dalam
ekonomi ada yang dikatakan akuntansi keperilakuan yang lebih terfokus pada
laporan kinerja atau laporan prilaku karyawan, sebagai pengawas perusahaan atau
organisasi.
Dalam akuntansi keperilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu
berbarengan dengan akuntansi pertanggung jawawban
dimana merupakan penjelas akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi
kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orang-orang yang bertanggung jawab
menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah umum pada akuntansi
managemen, serta merupakan komponen penting dari sistem pengendalian sebab
pada laporan pertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku yang akan
dikendalikan oleh perusahaan.

8
Akuntansi pertanggung jawaban memberikan suatu kerangkah kerja yang
berarti untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja
operasi di sepanjang jalur pertanggung jawaban dan pengendalian, yang ditujukan
untuk manusia , peran mereka serta tugas yang dibebankan kepada mereka yang
merupakan penilaian terhadap kerja perusahaan dan bukan sebagai mekanisme
imporsonal untuk akumulasi dan pelaporan data secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggung jawaban berbeda dengan akuntansi konvensional,
dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan dan
diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan
hakikat dan fungsinya dan tdak digambarkan sebagai individu-individu yang
bertanggung jawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap data tersebut.
Sedangkan pada akuntansi pertanggung jawaban tidaklah melibatkan
deviasi apapun dari prinsip akuntansi yang diterima secara umum, akuntansi
pertanggung jawaban meningkatkan relefansi dan informasi akuntansi dengan
menetapkan suatu kerangka untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan
yang sesuai dengan struktur organisasi dan hirarki pertanggungjawaban dari suatu
perusahaan.
Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan baik siapa yang menjalankan
uang tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Olehnya itu sangat
pantas bila pada akuntansi pertanggung jawaban dilibatkan dimensi manusia pada
perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Akuntansi pertanggung jawaban
memperkecil penyelewengan dana karena biaya dianggarkan dan diklasifikasikan
sepanjang garis tanggungjawaban, sehingga dengan begitu laporan yang diterima
oleh pihak manager segman sangat sesuai untuk mengevaluasi kinerja dan alokasi
penghargaan.
Bisa dikatakan bahwa akuntansi pertanggung jawaban merupakan salah satu
kajian dalam ilmu akuntasi yang lebih memfokuskan diri aspek tanggungjawab
dari satu atau lebih anggota organisasi atas suatu pekerjaan , bagian atau segmen
tertentu. Akuntansi pertanggung jawban juga melibatkan aspek keperilakuan dari
anggota organisasi . yang menyebabkan akuntansi pertanggung jawaban dapat
dipandang sebagai alat pengendali bagi organisasi. Kinerja setiap individu,

9
kelompok, maupun devisi dapat dijelaskan dari laporan yang diungkapkan dalam
akuntansi pertanggung jawaban.
Oleh karena itu aspek-aspek keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam
implememntasi akuntansi pertanggung jawaban. Masalah-masalah yang terkait
dengan keprilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius
bagi individu dan organisasi. Perilaku menyimpang dari yang diharapkan,
rendahnya motifasi dan tidak layaknya para menejer pusat pertanggungjawaban
adalah contoh - contoh dari gagalnya pusat pertanggung jawaban untuk
mengakomodasi aspek-aspek keprilakuan secara tepat.
Sistem pengendalian pada setiap perusahaan harusnya tidak hanya melihat
perilaku menyimpangnya tapi juga harus mencari tahu kenapa hal tersebut muncul
dan menjadi wabah pada tiap karyawan, adanya penyimpangan mengisyaratkan
adanya ketidak puasan, hal ini merupakan gejala yang menghasilkan gejala baru
dan tidak bisa dinafikkan ketika terjadi ketidakpuasan maka akan muncul reaksi
baru yang juga memunculkan ketidak puasan baru.
Salah satu faktor penyebab pembangkangan para karyawan dikarenakan tidak
sesuainya tenaga dengan hasil yang mereka peroleh, memang sangat betul
motifasi tiap karyawan merupakan salah satu solusi dari penyimpangan tersebut
namun yang jadi masalah betul tidak motifasi tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang mereka harapkan, dan betul tidak hal tersebut bisa menumbuhkan semangat
kerja mereka.
Seharusnya sistem pengendalian melihat semuanya itu tidak hanya
mengharap kinerja yang baik yang nantinya akan dibawa dalam laporan
pertanggung jawaban tapi juga harus menjadi solusi dari penyimpangan tersebut.
Kalau memang sistem pengendalian dan fungsi dari pada akuntansi pertanggung
jawaban bisa terlaksana dengan optimal maka kesenjangan ekonomi tidak perlu
lagi dicari solusinya bila gaji karyawan dinilai berdasarkan kinerja maka keadilan
kaum buruh bukan menjadi mimpi lagi, tapi yang menjadi masalah kenapa sampai
sekarang kesenjangan ekonomi antara kaum buruh masih sangat terlihat jelas dan
keadilan terhadap kaum buruh masih menjadi mimpi indah yang selalu menjadi
harapan palsu.

10
Bila segala sesuatunya betul-betul dinilai berdasarkan kinerja maka dengan
sendirinya akan memotifasi tiap karyawan dan atasan untuk bekerja lebih
baik dan pasti visi dan misi perusahaan akan menjadi tujuan bersama karena ada
motifasi berupa penghargaan yang mendorong untuk bekerja lebih giat, sebab
tidak bisa dinafikkan segalah bentuk kecurangan, kemalasan dan hal - hal yang
menyimpang lainya itu muncul karena adanya kekecewan yang berarti
pengendalian terhadap karyawan itu tidak terlaksana secara optimal, meskipun
optimal belum menjamin para karyawan akan bekerja sesuai kebutuhan
perusahaan karena tidak ada kepuasan yang diterima oleh karyawan, harusnya
akuntansi pertanggung jawaban menjadi ukuran tinggi rendahnya gaji karyawanm
dan tidak hanya berfokus pada arus kas perusahaan dan penilaian terhadap kinerja
tanpa imbalan yang berarti.
Sangat tidak adil ketika disisi lain perusahaan mengharapkan kinerja yang
baik dari para karyawan namun pada akhirnaya balasan dari hal tersebut hanyalah
berupa pujian dan bonus yang hanya sesekali diterima sedangkan para kaum guru
hampir tiap hari memberikan laba dari peningkatan kinerja produksi para
karyawan, bisa saya katakan akuntansi pertanggung jawaban dan sistem
pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan justru menjadi bentuk
nyata penindasan, dan eksploitasi nyata bagi kaum buruh yang hanya bertujuan
untuk peningkatan bagi kaum elit yang selalu menindas kaum lemah.
E. KESESUAIAN ANTARA JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN
STRUKTUR ORGANISASI (COINCIDENCE BETWEEN
RESPONSIBILITY NETWORK AND ORGANIZATIONAL STRUCTURE)
Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris
diingkatkan dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab memusat
yang bersamaan dengan struktur organisasi formal.
Top manajemen mendelegasikan dan memberikan otoritas kepada manajer
dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas dan
tanggungjawab untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan kepada para
manajer, mereka mempunyai wewenang untuk bertindak secara resmi dalam
lingkup pendelegasian mereka dan untuk mempengaruhi bawahan mereka.

11
Pusat pertanggungjawaban adalah dasar untuk menyusun sistem akuntansi
pertanggungjawaban keseluruhan, kerangka untuk itu harus didesain secara hati-
hati. Struktur organisasi harus dianalisa dari kelemahan pendelegasian tugas dan
wewenang.
F. ASUMSI KEPRILAKUAN DARI AKUNTANSI

PERTANGGUNGJAWABAN

Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan


semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk :
1. Management By Exception (MBE) / Manajemen berdasarkan perkecualian
yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi,
manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar.
Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal
adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah
ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk penguatan
atau perbaikan perilaku.
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk
mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif,
manajer sebaiknya mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang – bidang
dimana hasil aktual menyimpang secara substansional dari tujuan yang
dianggarkan atau standar
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan
kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan
perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target atau
standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan
titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena
itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja sebagai alat
yang menekankan kegagalan.
Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai
hukuman dan bukan sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan
semacam ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah mensejajarkan
pencapaian target dengan kinerja sukses.

12
2. Management By Objective (MBO) / Manajemen berdasarkan tujuan
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya
sendiri. Disini orang – orang melakukan tugas sendiri sebab mereka percaya
mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan mereka. MBO
memberi fasilitas kepada manajer dan bawahannya untuk memformulasikan
tujuan dan aktivitas untuk pusat pertanggungjawaban. Akuntansi
pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal untuk
memformulasikan tujuan secara detail.
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by objective.
Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi
keslahan tanggapan manusiawi yang yang sering timbul oleh usaha untuk
mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah cara
pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak
didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan
untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat
tanggung jawab masing – masing.
3. Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure /
Kesesuaian antara jaringan pertanggung jawaban dan struktur organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi
ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang
selaras dengan struktur organisasi. Niat manejemen tingkat atas untuk
mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan atau struktur
organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda kelemahan
yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati
tugas dan tanggung jawab.
Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan
sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di
desain secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis terhadap
kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.
4. Acceptance of Responsibility / Penerimaan tanggung jawab
Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban

13
menerima tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak
dan kesediaan mereka melaksanakannya.
Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan tanggungjawab
tersebut dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara fisik dan sumber
daya. Mereka akan melaksanakannya dengan baik jika budaya organisasi
dimana tempat mereka menjalankan tugas memberikan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri. Budaya organisasi yang
ada juga harus dapat memberikan toleransi jika mereka mengalami
kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri tanpa adanya rasa
takut.
Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan
mereka atau kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi
dan dikendalikan oleh para atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang
dihubungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban akan meningkatkan
komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan mereka dapat menentukan
ukuran dan strategi yang hendak dicapai.
Oleh karena itu hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi
tanggung jawab adalah penerimaan dari manajer tanggung jawab atas
tanggung jawab yang dilimpahkan secara adil serta keinginannya untuk tetap
dijaga akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab
bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan
pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas.
5. Capability of Inducing Cooperation / kapasitas untuk mendorong kerja sama
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama
organisasi yang memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai tujuan
bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas
mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan mereka sendiri di
dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan kepada mereka. Mereka
merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka merasa
dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai

14
tujuan yang diinginkan. Semangat kerjasama mereka akan tercipta dan
meningkat dan menyakinkan mereka bahwa mereka sedang mencapai tujuan
yang dirumuskan bersama. Mereka merasa menjadi sesuatu hal yang penting,
dan tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi kegagalan tentulah
akan mempengaruhi masa depan.
Akuntansi pertanggung jawaban meningkatkan kerja sama organisasional
dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas merka sesuai
dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan
bersama. Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki kerjasama organisasi
dengan menunjukkan manajer dimana kegiatan mereka dan juga semua
bekerja menuju tujuan bersama.Hal ini juga meningkatkan loyalitas, percaya
diri, dan perasaan untuk merasa penting. Jiwa kerjasama yang ditimbulkan
akan meningkat karena mereka akan percaya bahwa mereka bekerja menuju
tujuan bersama dan sebagai sebuah bagian penting dari organisasi.
G. KORELASI JENIS-JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN
STRUKTUR ORGANISASI
Untuk berfungsinya dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya
serupa mungkin dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang
digunakan dalam mendisain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab
bervariasi dari perusahaan ke perusahaa bergantung pada pemilihan manajemen
puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat
dklasifikasikan sebagai struktur vertikal dan horizontal. (Lubis 2010).
Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989),
menyatakan pendekatan yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan
pemberian tanggungjawab pada perusahaan tergantung kepada pilihan manajemen
puncak dan gaya kepemimpinan. Beberapa struktur organisasi meliputi :
1. Vertical Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada.
Misalnya terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-
masing fungsi yang ada dapat dibagi dalam beberapa pusat
pertanggungjawaban. Fungsi produksi menggunakan cost center, fungsi
penjualan menggunakan revenue center, sedangkan top manajemen berfungsi
sebagai control dan pembuat kebijakan terhadap investasi.

15
2. Horizontal Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan area geografis. Setiap
pimpinan bagian melakukan control terhadap pusat laba ataupun investasi.
Mereka bertanggungjawab terhadap produksi, penjualan, dan keuangan dan
semua fungsi yang ada di grup/wilayah masing-masing.
Akuntansi pertanggungjawaban sebagai kontrol perusahaan dengan
diciptakannya jaringan kerja yang bersamaan dengan struktur organisasi. Top
manajemen membaginya dalam struktur organisasi dan ditetapkan otoritas dan
pertanggungjawabannya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hendaknya
berusaha untuk mengendalikan berbagai aktivitas yang berada dibawahnya dan
mengkomunikasikannya kepada bagian yang terkait.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian dalam akuntansi
yang lebih memfokuskan diri pada aspek-aspek tanggung jawab dari satu atau
lebih anggota organisasi atas suatu pekerjaan, bagian, atau segmen tertentu. Tidak
hanya hal itu saja, akuntansi pertanggungjawaban juga melibatkan aspek-aspek
keperilakuan dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai alat pengendalian bagi organisasi.
Masing-masing individu, kelompok, maupun divisi dapat dijelaskan kinerjanya
dari laporan-laporan yang diungkapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban.
Oleh karena itu, aspekaspek keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam
implementasi akuntansipertanggungjawaban.
Permasalahan yang terkait keperilakuan dalam akuntansi
pertanggungjawaban dapat berdampak serius, baik bagi individu maupun
organisasi. Perilaku menyimpang dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi,
dan tidak layaknya para manajer pusat pertanggungjawaban adalah contoh-contoh
dari dampak yang dihasilkan akibat gagalnya pusat pertanggungjawaban untuk
mengakomodasi aspek-aspek keperilakuan secara tepat. Dengan demikian, aspek
keperilakuan menjadi aspek penting lain di samping aspek perancangan jaringan
pusat pertanggungjawaban.
B. SARAN
Kepada mahasiswa agar dalam proses perkuliahan dengan sistem diskusi ini
memiliki literatur dari sumber yang berbeda sehingga dapat kita bandingkan dan
nantinya mungkin akan menghasilkan sebuah teori baru yang berguna bagi dunia
akuntansi secara global, selain itu hal ini juga mengasah wawasan para mahasiswa
untuk menjadi semakin berkembang dan luas cakupan pengetahuannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Lubis Arfan. 2017. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta


Robbins. 2001. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta
LAMPIRAN

Nama Peneliti
Judul Variabel Penelitian
No. (Waktu Tujuan Penelitian Indikator Metode Analisis Kesimpulan
(Sumber)
Penelitian)
1. Se Tin dan Taufik Analisis Pengaruh Untuk memperbaiki 1. Penerapan 1. syarat-syarat Analisis Regresi 1. Penerapan
Hidayat Penerapan Akuntansi kinerja dari akuntansi akuntansi Linear Berganda akuntansi
(2012) Pertanggungjawaban pengambilan pertanggung pertanggungjawa pertangungjawaba
Terhadap Kinerja keputusan oleh jawaban (X) ban (X) n di Warung
Manajer Pusat Laba di manajer serta dalam 2. Kinerja Manajer 2. terdapatnya Paskal dinilai
Warung Paskal hal keberlangsungan Pusat Laba (Y) karakteristik baik atau
Bandung hidup perusahaan akuntansi tergolong baik
(Jurnal Akuntansi Vo. 4 pertanggungjawa 2. Kinerja manajer
No. 2 November ban (X) warung paskal
2012:187-199) 3. Net Margin Ratio dimata staf
(Y) manajemen
tergolong baik
3. Terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
penerapan
akuntans
pertanggungjawa
ban terhadap
kinerja manajer
pusa laba di
warung paskal
Bandung.
2. Denny Andriana Peranan Akuntansi Untuk mengetahui 1. Akuntansi (Tidak ada Analisis Korelasi 1. Terdapat
dan Kartika Pertanggungjawaban peranan akuntansi Pertanggungjawa informasi) Sederhana hubungan yang
Balqis dalam kinerja manajer pertanggungjawaban ban (X) dengan Spearman kuat antara
(2015) pusat dalam kinerja 2. Kinerja Manajer Rank. akuntansi
pertanggungjawaban manajer pusat Pusat pertanggungjawa
studi kasus pada produk pertanggungjawaban Pertanggung an dengan kinerja
manufaktu PT. Pindad pada PT. Pindad jawaban (Y) manajer pusat
(Jurnal Riset Akuntansi pertanggungjawa
dan Keuangan, 3 (1), ban
2015, 649-659 2. Kinerja manajer
pusat
pertanggungjawa
ban di PT.Pindad
termasuk dalam
kategori baik
3. Mia Darmiaty Hubungan antara Untuk menganalisis 1. Akuntansi (Tidak ada Analisis Korelasi Terdapat hubungan
penerapan akuntansi hubungan antara Pertanggungjawa informasi) antara penerapan
pertanggungjawaban penerapan akuntansi ban (X) akuntansi
dengan efektivitas pertanggungjawaban 2. Efektivitas pertanggungjawaban
pengendalian biaya dengan efektivitas pengendalian dengan efektivias
pengendalian biaya biaya(Y) pengendalian biaya
pada perusahaan,
dimana semakinbaik
penerapan akuntansi
pertanggungjawaban
pada perusahaan
maka akan semakin
baik pula efektivitas
pengendalian biaya
agar tujuan
perusahaan tercapai
4. Akhsanul Haq Penerapan akuntansi Untuk mengetahui (Tidak Ada) (Tidak Ada) Analisis 1. Penerapan
dan Ardiana pertanggungjawaban penerapan akuntansi deskriptif akuntansi
Chrstyaningrum sebagai alat bantu pertanggungjawaban kualitatif pertanggungjawa
(2016) manajemen dalam sebagai alat bantu ban PT. Cemani
menilai kinerja bagian manajemen dalam Toka telah
produksi PT. Cemani menilai kinerja dilakukan dengan
Toka Periode 2013- bagian produksi baik, karena
2014 dengan studi kasus perusahaan telah
(Jurnal Ilmiah PT. Cemani Toka membagi tugas
Akuntansi Fakultas dan wewenang
Ekonomi, E-ISSN secara jelas pada
2502-4159) setiap bagian
sesuai struktur
organisasi
2. Kinerja bagian
produksi pada
PT. Cemani Toka
sudah
menunjukkan
kinera yang
cukup baik
dengan adanya
laporan
pertanggugjawab
an biaya produksi
dengan lengkap

Anda mungkin juga menyukai