Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk Perencanaan Laba

Oleh :
SUWANDI
ANUGRAWATI
EDWIN DIRGANTARA
YOSEFINA

Dosen Pengampu :
DR.ASRIANI JUNAID, SE., M.SA., AK, CA

PROGRAM STUDI PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
karena Penulis telah dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini yang merupakan dari mata
kuliah akuntansi manajemen lanjutan dengan judul “Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk
Perencanaan Laba” ini dengan tepat waktu.

Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini disusun guna memenuhi kewajiban Penulis
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah akuntansi manajemen lanjutan di kelas Program
Studi Program Profesi Akuntansi, Universitas Muslim Indonesia Makassar. Selain itu, Penulis
juga berharap agar makalah ini dapat berguna dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca
terutama tentang penggunaan informasi akuntansi untuk perencanaan laba.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu, DR.ASRIANI JUNAID, SE., M.SA., AK, CA .
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan atas kesempatan yang
telah diberikan kepada Penulis untuk mengerjakan tugas ini karena tugas ini sangat menambah
pengetahuan penulis terkait dengan bidang yang Penulis tekuni.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
Penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.

Makassar,19 Nopember 2022


Penulis

Kelompok VI

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Pemisahan Biaya Fixed Cost dan Variabel Cost Untuk Analisis CVP ............................ 3

2.1.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) .......................................................................................... 3

2.1.2 Biaya Variabel (Variable Cost)................................................................................. 4

2.2 Cost Volume Profit Analysis ............................................................................................ 5

2.2.1 Dasar-dasar Analisis Cost-Volume-Profit................................................................. 7

2.2.2 Identifikasi Biaya Variabel dan Biaya Tetap .......................................................... 10

2.3 CVP Under Uncertainty ................................................................................................. 11

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Informasi akuntansi merupakan alat bantu yang penting dalam perusahaan. Apabila
informasi yang disajikan tidak tepat, maka keputusan yang diambil akan cenderung
menyesatkan atau bahkan dapat berakibat fatal bagi perusahaan, dengan demikian dikatakan
infomasi yang tepat akan mengurangi ketidakpastian. Dari uraian tersebut dapat dikatakan
bahwa informasi sangat penting bagi setiap perusahaan, karena untuk merencankan,
mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari hari perusahaan. Begitu juga halnya dengan
kebutuhan manajemen perusahaan. Para pengelola / manajer perusahaan sangat memerlukan
manajemen yang dapat meberikan informasi untuk melaksanakan fungsi – fungsi manajemen
tersebut dengan baik.
Cost Volume Profit Analysis (CVP) merupakan bagian dari informasi akuntansi
manajemen. Salah satu perencanaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan untuk
membantu mencapai target laba yang diharapkan adalah perencanaan laba. Perencanaaan
laba yang dibuat berkaitan dengan biaya, volume penjualan, dan harga jual. Untuk membuat
perencanaan laba yang baik, pihak manajemen dapat menggunakan analisis Cost Volume
Profit (CVP). Konsep analisis Cost Volume Profit (CVP) merupakan salah satu alat yang
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan karena analisis Cost Volume Profit
(CVP) membantu manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbal balik
antara biaya, volume, dan laba dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti:
harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan
bauran produk yang dijual. Perusahaan dapat dengan mudah mengetahui perubahan laba
yang akan dicapai apabila terdapat perubahan pada biaya, volume penjualan, dan harga jual
yang terjadi.
Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan
ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pemisahan biaya fixed cost dan variabel cost untuk analisis CVP ?

2) Apa yang dimaksud dengan Cost Volume Profit Analysis ?

3) Apa saja dasar-dasar analisis Cost Volume Profit ?

4) Bagaimana cara untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam analisis CVP?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan diatas maka di dapat tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana pemisahan biaya fixed cost dan variabel cost untuk analisis

CVP;

2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Cost Volume Profit Analysis ;

3) Untuk memahami dasar-dasar analisis Cost Volume Profit;

4) Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam analisis

CVP.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini tak lain adalah,
1) Bagi pembaca umum, memberikan tambahan pengetahuan dan informasi mengenai
materi tentang penggunaan informasi akuntansi untuk perencanaan laba;
2) Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan ataupun dapat dijadikan sebagai sumber
referensi mengenai materi tentang penggunaan informasi akuntansi untuk perencanaan
laba;
3) Bagi penulis, untuk mengasah keterampilan dalam hal penulisan makalah yang baik dan
untuk memenuhi tugas individu yang di berikan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah akuntansi manajemen lanjutan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemisahan Biaya Fixed Cost dan Variabel Cost Untuk Analisis CVP
Analisis CVP mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua
kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya
yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya, biaya diasumsikan fungsi linier dari volume
penjualan. Namun, banyak perusahaan sekarang menyadari bahwa ini tetap dibandingkan
perbedaan variabel terlalu sederhana. Dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, biaya yang
dibagi ke dalam unit dan kategori berbasis nonunit. Activity-based costing mengakui bahwa
beberapa biaya bervariasi dengan unit yang diproduksi dan beberapa biaya yang tidak
bervariasi. CVP menjadi lebih berguna karena memberikan wawasan yang lebih akurat
mengenai perilaku biaya.

2.1.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah dalam rentang waktu tertentu
walaupun terdapat jumlah keluaran berbeda-beda. Untuk lebih memahami mengenai
perilaku biaya tetap dapat dijelaskan sebagai berikut. Go Bum Food merupakan
perusahaan yang memproduksi makanan kemasan, dimana membutuhkan gedung dan
peralatan untuk proses produksi. Asumsikan bahwa Go Bum Food menyewa gedung
seharga $50.000 per tahun dan memiliki kapasitas untuk menyimpan hasil produksi
sampai dengan 200.000 unit dalam setahun. Berikut ini ilustrasi dari perilaku biaya tetap
yang dijelaskan dalam bentuk tabel dan grafik.

Sewa Gedung Jumlah Unit Biaya per Unit

$50.000 0
$50.000 50.000 $1,00
$50.000 100.000 0,50
$50.000 150.000 0,33
$50.000 200.000 0,25

3
Dapat dikatakan bahwa Go Bum Food tetap membayar sewa gedung sebesar
$50.000 walaupun jumlah unit barang yang dapat disimpan bervariasi. Apabila biaya
sewa pada tahun kedua meningkat menjadi $55.000 per tahun, biaya sewa gedung
tidak akan berubah walaupun tingkat keluaran aktivitas berubah.

2.1.2 Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah seiring dengan
perubahan tingkat keluaran. Sebagai contoh Go Bum Food diperluas dengan
menambahkan sumber daya ke dalam aktivitas penyimpanan yaitu listrik untuk
mendukung proses sterilisasi kemasan. Asumsikan untuk mensterilkan satu kemasan,
menggunakan 0,1 jam-kilowatt dan biaya listrik adalah $3,00 per jam-kilowatt. Biaya
listrik untuk berbagai tingkat keluaran aktivitas dijelaskan dalam bentuk tabel dan grafik
seperti dibawah ini.

Biaya Listrik Jumlah Unit Biaya per Unit

$ 0 0 $0
15.000 50.000 0,30
30.000 100.000 0,30
45.000 150.000 0,30
60.000 200.000 0,30

Dapat dikatakan bahwa jumlah biaya variabel sama dengan biaya variabel per
unit dikali dengan jumlah unit. Pada tabel diatas jelas bahwa jumlah biaya meningkat
terhadap jumlah unit yang dikemas. Perusahaan harus mencermati adanya perubahan
dalam price (harga), variable cost (biaya variabel), fixed cost (biaya tetap). Selain itu,
perusahaan mesti mempertimbangkan adanya dampak dari risiko maupun
ketidakpastian. Konsep untuk mengukur risiko terdiri dari :

1) Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian


Risiko dan ketidakpastian merupakan dua hal yang berbeda namun sama-sama
harus ditanggulangi oleh manajer di perusahaan. Dalam menangani masalah ini, manajer
dapat melakukan beberapa metode, yaitu:

4
a) Manajer harus mengetahui bagaimana sifat ketidakpastian dari biaya, harga
maupun kuantitas di masa mendatang.

b) Manajer mulai menggunakan pertimbangan kisaran titik impas.

c) Manajer dapat menggunakan analisis sensivitas dengan memanfaatkan


spreadsheet dalam memperhitungkan hubungan titik impas.

2) Margin Pengaman
Margin pengaman atau margin of savety merupakan salah satu konsep untuk
mengukur suatu risiko. Margin pengaman merupakan jumlah unit terjual dan pendapatan
baik yang terjadi maupun diharapkan terjadi melebihi dari volume impas. Contoh, bila
perusahaan A memiliki volume impas sebesar 500 unit kemudian perusahaan tersebut
dapat menjual 700 unit, sehingga margin pengaman perusahaan A adalah sebesar 200
unit yang diperoleh dari 700 unit dikurangi 500 unit.

Risiko dapat muncul tiba-tiba bahkan ketika suatu rencana sedang dibentuk.
Kejadian inilah yang akan berdampak berkurangnya penjualan dari yang diharapkan. Bila
sebuah perusahaan memiliki margin pengaman yang besar maka akan lebih rendah risiko
ketika mengalami kerugian dibandingkan dengan yang memiliki margin pengaman yang
kecil. Perusahaan pemilik margin pengaman kecil tersebut mesti mempersiapkan
manajemennya dalam untuk merancang berbagai tindakan sehingga penjualan dapat
ditingkatkan dan biaya dapat dikurangi.

3) Pengungkit Operasi
Sama dengan margin pengaman, pengungkit operasi juga salah satu konsep yang
dapat digunakan untuk mengukur suatu risiko. Dalam hal ini, biaya tetap berperan
sebagai pengungkit yang dapat memberikan perubahan pada persentase laba pada saat
terjadi fluktuasi penjualan. Ketika tingkat pengungkit operasi naik sehingga margin
kontribusi pun ikut naik dan menyebabkan laba menurun maka hal ini akan menjadi
penanda adanya kenaikan risiko. Konsep ini dapat diukur dengan cara, yaitu:

Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/Laba

2.2 Cost Volume Profit Analysis


Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perubahan biaya dan volume terhadap pendapatan sebelum atau

5
sesudah pajak. Seperti kita ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu
periode tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan
oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh
menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat hubungan antara ketiga variabel itu
(biaya, volume, dan laba) diperlukan analisis cost volume profit. Alat ini membantu
manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume
dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima lima elemen berikut:
harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan
bauran produk yang dijual.

Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost
volume profit yaitu:
a) Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.
b) Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variable dan
tetap. Elemen variable adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan
secara total dalam rentang yang relevan.
c) Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.
d) Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang
diproduksi sama dengan jumlah unit terjual.

Analisis cost volume profit memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manajemen suatu
perusahaan. Manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk membuat kalkulasi
perencanaan laba dan anggaran penjualan dari suatu perusahaan menjadi akurat. Dengan
menggunakan analisis cost volume profit akan dapat diketahui berapa jumlah penjualan
impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun untung, untuk mengetahui berapa
jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tertentu, Analisis cost
volume profit juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat
membuat penurunan sebelum mengalami kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan
kombinasi penjualan dari setiap jenis ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba
yang telah ditetapkan.

6
2.2.1 Dasar-dasar Analisis Cost-Volume-Profit
1) Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah Pendapatan penjualan dikurang beban variabel. Jadi, ini
adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba
untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan
sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban
tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas
dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk
setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan
penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan
dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan
menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel.
Ini dapat dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit.
Contoh kasus :
Jika PT XYZ miliki penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $
450.000, marjin kontribusinya adalah $ 300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual
250.000 unit selama tahun, harga per unit penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total
per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio margin kontribusi
adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan margin kontribusi dalam satuan
mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung rasio margin kontribusi,
margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.

2) Analisis Titik Impas (BEP)


Menurut Garrison, dkk (2006:325) ”Titik impas adalah tingkat penjualan dimana
laba adalah nol”. Jadi dapat dikatakan bahwa titik impas merupakan titik di mana biaya
dan pendapatan sama besarnnya sehingga tidak terjadi laba maupun rugi. Analisa
terhadap titik impas ini digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran
produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat
tertutupi. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation
method) dan metode margin kontribusi (contribution method).

7
a) Metode Persamaan
Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang
disusun dengan format kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan:
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x
jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
Contoh kasus :
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini
adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan Whittier Company :
Penjualan (1000 unit@$400) $400.000
Dikurangi: Beban variable 325.000
Margin kontribusi $ 75.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000

Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga


adalah $400 per unit, dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000
unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi
adalah sebagai berikut:
0 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
0 = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = 600
Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong
rumput untuk menutupi semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik
untuk memeriksa jawaban ini adalah dengan memformulasikan suatu laporan laba
rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.
Penjualan (600 unit@ $400) $240.000
Dikurangi: beban variable 195.000
Margin kontribusi $ 45.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 0
Maka, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.

8
Keunggulan dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan
cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut
perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat
diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.

b) Metode Margin Kontribusi


Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari
metode persamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide
bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat
digunakan untuk menutupi biaya tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus
dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin
kontribusi per unit.
Titik impas dalam unit yang terjual = beban tetap/margin kontribusi per
unit
Titik impas dalam dolar penjualan = beban tetap/rasio cm

Contoh kasus :
Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi
per unit dapat dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama
adalah dengan membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual
($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya
variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas
Whittier Company, dapat digunakan persamaan dasar sebagai berikut:
Jumlah unit = $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75
= 600
Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah
bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam
hal ini, berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai
hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai
berikut:
$60.000 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000

9
$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1.400
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan
target laba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400
Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk
menghasilkan laba operasi sebesar $60.000.

Laporan L/R berikut membuktikan hasil ini:

Penjualan (1400 unit@$400) $560.000


Dikurangi: Beban Variabel 455.000
Margin kontribusi $105.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 60.000

3) Analisis Target Laba


Analisis CVP juga digunakan ketika perusahaan sedang mencoba untuk
menentukan tingkat penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu, juga
disebut laba ditargetkan. Target laba juga dapat dihitung dengan menggunakan metode
persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method).

2.2.2 Identifikasi Biaya Variabel dan Biaya Tetap


Masalah tersulit dalam analisis CVP adalah membagi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variable. Analisis CVP tidak
mengenal jenis biaya lain, seperti biaya semi variable, step cost, dan sebagainya.
1) Kelompok pertama adalah biaya yang sering disebut sebagai mixed costs. Contoh
biaya ini adalah biaya listrik, air, telepon, dimana biaya – biaya tersebut memiliki
unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk biaya seperti ini, maka unsur biaya tetap
dan biaya variabel harus dipisahkan.

10
2) Kelompok biaya kedua adalah biaya-biaya yang memang tidak dapat dikelompokkan
sebagai biaya tetap ataupun biaya variabel. Dengan demikian, definisi biaya tetap
dalam analisis CVP adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang
tidak dapat dikategorikan sebagai biaya variabel.

2.3 CVP Under Uncertainty


Perusahaan diasumsikan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana
dilaksanakan ketika menganalisisis CVP yang dilakukan ketika tahap perencanaan. Terdapat
tiga cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan ketika mengantisipasi ketidakpastian
(uncertainty), yaitu:

1) Safety margin. Adalah selisih antara unit yang diperkirakan dapat dijual perusahaan
pada periode analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin
tinggi safety margin yang dimiliki perusahaan, maka posisi perusahaan akan semakin
aman, karena jika terdapat asumsi yang sedikit meleset, perkiraan posisi perusahaan
masih jauh dari titik impas.
2) Operating leverage. Mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin
tinggi proporsi biaya tetap dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung operating
leverage adalah total marjin kontribusi dibagi dengan total laba operasi.
3) Analisis sensitivitas (what-if analysis). Adalah analisis yang dilakukan untuk mencari
unsur yang paling sensitif dalam analisis CVP. Faktor yang paling sensitif yang dimaksud
adalah faktor yang jika meleset paling mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Faktor
yang paling sensitif inilah yang harus dijaga perusahaan agar dalam masa pelaksanaannya
tidak meleset dari rencana.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba (cost-
volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendasari hubungan-
hubungan antara biaya, volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut
analisis impas (break-even analysis) karena signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu
biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-
perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan
yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.
Elemen yang menentukan break even point yaitu: harga jual, biaya tetap, serta
perubahan komposisi penjualan. Apabila salah satu faktor berubah (tanpa mempengaruhi
faktor lain) maka akan mempengaruhi jumlah break even point. Apabila komposisi penjualan
produk berubah dari semula (secara individu) maka komposisi contribution margin akan
berubah. Hal ini akan menyebabkan break even point berubah total, karena hasilpenjualan
dari komposisi yang baru berbeda dengan komposisi semula.Titik impas ini selanjutnya dapat
dihitung dengan menggunakan metode persamaan dan metode marjin kontribusi, baik dalam
hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan
dalam transaksi bisnis. Dalam perencanaan analisis target laba dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan 2 metode yang sama yaitu metode persamaan dan metode marjin kontribusi .

3.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai materi akuntansi manajemen lanjutan
ini sehingga memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif tersebut bisa dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan mengenai bagaimana penggunaan informasi akuntansi
untuk perencanaan laba. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang mendukung kami untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan
datang.

12
Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia (2015). Modul Chartered Accountant (Akuntansi Manajemen


Lanjutan). Jakarta

Jecika Napitupulu. 2020 . Makalah Cost Volume Profit CVP SAM 2.


https://www.academia.edu/38268019/Makalah_Cost_Volume_Profit_CVP_SAM_2_
(Diakses 09 Oktober 2021)

Kartika Septiary. 2016. Penggunaan Informasi Untuk Perencanaan Laba.


https://www.scribd.com/document/366678595/Rmk-6-Penggunaan-Informasi-Untuk-
Perencanaan-Laba (Diakses 09 Oktober 2021)

Ida Ayu. 2019. Penggunaan Informasi Untuk Perencanaan Laba.


https://docplayer.info/56667351-Penggunaan-informasi-akuntansi-untuk-perencanaan-
laba-tugas-kelompok.html (Diakses 09 Oktober 2021)

Winayaka Lingga. 2019. Penggunaan Informasi Untuk Perencanaan Laba.


https://zdocs.com.br/doc/akmen-lanjutan-sap-7docx-wp9mmyv0mm65 (Diakses 09
Oktober 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai