Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

Pengembangan Sistem Manajemen Biaya

DISUSUN OLEH :

Novita Senusi (C1C019071)

DOSEN PENGAMPU :

Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
karena Penulis telah dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini yang merupakan
pendahuluan dari mata kuliah akuntansi manajemen lanjutan dengan judul “Pengembangan
Sistem Manajemen Biaya” ini dengan tepat waktu.

Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini disusun guna memenuhi kewajiban Penulis
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah akuntansi manajemen lanjutan di kelas R-013
Program Studi Akuntansi, Universitas Jambi. Selain itu, Penulis juga berharap agar makalah ini
dapat berguna dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama tentang konsep sistem
manajemen biaya ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih sebanyak-banyaknya kepada bapak,


Yuliusman, S.E., M.Si., Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen
Lanjutan atas kesempatan yang telah diberikan kepada Penulis untuk mengerjakan tugas ini
karena tugas ini sangat menambah pengetahuan penulis terkait dengan bidang yang Penulis
tekuni.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
Penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.

Jambi, 04 September 2021

Hormat kami,

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1

1.4 Manfaat.................................................................................................................................... 2

BAB 2 ISI ............................................................................................................................................... 3

2.1 Biaya Langsung dan Tidak Langsung ....................................................................................... 3

2.1.1. Biaya Langsung (direct cost) .................................................................................................. 3

2.1.2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) ..................................................................................... 3

2.2 Activity Based Costing ............................................................................................................. 3

2.2.1 Kapan dibutuhkan Sistem Activity Based Costing?.................................................................. 4

2.2.2 Langkah-Langkah dalam Melaksanakan Sistem Actifity based costing. .................................... 4

2.2.3 Keuntungan dan Keterbatasan dari Activity Based Costing ...................................................... 5

2.2.4 Contoh Soal Metode ABC ....................................................................................................... 6

2.3 Activity Based Costing with Idle Capacity ............................................................................... 8

2.4 Time Driven Activity Based Costing ........................................................................................ 8

2.4.1 Kekurangan ABC Sebagai Penyebab Dikembangkannya Time Driven ABC ............................. 8

2.4.2 Driven ABC: Pendekatan yang Sederhana dan Kuat ................................................................. 9

2.4.3 Perbandingan Time-Driven ABC VS Tradisional ABC .......................................................... 11

2.4.4 Kelebihan Model Time-Driven ABC ..................................................................................... 11

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 12

3.2 Saran...................................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen memiliki karakteristik
yang berbeda, sehingga informasi tersebut seharusnya dihasilkan dari dua sistem yang
berbeda. Salah satu model yang dapat dipakai untuk mengembangkan sistem akuntansi
manajemen adalah Activity Based Costing (ABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(ABC) dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan
menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan
berbagai aktivitas tersebut. Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen
akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
a) Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective.
b) Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik
dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
c) Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu biaya langsung dan tidak langsung ?
2) Apa itu sistem Activity Based Costing ?
3) Apa itu sistem Activity Based Costing With Idle Capacity ?
4) Apayang dimaksud dengan metode Time Driven Activity Based Costing ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan diatas maka di dapat tujuan sebagai
berikut :
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya langsung dan tidak langsung;
2) Mengetahui apa itu sistem Activity Based Costing;
3) Mengetahui apa itu Activity Based Costing With Idle Capacity ;
4) Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode Time Driven Activity Based Costing;

1
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini tak lain adalah,
1) Bagi pembaca umum, memberikan tambahan pengetahuan dan informasi mengenai
konsep pengembangan sistem manajemen biaya;
2) Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan ataupun dapat dijadikan sebagai sumber
referensi mengenai konsep pengembangan sistem manajemen biaya;
3) Bagi penulis, untuk mengasah keterampilan dalam hal penulisan makalah yang baik dan
untuk memenuhi tugas individu yang di berikan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah akuntansi manajemen lanjutan.

2
BAB 2

ISI

Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi
manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, dan
pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang
diperlukan oleh organisasi. Sistem manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya saling
hubungan dengan elemen-elemen sistem lainnya yaitu : (1) sistem desain dan pengembangan, (2)
sistem pembelian dan produksi, (3) sistem pelayanan konsumen, dan (4) sistem pemasaran dan
distribusi.

2.1 Biaya Langsung dan Tidak Langsung

2.1.1. Biaya Langsung (direct cost)


Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu
yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Konsep biaya langsung tidak hanya mencakup biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja saja. Jika sebuah perusahaan membebankan biaya ke
berbagai kantor di berbagai wilayah penjualan, maka gaji manajer di kantor penjualan pada
suatu wilayah merupakan biaya langsung bagi wilayah penjualan tersebut.

2.1.2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)


Merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam
hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
Contoh lainnya dikaitkan dengan produk, gaji manajer pabrik merupakan biaya tidak
langsung, karena biaya ini sama sekali tidak disebabkan oleh proses pembuatan produk.

2.2 Activity Based Costing


Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan biaya terhadap biaya-biaya produk,
jasa, atau pelanggan berdasarkan banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan oleh suatu
aktifitas. Inti dari pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan
hasil dari serangkaian aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya dan rangkaian aktifitas ini
menggunakan sumber daya yang dihitung dengan biaya.

3
ABC menghubungkan biaya overhead pabrik dengan biaya objek seperti produk atau jasa
dengan cara mengidentifikasi sumber-sumber daya dan aktifitas-aktifitas sesuai dengan biaya-
biayanya dan jumlah yang ingin diproduksi. Activity based costing adalah suatu sistem yang
mengumpulkan dan memproses data-data finansial dan operasional tentang sumber-sumber daya
yang digunakan di suatu perusahaan berdasarkan aktifitas, biaya objek, cost drivers dan
pengukuran kinerja aktifitas.

2.2.1 Kapan dibutuhkan Sistem Activity Based Costing?


Dimasa lalu, sistem biaya activity based costing hanya digunakan pada saat:
a) Biaya untuk mengukur biaya aktifitas dan biaya-biaya lainnya menurun, yang dapat
disebabkan adanya komputerisasi sistem penjadwalan dilantai produksi.
b) Activity yang tetap, menaikkan biaya dari penetapan harga.
c) Deferensiasi produk yang tinggi dalam jumlah, ukuran ataupun kompleksitas.

2.2.2 Langkah-Langkah dalam Melaksanakan Sistem Actifity based costing.


Ada 3 (tiga) tahap dalam melaksanakan sistem Activity Based Costing yaitu:
1) Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktifitas.
Langkah pertama ini berupa pelaksanaan analisa aktifitas untuk mengidentifikasikan
biaya sumber daya, dimana bisa muncul dalam berbagai bentuk aktifitas.Analisa aktifitas
mengidentifikasikan dan memaparkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi
dimana termasuk didalamnya kegiatan pengumpulan data dari dokumen yang ada dan dapat
juga menggunakan survey kuesioner, observasi langsung dan wawancara dengan pelaku
kunci. Proses manufaktur memiliki 4 (empat) level aktifitas:
a) Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
b) Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi.
Misalnya biaya set-up mesin.
c) Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan
pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat
dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk.

4
d) Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan
kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji
pegawai kunci.

2) Mengalokasikan Biaya Sumber Daya ke Aktifitas.


Kriteria penting untuk memilih resources cost drivers yang baik adalah dengan
menggunakan hubungan sebab-akibat. Contoh-contoh resources cost drivers adalah sebagai
berikut:
a) pengukuran kegunaan utilitas,
b) karyawan dalam hal pembayaran gaji,
c) setup untuk aktifitas mesin,
d) kegiatan pemindahan dalam aktifitas material handling,

Biaya dari sumber daya dapat dialokasikan terhadap aktifitas dengan cara penelusuran
langsung ataupun dengan cara estimasi. Penelusuran langsung membutuhkan data aktual
mengenai sumber daya yang digunakan dalam aktifitas. Jka penelusuran langsung tidak bisa
dilaksanakan, manager ataupun supervisor akan diminta untuk mengestimasi persentasi dari
waktu atau usaha yang dikeluarkan karyawan untuk menggunakan suatu aktifitas.

3) Mengalokasikan Biaya Aktifitas ke Biaya Objek.


Setelah biaya aktifitas diketahui, biaya perunit aktifitas harus diukur, hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengukur biaya per unit output yang diproduksi oleh suatu aktifitas.
Output adalah biaya objek untuk setiap aktifitas yang dilaksanakan dimana dapat berupa
sistem biaya untuk produk, jasa, pelanggan ataupun unit bisnis. Activity cost drivers
digunakan untuk mengalokasikan biaya aktifitas ke biaya objek dalam hal ini dapat berupa
pesanan pembelian, laporan penerimaan, laporan inspeksi, jumlah sumber daya yang
disimpan, pembayaran, jam kerja langsung, jam mesin, waktu setup dan waktu siklus
manufaktur.

2.2.3 Keuntungan dan Keterbatasan dari Activity Based Costing


1) Keuntungan
a) ABC menyediakan perkiraan tentang biaya produksi yang lebih akurat dan lebih
informatif, yang pada akhirnya akan menuju pengukuran profitabilitas produk yang

5
lebih akurat dan kemampuan yang lebih baik untuk mengambil keputusan strategis
dalam hal penentuan harga,lini produk, pelanggan, dan pengeluaran kapital.
b) ABC menyediakan pengukuran yang lebih akurat mengenai aktifitas yang menimbulkan
biaya, sehingga para manager akan terbantu untuk meningkatkan kualitas produk dan
peningkatan nilai proses sehingga dapat dihasilkan keputusan produk yang lebih baik,
kemampuan mengontrol biaya.

2) Keterbatasan
a) Allocation, ada beberapa biaya yang mungkin perlu dialokasikan pada suatu departemen
dan pengukuran volume terhadap produk hal ini dikarenakan adanya penemuan spesifik
aktifitas yang menyebabkan ketidak akuratan biaya penggunaan.
b) Omission of cost, ABC berasal dari penganalisisan beberapa biaya yang
diidentifikasikan dengan spesifikasi produk. Aktifitas dapat menyebabkan pemasukan
bagi biaya pemasaran, periklanan pencarian dan pengembangan, teknik produk dan
permasalahan yang ditimbulkannya.

2.2.4 Contoh Soal Metode ABC


PT Trend. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai
berikut:

Akuntan manajemen PT Trend. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang


dianggarkan, datanya sebagai berikut:

6
Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:

Diminta: Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?

Jawab :

1) Menghitung Tarif Aktivitas

2) Menghitung BOP yang dibebankan


 Tas

 Sepatu

7
3) Menghitung Biaya per Unit Produk

Jawab

2.3 Activity Based Costing with Idle Capacity


Dalam akuntansi biaya tradisional, tarif overhead yang ditentukan dimuka dihitung dengan
membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan seperti anggaran
jam kerja langsung. Praktek seperti ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas yang
menganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit tidak stabil.
Jika anggaran aktivitas turun, tarif overhead akan meningkat karena komponen tetap dalam
overhead hanya digunakan untuk jumlah produk yang lebih sedikit sehingga biaya produksi per
unit akan meningkat. Berlawanan dengan akuntansi biaya tradisional, dalam ABC produk hanya
dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya kapasitas yang tidak
digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan
tujuan pembebanan biaya ke produk yang menyebabkan aktivitas.

2.4 Time Driven Activity Based Costing


2.4.1 Kekurangan ABC Sebagai Penyebab Dikembangkannya Time Driven ABC
Beberapa persoalan muncul di dalam praktek penerapan TraditionalABC, antara lain
sebagai berikut:
1) Proses wawancara dan survey kepada karyawan menelan biaya sangat mahal dan
memakan waktu yang cukup panjang.
2) Ketidakakuratan dan bias mempengaruhi keakuratan tarif cost driver yang berasal dari
estimasi individual subjective atas perilaku mereka di masalalu maupun di masa
mendatang.
3) Karena mahalnya biaya wawancara dan survey kepada karyawan, maka sistem ABC
tidak diupdate secara rutin.

8
4) Sulit menambah aktifitas baru ke dalam sistem, memerlukan estimasi ulang atas jumlah
biaya yang harus ditetapkan untuk aktifitas yang baru.
5) Sulit diterapkan pada perusahaan yang beroperasional pada skala besar.Dengan kata lain,
Traditional ABC sulit untuk merespon peningkatan dari diversity dan kompleksitas
pesanan maupun pelanggan, padahal perusahaan berskala besar pasti memiliki tingkat
diversity dan kompleksitas pesanan maupun konsumen yang sangat tinggi.

Faktor-faktor di atas menyebabkan dikembangkannya sistem Time-Driven ABC yang


diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang timbul dari Traditional ABC.

2.4.2 Driven ABC: Pendekatan yang Sederhana dan Kuat


Pendekatan alternatif untuk mengestimasi model ABC, yaitu Time-Driven ABC,
mampu mengatasi segala keterbatasan dari Traditional ABC.Time-Driven ABC memerlukan
dua estimasi baru yaitu: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia, dan (2) konsumsi unit
waktu oleh setiap aktifitas.

1) Estimasi Biaya Per Unit


Prosedur yang baru dimulai dengan menggunakan informasi yang sama dengan
pendekatan Traditional ABC, yaitu menentukan besarnya biaya dari sumber daya yang
menyediakan kapasitas dan mengestimasi kapasitas aktual dari sumber daya yang tersedia.
Dengan estimasi dari: (1) Biaya dari kapasitas yang tersedia, dan (2 ) Kapasitas pada
prakteknya dari sumber daya yang tersedia, maka dapat dihitung biaya per unit dari kapasitas
yang tersedia sebagai berikut:

Biaya per unit = Kapasitas pada Prakteknya dari Sumber Daya yang Tersedia

Biaya dari Kapasitas yang Tersedia

Sebagai contoh, Diketahui data dari PT X: Jumlah biaya dari tenaga kerja tidak langsung
yang tersedia sebesar $ 84,000 (sudah termasuk bonus). Jumlah biaya dari kapasitas computer
yang tersedia sebesar $ 30,000. Tenaga kerja tidak langsung ada 5 orang, di mana masing-
masing menyediakan 500 jam kerja untuk setiap kwartal, atau totalnya sebanyak 2500 jam
kerja. Kapasitas tenaga kerja tidak langsung pada prakteknya sebanyak 2000 jam kerja per

9
kwartal. Kapasitas computer pada prakteknya sebanyak 500 jam perkwartal. Berdasarkan data
tersebut, maka, BTK tidak Langsung per jam = $ 84,00/2000jam = $ 42 per jam
Sedangkan biaya per unit (per jam) dari kapasitas komputer yang tersedia adalah sebagai
berikut: Biaya Komputer per jam = $ 30,000/500 jam = $ 60 per jam

2) Estimasi Unit Waktu


Bagian kedua dari informasi baru yang diperlukan pada pendekatan Time-Driven ABC
adalah estimasi waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi. Prosedur Time-
Driven ABC menggunakan estimasi waktu yang diperlukan setiap saat transaksi terjadi.
Estimasi unit waktu ini menggantikan proses interview pekerja untuk mempelajari berapa
persen waktu pekerja yang dihabiskan untuk semua aktifitas. Sebagai contoh: Manajer PT X
mengestimasi unit waktu dari sumber daya tenaga kerja tidak langsung dan computer sebagai
berikut:

Tarif cost driver untuk aktivitas, menangani production runs, bisa dihitung sebagai biaya
menggunakan tenaga kerja tidak langsung dan Komputer untuk setiap production run:

Selanjutnya, dapat dihitung pula tarif cost driver untuk aktifitas support product dengan
cara yang sama seperti sebelumnya:

10
2.4.3 Perbandingan Time-Driven ABC VS Tradisional ABC

Implementasi Time-Driven ABC: Implementasi Traditional ABC:


 Mengidentifikasi departemen sumber  Mengindentifikasi aktifitas dan pool
daya yang bermacam-macam biaya aktifitas
 Mengestimasi total biaya dari setiap  Membebankan biaya ke aktifitas-
departemen sumber daya aktifitas
 Mengestimasi kapasitas pada prakteknya  Menentukan activity driver
untuk setiap departemen sumber daya  Menentukan tarif activity driver
 Menghitung biaya per unit dari setiap  Membebankan biaya ke produk
kapasitas sumber daya
 Menentukan estimasi unit waktu untuk
setiap transaksi
 Membebankan biaya ke produk

2.4.4 Kelebihan Model Time-Driven ABC


Kelebihan dari model Time-Driven ABC dibandingkan dengan Traditional ABC adalah
sebagai berikut:
1) Sangat mudah dan cepat diimplementasikan
2) Tidak mahal dan mudah diupdate
3) Mudah divalidasi dengan pengamatan langsung terhadap model estimasi dari unit waktu
4) Mampu diterapkan pada perusahaan dengan skala besar
5) Mudah menggabungkan fitur spesifik untuk pesanan, supplier, dan pelanggan khusus
6) Lebih memandang kepada efisiensi proses dan pemanfaatan kapasitas

11
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi
manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi,
dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber
yang diperlukan oleh organisasi. Sistem manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya
saling hubungan dengan elemen-elemen sistem lainnya yaitu : (1) sistem desain dan
pengembangan, (2) sistem pembelian dan produksi, (3) sistem pelayanan konsumen, dan (4)
sistem pemasaran dan distribusi.

Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan Biaya Tak
Langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai,
dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead
pabrik.

Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan biaya terhadap biaya-biaya
produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan
oleh suatu aktifitas. Inti dari pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan
merupakan hasil dari serangkaian aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya dan rangkaian
aktifitas ini menggunakan sumber daya yang dihitung dengan biaya. Kesulitan implementasi
dan pemeliharaan sistem Traditional ABC menyebabkan sistem ini tidak efektif, mahal,
memakan waktu, dan sulit untuk di up-to-date. Kehadiran pendekatan Time-Driven ABC
mengatasi semua kesulitan dari semua persoalan Traditional ABC. Time-Driven ABC
menurunkan kebutuhan akan data, dan hanya memerlukan estimasi dari dua hal berikut: (1)
Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia, dan (2) konsumsi unit waktu oleh setiap aktifitas.

12
3.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai materi pendahuluan akuntansi
manajemen lanjutan ini sehingga memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mengenai konsep dari
pengembangan sistem manajemen biaya. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung kami untuk memperbaiki makalah ini
di masa yang akan datang.

13
Daftar Pustaka

https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/2018/02/contoh-soal-1-metode-tradisional-dan-
abc.html

https://fdokumen.com/download/resume-materi-ke-2-activity-based-costing

https://idoc.pub/documents/pengembangan-sistem-manajemen-biaya-ylyxkqk3rznm

https://www.academia.edu/15898047/Perkembangan_sistem_manajemen_biaya

https://pdfcoffee.com/1-perkembangan-sistem-manajemen-biaya-pdf-free.html

https://www.academia.edu/39982960/MAKALAH_SISTEM_MANAJEMEN_BIAYA_COST_
AND_PERFORMANCE_MANAGEMENT_SYSTEMS

14

Anda mungkin juga menyukai