Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI TERHADAP BIAYA TAKSIRAN

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu: Yani Susetyo, S.E, M.Si

Disusun Oleh:

Siti Malikhatun

NIM: 21118001

Dandung Irawan

NIM: 21118003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

CENDEKIA KARYA UTAMA SEMARANG

TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah “Akuntansi terhadap
Biaya Taksiran” ini. Terimasih kepada Bapak Yani Susetyo, S.E, M.Si selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya.

Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi siapapun yang membaca dan
dapat berguna untuk menunjang wawasan dan pengetahuan tentang “Akuntansi terhadap
Biaya Taksiran”. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun bahasa. Oleh
karena itu, kami berharap kritik dan saran agar lebih baik lagi. Terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, 20 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I.......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Taksiran ..................................................................................... 5
2.2 Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksiran............................................................................ 5
2.3 Penentuan Akuntansi Biaya Taksiran ..................................................................................... 7
2.4 Prosedur Akuntansi Biaya Taksiran ........................................................................................ 8
2.5 Contoh Penerapan Akuntansi Biaya Taksiran....................................................................... 10
BAB III ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem biaya taksiran merupakan merupakan bagian dari pembelajaran cabang
akuntansi yaitu akuntansi biaya. Penerapan dan perhitungan akuntansi dalam sistem
biaya taksiran akan dipakai sebagai dasar untuk mencatat harga pokok produk atau
jasa ke dalam rekening buku besar, selain itu sistem biaya taksiran juga digunakan
untuk membandingkan biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, serta
menentukan besarnya selisih yang timbul diantara biaya taksiran dengan biaya yang
sesungguhnya. Karenanya, biaya taksiran dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen.1

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang
bagaiamana sistem akuntansi yang digunakan dalam biaya taksiran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi biaya taksiran?
2. Apa tujuan penggunaan sistem biaya taksiran?
3. Ketentuan dalam perhitungan akuntansi biaya taksiran?
4. Bagaimana prosedur akuntansi biaya taksiran?
5. Bagaimana contoh penerapan akuntansi biaya taksiran

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari akuntansi biaya taksiran;
2. Untuk mengetahui tujuan dari sistem biaya taksiran;
3. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dalam dalam perhitungan akuntansi biaya
taksiran;
4. Untuk mengetahui prosedur-prosedur dalam akuntansi biaya taksiran;
5. Untuk mengetahui contoh penerapan akuntansi biaya taksiran;

1
Ashari Chae, “Sistem Biaya Taksiran”, https://asarychae.wordpress.com/2013/05/18/sistem-biaya-taksiran-2/
(diakses pada 20 Desember 2019, pukul 10.20 WIB)

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Taksiran


Biaya Taksiran (estimaled cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan
dimuka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem Biaya
Taksiran adalah system akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-
biaya yang ditentukan dimuka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi. 2

Sedangkan, akuntansi biaya taksiran adalah proses perhitungan dari biaya taksiran
yang dihitung dengan prosedur-prosedur dalam akuntansi.

2.2 Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksiran


Menurut Mulyadi dalam buku akuntansi biaya tujuan penggunaa system biaya
taksiran adalah:

a. Untuk jembatan menuju system biaya standar

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan: penentuan harga pokok produk,


pengendalian biaya, dan analisis biaya untuk pengambilan keputusan. Seringkali
system biaya taksiran digunakan sebelum biaya standar dapat digunakan. Penggunaan
system biaya taksiran sebagai jembatan menuju system biaya standar mempunyai
keuntungan sebagai berikut:

1. Melatih karyawan dalam menggunakan system biaya standar karena adanya


beberapa kesamaan diantara kedua system tersebut.
2. Menyesuaikan karyawan secara bertahap terhadap system yang baru, agar
terpelihara hubungan yang baik dengan karyawan.

2
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-
akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

5
b. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian system biaya standar.

Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, pemakaian system biaya taksiran lebih


ekonomis dibandingkan dengan system biaya standar. Dalam perusahaan kecil, biaya
penentuan biaya standar merupakan beban berat dan pada umumnya manajemen
belum membutuhkan system pengendalian biaya yang sangat seksama. Dalam
perusahaan yang seringkali menglami perubahan produk atau produksi, waktu dan
biaya yang diperlukan untuk penentuan biaya stamdar sangat besar, sehingga
pemakaiaan system biaya standar tidak ekonomis.

c. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan.

Banyak perusahaan menggunakan system biaya taksiran sebagai alat


pengendalian biaya dan sebagai dasar untuk menganalisis kegiatan-kegiatannya.
Meskipun biaya taksiran bukan merupakan biaya yang seharusnya (mengingat cara
penentuannya), namun perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran dapat memberikan petunjuk mengenai terjadinya pemborosan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar perbaikan kegiatan.

d. Untuk mengurangi biaya akuntansi.

Penghematan biaya akuntansi dengan pemggumaan system biaya taksiran


sangat terasa jika perusahaan menghasilkan banyak macam produk atau jika produk
(keluarga produk) diolah melalui banyak departemen atau pusat biaya. Biaya
akuntansi dapat dikurangi sebagai akibat dari tidak diperlukannya kartu persediaan
bahan baku, bahan penolong, produk dalam proses, dan produk jadi untuk mencatat
mutasi persediaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan (perpectual
inventory methode). Tetapi jika perusahaan menghendaki digunakannya metode
mutasi persediaan, semua kartu persediaan produk dalam proses dan produk jadi
hanya digunakan untuk mencatat kwantitas fisik saja.3

3
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-
akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

6
2.3 Penentuan Akuntansi Biaya Taksiran
Cara menetukan biaya taksiran biasanya adalah dengan memecahnya menjadi tiga
unsur biaya, yaitu sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku


2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik

Dalam penentuan biaya taksiran, biaya bahan baku yang digunakan untuk
menghasilkan produk-produk khusus perlu dilakukan penaksiran jumlah masing-
masing bahan baku yang dibutuhkan dan taksiran harga masing-masing. Penaksiran
bahan baku akan digunakan dalam setiap satuan produk sesuai spesifikasi, percobaan,
atau data masa lalu. Penaksiran bahan baku yang dapat digunakan untuk membeli
barang dalam jangka waktu tertentu atau jika barang-barang harus dikirim dari waktu
ke waktu dan harga yang sesuai untuk harga yang sama.

Dalam penentuan taksiran biaya tenaga kerja, harus lebih dahulu untuk kegiatan-
kegiatan, karena jam tenaga kerja oleh karyawan setiap orang dan jenis pekerjaannya.
Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja yang harus diperhitungkan juga waktu
persiapan produksi, penanganan material, perbaikan mesin, dll. Taksiran biaya tenaga
kerja untuk hasil kali taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan setiap satuan
produk dengan tarif biaya tenaga kerja.

Taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan dimuka. Dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik diperlukan
pemisahan ke dalam unsur tetap dan variable. Biaya overhead variable ditaksir dengan
melihat hubungan biaya tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat
hubungan yang konstan diantara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan.
Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara memperhatikan masing-masing unsur
biaya overhead pabrik tetap yang bersangkutan seperti biaya depresiasi mesin, ditaksir
dengan memperhitungkan jumlah mesin yang dimiliki sekarang dengan
memperhitungkan rencana investasi serta rencana pemberhentian pemakaian mesin
yang akan terjadi dimasa datang. Penaksiran jumlah asuransi tergantung kepada
kemungkinan perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode
pemakaian biaya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan melihat
rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian

7
taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur
biaya overhead pabrik tersebut.4

2.4 Prosedur Akuntansi Biaya Taksiran


Dalam system biaya taksiran rekening barang dalam proses didebit dengan
biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dan dikredit sebesar hasil kali jumlah
produk selesai dan produk dalam proses dengan biaya taksiran per satuan. Karena
harga pokok produk jadi yang masuk ke gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka
pada saat dijual harga pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk
yang dijual dengan biaya taksiran persatuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan
biaya sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam
proses dan dipindahkan ke rekening selisih.

1. Prosedur Pencatatan Biaya bahan Baku

Jika metode mutasi persediaan dipakai, pembelian bahan baku dicatat


dengan jurnal:

Persediaan bahan baku Rp xxxx

Utang dagang Rp xxxx

2. Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang meliputi upah, biaya kesejahteraan karyawan,


dan biaya lain-lain untuk karyawan yang sesungguhnya terjadi dalam suatu
periode dijurnal sebagai berikut:

Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja Rp xxxx

Biaya administrasi dan umum Rp xxxx

Biaya Pemasaran Rp xxxx

Gaji dan upah Rp xxxx

4
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-
akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

8
3. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik

Dalam system biaya taksiran, biaya overhead pabrik dapat dicatat


dengan menggunakan beberapa metode yang salah satunya adalah sebagai
berikut:

Contoh:

Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Jurnal pencatatan biaya overhead
pabrik sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut:

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxxx

Persediaan suku cadang Rp xxxx

Akumulasi depresiasi aktiva tetap Rp xxxx

Kas Rp xxxx

Pada akhir periode, biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi selama
periode tertentu dibebankan kepada produk dengan jurnal sebagai berikut:

Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik Rp xxxx

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxxx

4. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi dan BDP

Harga pokok produk jadi dihitung dengan cara mengalikan kuantitas


produk jadi yang dihasilkan selama satu periode dengan biaya taksiran per
satuan produk. Harga pokok produk yang masih dalam proses pada akhir
periode dihitung dengan cara mengalikan unit ekuivalensinya dengan biaya
taksiran per satuan produk. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi dan
produk yang masih dalam proses akhir periode adalah sebagai berikut:

Persediaan produk jadi Rp xxxx

Persediaan produk dalam proses Rp xxxx

BDP-BBB Rp xxxx

9
BDP-BTK Rp xxxx

BDP-BOP Rp xxxx

5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual

Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengalikan jumlah


produk yang terjual dengan biaya taksiran per satuan produk. Jurnal
pencatatan harga pokok produk yang dijual adalah sebagai berikut:

Harga pokok penjualan Rp xxxx

Persediaan produk jadi Rp xxxx

6. Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya

Penentuan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya


tergantung pada metode pencatatan biaya overhead pabrik. Mengambil metode
pencatatan biaya overhead pabrik yang dibahas sebelumnya maka selisih
antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan mencari
saldo rekening BDP. Selisih tersebut ditransfer ke rekening selisih dengan
jurnal sebagai berikut:

Selisih Rp xxxx

BDP-BBB Rp xxxx

BDP-BTK Rp xxxx

BDP-BOP Rp xxxx5

2.5 Contoh Penerapan Akuntansi Biaya Taksiran


Contoh kasus:

PT Angkasa memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolahan.


Perusahaan menggunakan system biaya taksiran, dan biaya taksiran per kilogram
produk adalah sebagai berikut:

5
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-
akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

10
Biaya bahan baku 2kg @Rp 10 Rp 20

Biaya tenaga kerja 1 jam @Rp 30 Rp 30

Biaya overhead pabrik 1 jam @Rp 40 Rp 40

Biaya taksiran per kilogram Rp 90

Data kegiatan perusahaan dalam bulan Januari 2017 adalah sebagai berikut:

1. Persediaan pada awal bulan Januari 2017

a) Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.000


b) Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3000 dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut:

biaya bahan baku 100%;

biaya konversi 60%.

Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai
berikut:

BBB 100% x 3.000 x Rp 20 Rp 60.000

BTK 60% x 3.000 x Rp 30 Rp 54.000

BOP 60% x 3.000 x Rp 40 Rp 72.000

JUMLAH Rp 186.000.000

c) Persediaan produk jadi 500 kg

2. Kegiatan selama bulan Januari 2017

a) Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000.


b) Jurnal jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya
tenaga kerja sebesar Rp 925.000
c) BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung
sebesar Rp 40.000. BOP sesungguhnya yang terjadi dalam bulan Januari
berjumlah Rp 1.261.000

11
d) Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan Januari berjumlah
35.500 kg
e) Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 100.000 per kg

3. Persediaan pada akhir bulan Januari 2017

a) Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode


FIFO sebesar Rp 40.000
b) Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2500 kg dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut: BBB 100%; biaya konversi 20%;
c) Persediaan produk jadi berjumlah 1000 kg6

Penyelesaian Kasus

Atas dasar data diatas, jurnal-jurnal pencatatan yang dibuat dalam system
biaya taksiran adalah sebagai berikut:

1. Jurnal pembelian bahan baku:

Pembelian Rp 660.000

Utang dagang Rp 660.000

2. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai:

BDP-BBB Rp 640.000

Persediaan bahan baku Rp 40.000

Persediaan bahan baku Rp 20.000

Pembelian Rp 660.000

3. Jurnal Pencatatan biaya tenaga langsung sesungguhnya:

BDP-BTK Rp 925.000

Gaji dan Upah Rp 925.000

6
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-
taksiran-akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

12
4. Jurnal pencatatan BOP yang dibebankan pada produk

BDP-BOP Rp 1.380.000

BOP yang dibebankan Rp 1.380.000

5. Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya yang terjadi selama bulan


Januari

BOP sesungguhnya Rp 1.261.000

Berbagai macam rekening yang dikredit Rp 1.261.000

6. Jurnal penutupan rekening BOP Pabrik yang dibebankan ke rekening


BOP pabrik sesungguhnya.

BOP yang dibebankan Rp 1.380.000

BOP pabrik sesungguhnya Rp 1.380.000

7. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.

Persediaan produk jadi Rp 3.195.000

BDP-BBB Rp 710.000

BDP-BTK Rp 1.065.000

BDP-BOP Rp 1.420.000

8. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada


akhir bulan Januari 2017.

Persediaan Produk dalam proses Rp 85.000

BDP-BBB Rp 50.000

BDP-BTK Rp 15.000

BDP-BOP Rp 20.0007

7
Ala Santri, “Makalah Akuntansi Biaya”, http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-
akutansi-biaya.html (diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan kita dapat menyimpulkan bahwa Biaya
Taksiran (estimaled cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan dimuka
sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Tujuannya adalah
Untuk jembatan menuju system biaya standar, untuk menghindari biaya yang relatif
besar dalam pemakaian system biaya standar, untuk pengendalian biaya dan analisis
kegiatan, dan untuk mengurangi biaya akuntansi.

Selain itu, terdapat tiga unsur yang digunakan dalam penentuan akuntansi
biaya taksiran yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik yang mana di dalam unsur-unsur tersebut terdapat prosedur untuk
menghitung akuntansinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chae, Ashari. 18 mei 2013. “Sistem Biaya Taksiran”.


https://asarychae.wordpress.com/2013/05/18/sistem-biaya-taksiran-2/ (diakses pada 20
Desember 2019, pukul 10.20 WIB)

Santri, Ala. 4 Februari 2019. “Makalah Akuntansi Biaya”.


http://darmansyahli.blogspot.com/2019/02/makalah-biaya-taksiran-akutansi-biaya.html
(diakses pada 20 Desember 2019 pukul 09.00 WIB)

15

Anda mungkin juga menyukai