Anda di halaman 1dari 16

SYARIAT (HUKUM ISLAM)

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Shohibul Jamil, S.H.I.,M.H.,AH

Oleh :

Nama : Siti Malikhatun

NIM : 21118001

S1 MANAJEMEN EKONOMI

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

Jl. Tegalsari Raya No. 102 Semarang

Tahun 2018/2019

1
Kata Pengantar

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah “Syariat (Hukum Islam)” ini. Terimasih
kepada Bapak Shohibul Jamil, S.H.I.,M.H.,AH selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.

Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi siapapun yang membaca dan dapat
berguna untuk menunjang wawasan dan pengetahuan tentang Syariat (Hukum Islam). Saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun bahasa. Oleh karena itu, saya berharap
kritik dan saran agar lebih baik lagi. Terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, 1 Oktober 2018

Siti Malikhatun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syariat islam adalah bagian dari kesadaran sejarah Agama Islam di dunia. Syariat
islam berkembang dan terus menjadi panduan hukum di berbagai Negara, bukan
hanya Indonesia yang memakai syariat islam bahkan Negara- Negara besar pun ada
yang memakai syariat Islam di negaranya.
Syariat adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi
manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hal itu selain karena syariat islam melengkapi hukum di dunia, syariat islam juga
memenuhi persyaratan untuk melindungi manusia atau bisa disebut HAM. Syariat
islam pun tidak hanya meliputi hukum-hukum di dunia tetapi banyak hal di dunia ini
seperti ekonomi, pembelajaran, pernikahan, dll
Mungkin pada zaman sekarang manusia sangat memerlukan teknologi contoh nya
handphone, komputer, laptop, televisi, dll di era globalisasi ini banyak sekali
teknologi-teknologi canggih jadi banyak sekali pekerjaan yang di zamannya
membutuhkan waktu yang lumayan lama tapi sekarang hanya dalam hitungan menit,
jam, atau pun hari pekerjaan itu bisa terselesaikan.
Akan tetapi di zaman yang sangat modern ini banyak sekali kekurangannya,
misalnya orang-orang lebih suka menggunakan cara instan di bandingkan cara di
zaman dahulu yang lumayan rumit, dan banyak juga orang-orang di zaman sekarang
yang tidak lagi mementingkan akhirat hanya mementingkan duniawi jadi banyak
sekali terjadi korupsi dimana-mana, pelecehan seksual, pelanggaran hukum HAM, dll
Oleh karena itu, syariat islam perlu kita pelajari dalam dunia ini agar manusia
lebih tertata hidupnya dengan aturan-aturan tertentu sebagai pegangan untuk
kebahagiaanya dunia dan akhirat.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian syariah islam dalam kehidupan?
2. Apa Tujuan syari’ah islam?
3. Apa perbedaan Syari’ah dengan Fiqih?
4. Apa saja ruang lingkup syariah?
5. Apa saja sumber-sumber syariah?
6. Bagaimana klasifikasi syariah?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak
pengetahuan kita tentang syari’ah, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
termasuk:
1. Pengertian syariah islam dalam kehidupan
2. Tujuan syari’ah islam
3. Perbedaan Syari’ah dengan Fiqih
4. Ruang lingkup syariah
5. Sumber-sumber syariah
6. Klasifikasi syariah

D. Manfaat

Kita dapat mengetahui bahwa syariat islam itu memenuhi unsur-unsur kehidupan
untuk menuntun kita ke jalan yang benar dalam segi apapun, misalnya bidang sosial,
budaya dan pendidikan dll

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian syariah islam dalam kehidupan


Syariat adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi
manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat mencapai keridhoan Allah SWT yang
dirumuskan dalam Al-Qur’an, yaitu :
1. Surat Asy-Syura ayat 13

َ ‫ِّين ِّمنَ لَ ُكم ش ََر‬


‫ع‬ ِّ ‫صى َما الد‬ َّ ‫َو َما ِّإلَي َْك أ َ ْو َح ْينَا َوالَّذِّي نُو ًحا بِّ ِّه َو‬
‫ص ْينَا‬
َّ ‫يم بِّ ِّه َو‬ َ ‫سى إِّب َْرا ِّه‬
َ ‫سى َو ُمو‬ َ ‫َو َل الدِّينَ أَقِّي ُموا أ َ ْن َو ِّعي‬
‫عو ُه ْم َما ْال ُم ْش ِّر ِّكينَ َعلَى َكبُ َر فِّي ِّه تَتَفَ َّرقُوا‬ ُ ‫ّللاُ ِّإلَ ْي ِّه ت َ ْد‬
َّ ‫يَ ْجت َ ِّبي‬
‫يب َمن ِّإلَ ْي ِّه َويَ ْهدِّي يَشَاء َمن ِّإلَ ْي ِّه‬
ُ ِّ‫﴾ يُن‬١٣﴿
Artinya :
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-
Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)
(Quran surat Asy-Syura ayat 13). (1)

http://id.noblequran.org/quran/ (1)
5
2. Surat Asy-Syura ayat 21

‫ش َر َكاء لَ ُه ْم أ َ ْم‬
ُ ‫عوا‬ ُ ‫ِّين ِّمنَ لَ ُهم ش ََر‬ ِّ ‫ّللاُ بِّ ِّه يَأْذَن لَ ْم َما الد‬َّ ‫َولَ ْو َل‬
ُ‫ص ِّل َك ِّل َمة‬ْ َ‫ي ْالف‬ َّ ‫﴾ أ َ ِّليم َعذَاب لَ ُه ْم‬٢١﴿
ِّ ُ‫الظا ِّل ِّمينَ َوإِّ َّن بَ ْينَ ُه ْم لَق‬
َ ‫ض‬
Artinya :
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk
mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak ada ketetapan yang
menentukan (dari Allah tentukanlah mereka dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-
orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang pedih. (Qur’an Surat Asy-Syura Ayat :
21). (2)

3. Surat Al-Jatsiyah ayat 18

َ ‫الَّذِّينَ أ َ ْه َواء تَت َّ ِّب ْع َو َل فَات َّ ِّب ْع َها ْاْل َ ْم ِّر ِّمنَ ش َِّريعَة َعلَى َجعَ ْلن‬
‫َاك ث ُ َّم‬
‫﴾ يَ ْعلَ ُمونَ َل‬١٨﴿
Artinya :
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui. (Qur’an Surat Al-Jatsiyah ayat : 18).(3)

http://id.noblequran.org/quran/ (2) (3)


6
Ketentuan-ketentuan sebagaimana dirumuskan dalam syariat, wajib dipatuhi.
Orang Islam yakin bahwa ketentuan Allah SWT yang terdapat dalam syariah itu adalah
ketentuanm Allah SWT yang bersifat universal, oleh karena itu merupakan hukum bagi
setiap komponen dalam satu sistem. Hal ini berarti bahwa setiap ketentuan yang
ditinggalkannya atau dilanggar bukan saja akan merusak lingkungannya tetapi juga akan
menghilangkan fungsi parameter dalam komponen atau fungsi komponen dalam sistem.
Sebagai contoh, seseorang menyalahi janji, berdusta, zina, mencuri, korupsi, dan lain-
lain. Dalam syariah Islam ada istilah rukshoh (keringanan) apabila seseorang tidak dapat
melaksanakan kewajibannya secara normal, maka ia boleh melaksanakannya dengan cara
lain sesuai dengan kekuatan, kemungkinan, dan kondisi, seperti sholat sambil duduk.

B. Tujuan syari’ah islam


Ada 5 (lima) hal pokok yang merupakan tujuan utama dari Syariat Islam, yaitu:

1. Menjaga / Memelihara agama (Hifzhud diin)


2. Menjaga jiwa (Hifzhun nafsi)
3. Menjaga akal (Hifzhul ’aqli)
4. Menjaga kehormatan (Hifzhul ‘ardh)
5. Menjaga harta benda (Hifzhul maal).

Dalam surat ini terdapat firman Allah SWT yang menyatakan:

‫س ُن َو َم ْن يَ ْبغُونَ ْال َجا ِّه ِّليَّ ِّة أَفَ ُح ْك َم‬


َ ‫ِّلقَ ْوم ُح ْك ًما ّللاِّ ِّمنَ أ َ ْح‬
َ‫﴾ يُوقِّنُون‬٥٠﴿
Artinya:
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”. (Qs. 5: 50)(4)

http://id.noblequran.org/quran/ (4)

7
Ayat tersebut hendak memberkan arahan bahwa syariat Allah ta’ala merupakan
syariat terbaik yang memberikan kemaslahatan bagi umat manusia, baik di dunia maupun
di akhirat. Hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan berikut ini:
1. Menjaga/ memelihara agama (hifzhud diin)
Allah swt, berfirman,

‫ف دِّينِّ ِّه َعن ِّمن ُك ْم يَ ْرتَدَّ َمن آ َمنُواْ الَّذِّينَ أَيُّ َها يَا‬
َ ‫س ْو‬َ َ‫يَأْتِّي ف‬
ُ‫أ َ ِّع َّزة ْال ُمؤْ ِّم ِّنينَ َعلَى أَذِّلَّة َويُ ِّحبُّونَهُ يُ ِّحبُّ ُه ْم ِّبقَ ْوم ّللا‬
‫س ِّبي ِّل فِّي يُ َجا ِّهدُونَ ْال َكافِّ ِّرينَ َعلَى‬ َ ِّ‫لَ ْو َمةَ يَخَافُونَ َولَ ّللا‬
‫ض ُل ذَ ِّل َك آلئِّم‬
ْ َ‫﴾ َع ِّليم َوا ِّسع َوّللاُ يَشَاء َمن يُؤْ تِّي ِّه ّللاِّ ف‬٥٤﴿
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu, yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, yang
Allah mencintai mereka, dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-
lembut terhadap orang-orang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-
orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang, yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui." (QS 5: 54). (5)
Hal pertama kali menjadi perhatian syariat adalah kewajiban memelihara
agama dan meninggalkan kekufuran.

http://id.noblequran.org/quran/ (5)
8
2. Menjaga jiwa (hifzhun nafsi)
Allah swt. Berfirman,

‫قَت َ َل َمن أَنَّهُ إِّ ْس َرائِّي َل بَنِّي َعلَى َكت َ ْبنَا ذَ ِّل َك أ َ ْج ِّل ِّم ْن‬
‫سا‬ً ‫ساد أ َ ْو نَ ْفس ِّبغَي ِّْر نَ ْف‬ ِّ ‫اس قَت َ َل فَ َكأَنَّ َما اْل َ ْر‬
َ َ‫ض فِّي ف‬ َ َّ‫الن‬
‫اس أ َ ْحيَا فَ َكأَنَّ َما أ َ ْحيَاهَا َو َم ْن َج ِّميعًا‬ َ َّ‫َجاء َولَقَ ْد َج ِّميعًا الن‬
‫سلُنَا تْ ُه ْم‬
ُ ‫ت ُر‬ ِّ ‫يرا إِّ َّن ث ُ َّم ِّبالبَ ِّينَا‬ ِّ ‫اْل َ ْر‬
ً ِّ‫ض فِّي ذَ ِّل َك بَ ْعدَ ِّم ْن ُهم َكث‬
َ‫﴾ لَ ُم ْس ِّرفُون‬٣٢﴿
Artinya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israel, bahwa:
barang siapa yang membunuh manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya, telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami, dengan (keterangan-keterangan) yang jelas, kemudian banyak di
antara mereka. sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas, dalam berbuat
kerusakan di muka bumi” (QS 5: 32). (6)
Ayat tersebut menjadi dalil tentang haramnya membunuh. Islam
mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling menghargai antar sesama.

http://id.noblequran.org/quran/ (6)
9
3. Menjaga Akal (Hifzhul ‘aqli)
Allah swt. Berfirman,

‫آ َمنُواْ الَّذِّينَ أَيُّ َها يَا‬ ‫اب َو ْال َم ْيس ُِّر ْالخ َْم ُر ِّإنَّ َما‬ُ ‫ص‬َ ‫َواْلَن‬
‫ِّم ْن ِّر ْجس َواْل َ ْزلَ ُم‬ ‫ان َع َم ِّل‬ ِّ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬ ْ َ‫لَعَلَّ ُك ْم ف‬
َّ ‫اجتَنِّبُوهُ ال‬
َ‫﴾ ت ُ ْف ِّل ُحون‬٩٠﴿

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasih dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS 5: 90). (7)
Tujuan dari pengharaman khamar adalah menjaga akal. Dengan terjaganya
akal manusia dapat menjalankan syari’ah islam dengan baik di karenakan hanya
orang yang membedakan yang haq dan yang bathil.
4. Menjaga kehormatan (hifzhul ‘ardh)
Allah swt. Berfirman,

‫ات لَ ُك ُم أ ُ ِّح َّل ْاليَ ْو َم‬ َّ ‫طعَا ُم‬


ُ َ‫الط ِّيب‬ َ ‫اب أُوتُواْ الَّذِّينَ َو‬
َ َ ‫ِّحل ْال ِّكت‬
‫طعَا ُم ُك ْم لَّ ُك ْم‬ َ ‫َات لَّ ُه ْم ِّح ُّل َو‬ُ ‫صن‬ َ ‫ت ِّمنَ َو ْال ُم ْح‬ ِّ ‫ْال ُمؤْ ِّمنَا‬
ُ ‫صن‬
‫َات‬ َ ‫اب أُوتُواْ الَّذِّينَ ِّمنَ َو ْال ُم ْح‬ َ َ ‫ِّإذَا قَ ْب ِّل ُك ْم ِّمن ْال ِّكت‬
َ ‫صنِّينَ أ ُ ُج‬
‫ور ُه َّن آت َ ْيت ُ ُمو ُه َّن‬ َ ‫ُمت َّ ِّخذِّي َولَ ُم‬
ِّ ‫سافِّ ِّحينَ َغي َْر ُم ْح‬
‫ان يَ ْكفُ ْر َو َمن أ َ ْخدَان‬ َ ‫ع َملُهُ َح ِّب‬
ِّ ‫ط فَقَ ْد ِّب‬
ِّ ‫اإلي َم‬ َ ‫فِّي َو ُه َو‬
ِّ َ‫﴾ ْالخَا ِّس ِّرينَ ِّمن‬٥﴿
ِّ‫اآلخ َرة‬
10
http://id.noblequran.org/quran/ (7) (8)

Artinya:
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberikan Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga
kehormatan, di antara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu
telah membayar maskawin mereka, dengan maksud menikahinya, tidak dengan
maksud berzina, dan tidak (pula) menjadikan gundik-gundik. Barangsiapa yang
kafir. sesudah beriman, (tidak menerima hukum-hukum Islam). Maka hapuslah
amalannya, dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi” (QS 5: 5). (8)
Ayat ini menjelaskan tentang larangan melakukan hubungan lawan jenis di
luar pernikahan. Larangan Allah SWT mempunyai tujuan yang satu untuk
menghidarkan manusia jatuh kelembah kehinaan. Seluruh perintah dan larangan
Allah SWT dapat dikaitkan dengan kepentingan untuk menjaga kehormatan serta
keturunan dari manusia itu sendiri

5. Menjaga Harta (Hifzhul maal)


Allah swt berfirman,

‫ار ُق‬ َّ ‫ارقَةُ َوال‬


ِّ ‫س‬ ِّ ‫س‬ َ ‫سبَا ِّب َما َجزَ اء أ َ ْي ِّديَ ُه َما فَا ْق‬
َّ ‫طعُواْ َوال‬ َ ‫نَ َكالً َك‬
َ‫﴾ َح ِّكيم َع ِّزيز َوّللاُ ّللاِّ ِّمن‬٣٨﴿
Artinya:
“Laki-laki mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 5: 38).(9)
Tujuan lima syariat dalam surat Al-Maidah ini untuk menegaskan bahwa semua
perintah dan larangan yang harus ditunaikan adalah untuk memelihara kemaslahatan
manusia.
11
http://id.noblequran.org/quran/ (9)
C. Perbedaan Syari’ah dengan Fiqih
1. Syariah
a. Berasal dari Al-Qur'an dan Hadits
b. Bersifat fundamental
c. Hukumnya bersifat Qath'i (tidak berubah) karena ketentuannya dari Allah
SWT, dan ketentuan-ketentuan dari Rasul.
d. Hukum Syariatnya hanya Satu (Universal)
e. Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an

2. Fiqih
a. Karya Manusia yang bisa Berubah karena terdapat dalam kitab-kitab fikih.
b. Bersifat Instrumental
c. Hukumnya dapat berubah dan di ubah dari masa ke masa
d. Banyak berbagai ragam aliran-aliran hukum yang disebut mazhab.
e. Berasal dari Ijtihad para ahli hukum sebagai hasil pemahaman manusia yang
dirumuskan oleh Mujtahid

D. Ruang Lingkup Syari’ah


Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah
SWT (ritual), yang terdiri dari: Rukun Islam: mengucapkan syahadat, mengerjakan
shalat, zakat, puasa, dan haji.
Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.
a. Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudhu, mandi, tayamum, pengaturan
menghilangkan najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat, I’tikaf, do’a, sholawat,
umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.
b. Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah,
dan lain-lain.

12
2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang
lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya :
dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan,
penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan,
wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.
3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain
dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya),
diantaranya : perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara
anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat,
meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat,
kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan,
kesaksian dan lain-lain.
5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik),
diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah (persamaan), ‘adalah (keadilan),
ta’awun (tolong menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab
sosial), zi’amah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.
6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar,
tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani),
birrul walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman, sembelihan, berburu,
nazar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, da’wah,
perang, dan lain-lain.

E. Sumber-sumber Syari’ah
1. Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan
rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum.

13
3. Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah.

F. Klasifikasi Syari’ah
Syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya, apabila
dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.
2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh, minum-
minuman keras, durhaka pada orang tua, dan lain-lain.
3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk
ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya : merokok, makan bau-bauan, dan
lain-lain.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syariat Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan
umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Muamalah dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariat
Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam
menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek
kehidupan. Syariat Islam dalam muamalah senantiasa mendorong penyebaran manfaat
bagi semua pihak, menghindari saling merugikan, mencegah perselisihan dan
kesewenangan dari pihak yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan
dikembangkannya muamalah berdasarkan syariah Islam akan lahir masyarakat
marhamah, yaitu masyarakat yang penuh rahmat.
Islam adalah sekaligus syariat yang dalam dirinya terkandung kepedulian
sangat tinggi dengan masalah sosial budaya dan pendidikan. Keharusan
melaksanakan Islam secara kaffah, niscaya menjadi pijakanyang sangat
kokoh akan keharusan keberadaan syariat pada lapangan sosial budaya dan
pendidikan. Lebih dari itu sejarah umat yang telah terukir berabad-abad
lamanya, baik pada skala lokal, nasional maupun global, ternyata juga
membuktikan bahwa syariat Islam itu memang rahmatan lil alamindan
karenanya pastilah ia dapat dan perlu terwujud pada tataran sosial
budaya dan pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kasmansahra. “Makalah Syariat Islam.” 1 Oktober 2018.

https://kasmankhasra.blogspot.com/2014/11/makalah-syariat-islam.html

Ilmiah, Karya Tulis. “Tugas Makalah Syariat.” 1 Oktober 2018.

https://karyatulisilmiah.com/tugas-makalah-syariah/

Qur’an, The Noble. “Al Qur’an.” 1 Oktober 2018. http://id.noblequran.org/quran/

16

Anda mungkin juga menyukai