Anda di halaman 1dari 22

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik, Analisis Selisih Biaya Over Head

Pabrik, Dan Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Selisisihnya

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu: Yani Susetyo, S.E, M.Si

Disusun Oleh:

Siti Malikhatun

NIM: 21118001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

CENDEKIA KARYA UTAMA SEMARANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah “Metode Alokasi Biaya
Overhead Pabrik, Analisis Selisih Biaya Over Head Pabrik, Dan Analisis Perlakuan
Akuntansi Terhadap Selisisihnya” ini. Terimasih kepada Bapak Yani Susetyo, S.E, M.Si
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya.

Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi siapapun yang membaca dan
dapat berguna untuk menunjang wawasan dan pengetahuan tentang “Metode Alokasi Biaya
Overhead Pabrik, Analisis Selisih Biaya Over Head Pabrik, Dan Analisis Perlakuan
Akuntansi Terhadap Selisisihnya”. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
maupun bahasa. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran agar lebih baik lagi.
Terimakasih.

Wassalamualaikum  Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, 22 November 2019

Siti Malikhatun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam akuntansi biaya terdapat berbagai perhitungan terhadap biaya-biaya yang


diperlukan. Salah satunya adalah Biaya Overhead Pabrik (BOP). Terdapat alokasi-alokasi
tertentu dalam penggunaan biaya tersebut termasuk metode yang digunakan dalam
perhitungannya.

Selain itu, juga terdapat analisis selisih terhadap Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang
mana nantinya akan berhubungan dengan biaya tetap, biaya variabel, dan lain-lain. Bukan
hanya alokasi BOP saja yang menggunakan metode tertentu, namun perhitungan analisis
selisih BOP juga terdapat metode dalam menghitungnya. Perhitungan tersebut merupakan
perhitungan juga dari segi akuntansi.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang metode alokasi
BOP, Analisis Selisih BOP, dan Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Selisihnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode alokasi Biaya Overhead Pabrik?
2. Bagaimana analisis selisih Biaya Overhead Pabrik?
3. Bagaimana analisis perlakuan akuntansi terhadap selisihnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana metode alokasi Biaya Overhead Pabrik
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis selisih Biaya Overhead Pabrik
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis perlakuan akuntansi terhadap selisihnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Terdapat dua metode alokasi BOP antaralain:

1. Metode Alokasi Langsung


Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen
produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa
yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh
departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa
tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).

2. Metode Alokasi Bertahap

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh
departemen jasa yang lain. Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian
pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik
menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk
memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula
sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan
peralatan reparasi.

        Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila
terjadi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar
(Algebraic method). Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di
masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam formula berikut:
Keterangan:

X  = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Y
Y  = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa X
a1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasi
a2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian X
b2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y1

B. Analisis selisih Biaya Overhead Pabrik

Menurut Ibnu Subiyanto, “Perhitungan selisih biaya overhead pabrik sama dengan
selisih bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Tetapi overhead pabrik terdiri dari
beberapa jenis biaya ada yang variabel dan ada yang tetap”. (Ibnu Subiyanto, 1993).

Menurut Abdul Halim, “Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang
disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
dengan overhead pabrik standar”. (Abdul Halim, 2010).

Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya  overhead pabrik standar dengan
biaya  overhead pabrik  sesungguhnya dikeluarkan (aktual). Selisih overhead
membutuhkan analisis yang berbeda dengan biaya manufaktur yang lainnya karena
overhead in terdiri atas berbagai jenis biaya.
 
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini terdiri
atas dua komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai berikut:

Y=a+bX

a = biaya tetap dan b = biaya variabel

1
Sites, “Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)”,
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-biaya-overhead-pabrik-
bop/metode-alokasi-biaya-overhead-pabrik-bop, diakses pada 21 November 2019
Menghitung Selisih Overhead Pabrik
 
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
1. Selisih volume produksi
= BOP dibebankan � BOP anggaran
 
2. Selisih anggaran (spending variances)2
= BOP aktual � BOP anggaran

Selain itu, terdapat 2 metode dalam perhitungan selisih Biaya Overhead Pabrik antaralain:

1. Metode Full Costing


Suatu metode dalam ilmu akuntansi yang memaparkan bahwa semua biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi seperti biaya tetap, variabel, langsung, tidak
langsung, investasi, dan semua biaya yang digunakan untuk proses produksi dijadikan
sebagai tolak ukur untuk menghitung total biaya per unit atau harga pokok
produksi dalam sebuah bisnis.
2. Metode Variabel Costing

Metode dalam perhitungan biaya-biaya variabel yang digunakan untuk membuat


suatu produk, di mana biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan volume
kegiatan usaha. Dengan kata lain, biaya tersebut sangat fluktuatif atau naik-turun
secara porposional dengan kuantitas output atau volume produksi.3
2
Suplemen, “Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik”, http://web-
suplemen.ut.ac.id/ekma4314/ekma4314a/isi2_2c.htm, diakses pada 21 November 2019
3
Jojonomic, “Full Costing dan Variable Costing dalam Dunia Akuntansi”,
https://jojonomic.com/blog/full-costing-dan-variable-costing/, diakses pada 25 November
2019
C. Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Selisihnya
1. Metode alokasi BOP
a. Metode alokasi Langsung
Contoh kasus: Metode Alokasi langsung
CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen
proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa
listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan
pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan
proporsi:

Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah

Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi


langsung!

Jawab:
Menghitung BOP dianggarkan
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1.    Jasa X

BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-


masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing
Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp   9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-

                                        Total            = Rp 30.000.000,-

2.    Jasa Y

BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-


masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-


Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-Departemen 3 = 35% x Rp
60.000.000 = Rp 21.000.000,-

                Total            = Rp 60.000.000,-

b. Metode alokasi Bertahap

Contoh Kasus : Metode Alokasi Bertahap


PT RAS  mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan
merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar
50.000 unit, selama Tahun 2006 sebesar:

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain
digunakan oleh bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian
jasa sendiri. Dalam hal ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan
bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah:
Berdasarkan data tersebut, diminta:
1.    Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
2.    Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen
produksi

Jawab
1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi

Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam
persamaan-persamaan berikut:

X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1
Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2

X = 28.000.000 + 25% Y
Y = 2.000.000 + 20% X

Jadi  
X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)
X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 X
X – 0,05 X  = 28.500.000
X  = 30.000.000

Y = 2.000.000 + 20% X
Y = 2.000.000 + 0,2 (X)
Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)
Y = 8.000.000
Jadi

BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan
adalah sebesar Rp 30.000.000,-

BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa
listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-

Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa
adalah:

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan
kepala masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:

2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi

Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:


1.    Jasa X (departemen listrik)

BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-


masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp   9.000.000,-


Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,-

                             Total              = Rp 24.000.000,-

2.    Jasa Y (departemen pemeliharaan)


BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-
masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-


Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,-

                    Total            = Rp 6.000.000,-

Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut:

2. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

Dalam pembebanan biaya overhead pabrik dengan metode full costing dapat
dilustrasikan dengan contoh sebagai berikut :
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik :

Setelah tarif biaya overhead pabrik ditentukan sebesar Rpl40 per jam mesin, maka produk
yang diproduksi sesungguhnya dibebani dengan biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif tersebut. Selanjutnya jika dari ilustrasi pada tabel 1 PT Hasna
Sejahterai menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu pengerjaan sebanyak
75.000 jam mesin dalam tahun 2008 maka biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada produk adalah sebesar Rp10.500.000 yang didapat dari Rp140 x 75.000 jam
mesin dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Pada pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode variable costing
dari ilustrasi pada Tabel 6.1 maka biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk
adalah sebesar Rp5.437.500 (Rp72,50 x 75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut:

Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan sebagai
unsur biaya produksi, sehingga tidak diperhitungkan sebagai unsur harga pokok
persediaan produk jadi maupun persediaan produk dalam proses. Biaya overhead pabrik
tetap diperhitungkan sebagai biaya periode dan langsung digunakan untuk mengurangi
pendapatan penjualan dalam periode yang bersangkutan.

Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan


dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang
lebih atau kurang dibebankan (over or under applied factory overhead cost).

Pada tahun berjalan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan
dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya seperti pada ilsutrasi tabel 1
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp10.700.000
dengan rincian seperti tercantum dalam Tabel .6.2. Selisih biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dengan yang dibebankan kepada produk adalah sebesar
Rp200.000 (Rp10.700.000 – Rp10.500.000.
Pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode full costing
maka biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening
kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam
kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

Jurnal yang dibuat oleh PT Hasna untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode variable
costing maka seperti halnya dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya.

Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi. Karena dalam metode variable tosting biaya overhead
pabrik tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, tidak
diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi, maka biaya overhead pabrik
sesungguhnya yang telah dicatat dalam rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya kemudian dipecah menjadi dua kelompok biaya: biaya overhead
pabrik variabel sesungguhnya dan biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
adalah sebagai berikut:

Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi menurut perilakunya adalah sebagai berikut:
I. Perhitungan dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Dengan Metode Full Costing

Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam penentuan harga pokok


produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan selisih biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk sebagai berikut:

Biaya Overload Pabrik yang dibebankan kepada produk:

Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik tersebut perlu dibuat dua jurnal sebagai
berikut:

1. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening
biaya overhead pabrik sesungguhnya dan jurnal penutupan tersebut dibuat sebagai
berikut:

2. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp200.000 tersebut dapat dipecah ke dalam dua
macam selisih atau variances sebagai berikut:

 Selisih anggaran
 Selisih kapasitas.
Selisih Anggaran atau Budget Variance (spending variance) menunjukkan perbedaan antara
biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut
anggaran. Selisih anggaran pada dasarnya berhubungan dengan biaya overhead pabrik
variabel, tetapi jika biaya overhead pabrik tetap berbeda dari apa yang dianggarkan seperti
pada kenaikan pajak, tarif premi asuransi atau kenaikan biaya depresiasi karena tambahan
fasilitas pabrik yang akan menimbulkan selisih anggaran.

Perhitungan selisih anggarannya dapat dilakukan dengan dua metode sebagai berikut :

 Metode 1

 Metode 2

Selisih Kapasitas atau Idle Capacity Variance disebabkan karena tidak dipakainya atau
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan. Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan
antara biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap
yang dibebankan kepada produk. Perhitungan selisih kapasitas dapat dilakukandengan dua
metode sebagai berikut :

 Metode 1
 Metode 2

 Metode 3

Terjadinya selisih tersebut disebabkan karena satu atau beberapa faktor di bawah ini. Salah
satu faktor penyebab terjadinya selisih tersebut adalah kurang tepatnya taksiran biaya
overhead pabrik yang digunakan untuk menghitung tarif. Selanjutnya faktor-faktor yang
menyebebkan selisih adalah :

 Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi lebih besar atau lebih kecil bila
dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan yaitu yang digunakan untuk
menghitung tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas normal dan telah disesuaikan
pada tingkat kapasitas sesungguhnya. Ini merupakan petunjuk bahwa perusahaan telah
mengeluarkan biaya overhead pabrik terlalu banyak atau sangat hemat Penyebab selisih ini
terutama adalah biaya overhead pabrik variabel.

 Kegiatan produksi lebih besar atau kurang untuk menyerap bagian biaya overhead


pabrik tetap untuk bulan tertentu. Hal ini merupakan petunjuk ketidakefisienan atau efisiensi,
adanya idle time atau overtime. Selisih ini berhubungan dengan biaya overhead pabrik tetap.

 Selisih biaya overhead pabrik mungkin terjadi sebagai akibat faktor-faktor musiman
seperti perbedaan jumlah hari dalam bulan dan sifat-sifat musiman elemen biaya overhead
pabrik tertentu. Selisih ini disebabkan oleh biaya overhead pabrik baik yang variabel maupun
yang tetap.
II. Perhitungan dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Dengan Metode Variable
Costing

Jika perusahaan menggunakan metode variable costing dalam penentuan haram pokok
produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan biaya overhead pabrik
yang lebih atau kurang dibebankan kepada produk sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk:

Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik variabel tersebut perlu dibuat dua jurnal
sebagai berikut:

1. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening
biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya jurnal penutupan tersebut dibuat
sebagai berikut:

2. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik variable adalah sebagai berikut:

Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp137.500 dan jumlah ini disebut selisih pengeluaran
variabel (variable spending variance). Karena metode variable costing tidak membebankan
biaya overhead pabrik tetap kepada produk, maka tidak ada selisih yang dihitung yang
bersangkutan dengan kapasitas seperti pada selisih kapasitas dalam metode full costing.4

Sumber :
Sampurno Wibowo, S.E., M.Si, Yani Meilani, Akuntansi biaya, Politeknik Telkom Bandung,
2009.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa :
1. Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua metode alokasi BOP
yaitu Metode Alokasi Langsung dan Metode Alokasi Bertahap. Metode alokasi
langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya
dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa
lain yang memakai jasa tersebut. Sedangkan Metode alokasi bertahap digunakan
apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh
departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang
lain.
2. Analisis selisih Biaya Overhead Pabrik, dalam menentukan analisis selisih
BOP terdapat 2 metode yang umum digunakan yaitu metode full coasting dan
variabel coasting. Metode full coasting memaparkan bahwa semua biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi digunakan untuk proses produksi dijadikan
sebagai tolak ukur untuk menghitung total biaya per unit atau harga pokok
produksi dalam sebuah bisnis. Sedangkan, metode variabel coasting digunakan
untuk membuat suatu produk, di mana biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai
dengan volume kegiatan usaha.
3. Analisis Perlakuan Akuntansi terhadap Selisihnya

4
Pada penjelasan di atas mulai dari metode alokasi BOP dan analisis selisih BOP
terdapat macam-macam perhitungan metode yang digunakan sekaligus contoh
soal. Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan usaha atau kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Sites, “Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)”,


https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/metode-
alokasi-biaya-overhead-pabrik-bop, diakses pada 21 November 2019

Suplemen, “Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik”, http://web-


suplemen.ut.ac.id/ekma4314/ekma4314a/isi2_2c.htm, diakses pada 21 November 2019

Jojonomic, “Full Costing dan Variable Costing dalam Dunia Akuntansi”,


https://jojonomic.com/blog/full-costing-dan-variable-costing/, diakses pada 25 November
2019

Anda mungkin juga menyukai