Anda di halaman 1dari 14

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani


Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah
A. Perkembangan Nilai Tukar Petani
 NTP Jawa Tengah Agustus 2019 sebesar 104,95 atau naik 1,16 persen
dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 103,75. Kenaikan NTP karena
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) naik 1,34 persen lebih tinggi
dibandingkan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang naik 0,18
Nilai Tukar persen.
 Dari lima subsektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga subsektor
Petani (NTP) mengalami kenaikan indeks yaitu : subsektor Tanaman Pangan naik 1,02
persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,80 persen, dan
Agustus 2019 subsektor Peternakan naik 0,96 persen. Subsektor yang mengalami
sebesar penurunan indeks yaitu subsektor Hortikultura turun 0,12 persen.
Sedangkan subsektor Perikanan tidak mengalami perubahan indeks.
104,95 atau  Pada Agustus 2019, komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara
lain:, gabah, jagung, buncis, kacang panjang, alpukat, salak, nangka,
naik 1,16 mangga, pisang, nilam, tembakau, kakao, kerbau, sapi potong, domba,
persen kambing, susu sapi, sepat, kodok, patin, tembang, kerapu, rumput laut,
belanak dan bandeng. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan
harga, antara lain: ubi kayu, kacang hijau, tomat, bawang merah terong
panjang, kol/kubis, jeruk, melon, kencur, temulawak, pala biji, ayam ras
pedaging, ayam ras petelur, nila bawal dan mujair.
 Dari 33 provinsi di Indonesia, pada Agustus 2019 kenaikan NTP tertinggi
terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,29 persen. Sebaliknya penurunan NTP
terbesar terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,53 persen.
 Pada Agustus 2019, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan di Jawa
Tengah mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, antara lain disebabkan
oleh naiknya semua indeks kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan;
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan; sandang;
kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga serta transportasi dan
komunikasi.
 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Tengah
Agustus 2019 sebesar 112,20 atau naik sebesar 1,19 persen dibanding
NTUP bulan sebelumnya yang sebesar 110,88.

1
1. Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)
terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat
tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of
trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya
produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli
petani.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 29 kabupaten di Jawa Tengah pada
Agustus 2019, NTP Jawa Tengah naik 1,16 persen dibandingkan NTP Juli 2019, yaitu dari 103,75
menjadi 104,95. Kenaikan NTP pada Agustus 2019 disebabkan oleh perubahan indeks harga yang
diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani
(Ib).
Kenaikan NTP Agustus 2019 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada tiga subsektor yaitu:
subsektor Tanaman Pangan naik 1,02 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,80 persen, dan
subsektor Peternakan naik 0,96 persen. Subsektor yang mengalami penurunan indeks yaitu subsektor
Hortikultura turun 0,12 persen. Sedangkan subsektor Perikanan tidak mengalami perubahan indeks.

Tabel 1
Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Per Subsektor Serta Persentase Perubahannya
Juli - Agustus 2019 (2012=100)

Bulan
%
Subsektor
Perubahan
Juli 2019 Agustus 2019

(1) (2) (3) (4)


Gabungan
a. Nilai Tukar Petani (NTP) 103,75 104,95 1,16
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 142,60 144,52 1,34
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 137,45 137,70 0,18
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,79 144,07 0,19
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
128,61 128,81 0,15
(BPPBM)
1. Tanaman Pangan
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 105,40 106,47 1,02
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 149,05 150,81 1,18
- Padi 136,28 138,86 1,89
- Palawija 183,23 182,79 -0,24
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 141,42 141,64 0,16
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,40 143,63 0,16
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
136,24 136,45 0,16
(BPPBM)
2. Hortikultura
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 103,81 103,68 -0,12
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 143,94 143,98 0,03
- Sayur-sayuran 125,78 123,20 -2,06
- Buah-buahan 165,74 169,09 2,03
- Tanaman Obat 147,85 145,96 -1,28
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 138,66 138,86 0,15
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 144,11 144,32 0,14
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
125,76 125,96 0,15
(BPPBM)

2
Bulan
%
Subsektor
Perubahan
Juli 2019 Agustus 2019

(1) (2) (3) (4)


3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) 104,82 108,80 3,80
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 145,13 150,88 3,97
- Tanaman Perkebunan Rakyat 145,13 150,88 3,97
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 138,46 138,68 0,16
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,61 143,96 0,24
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
128,68 128,68 0,00
(BPPBM)
4. Peternakan
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 100,69 101,66 0,96
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 131,85 133,43 1,19
- Ternak Besar 138,16 140,41 1,63
- Ternak Kecil 112,32 115,25 2,61
- Unggas 137,42 136,42 -0,73
- Hasil Ternak 127,58 127,69 0,08
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 130,95 131,25 0,23
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 143,88 144,20 0,22
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
122,31 122,60 0,23
(BPPBM)
5. Perikanan
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 104,24 104,24 0,00
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 141,12 141,72 0,43
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 135,37 135,96 0,43
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 146,04 146,82 0,53
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
121,22 121,55 0,27
(BPPBM)
5.1. Perikanan Tangkap
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 117,27 119,06 1,52
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 157,91 160,86 1,87
- Penangkapan Perairan Umum 165,08 166,55 0,89
- Penangkapan Laut 157,34 160,42 1,95
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 134,65 135,12 0,35
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 146,26 147,04 0,53
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
119,85 119,92 0,06
(BPPBM)
5.2. Perikanan Budidaya
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 101,36 100,96 -0,39
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan 137,37 137,46 0,06
- Budidaya Air Tawar 134,55 134,41 -0,10
- Budidaya Laut 134,45 135,92 1,10
- Budidaya Air Payau 143,91 144,39 0,34
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 135,53 136,15 0,45
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 145,99 146,77 0,53
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
121,53 121,92 0,32
(BPPBM)

3
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
Pada Agustus 2019, It Jawa Tengah naik sebesar 1,34 persen dibanding It Juli 2019, yaitu
dari 142,60 menjadi 144,52. Kenaikan It pada Agustus 2019 disebabkan naiknya It pada seluruh
subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan naik 1,18 persen, subsektor Hortikultura naik 0,03
persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,97 persen, subsektor Peternakan naik 1,19
persen dan subsektor Perikanan naik 0,43 persen.

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)


Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat
perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta
fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada Agustus 2019, Ib Jawa Tengah naik sebesar 0,18 persen bila dibanding Ib Juli 2019,
yaitu dari 137,45 menjadi 137,70. Kenaikan Ib disebabkan terjadinya kenaikan pada semua sub
sektor yaitu subsektor Tanaman Pangan naik 0,16 persen, subsektor Hortikultura naik 0,15
persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,16 persen, subsektor Peternakan naik 0,23
persen dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,43 persen.

4. NTP Menurut Subsektor

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP)


Pada Agustus 2019 terjadi kenaikan NTPP sebesar 1,02 persen. Hal ini terjadi karena It naik
sebesar 1,18 persen lebih tinggi dibandingkan Ib yang mengalami kenaikan sebesar 0,16
persen.
Kenaikan It pada Agustus 2019 disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima kelompok
padi (komoditas gabah) sebesar 1,89 persen. Sedangkan kelompok palawija (khususnya
komoditas ketela pohon/ubi kayu, kacang hijau, kacang kedelai dan ubi jalar) mengalami
penurunan sebesar 0,24 persen
Kenaikan Ib sebesar 0,16 persen, yaitu dari 141,42 menjadi 141,64 disebabkan oleh Indeks
Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen dan
Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami
kenaikan sebesar 0,16 persen.

b. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)


Pada Agustus 2019, NTPH turun sebesar 0,12 persen. Hal ini terjadi karena It naik
sebesar 0,03 persen lebih rendah dibanding Ib yang mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen.
Kenaikan It pada Agustus 2019 disebabkan oleh kenaikan secara rata-rata berbagai
komoditas di kelompok buah-buahan (khususnya komoditas alpukat, salak, mangga, nangka
dan pisang) sebesar 2,03 persen. Sementara pada kelompok sayur-sayuran (khususnya
komoditas tomat, bawang merah, terung panjang, kol/kubis, dan melinjo) secara rata-rata
turun sebesar 2,06 persen, dan kelompok tanaman obat (khususnya kencur, temulawak,
lengkuas, jahe dan kunyit) secara rata-rata turun sebesar 1,28 persen.
Kenaikan Ib sebesar 0,15 persen, yaitu dari 138,66 menjadi 138,86 disebabkan naiknya
indeks kelompok KRT naik sebesar 0,14 persen dan indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,15
persen.

c. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)


Pada Agustus 2019, NTPR naik sebesar 3,80 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami
kenaikan sebesar 3,97 persen lebih tinggi dibanding Ib yang mengalami kenaikan sebesar 0,16
persen.

4
Kenaikan It sebesar 3,97 persen, yaitu dari 145,13 menjadi 150,88 disebabkan oleh naiknya
secara rata-rata harga komoditas di kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya
komoditas nilam, tembakau, kakao, kapulaga dan kelapa). Kenaikan yang terjadi pada Ib
sebesar 0,16 persen disebabkan oleh naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,24 persen.

d. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)


Pada Agustus 2019, NTPT naik sebesar 0,96 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan
It sebesar 1,19 persen lebih tinggi dibandingkan Ib yang mengalami kenaikan sebesar 0,23
persen.
Kenaikan It pada Agustus 2019 disebabkan oleh naiknya indeks secara rata-rata pada
kelompok ternak besar (khususnya komoditas kerbau, sapi potong, dan sapi perah) secara
rata-rata naik sebesar 1,63 persen, kelompok ternak kecil (khususnya komoditas domba, babi,
dan kambing) secara rata-rata naik sebesar 2,61 persen, dan kelompok hasil ternak (khususnya
komoditas susu sapi) secara rata-rata naik sebesar 0,08 persen. Sedangkan kelompok unggas
(khususnya komoditas ayam ras pedaging dan ayam ras petelur) secara rata-rata turun
sebesar 0,73 persen.
Kenaikan Ib sebesar 0,23 persen, yaitu dari 130,95 menjadi 131,25 dikarenakan naiknya
Indeks Kelompok KRT sebesar 0,22 persen. Sedangkan Indeks Kelompok BPPBM mengalami
kenaikan sebesar 0,23 persen.

e. Nilai Tukar Nelayan Dan Pembudidaya Ikan (NTNP)


Pada Agustus 2019, NTNP tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya. Hal
ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen sedangkan Ib juga sebesar 0,43
persen.

e.1. Nilai Tukar Nelayan (NTN)


Pada Agustus 2019, NTN naik sebesar 1,52 persen. Hal ini terjadi karena It naik
sebesar 1,87 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Ib yang naik sebesar 0,35 persen.
Kenaikan It disebabkan oleh naiknya secara rata-rata indeks kelompok penangkapan
perairan umum sebesar 0,89 persen (khususnya komoditas sepat, kodok, patin dan udang) dan
indeks kelompok penangkapan laut (khususnya komoditas tembang, ubur-ubur,
senangin/kuro, layur/beladang dan ekor kuning) secara rata-rata naik sebesar 1,95 persen.
Kenaikan Ib sebesar 0,35 persen, yaitu dari 134,65 menjadi 135,12 dikarenakan naiknya
Indeks Kelompok KRT sebesar 0,53 persen dan Indeks Kelompok BPPBM juga mengalami
kenaikan sebesar 0,06 persen.

e.2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)


Pada Agustus 2019, NTPi turun sebesar 0,39 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami
kenaikan sebesar 0,06 persen lebih rendah dibandingkan Ib yang mengalami kenaikan
sebesar 0,45 persen.
Kenaikan It pada Agustus 2019 disebabkan oleh naiknya indeks secara rata-rata pada
kelompok budidaya laut (khususnya komoditas kerapu, rumput laut dan kerang) sebesar 1,10
persen dan kelompok budidaya air payau (khususnya komoditas belanak, bandeng, dan
kepiting) sebesar 0,34 persen. Sedangkan kelompok budidaya air tawar (khususnya komoditas
nila, bawal, mujair dan mas) secara rata rata turun sebesar 0,10 persen
Kenaikan Ib sebesar 0,45 persen, yaitu dari 135,53 menjadi 136,15 dikarenakan naiknya
Indeks Kelompok KRT sebesar 0,53 persen dan Indeks Kelompok BPPBM mengalami kenaikan
sebesar 0,32 persen.

5
5. Perbandingan Antar Provinsi
Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan indeksnya, pada Agustus 2019 ada 20
provinsi yang mengalami kenaikan NTP dan 13 provinsi lainnya mengalami penurunan.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,29 persen dan sebaliknya
penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1,53 persen (Tabel 2).
Tabel 2
Nilai Tukar Petani Provinsi Di Indonesia dan Persentase Perubahannya
Agustus 2019 (2012=100)
It Ib NTP Peringkat
Provinsi % % % Perubahan
Indeks Indeks Rasio NTP
Perubahan Perubahan Perubahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
NAD 123,76 0,75 136,90 0,23 90,40 0,52 12
Sumatera Utara 135,45 0,02 139,89 -0,13 96,83 0,15 19
Sumatera Barat 130,45 0,54 138,10 -0,39 94,46 0,93 7
Riau 128,19 0,86 137,12 -0,31 93,48 1,17 4
Jambi 132,59 -1,16 137,86 0,38 96,18 -1,53 33
Sumatera Selatan 119,63 -0,95 134,39 0,14 89,02 -1,08 32
Bengkulu 128,20 -0,39 139,57 -0,06 91,86 -0,33 24
Lampung 136,59 0,48 134,94 0,20 101,22 0,27 17
Bangka Belitung 107,38 0,53 129,34 0,49 83,02 0,04 20
Kep. Riau 123,86 -0,64 126,60 0,33 97,84 -0,96 30
DKI Jakarta 124,11 -0,21 127,99 0,61 96,97 -0,82 28
Jawa Barat 153,95 1,02 139,73 0,19 110,18 0,83 9
Jawa Tengah 144,52 1,34 137,70 0,18 104,95 1,16 5
DI Yogyakarta 145,28 1,25 135,86 0,03 106,93 1,22 3
Jawa Timur 153,79 0,83 140,62 0,07 109,36 0,75 10
Banten 141,46 1,82 140,68 0,53 100,55 1,29 1
Bali 138,45 -0,47 132,29 -0,24 104,65 -0,22 23
Nusa Tenggara Barat 151,21 0,71 133,34 -0,27 113,40 0,98 6
Nusa Tenggara Timur 141,00 0,35 131,98 -0,04 106,83 0,39 16
Kalimantan Barat 123,91 -0,50 133,36 0,24 92,91 -0,74 27
Kalimantan Tengah 128,99 -1,24 133,55 -0,25 96,58 -1,00 31
Kalimantan Selatan 124,78 -0,36 131,43 -0,23 94,94 -0,13 21
Kalimantan Timur 125,23 0,43 132,49 0,23 94,53 0,20 18
Sulawesi Utara 128,78 1,13 136,78 1,63 94,15 -0,49 26
Sulawesi Tengah 130,65 0,49 136,20 -0,19 95,92 0,69 11
Sulawesi Selatan 139,09 0,65 135,19 0,21 102,88 0,44 14
Sulawesi Tenggara 126,37 -0,12 135,24 0,25 93,44 -0,37 25
Gorontalo 140,77 1,36 133,92 0,11 105,12 1,24 2
Sulawesi Barat 143,86 -0,63 128,11 0,22 112,29 -0,85 29
Maluku 136,54 0,33 138,36 0,50 98,68 -0,17 22
Maluku Utara 133,00 0,53 134,90 0,13 98,59 0,40 15
Papua Barat 139,02 1,30 133,96 0,38 103,78 0,92 8
Papua 125,63 0,62 134,23 0,14 93,59 0,48 13
Nasional 141,47 0,69 137,31 0,11 103,22 0,58

6
Dilihat pada tabel 3, dari angka Agustus 2019 enam provinsi di Pulau Jawa, maka angka
NTP tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat sebesar 110,18 dan NTP terendah adalah Provinsi DKI
Jakarta sebesar 96,97. Tetapi jika dilihat dari persentase perubahan NTP Agustus 2019
dibanding Juli 2019, maka yang mengalami perubahan kenaikan tertinggi adalah Provinsi
Banten sebesar 1,29 persen, sedangkan Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan terbesar
yaitu sebesar 0,82 persen.

Tabel 3
Perbandingan NTP Provinsi Di Pulau Jawa
Agustus 2019 (2012=100)

Perubahan
Provinsi NTP Peringkat Peringkat
NTP (%)
(1) (2) (3) (4) (5)

DKI Jakarta 96,97 6 -0,82 6


Jawa Barat 110,18 1 0,83 4
Jawa Tengah 104,95 4 1,16 3
DI Yogyakarta 106,93 3 1,22 2
Jawa Timur 109,36 2 0,75 5
Banten 100,55 5 1,29 1

6. Inflasi Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi
perdesaan. Pada Agustus 2019, daerah perdesaan di Jawa Tengah mengalami inflasi 0,19
persen yang disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran
yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan naik sebesar 0,28 persen, kelompok pengeluaran
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,09 persen, kelompok pengeluaran
perumahan naik sebesar 0,15 persen, kelompok pengeluaran sandang naik sebesar 0,34 persen,
kelompok kesehatan naik sebesar 0,12 persen, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan
olahraga naik sebesar 0,07 persen serta kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi
naik sebesar 0,12 persen.
Keterbandingan inflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada Agustus 2019, inflasi
perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar 2,08 persen, sedangkan
deflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,50 persen. Untuk
Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,19 persen yang menempati
peringkat ke-16 secara nasional (Tabel 4).

7
Tabel 4
Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Menurut Provinsi Agustus 2019 (2012=100)
Transpor
Pendidikan, tasi Inflasi Pering
Bahan Makan Kesehat
Provinsi Perumahan Sandang Rekreasi Dan Perdes kat
Makanan an Jadi an
& Olahraga Komunik aan Inflasi
asi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
NAD 0,33 0,20 0,17 0,46 0,19 0,15 0,13 0,27 12
Sumatera Utara -0,57 0,06 0,13 0,23 0,26 -0,04 0,16 -0,20 26
Sumatera Barat -1,17 0,02 -0,06 0,69 0,19 0,16 0,08 -0,50 33
Riau -1,16 0,23 0,20 0,14 0,26 0,11 0,23 -0,41 30
Jambi 0,89 0,15 0,05 0,02 0,10 0,01 0,04 0,45 7
Sumatera Selatan 0,26 0,04 0,20 0,18 0,16 0,00 -0,05 0,17 18
Bengkulu -0,51 0,16 0,22 0,13 0,17 0,33 0,00 -0,12 25
Lampung 0,17 0,03 0,33 0,15 0,67 0,02 0,16 0,18 17
Bangka Belitung 1,19 0,04 0,53 0,37 0,16 0,03 0,00 0,60 3
Kep. Riau 0,93 0,09 0,09 0,03 0,01 0,00 0,01 0,43 8
DKI Jakarta 2,08 0,00 -0,13 0,14 0,00 0,00 0,00 0,93 2
Jawa Barat 0,32 0,07 0,01 0,36 0,04 0,28 0,14 0,20 15
Jawa Tengah 0,28 0,09 0,15 0,34 0,12 0,07 0,12 0,19 16
DI Yogyakarta -0,44 0,22 0,23 0,33 0,35 0,27 0,15 -0,02 23
Jawa Timur -0,19 0,11 0,13 0,33 0,34 0,11 0,12 0,00 22
Banten 0,88 0,57 0,25 0,55 0,16 0,17 0,04 0,58 5
Bali -1,20 0,09 0,05 0,27 0,10 0,20 0,11 -0,41 31
Nusa Tenggara Barat -1,15 0,07 0,10 0,22 0,21 0,06 0,07 -0,47 32
Nusa Tenggara Timur -0,12 0,14 -0,14 -0,25 0,03 0,07 -0,03 -0,06 24
Kalimantan Barat 0,48 0,04 0,09 0,26 0,01 0,00 0,05 0,26 13
Kalimantan Tengah -1,02 0,25 0,20 0,25 0,14 0,28 0,24 -0,33 28
Kalimantan Selatan -1,10 0,00 0,14 1,16 0,15 0,03 0,21 -0,36 29
Kalimantan Timur 0,55 0,07 -0,05 0,10 0,07 0,00 -0,02 0,27 11
Sulawesi Utara 4,14 0,32 0,20 0,09 0,05 0,03 0,08 2,08 1
Sulawesi Tengah -0,70 -0,01 0,26 -0,04 0,16 0,01 -0,01 -0,27 27
Sulawesi Selatan 0,25 0,35 0,51 0,30 0,28 0,04 0,25 0,30 10
Sulawesi Tenggara 0,49 0,15 -0,04 0,43 0,46 0,34 0,14 0,30 9
Gorontalo 0,21 0,03 0,06 0,36 0,03 0,18 0,09 0,17 19
Sulawesi Barat 0,37 0,15 0,13 0,28 0,00 0,00 0,08 0,24 14
Maluku 1,00 0,09 0,25 0,44 0,21 0,06 0,15 0,59 4
Maluku Utara 0,18 0,05 0,35 0,32 0,02 0,00 0,00 0,15 21
Papua Barat 0,66 0,27 0,27 0,86 0,80 0,00 -0,01 0,46 6
Papua 0,25 0,11 0,06 0,21 0,03 0,00 -0,04 0,16 20
Nasional 0,02 0,12 0,14 0,30 0,20 0,11 0,11 0,09

7. NTUP Menurut Subsektor


Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga merupakan perbandingan antara
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dimana
komponen Ib hanya meliputi Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Secara
konseptual, NTUP mengukur seberapa cepat Indeks Harga Yang Diterima Petani dibandingkan
dengan Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal.

8
Pada Agustus 2019 NTUP Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1,19 persen. Hal ini terjadi
karena It naik sebesar 1,34 persen lebih tinggi dibanding Indeks BPPBM yang naik sebesar 0,15
persen. Subsektor yang mengalami kenaikan NTUP yaitu yaitu subsektor Tanaman Pangan naik
sebesar 1,02 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 3,96 persen,
subsektor Peternakan naik 0,96 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,15 persen.
Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan NTUP yaitu subsektor Hortikultura turun
sebesar 0,13 persen.

Tabel 5
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor
dan Persentase Perubahannya Juli – Agustus 2019 (2012=100)

Subsektor Juli 2019 Agustus 2019 % Perubahan

(1) (2) (3) (4)


1. Tanaman Pangan 109,40 110,52 1,02
2. Hortikultura 114,45 114,31 -0,13
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 112,78 117,25 3,96
4. Peternakan 107,80 108,84 0,96
5. Perikanan 116,41 116,59 0,15
a. Tangkap 131,76 134,14 1,81
b. Budidaya 113,04 112,74 -0,26
Jawa Tengah 110,88 112,20 1.19

Subsektor yang mengalami kenaikan NTUP tertinggi pada Agustus 2019 yaitu NTUP
subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,96 persen. Sementara itu, subsektor
Hortikultura mengalami penurunan NTUP yaitu sebesar 0,13 persen. Rincian NTP dan NTUP
subsektor Jawa Tengah bulan Agustus 2019 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

9
Tabel 6

10
NTP Per Subsektor Jawa Tengah
Agustus 2019
Tanaman Pangan Hortikultura Tan. Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Jawa Tengah
Rincian
Jul-2019 Ags-2019 m-m Jul-2019 Ags-2019 m-m Jul-2019 Ags-2019 m-m Jul-2019 Ags-2019 m-m Jul-2019 Ags-2019 m-m Jul-2019 Ags-2019 m-m
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
I. Indeks Diterima Petani 149,05 150,81 1,18 143,94 143,98 0,03 145,13 150,88 3,97 131,85 133,43 1,19 141,12 141,72 0,43 142,60 144,52 1,34
II. Indeks Dibayar Petani 141,42 141,64 0,16 138,66 138,86 0,15 138,46 138,68 0,16 130,95 131,25 0,23 135,37 135,96 0,43 137,45 137,70 0,18
1. Konsumsi Rumah Tangga 143,40 143,63 0,16 144,11 144,32 0,14 143,61 143,96 0,24 143,88 144,20 0,22 146,04 146,82 0,53 143,79 144,07 0,19
a. Bahan Makanan 162,52 162,84 0,20 161,45 161,72 0,17 160,70 161,30 0,37 161,57 162,10 0,33 169,31 171,11 1,06 161,91 162,36 0,28
b. Mak jadi, Min, Rokok & Temb. 136,44 136,56 0,09 136,51 136,64 0,09 136,49 136,60 0,08 136,10 136,22 0,09 134,66 134,76 0,08 136,33 136,45 0,09
c. Perumahan 134,52 134,68 0,12 134,80 134,98 0,14 134,91 135,13 0,16 138,19 138,44 0,18 135,38 135,68 0,22 135,61 135,81 0,15
d. Sandang 136,77 137,33 0,41 138,40 138,86 0,34 139,34 139,75 0,29 138,67 139,05 0,28 136,93 137,56 0,46 138,05 138,52 0,34
e. Kesehatan 130,73 130,90 0,13 125,98 126,10 0,09 125,88 126,01 0,10 126,20 126,35 0,12 130,97 131,19 0,17 127,68 127,83 0,12
f. Pendidikan, Rek & OR 117,06 117,13 0,06 118,13 118,21 0,07 115,48 115,57 0,08 117,23 117,30 0,06 121,57 121,74 0,14 117,22 117,30 0,07
g. Transportasi & Komunikasi 123,50 123,65 0,13 127,12 127,27 0,12 125,62 125,76 0,11 126,45 126,60 0,12 140,51 140,58 0,05 125,88 126,03 0,12
2. BPPBM 136,24 136,45 0,16 125,76 125,96 0,15 128,68 128,68 0,00 122,31 122,60 0,23 121,22 121,56 0,28 128,61 128,81 0,15
a. Bibit 137,18 137,31 0,10 119,78 120,10 0,26 106,24 106,41 0,17 124,09 124,66 0,46 117,95 118,85 0,76 124,31 124,63 0,25
b. Pupuk&Obat2-an 115,10 115,12 0,01 117,16 117,25 0,08 112,27 112,27 0,00 118,17 118,52 0,30 122,70 122,89 0,15 116,12 116,24 0,11
c. Biaya Sewa & Peng. Lain 132,23 132,27 0,03 128,59 128,75 0,12 121,49 121,49 0,00 118,70 118,71 0,02 120,06 120,16 0,09 125,87 125,93 0,05
d. Transportasi 150,06 150,23 0,12 121,90 122,07 0,14 132,52 132,45 -0,05 127,07 127,13 0,04 124,19 124,18 -0,01 134,10 134,19 0,07
e. Penambahan Brg modal 132,34 132,39 0,04 129,95 130,12 0,13 133,38 133,44 0,05 122,87 123,09 0,18 116,75 116,75 0,00 129,11 129,23 0,10
f. Upah Buruh 152,01 152,48 0,31 136,78 137,03 0,19 144,83 144,83 0,00 134,45 134,45 0,00 125,86 125,86 0,00 142,11 142,32 0,15
III. Nilai Tukar Petani (NTP) 105,40 106,47 1,02 103,81 103,68 -0,12 104,82 108,80 3,80 100,69 101,66 0,96 104,24 104,24 0,00 103,75 104,95 1,16
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,40 110,52 1,02 114,45 114,31 -0,13 112,78 117,25 3,96 107,80 108,84 0,96 116,41 116,59 0,15 110,88 112,20 1,19
B. Perkembangan Rata-Rata Harga Gabah

 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Agustus 2019


berhasil mencatat 132 observasi transaksi penjualan gabah di 17
kabupaten terpilih. Observasi selama bulan Agustus 2019 masih
Isikan didominasi oleh Kelompok Kualitas Gabah Kering Panen (GKP)
Di Tingkat
tag line
sebanyak 70,45 persen, diikuti Kelompok Kualitas Gabah Kering Giling
(GKG) 15,15 persen dan Kelompok Gabah Kualitas Rendah 14,39
Petani,
(kata
Harga Gabah 
persen.
Di tingkat petani, hasil observasi harga gabah tertinggi Agustus 2019
unik
Kering Giling
tercatat Rp. 5 950,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG
dengan Varietas Inpari 32 terdapat di Kabupaten Pati. Harga gabah
yang
(GKG) naik
terendah di tingkat petani Rp. 4 000,00 per kg ditemukan pada
kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Logawa yang ditemukan
menarik
8,43 persen di Kabupaten Banyumas dan kelompok gabah kualitas rendah dengan

)dan Gabah
varietas Situbagendit di Kabupaten Brebes.
 Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi mencapai Rp. 6 000,00
per kg berasal dari Kelompok Kualitas GKG dengan varietas Inpari 32
Kering Panen juga terdapat di Kabupaten Pati. Harga gabah terendah ditemukan
pada kelompok gabah kualitas GKP yaitu Rp. 4 050,00 per kg dengan
(GKP) naik 5,99 varietas Logawa terdapat di Kabupaten Banyumas
persen.  Rata-rata harga gabah Agustus 2019, kelompok kualitas Gabah Kering
Giling (GKG) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 8,43 persen
dari Rp. 4 966,67 per kg pada Juli menjadi Rp. 5 385,50 per kg pada
Agustus 2019. Sementara itu, pada kelompok kualitas Gabah Kering
Panen (GKP) mengalami kenaikan 5,99 persen dari harga Rp. 4 482,22
per kg menjadi Rp. 4 750,81 per kg.

1. Banyaknya Observasi
Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah Agustus 2019 berhasil mencatat 132 observasi
transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Berdasarkan komposisi jumlah observasi yang
dilakukan selama Agustus 2019, transaksi terbanyak masih didominasi kelompok kualitas Gabah
Kering Panen (GKP) sebanyak 70,45 persen, diikuti kelompok Gabah Kering Giling (GKG) 15,15
persen dan kelompok gabah kualitas rendah 14,39 persen.
Dari 132 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dicatat selama
Agustus 2019, terbanyak berasal dari Kabupaten Cilacap sebanyak 22 observasi (16,67 persen),
Kabupaten Klaten sebanyak 13 observasi (9,85 persen), Kabupaten Purworejo sebanyak 9
observasi (6,82 persen), Kabupaten Banyumas, Kebumen, Sukoharjo, Grobogan dan Brebes
masing-masing 8 observasi (6,06 persen), Kabupaten Pati 7 observasi (5,30 persen), dan
selebihnya 31,06 persen tersebar di 8 kabupaten sampel lainnya.

11
Tabel 1
Jumlah Observasi dan Harga Gabah Di Tingkat Petani dan Penggilingan
Menurut Kelompok Kualitas Bulan Agustus 2019

Keterangan:
GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00%
GKP : KA (14,01% - 25,00%) dan KH (3,01% - 10,00%)
Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10%
HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015

2. Harga Gabah Tertinggi dan Terendah

Harga gabah tertinggi Jawa Tengah di tingkat petani, pada Agustus 2019 tercatat sebesar
Rp. 5 950,00 per kg ditemukan pada kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Inpari 32 di
Kabupaten Pati. Sementara harga gabah terendah di tingkat petani tercatat Rp. 4 000,00 per kg
ditemukan pada kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Logawa di Kabupaten Banyumas
dan kelompok gabah kualitas rendah dengan varietas Situbagendit di Kabupaten Brebes.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi observasi Agustus 2019 mencapai
Rp. 6 000,00 per kg ditemukan juga pada kelompok yang sama yaitu GKG dengan varietas
Inpari 32 juga di Kabupaten Pati. Adapun harga gabah terendah ditemukan pula pada kelompok
gabah kualitas GKP varietas Logawa sebesar Rp. 4 050,00 per kg yang terdapat di Kabupaten
Banyumas.

3. Rata-rata Komponen Mutu

Rata-rata komponen mutu hasil observasi transaksi jual beli gabah yang meliputi Kadar Air
(KA) dan Kadar Hampa (KH) selama Agustus 2019 menunjukkan kadar mutu yang membaik pada
semua kelompok kualitas gabah. Rata-rata KA kelompok kualitas gabah GKG mengalami
penurunan dari 12,95 persen pada Juli 2019 menjadi 12,08 persen pada Agustus 2019. Demikian
pula untuk kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,53 persen menjadi 15,25 persen
sementara gabah kualitas rendah mengalami penurunan dari 26,37 persen menjadi 25,51 persen.

12
Tabel 2
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas
Bulan Juli – Agustus 2019

Rata-rata kadar hampa Agustus 2019 mengalami penurunan untuk semua kelompok
kualitas gabah kecuali kelompok kualitas GKG yang relatif stabil pada angka 2,26 persen. Kelompok
kualitas GKP mengalami penurunan kadar hampa dari 5,21 persen menjadi 5,08 persen. Adapun
kelompok gabah kualitas rendah mengalami penurunan dari 7,10 persen menjadi 5,91 persen.

4. Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas

Pada Agustus 2019, rata-rata harga gabah di tingkat petani dan di tingkat penggilingan,
mengalami kenaikan pada semua kelompok kualitas gabah baik GKG maupun GKP. Rata-rata harga
gabah kualitas GKG di tingkat petani naik 8,43 persen dari Rp. 4 966,67 per kg pada Juli 2019
menjadi Rp. 5 385,50 per kg pada Agustus 2019. Di tingkat penggilingan juga naik 8,31 persen
dari Rp. 5 032,00 per kg menjadi Rp. 5 450,00 per kg. Adapun kelompok kualitas GKP di tingkat
petani mengalami kenaikan 5,99 persen dari Rp 4 482,22 per kg menjadi Rp 4 750,81 per kg dan di
tingkat penggilingan juga naik 5,42 persen dari Rp. 4 574,17 per kg menjadi Rp. 4 822,04 per kg.
Dibandingkan tahun lalu, kelompok kualitas GKG di tingkat petani Agustus 2019 mengalami
kenaikan 3,46 persen dari Rp. 5 205,26 per kg menjadi Rp. 5 385,50 per kg dan di tingkat
penggilingan naik 3,64 persen dari Rp 5 258,42 per kg menjadi Rp. 5 450,00 per kg. Kelompok
kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan 1,22 persen dari Rp. 4 809,25 per kg menjadi
Rp. 4 750,81 per kg dan di tingkat penggilingan juga turun 1,05 persen dari Rp. 4 873,13 per kg
menjadi Rp. 4 822,04 per kg.
Tabel 3
Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan
Menurut Kelompok Kualitas Bulan Juli – Agustus 2019

13
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Pahlawan. 6 - Semarang 50241
Bidang Statistik Distribusi
Seksi Statistik Keuangan & Harga Produsen
Telepon : 024 - 8412802, 8412804, 8412805
Email : distribusi3300@bps.go.id
Website : https://jateng.bps.go.id

14

Anda mungkin juga menyukai