MAKALAH
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : PENGANTAR TEORI EKONOMI
DOSEN PENGAMPU : SUSILOWATI,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh :
1. SITI MALIKHATUN (21118001)
2. ULFI ANGGIANI (21118005)
3. AHMAD MUSTAIN (21118009)
4. SHOIMUN NAIM (21118012)
S1 MANAJEMEN
STIE CENDEKIA KARYA UTAMA
Jl. Tegalsari Raya No.102 Semarang
Tahun 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Keseimbangan Pendapatan
Nasional 2 Sektor” ini. Terimakasih kami ucapkan kepeda Ibu Susilowati,S.Pd.,M.Pd
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar Teori Ekonomi.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menunjang wawasan
dan pengetahuan kita mengenai pendapatan nasional 2 sektor. Kami menyadari tugas
ini jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk perbaikan pada masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi siapapun yang
membaca. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun bahasa yang
kurang baik. Kritik dan saran sangat kami harapkan agar bisa menyusun makalah
dengan lebih baik lagi . Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem
perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor
merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan
oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah
dan sektor luar negeri.
Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan
dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana
perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan.
Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan
Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor
rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save
(MPS).
Uraian dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam
lagi dan membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat
pengeluaran agregat yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan dibahas
penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dua sector atau
perekonomian sederhana. Tingkat kegiatan ekonomi dalam perekonomian yang lebih
maju dan lebih rumit corak kegiatannya. Uraian ini menjelaskan mengenai bagaimana
pengeluaran agregat akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi dinamakan : analisa
tingkat keseimbangan perekonomian Negara atau analisa penentuan tingkat
pendapatan Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi dan saving?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi investasi?
3. Apa yang dimaksud ekuilibrium perekonomian negara 2 sektor?
4. Apa yang dimaksud dengan multiplier?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang fungsi konsumsi dan saving
2. Untuk mengetahui tentang fungsi investasi
3. Untuk mengetahui tentang ekuilibrium perekonomian negara 2 sektor
4. Untuk mengetahui tentang multiplier
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan,
yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan
dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan
dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I.
Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
6
I = investment/investasi
Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah.
Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsums iadalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai
persamaan linear sebagai berikut.
7
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif
Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous
consumptio(nk onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.
Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even
Point (BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP
adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya
pengeluaran untuk konsumsi, yang dapat dirumuskan:
8
Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya sebagai
berikut.
a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi per
tahun Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi per
tahun Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukan:
a. Fungsi konsumsi.
b. Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even Point).
Jawab:
9
Y – C = 0.
3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S)
dengan pendapatan (Y).
Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai berikut.
Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y
Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.
10
Contoh 2:
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi tabungan dapat ditentukan
sebagai berikut.
11
Untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan tabungan terlebih dahulu harus kamu
tentukan bahwa sumbu tegak menunjukkan sumbu C dan S (sumbu konsumsi dan
tabungan), sedangkan sumbu datar menunjukkan sumbu Y (sumbu pendapatan).
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan fungsi tabungan pada Contoh 2,
akan tampak grafik pada Gambar 6.4.
12
5. Hubungan antara MPC (Marginal Propencity to Consume) dengan MPS
(Marginal Propencity to Save )
Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut.
Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas, dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)
13
7. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Untuk mencari fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, selain yang telah diuraikan di
atas, sebenarnya ada cara yang lebih singkat untuk menentukan fungsi tersebut.
Contoh:
1) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besarnya konsumsi per
tahun Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
2) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besarnya konsumsi per
tahun Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar. Maka fungsi konsumsinya
dapat dicari sebagai berikut.
14
Contoh:
Berdasarkan contoh soal pada fungsi konsumsi di atas, maka fungsi tabungan dapat
dicari sebagai berikut.
Hal-hal lain yang berhubungan dengan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat
kamu simak berikut ini.
a. Menentukan besarnya kenaikan konsumsi atau tambahan konsumsi (ΔC).
15
16
B. Fungsi Investasi
1. Fungsi Investasi
17
dalam uraian berikut faktor-faktor yang Menentukan Ekspor banyak faktor yang akan
menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor disesuatu negara selalu
berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting,yaitu meliputi
bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. akan tetapi di sebagian negaralain
peranannya relati kecil. Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke
negara lain apabila barangtersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat
memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan
dalam negeri. 1aktor yang lebih penting adalahkemampuan dari negara tersebut untuk
mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri.
Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah palingsedikit
sama baiknya dengan yang diperjual belikan dalam pasaran luar negeri. Masyarakat di
luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting
peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara umum boleh dikatakan
bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai kriaan yang sedemikian yang
dihasilkan oleh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. akan tetapi
hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional
belum tentu menaikkanekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami
kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam
negeri iri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai
pengeluaran otonomi yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran
yang besarnya tidak tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini $iri
ekspor adalah sama dengan prestasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu
jumlahnya tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. Faktor-faktor yang menentukan
impor Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga
yang membeli barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian.
barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan
pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri.
Pemerintah juga melakukan halyang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang
konsumsi dan barang modal yang diimpor.Kalau bagaimanapun dalam analisis
18
makroekonomi diasumsikan. Dilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah dinyatakan
impor adalah pengeluaranterpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan
nasional maka semakin tinggi pula impor. keseimbangan Perekonomian Terbuka
untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomianterbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan
keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. kan ditunjukkan
bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila
pengeluaran agregat meliputi pulaekspor dan impor. Sebelum keseimbangan
pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebihdahulu akan
ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. bagian ini jugaakan
menerangkan dua hal berikut contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan
pendapatan.
1. Pengertian Ekuilibrium
Dikatakan seimbang antara pengeluaran konsumen untuk barang dan
jasa dengan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa.
Kegiatan konsumen adalah membelanjakan pendapatannya dan sisanya di
tabungkan ( Y = C + S).
Dari sisi produsen, pendapatannya adalah barang yang dihasilkan terdiri dari
barang konsumsi dan investasi (Y = C + I)
Pendapatan nasional dikatakan seimbang apabila C + S = C + I atau pada
saat S =I
19
( 1 – b ) Y = a + I maka
E. Multipier
Dari sisi produsen, pendapatannya adalah barang yang dihasilkan terdiri dari barang
20
konsumsi dan investasi (Y = C + I)
Multiplier adalah suatu proses yang menunjukkan berapa besar perubahan pendapatan
nasional yang terjadi sebagai akibat adanya perubahan investasi.
Koefisien Multiplier =
Proses multiplier akan berlangsung sempurna apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
Bila efek multiplier telah terhenti maka berarti pendapatan nasional berada pada
keseimbangan yang baru. Dengan demikian konsumsi dan tabungan pun ada pada
keseimbangan yang baru pula.
Pada tingkat keseimbangan pendapatan nasional yang baru terdapat fungsi konsumsi
dan tabungan yang baru:
21
Untuk konsumsi: C1 = Co + C
C = MPC x Y maka C1 = Co + MPC x Y
Untuk tabungan: S1 = So + S
S = MPS x Y maka S1 = So + MPS x Y
Yo =
Proses Perlipatan (Efek Multiplier) melalui Kurva
I, S
S
E1
I1, S1 I1
E0 ΔI
I0, S0
0 Y0 Y1 Y
Ilustrasi 7.8.
Keseimbangan awal = Y0 (saat S = I)
Karena ada tambahan Investasi sebesar ΔI maka kurva I bergeser I I
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24