Anda di halaman 1dari 19

KESEIMBANGAN EKONOMI 2 SEKTOR

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Dosen : Dini Rahmayanti, M.E.K.

Disusun oleh :

1. Han Nida 63030200152


2. Irene Fatona Budyaningtyas 63030200154
3. M.Helmi Andriansyah 63030200161
4. Astri Andira 63030200162
5. Putri Widya Ningtyas 63030200171
6. Faisal Fahmi 63030200172

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-NYA kami
dapat menyelesaikan makalah tentang keseimbangan 2 sektor. Tak lupa sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya,
Sahabatnya, dan semoga selalu sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro. Disamping itu, semoga makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran alternatif
dalam menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak dan sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari
segi penulisan maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari pembaca
sangat membantu kami dalam membuat makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini mampu memberikan pandangan yang lebih luas terhadap keseimbangan
ekonomi 2 sektor dan semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi para pembaca,
karena sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Salatiga,22 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Pengertian ekonomi 2 sektor 6

B. Hubungan konsumsi dan pendapatan 7

C. Persamaan fungsi konsumsi dan tabungan 9

D. Penentuan tingkat kegiatan ekonomi 9

E. Investasi 12

F. Perubahan Keseimbangan dan Multiplayer 14

BAB III PENUTUP 18

A. Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem

perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor

merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh

sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan

sektor luar negeri.

            Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan

dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana

perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan.

Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan

Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah

tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).

            Uraian dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi

dan membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat

pengeluaran agregat yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan dibahas

penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dua sector atau

perekonomian sederhana. Tingkat kegiatan ekonomi dalam perekonomian yang lebih

maju dan lebih rumit corak kegiatannya. Uraian ini menjelaskan mengenai bagaimana

pengeluaran agregat akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi dinamakan : analisa

tingkat keseimbangan perekonomian Negara atau analisa penentuan tingkat pendapatan

Nasional.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ekonomi 2 sektor?

2. Bagaimana hubungan konsumsi dan pendapatan?

3. Bagaiamana persamaan fungsi konsumsi dan tabungan?

4. Apa penentuan tingkat kegiatan ekonomi?

5. Bagaimana investasi itu?

6. Apa Perubahan Keseimbangan dan Multiplayer?

C. Tujuan

Uraian dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi dan

membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat pengeluaran

agregat yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan dibahas penentuan tingkat

kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dua sector.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. . PENGERTIAN KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

Yang dimaksudkan dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian


yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaanini berarti dalam perekonomian
itu dimisalkan tidak dapatkegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.

Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah


tangga adalh dari perusahaan. Pendapatan ini yang meliputi gaji, upah, sewa, bunga
dan keuntungan adalaha sama dengan nilai pendapatan nasional. Dan oleh karena
pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan
pendapatan disposabel (Yd) atatu : Y = Yd.

Dalam perekonomian dua sektor komponen pengeluaran agregat terdiri dari :

i. Perbelanjaan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang dan jasa,


ii. Perbelanjaan perusahaan-perusahaan untuk membeli barang modal.

Dalam persamaan Algebra, persamaan pengeluaran agregat adalah AE = C + I.


penawaran agregat meliputi pendapatan nasional (AS = Y).

Analisis keseimbangan pendapatan nasional mempunyai dua bentuk


perekonomian yang lain, yaitu

i. Ekonomi tiga sektor (perekonomian tertutup)


ii. Ekonomi empat sektor (perekonomian terbuka) yang meliputi
ekspor dan impor.

6
B. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Keynes menekankan bahwa bagi suatu perekonomian tingkat pengeluaran
konsumsi oleh rumah tangga bervariasi secara langsung dengan tingkat pendapatan
disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan antara konsumsi dan pendapatan ini
dikenal dengan fungsi konsumsi dan secara umum ditulis dengan persamaan sebagai
berikut (Nanga, 2001).

Y = a + b Yd (a > 0, 0 < b < 1) ................................................................... 1.1

C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi dan


pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi otonom yaitu
pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi di pengaruhi oleh faktor-
faktor diluar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan
syarat-syarat kredit dan standar hidup yang diharapkan. Sementara parameter b
menggambarkan kecenderungan mengkonsumsi marjinal, yang merupakan perbandingan
antara perubahan dalam konsumsi dengan perubahan dalam pendapatan atau b = MPC =
∆C/∆ Yd, serta memiliki nilai antara 0 dan 1.
Persamaan 1.1. menyiratkan bahwa pada tingkat pendapatan yang rendah,
konsumsi akan melebihi pendapatan, sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi,
konsumsi lebih kecil dari pada pendapatan. Hal ini sejalan dengan hukum psikologis
yang mendasar tentang konsumsi dari Keynes yang mengatakan bahwa apabila
pendapatan naik, maka konsumsi juga akan naik tapi dengan jumlah yang kecil. Fungsi
konsumsi yang berbentuk linier seperti ditunjukkan oleh persamaan 1.1. diatas dan
memiliki implikasi sebagai berikut :

1. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama rentan


tingkat pendapatan relevan.
2. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) adalah lebih besar daripada
kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC).

7
3. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) aakan semakinkecil kalau
tingkat pendapatan mengalami kenaikan.
Fungsi konsumsi dikenal sebagai kecenderungan mengkonsumsi ratarata
(Average Propensity to Consume atau APC) yaitu perbandingan antara besarnya
konsumsi total dengan pendapatan (C/Yd), atau dari persamaan 1.1. besarnya APC =
C/Yd = a/ Yd+b atau APC = a/ Yd + MPC.
Fungsi konsumsi pada persamaan 1.1. dapat dijelaskan dengan gambar 2-1

Pada gambar 2-1. keseimbangan terjadi pada saat fungsi C memotong garis 45o
yaitu di titik Eo. Dengan kata lain, pada titik E1 tersebut besarnya C= Y(C1=Y1).

8
C. PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

Fungsi konsumsi dan tabungan ciri-ciri konsumsi dan tabungan.

i. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan


diantara tingkat konsumsi rumah tanggadalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (atau pendapatan difosible) perekonomian tersembunyi.
ii. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tinggat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (atau pendapatan difosible) perekonomian tersebut.

Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, dapat dinyatakan dalam persamaan


aljabar seperti dinyatakan dalam persamaan yang dinyatakan di bawah ini.

i. Fungsi konsumsi ialah : C = a + bY


ii. Fungsi tabungan ialah : S = -a +(1-b)Y

Di mana a adalah konsumsi rumah tangga pada ketika pendapatan


nasional adalah 0,b adalah kecondongan konsumsi marginal C adalah
tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.

D. PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI

Untuk menunjukan proses penentuan tingkat keseimbangan perekonomian


Negara dapat digunakan 3 cara yaitu :

i. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan


nasional dan pengeluaran agregat.
ii. Dengan menggunakan grafik yang menunjukan (a) kesamaan pengeluaran
agregat dengan penawaran agregat, dan (b) persamaan diantara investasi
dan tabungan.
iii. Dengan menggunkaan cara penentuan secara aljabar.

9
TABEL 1.3

Contoh Angka Keseimbangan Pendapatan Nasional

Y C S I AE

0 90 -90 120 210

120 180 -60 120 300

240 270 -30 120 390

360 360 0 120 480 EXPANSI


480 450 30 120 570

600 540 60 120 660

720 630 90 120 750 SEIMBANG


840 720 120 120 840

960 810 150 120 930


KONTRAKSI
1080 900 180 120 1020

1200 990 210 120 1110


GAMBAR 1.4

10
PENDEKATAN ALJABAR UNTUK MENENTUKAN KESIMBANGAN

Penentuan tingkat keseimbangann pendapatan nasional dengan menggunakan


pendekatan aljabar juga dapat dilakukan dengan dua cara :

i. Dengan menggunakan persamaan : Y = C + I dan


ii. Dengan menggunakan persamaan : S = I

Fungsi konsumsi rumah tangga adalah C = 90 + 0,75 Y, sedangkan fungsi investasi


adalah I = 120. Maka tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan adalah :

Y=C+I

Y = 90 + 0,75 + 120

Y – 0,75 Y = 210

0,25 Y = 210

Y = 210 / 0,25

Y = 840

Dengan menggunakan persamaan yang kedua, yaitu S = I, tingkat pendapatan


nasional pada keseimbangan adalah :

S=I

-90 + 0,25 Y = 120

11
0,25 Y = 210

Y = 210 / 0,25

Y = 840

E. INVESTASI (PENANAMAN MODAL)

Arti Investasi

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk memebeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menembah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.

1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh


2. Suku bunga
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
4. Kemajuan teknologi
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang di peroleh perusahan-perusahan.

FUNGSI INVENTASI

Fungsi Inventasi. Bentuk fungsi invesntasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
12
(i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau
(ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi
pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi
yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi
investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat
dinamakan investasi terpengaruh.

Investasi adalah pengeluaran perusahaan untuk membeli barang modal.


Secara statistic ia dibedakan kepada tiga komponen:

(i) pengeluaran ke atas barang modal,


(ii) membangun rumah tempat tinggal, dan perubahan dalam stok
(inventaris). Dalam teori makro ekonomi inventasi terutama
meliputi komponen yang pertama. Faktor utama yang menentukan
investasi adalah: suku bunga, tingkat pengembalian modal,
prospek masa depan, dan perkembanggan teknologi. Dalam jangka
panjang investasi juga dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
Semakin tinggi investasi. Teori yang menerangkan efek
pendapatan nasional kepada investasi dinamakan prinsip
akselerasi.teori tersebut diterangkan dalam teori makro ekonomi
yang lebih mendalam.

Investasi dapat pula dibedakan menjadi dua yaitu sebagi berikut :

1) investasi otonomi yaitu investasi yang tidak dipengaruhi oleh


pendapatan nasional, dan
2) investasi terpengaruh yaitu investasi yang dipengaruhi pendapatan
nasional.

F. PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER

13
Dalam perekonomian dua sektor, perubahantersebut terutama disebabkan karena
peubahan dalam investasi. Perubahan teknologi, misalnya, akan menambah investasi dan
investasi yang bertambah akan memindahkan pengeluaran agrerat C + m I ke atas. Maka
keseimbangan pendapatan nasional yang baru akan dicapai dan pendapatan nasioanal akan
bertambah. Pengurangan investasi juga dapat berlaku, dan sekali lagi pengeluaran agrerat C + I
akan mengalami perubahan. Kali ini ia akan turun ke bawah dan keseimbangan pendapatan
nasional dicapai pada pendapatan nasioanal dicapai pada pendapatan nasional yang lebih rendah.

Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari


kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agrerat ke atas tingkat keseimbangan
dan terutama ke atas tingkat pendapatan nasional.

SUATU GAMBARAN MENGENAI PROSES MULTIPLIER

Misalkan para pengusaha meminjam dari bank-bank perdagangan (bank


umum) untuk membiayai perluasan kegiatan yang dilakukan dalam berbagai
perusahaan yang mereka miliki. Di samping itu misalkan usaha memperluas
kegiatan perusahaan itu adalah berupa menambah produksi dari tingkat yang
dicapai sekarang kepada suatu tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk mewujudkan
keinginan tersebut para pengusaha haruslah menmbah barang-barang modal,
menambah tenaga kerja dan menambah pembelian bhan-bahan mentah yang
diperlukan.

Pembelian barang-barang modal yang baru, penggunaan pekerja-pekerja


baru dan pembelian tambahan atas bahan-bahan mentah tersebut akan menaikkan
pendapatan nasional. Apabila semua uang yang dipinjam dari bank-bank
perdagangan digunakan untuk membiayai kegiatan menambah produksi tersebut,
tingkat pendapatan nasional akan bertambah sebanyak jumlah pinjaman yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk menmbah produksi mereka. Andaikata
jumlah pinjaman itu adalah sepuluh milyar rupiah, dan seluruhnya akan
dibelanjakan, maka pendapatan nasional akan bertambah sebesar Rp 10 milyar.

14
Pertambahan pendapatan nasionalyang terjadi tersebut tidak kan berhenti sampai
di sini saja. Dengan terjadinya pertanbhan dalam pendapatan nasional tersebut maka
dengan sendirinya pendapatan masyarakat akan bertambah pula, dan pertambahan ini
akan menimbulkan pertambahan baru dalam konsumsi rumah tangga yang selanjutnya
akan menimbulkan lagi pertambahan dalam pendapatan nasional.

Proses perubahan pendapatan masyrakat, pengeluaran konsumsi dan selajutnya


pendapatan nasional akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi pertambahan
pendapatan dala masyarakat. Apabila keadaan itu tercapai para pengusaha tidak akan
menambah lagi produksi mereka dan tingkat keseimbangan perekonomian negara yang
baru akan tercapai.

Cara Menentukan Multiplier

Dalam perekonomian dua sektor corak dari rangkaian pertambahan pengeluaran,


pertambahan pendapatan nasional dan pertumbuhan konsumsi yang akan berlangsung
ditunjukkan dalam Tabel 4.7. dalam gambaran itu dimisalkan pada mulanya para
pengusaha menambah investasi (∆I) sebesar Rp 20 triliun dan MPC adalah 0,75.

Tambahan investasi sebesar Rp 20 triliun pada permulaannya akan menaikkan


pendapatan nasional dan pendapatan rumah tangga sebanyak Rp 20 triliun juga.

Seterusnya kenaikkan pendapatan rumah tangga tersebut akan menaikkan


konsumsi sebesar (MPC x ∆I) = 0,75 (Rp 20 mtriliun) = Rp 15 triliun dan tabungan
sebanyak (MPS x ∆I) = 0,25 (Rp 20 triliun) = Rp 5 triliun. Kenaikkan konsumsi ini
menimbulkan proses multiplier tahap kedua, yaitu konsumsi sebanyak Rp 15 triliun
tersebut menyebabkan pertambahan pendapatan nasional sebanyak Rp 15 triliun.
Seterusnya ini akan menimbulkan kenaikkan konsumsi tahap kedua sebanyak ∆C =
(MPC x ∆Y) = 0,75 (Rp 15 triliun) = Rp 11,25 triliun dan tabungan sebanyak ∆S = (MPS
x ∆Y) = 0,25 (Rp 15 triliun) = Rp 3,75 triliun.

Formula untuk Menentukan Multiplier

15
Apabila proses multiplier tersebut terus berjalan, pada akhirnya pendapatan
nasional akan bertambah sebanyak Rp 80 triliun, konsumsi rumah tangga bertambah
sebanyak Rp 60 triliun, dan tabungan rumah tangga bertambah sebanyak Rp 20 triliun.
Pertambhan pendapatan nasional tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah
satu formula yang berikut:

1
i. ∆Y = ∆I, atau:
1−MPC
1
ii. ∆Y = ∆I
MPS

PERUBAHAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

Kenaikan investasi sebanyak Rp 20 triliun menyebabkan tingkat investasi yang


baru adalah I1 = 120 + 20 = 140. Maka pada tingkat keseimbangan yang baru pendapatan
nasional adalah Rp 920 triliun, yaitu seperti yang dibuktikan oleh penghitungan yang
berikut:

Y1 = C + I

Y1 = 90 + 0,75Y1 + 140

0,25Y1=230

Y1 = 920

Cara lain untuk menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan yang baru
adalah dengan cara menambahkan pertambahan pendapatan nasional (sebagai akibat
pertambahan investasi) kepada pendapatan nasional yang asal. Pertambahan pendapatan
nasional adalah:

1
∆Y= ∆I
1−MPC

1
∆Y= 20
1−0.75

∆Y= 4 x 20 = 80

16
Dengan demikian pendapatan nasional yang baru adalah: Y 1 = Y + ∆Y = Rp 840
triliun + Rp 80 triliun = Rp 920

PARADOKS BERHEMAT

Dapat dilihat dari analisis terdahulu bahwa dari sudut perekonomian


negara, konsumen yang berhemat (kurang melakukan konsumsi) dapat
mengurangi tingkat kegiatan ekonomi. Dalam perekonomian di mana pengeluaran
agreratadalah penentu utama keseimbangan pendapatan nasional, kenaikkan
dalam tabungan-yang seterusnya mewujudkan pengurangan dalam konsumsi dan
pengeluaran/pengeluaran agrerat, akan merendahkan tingkat pendapatan nasional
yang dicapai. Fenomena ini dinamakan paradox berhemat atau paradox of
thrift. Keadaan tersebut dapat dengan jelas dilihat dari menganalisis Gambar
4.10. Dimisalkan pada permulaannya fungsi tabungan adalah S dan fungsi
investasi adalah I. Dengan demikian keseimbangan perekonomian negara dicapai
pada pendapatan nasional sebanyak Y0. Misalkan tabungan naik sebanyak ∆S
pada setiap tingkat pendapatan nasional. Sebagai akibatnya, fungsi tabungan
pindah dari S menjadi S1 dan keseimbangan pendapatan nasional berubah dari E0
menjadi E1. Perubahan keseimbangan ini menyebabkan pendapatan nasional turun
dari Y0 menjadi Y1. Gambaran ini jelas menunjukkan bahwa tabungan yang lebih
tinggi menurunkan pendapatan nasional. Dengan perkataan lain, semakin
berhemat

sesuaru masyarakat, semakin merosot kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional.

GAMBAR 1.5

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perekonomian dua sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu
perekonomian yang hanya terdiri  dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh jumlah dan mutu daripada faktor-faktor
produksi. Menurut Keyness tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya
pengeluaran agregat yang dilakukan masyarakat. Pengeluaran agregat tersebut akan
menentukan sampai dimana sektor perusahaan harus melakukan kegiatannya untuk
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
Dari sifat perputaran aliran pendapatan yang terdapat dalam gambar itu dapat
diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1.      Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki
sektor rumah tangga oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan
memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan
untung.
2.      Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor
rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-
barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
3.      Sisa dari berbagai jenis rumah tangga yang tidak digunakan untuk
pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam badan-badan keuangan.
4.      Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi
akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan
dari sektor rumah tangga.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://anisusanti1982.blogspot.com/2017/12/makalah-perekonomian-2sektor.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/150000069/hubungan-fungsi-
konsumsi-dan-fungsi-tabungan?page=all#:~:text=Hubungan%20antara
%20besarnya%20konsumsi%20dan,pendapatan%20disebut%20sebagai
%20fungsi%20tabungan.

19

Anda mungkin juga menyukai