BAB VI
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat memilik pemahaman dan pengetahuan
mengenai :
1. Arus Produk dalam proses produksi
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
3. Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Proses
4. Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi
5. Perhitungan harga pokok dengan metode harga pokok proses
6. Pengaruh produk hilang terhadap harga pokok
7. Pengaruh produk dalam proses awal terhadap harga pokok
BAB VI
METODE HARGA POKOK PROSES
(PROCESS COSTING)
BDP-Dep.Pintal
Bahan BDP-Dep.Tenun
TKL BDP-Dep. Printing
BOP
TKL Produk Selesai
BOP TKL
BOP
Proses produksi dimulai dari Departemen Pintal, bahan diproses tenaga kerja
langsung dengan fasilitas BOP. Jika telah selesai proses produksi di Departemen Pintal,
produk ditransfer ke Departemen Tenun dengan menambahkan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya produk ditransfer ke Departemen
Printing dengan ada tambahan bahan, atau mungkin hanya tambahan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik saja.
Bahan
TKL TKL BDP Dep – Rakit Produk Selesai
BOP BOP
TKL
BOP
Bahan
TKL TKL
BOP BOP
Bahan Bahan
TKL TKL
BOP BOP
BDP-Dep.Giling
TKL
BOP
BDP-Dep.Asap
TKL
BOP
dan produk dalam proses 500 liter, dengan tingkat penyelesaian 80%, maka produksi
ekuivalen yang dihasilkan adalah 1.000 lt + 500 lt (80%) = 1.400 liter.
5 Untuk menghitung harga pokok per unit setiap elemen biaya produksi tertentu, maka
elemen biaya produksi tertentu ( misalnya biaya bahan ) tersebut dibagi dengan
produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi ekuivalen
bahan).
6 Harga pokok yang diperhitungkan / dipertanggungjawabkan digunakan untuk
menelusur pertanggung jawaban biaya, berapa yang dinikmati produk selesai dan
berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7 Jika dalam proses produksi terjadi produk hilang, produk rusak, atau produk cacat
maka hal itu akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga pokok
produk.
Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, semua biaya tenaga kerja pada
departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya
tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan elemen biaya overhead pabrik. Dari
daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya departemen X dan departemen
Y, akan dibuat jurnal sebagai berikut :
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarip biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
Untuk perusahaan yang menggunakan tarip biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat
atas biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :
Tahapan pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biay overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :
b). Produk diolah me lalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen
pembantu di pabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarip biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut : (misalnya
perusahaan mempunyai departemen produksi X dan Y, serta departemen pembantu
L dan A) :
Biaya Overhead Pabrik - Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen L xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen A xxx
Kas xxx
Persediaan Suplies Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Persekot Biaya xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Hutang Biaya xxx
Dan kain-lain Rekening yang Dikredit xxx
Apabila perusahaan menggunakan tarip biaya overhead pabrik, maka biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -
Departeman X xxx
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen Y xxx
Pada akhir periode dihitung selisih biaya overhead pabrik setiap departemen produksi,
biaya overhead pabrik dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen Y xxx
2.Harga pokok produk selesai pada akhir periode dibuat jurnal dengan mendebit
rekening persediaan produk selesai dan mengkredit setiap rekening barang dalam
proses sesuai dengan biaya yang dinikmati produk selesai.
3.Terhadap harga pokok produk dalam proses pada akhir periode, didebit rekening
persediaan produk dalam proses dan dikredit setiap rekening barang dalam proses
sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh produk dalam proses akhir.
Contoh 6.4.1 :
PT. SELENDANG PELANGI mengolah produk melalui satu departemen produksi.
Dalam mengkalkulasi biayanya perusahaan menggunakan metode harga pokok
proses.
Data produksi dan biaya dalam bulan Januari 2010 adalah sebagai berikut :
1). Dibeli bahan senilai secara tunai Rp 70.000, bahan yang dipakai produksi
Rp. 60.000.
2). Biaya gaji dan upah yang telah dibayar :
Karyawan pabrik Rp. 39.000
Karyawan administrasi dan umum Rp. 20.000
Karyawan pemasaran Rp. 10.000
Biaya Jumlah
Elemen Biaya Overhead Administrasi Biaya
Pabrik & Umun Pemasaran
Penyelesaian :
1. Jurnal
Jumlah (Rp.)
No Nama Rekening & Keterangan Debet Kredit
BDP-BOP 26.000
Biaya Overhead Pabrik 26.000
(pembebanan BOP kepada produk)
4.a Persediaan Produk Selesai 90.000
BDP - Biaya Bahan 40.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja 30.000
6. Penjualan 190.000
Harga Pokok Penjualan 85.500
Biaya Administrasi & Umum 26.000
Biaya Pemasaran 17.000
Laba / Rugi 61.500
(menutup akun penghasilan & biaya )
Biaya Dibebankan :
Bi Pemasaran
10.000 17.000
7.000
Biaya Komersial :
dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati
pada departemen tersebut.
4. Produk yang belum selesai pada suatu departemen, pada akhir periode harga
pokok akan dicatat dengan mendebit rekening persediaan produk dalam proses
dan mengkredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang
telah dinikmati.
5. Produk selesai pada departemen terakhir di mana produk diproses, pada akhir
periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening
persediaan produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses
sesuai dengan elemen biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersebut
Contoh 6.4.2 :
PT. KEMBANG MANGGIS mengolah produk melalui Departemen Cetak dan
Departemen Pengeringan. Data produksi dan biaya bulan Desember 2009 adalah sebagai
berikut :
Produk masuk proses Departemen Cetak sebanyak 18.000 unit, produk selesai
dan dipindah ke Departemen Pengeringan sebanyak 17.500 unit, produk masih dalam
proses akhir Desember 2009 sebanyak 500 buah penyelesaian 80 % biaya bahan, 60 %
biaya tenaga kerja, dan 40 % biaya overhead pabrik. Produk selesai di Departemen
Pengeringan 15.000 unit dan produk dalam proses akhir 2.500 unit dengan tingkat
penyelesaian 50 % biaya bahan dan 60 % biaya konversi.
Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut :
Pembebanan BOP :
a. BOP di Departemen Cetak dibebankan berdasarkan Jam Kerja Langsung (JKL)
dengan tarip BOP Rp 531 per JKL. Selama bulan Desember telah dibayar
1.000 JKL.
b. BOP di Departemen Pengeringan dibebankan berdasarkan Jam Mesin
Langsung (JML) dengan tarip BOP Rp 825 per JML. Kapasitas yang terjadi
selama bulan Desember adalah 1.000 JML.
Diminta untuk :
1. Membuat jurnal yang diperlukan
2. Menyusun Laporan harga pokok produksi bulan Desember 2009 untuk setiap
departemen.
Penyelesaian :
1. Jurnal
Biaya Dibebankan :
Biaya Dipertanggungjawabkan
===============================================================
Keterangan :
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir
- Biaya Bahan = 17.500 + 80% (500) = 17.900 unit
===============================================================
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % penyelesaian PDP akhir
- Biaya Bahan = 15.000 + 50 % (2.500) = 16.250 unit
- Biaya Tenaga Kerja = 15.000 + 60 % (2.500) = 16.500 unit
- Biaya Overhead Pabrik = 15.000 + 60 % (2.500) = 16.500 unit
Contoh 6.4.3.1 :
Penyelesaian :
PT. AHIMSA SUKSES MAKMUR
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
JANUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :
Biaya Dibebankan :
Biaya Dipertanggungjawabkan
===============================================================
Keterangan :
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir
===============================================================
*) Seharusnya Rp 85.925.070,- , dikurangi selisih Rp 80,- karena pembulatan koma
menjadi Rp 85.924.990,-.
Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, maka pengaruhnya
terhadap perhitungan harga pokok adalah :
a). Produk hilang pada akhir proses dianggap telah menikmati biaya produksi .
b). Produk hilang akhir proses dimasukkan ke dalam perhitungan produksi
ekuivalen.
c). Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga pokok produk
hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai yang dipindahkan ke
departemen berikutnya atau ke gudang produk selesai.
d). Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses kepada harga
produk selesai, mengakibatkan jumlah total harga pokok produk selesai menjadi
lebih besar, oleh karena pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu
sebesar produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke gudang
produk selesai ke departemen berikutnya ikut bertambah.
Contoh 6.4.3.2 :
Pada Departemen B , produk selesai 1.700 meter, 260 meter masih dalam proses
penyelesaian 80% biaya konversi, 40 hilang akhir proses.
Biaya produksi yang terjadi sebagai berikut :
Elemen Biaya Departemen A Departemen B
Bahan Rp 1.000.000,- Rp ---
Tenaga Kerja 960.000 720.760
Overhead Pabrik 232.000 253.240
------------------ ------------------
Jumlah Rp 1.928.000,- Rp 974.000,-
============ ===========
Penyelesaian :
1. Jurnal
Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit
Biaya Dibebankan :
=========
===============================================================
Keterangan :
Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir + Produk Hilang Akhir
- Biaya Bahan = 2.000 + 100% (450) + 50 = 2.500 meter
- Biaya Konversi = 2.000 + 60% (450) + 50 = 2.320 meter
===============================================================
Biaya Dipertanggungjawabkan :
----------- = Rp 317.200 ,-
Jumlah Biaya Dipertanggungjawabkan : Rp 2.614.000,-
===========
===============================================================
Keterangan :
Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir + Produk Hilang Akhir
Biaya Konversi = 1.700 + 80% (450) + 40 = 2.320 meter
===============================================================
6.4.4. Produk Diolah Melalui Beberapa Tahap, Terdapat Produk dalam Proses
pada Awal Periode .
Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok rata-rata memiliki
Contoh 6.4.4.1:
PT. HARTOYO MULIA selama bulan September 2009 memiliki data produksi , biaya
dan penjualan sebagai berikut :
Biaya Produksi : HPP PDP Awal HPP PDP Awal Bi Dept I Bi Dept II
Dept. I Dept. II
Penyelesaian :
PT. HARTOYO BUDHI MULIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
(METODE RATA-RATA)
SEPTEMBER 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :
Unit produk dalam proses awal ( 70% BBhn; 80% B Conv) 2.000 kg
Unit baru masuk proses 7.000 kg
Unit selesai ditransfer ke departemen I 8.000 kg
Unit produk dalam proses akhir ( 50 % Bi Bhn, 40 % Bi Conv ) 800 kg
Unit hilang akhir proses 200 kg
----------- -----------
9.000 kg 9.000 kg
Biaya Dibebankan :
Tambhn Biaya :
Biaya Tn Krj Rp 600.000 Rp 8.000.000 Rp 8.600.000 10.750 Rp 800
BOP Rp 300.000 Rp 4.000.000 Rp 4.300.000 10.750 Rp 400
Jml biay ditamb Rp 900.000 Rp 12.000.000 Rp 12.900.000 Rp 1.200
Jumlah Biaya
Dipertanggung-
Jawabkan : Rp 9.180.000 Rp 12.900.000 Rp 21.180.000 Rp 1.959,63
========== ========== ========== =======
Perhitungan Biaya
Keterangan :
2. Jurnal
Penyelesaian :
a). Metode Harga Pokok Rata-rata
Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit
6.4.4.2. Metode Harga pokok Masuk Pertama keluar pertama (First In First Out
Costing Method
Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok pertama masuk
pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut :
a). Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
menjadi produk selesai, baru kemudian untuk mengolah produk yang baru masuk
proses yang sebagian akan menjadi bagian produk selesai yang disebut current
production dan sisanya merupakan produk dalam proses pada akhir periode.
b). Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan dengan
elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
c). Harga pokok produk dalam proses pada awal periode tidak perlu dipecah kembali
menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
d). Besarnya produksi ekuivalen adalah sebesar jumlah produk dalam proses awal
dikalikan tingkat penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan
menjadi produk selesai, ditambah produksi current atau produk yang baru masuk
proses periode tersebut dan dapat diselesaikan pada periode itu juga, ditambah
produk dalam proses akhir dikalikan tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati,
jadi secara matematis dapat dirumuskan :
e). Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya
yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen
dari elemen biaya yang bersangkutan.
f). Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi dua, yang pertama produk selesai
yang berasal dari produk dalam proses awal, kedua produk selesai yang berasal
dari produksi current.
Penyelesaian FIFO
PT. HARTOYO BUDHI MULIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
METODE FIFO
JANUARI 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :
Unit produk dalam proses awal ( 70% BBhn; 80% B Conv) 2.000 kg
Unit baru masuk proses 7.000 kg
Unit selesai ditransfer ke departemen II 8.000 kg
Unit produk dalam proses akhir ( 50 % Bi Bhn, 40 % Bi Conv ) 800 kg
Unit hilang akhir proses 200 kg
----------- -----------
9.000 kg 9.000 kg
Biaya Dibebankan :
Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ kg
HP PDP Awal Rp 1.200.000
Tambahan Biaya :
Biaya Bahan Rp 3.000.000 7.200 kg*) Rp 416,7
Biaya Tenaga Kerja 2.000.000 6.920 kg 289
Biaya overhead pabrik 1.500.000 6.920 kg 216,7
*) Produk ekuivalen =
(Produk Dalam Proses Awal x Tingkat Penyelesaian yang diperlukan) +
Produk Current + (Produk Dalam Proses Akhir x Tingkat Penyelesaian
yang sudah dinikmati)
Biaya bahan = 2.000 (30%) + (8.000 – 2.000) + 800 (50%) + 200 = 7.200 kg
Biaya conversi = 2.000 (20%) + (8.000 – 2.000) + 800 (40%) + 200 = 6.920 kg
----------- -----------
11.000 kg 11.000 kg
Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit
PRAKTEK
METODE HARGA POKOK PROSES
A. PERTANYAAN DISKUSI
B. KASUS
6.1. Anda diminta mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan dan membuat Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen II dengan metode rata-rata, di bulan Januari 31, 2006.
Data Produksi
PDP awal (60% Bi Konv) 2.000 liter
Unit ditransfer dari Dept. I 14.000 liter
6.2. PT. ”INTAN BANJAR” selama bulan Januari 2007 memiliki data produksi,
biaya dan penjualan sebagai berikut :
Data Produksi :
Depart. I Depart. II
Produk dalam proses awal (60% BB, 20% B Conv) 1.000 kg
Produk dalam proses awal (50% BB, 40% B Conv) 2.000 kg
Produk masuk proses 4.500 kg
Produk ditransfer ke Departemen I 4.800 kg
Produk ditransfer ke gudang produk selesai 5.000 kg
Produk dalam proses akhir (100% BB,90% B Conv) 500 kg
Produk dalam proses akhir (80% BB, 40% B Conv) 1.300 kg
Produk hilang awal proses 500 kg
Produk hilang akhir proses 200 kg
Permintaan soal :
1. Menyusun Laporan Harga Pokok Produk tiap Departemen
2. Mancatat Jurnal-jurnal yang diperlukan.
6.3. PT. TSUNAMI adalah perusahaan yang memiliki 2 departemen produksi dalam
proses produksinya. Berikut data produksi dan biaya yang terjadi selama bulan
Desember 2004.
6.4. PT. SOFT DANCES adalah perusahaan industri yang menentukan harga pokok
produksinya menggunakan metode harga pokok proses. Produk diolah dengan
melewati 2 departemen produksi yaitu Departemen I dan Departemen II. Berikut ini
data produksi dan biaya selama bulan Agustus 2001.
Data Produksi :
Unit PDP Awal (80% Bi.Bhn, 50% Bi. Konv.) 1.000 liter
Unit PDP Awal (--% Bi. Bhn, 70% Bi. Konv) 8.000 liter
Unit masuk proses departemen I 12.000 liter
Unit ditransfer ke departemen II 12.500 liter
Unit ditransfer ke gudang persediaan produk selesai 17.000 liter
Unit PDP Akhir dept. I (60% Bi. Bhn, 40% Bi.Konv) 500 liter
Unit PDP Akhir dept. II (80% Bi.TK, 60% BOP) 2.500 liter
Unit Hilang Awal Departemen II 1.000 liter
Data Biaya :
Elemen Biaya Departemen I Departemen II
HP.PDP Biaya Bln. HP.PDP Biaya bln.
Awal Agustus Awal Agustus
Rp. Rp. Rp. Rp.
Tambahan Biaya :
Biaya Bahan 475.000 1.125.000 - -
Biaya tenaga Kerja 200.000 752.000 800.000 3.000.000
Biaya Overhead Pabrik 150.000 485.000 775.000 2.000.000
Berdasarkan data tersebut diatas, maka :
1. Lengkapilah Laporan Harga Pokok Produksi Dept. I dan Departemen II.
2. Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan.
6.5. PT.HARTALIV adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Industri Keramik,
yang memiliki 2 Departemen Produksi yaitu Departemen Pembentukan dan
Departemen Pembakaran.
Anda diminta membuat Laporan Harga Pokok Produksi beserta Pencatatan
Akuntansinya (Jurnal) dengan pembulatan 3 desimal.
Berikut Data Produksi dan Biaya Perusahaan tersebut selama bulan September 1991
DATA PRODUKSI : DEPT. PBTKAN DEPT. PBKRAN
Unit Masuk Proses 20.000
Unit BDP akhir (100% Bhn, 69% Conv) 5.000
Unit hilang akhir proses 500
Unit ditransfer ke Gudang 9.900
Unit BD akhir (75% Conv) 4.000
Unit hilang awal proses 600
DATA BIAYA :
- Biaya Bahan Rp. 160.000
- Biaya Tenaga Kerja Rp. 180.000 Rp. 154.800
- Biaya Overhead Pabrik Rp. 108.000 Rp. 180.600
6.6. PT. ZAMIYA COORCAS, menugaskan Anda membuat Laporan Harga Pokok
Produksi dan mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan untuk bulan Januari 2006 pada
6.7. PT. Alis Jaya Chipendale Klaten memproduksi Kerajinan tangan melalui dua
departemen produksi yaitu Departemen I dan Departemen II. Adapun data
produksi dan biaya yang terjadi selama bulan Janiari 1999 adalah sebagai berikut :
Data Biaya
Elemen Biaya Departemen I Departemen II
Bahan Baku Rp. 14.000.000 --
Tenaga Kerja Rp. 7.800.000 Rp. 5.346.000
BOP Rp. 5.200.000 Rp. 3.600.000
Jumlah Rp. 27.000.000 Rp. 8.946.000
Diminta :
1. Buat Laporan Harga Pokok Produksi Departemen I dan II
2. Jurnal untuk mencatat transaksi