Anda di halaman 1dari 51

Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BAB VI

METODE HARGA POKOK PROSES


(PROCESS COSTING)

Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat memilik pemahaman dan pengetahuan
mengenai :
1. Arus Produk dalam proses produksi
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
3. Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Proses
4. Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi
5. Perhitungan harga pokok dengan metode harga pokok proses
6. Pengaruh produk hilang terhadap harga pokok
7. Pengaruh produk dalam proses awal terhadap harga pokok

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 129


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BAB VI
METODE HARGA POKOK PROSES
(PROCESS COSTING)

Metode Harga Pokok Proses digunakan untuk produk-produk yang di proses


melalui cara pengolahan yang berkelanjutan atau melalui proses produksi massa.
Kondisi seperti itu lazim terjadi pada pembuatan produk seperti : komodoti plastik,
minyak bumi, tekstil, baja, gandum, industri perakitan (mobil, elektronik, pesawat
terbang), industri gas (Pertamina), listrik (PLN), air (PDAM) ,dll.

6.1. Arus Produk


Arus produk (product flow) didalam pabrik disesuaikan dengan lay out mesin-
mesin produksi yang digunakan untuk membuat berbagai hasil produksi. Dihubungkan
dengan metode harga pokok proses, terdapat 3 jenis arus produk yaitu :
1. Arus Produk Berurutan (Sequential Product Flow)
2. Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)
3. Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)

6.1.1. Arus Produk Berurutan (Sequential Product Flow)


Dalam arus produk berurutan, setiap produk diproses dalam satu seri langkah
yang sama. Bila dalam industri tekstil terdapat 3 departemen produksi, maka arus
produknya akan terlihat sebagai berikut :

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 130


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BDP-Dep.Pintal

Bahan BDP-Dep.Tenun
TKL BDP-Dep. Printing
BOP
TKL Produk Selesai
BOP TKL
BOP

Gambar 6.1 : Arus Produk Berurutan (Sequential Product Flow)

Proses produksi dimulai dari Departemen Pintal, bahan diproses tenaga kerja
langsung dengan fasilitas BOP. Jika telah selesai proses produksi di Departemen Pintal,
produk ditransfer ke Departemen Tenun dengan menambahkan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya produk ditransfer ke Departemen
Printing dengan ada tambahan bahan, atau mungkin hanya tambahan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik saja.

6.1.2. Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)


Pada arus produk sejajar, beberapa departemen produksi secara bersamaan
mengerjakan proses produksi, untuk kemudian bersama-sama mentransfer ke proses
penyelesaian. Akhir dari pengerjaan di Departemen Rakit, produk elah menjadi produk
selesai. Berikut diilustrasikan aplikasi arus produk sejajar pada perusahaan furniture
yang mengerjakan pembuatan sofa.

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 131


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BDP-Dep.Potong Kayu BDP-Dep Ukir

Bahan
TKL TKL BDP Dep – Rakit Produk Selesai
BOP BOP
TKL
BOP

BDP-Dep Potong Kain BDP-Dep Jahit

Bahan
TKL TKL
BOP BOP

Gambar 6.2 : Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)

6.1.3. Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)


Pada arus selektif, produk mengalir ke berbagai departemen produksi yang
berlainan sesuai dengan produk selesai yang diinginkan. Berikut diilustrasikan proses
produksi pengolahan daging yang bermaksud menghasilkan : potongan daging segar,
daging giling dan daging asap :

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 132


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BDP-Dep.Potong BDP-Dep. Kemas Produk Selesai

Bahan Bahan
TKL TKL
BOP BOP
BDP-Dep.Giling

TKL
BOP

BDP-Dep.Asap

TKL
BOP

Gambar 6.3 : Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)

6.2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses


Karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :
1 Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan
menghitung harga pokok baik total maupun perunit. Apabila produk diolah melalui
beberapa tahap atau depertemen, laporan harga pokok disusun setiap departemen .
2 Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening Barang
Dalam Proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk
diolah melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses juga dibuat
untuk setiap departemen .
3 Laporan Harga Pokok Produksi dibuat untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa departemen, maka laporan produksi juga
harus dibuat untuk setiap departemen.
4 Produk ekuivalen (equivalent production) diperlukan untuk menghitung harga pokok
per unit. Produksi ekuivalen adalah suatu produksi yang dinyatakan dalam satuan
produk selesai. Misalnya, bulan Januari 2009 dihasilkan produk selesai 1.000 liter

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 133


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

dan produk dalam proses 500 liter, dengan tingkat penyelesaian 80%, maka produksi
ekuivalen yang dihasilkan adalah 1.000 lt + 500 lt (80%) = 1.400 liter.
5 Untuk menghitung harga pokok per unit setiap elemen biaya produksi tertentu, maka
elemen biaya produksi tertentu ( misalnya biaya bahan ) tersebut dibagi dengan
produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi ekuivalen
bahan).
6 Harga pokok yang diperhitungkan / dipertanggungjawabkan digunakan untuk
menelusur pertanggung jawaban biaya, berapa yang dinikmati produk selesai dan
berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7 Jika dalam proses produksi terjadi produk hilang, produk rusak, atau produk cacat
maka hal itu akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga pokok
produk.

6.3. Prosedur Akunansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses


Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses, biaya produksi
digolongkan sebagai berikut :

6.3.1). Biaya Bahan


Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan
bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat
homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan
menikmati bahan yang relatif sama pula.
Misal, proses pengolahan produk melalui satu departemen produksi maka pemakaian
bahan dicatat sebagai berikut :
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan xxx
Persediaan Bahan xxx

Ababila bahan dipakai di departemen X dan depertemen Y, maka jurnal pemakaian


bahan adalah sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Departemen X xxx

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 134


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Departemen Y xxx


Persediaan Bahan xxx

6.3.2).Biaya Tenaga Kerja


Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tebaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah
melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja di pabrik
digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dab upah untuk
produksi dibuat jurnal sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja xxx


Biaya Gaji dan Upah xxx

Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, semua biaya tenaga kerja pada
departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya
tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan elemen biaya overhead pabrik. Dari
daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya departemen X dan departemen
Y, akan dibuat jurnal sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja -


Departeman X xxx
Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja -
Departemen Y xxx
Biaya Gaji dan Upah xxx

6.3.3).Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua biaya
produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah
semua biaya pada departemen pembantu di pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya
overhead pabrik sebagai berikut :

a).Produk diolah melalui satu tahapan produksi

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 135


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarip biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :

Biaya Overhead Pabrik xxx


Kas xxx
Persediaan Puplies Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Persekot Biaya xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Hutang Biaya xxx
Dan lain-lain Rekening yang Dikredit xxx

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik xxx


Biaya Overhead Pabrik xxx

Untuk perusahaan yang menggunakan tarip biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat
atas biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx


Kas xxx
Persediaan Suplies Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Persekot Biaya xxx
Akumulasi Penysutan xxx
Hutang Biaya xxx
Dan lain-lain rekening yang di kredit xxx

Tahapan pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut

Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik xxx


Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx

Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biay overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 136


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx

b). Produk diolah me lalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen
pembantu di pabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarip biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut : (misalnya
perusahaan mempunyai departemen produksi X dan Y, serta departemen pembantu
L dan A) :
Biaya Overhead Pabrik - Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen L xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen A xxx
Kas xxx
Persediaan Suplies Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Persekot Biaya xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Hutang Biaya xxx
Dan kain-lain Rekening yang Dikredit xxx

Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik


departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi dengan jurnal :

Biaya Overhead Pabrik - Departemen X xxx


Biaya Overhead Pabrik - Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen L xxx
Biaya Overhead Pabrik - Departemen A xxx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada produk
yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -


Departeman X xxx
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Departemen Y xxx

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 137


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Apabila perusahaan menggunakan tarip biaya overhead pabrik, maka biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -


Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen L xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen A xxx
Kas xxx
Persediaan Suplies Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Persekot Biaya xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Hutang Biaya xxx
Dan kain-lain Rekening yang Dikredit xxx

Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke departemen


produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen L xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen A xxx

Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -
Departeman X xxx
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen Y xxx

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 138


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Pada akhir periode dihitung selisih biaya overhead pabrik setiap departemen produksi,
biaya overhead pabrik dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan -
Departemen Y xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen X xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya -
Departemen Y xxx

6.4. Masalah-masalah Khusus dalam Perhitungan Harga Pokok Produk pada


Metode Harga Pokok Proses
Berikut akan dibahas beberapa masalah yang timbul di dalam perhitungan harga
pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan satu jenis
produk.

6.4.1. Pengolahan Produk Melalui Satu Tahap, Semua Biaya Dibebankan


Berdasar Biaya Sesungguhnya
Prosedur Akuntansi untuk pengolahan produk melalui satu tahap dan semua biaya
dibebankan berdasar biaya sesungguhnya adalah sebagai berikut :
1. Rekening barang dalam proses diselenggarakan untuk setiap elemen biaya dan
didebit sebesar biaya sesungguhnya yang dinikmati.

2.Harga pokok produk selesai pada akhir periode dibuat jurnal dengan mendebit
rekening persediaan produk selesai dan mengkredit setiap rekening barang dalam
proses sesuai dengan biaya yang dinikmati produk selesai.

3.Terhadap harga pokok produk dalam proses pada akhir periode, didebit rekening
persediaan produk dalam proses dan dikredit setiap rekening barang dalam proses
sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh produk dalam proses akhir.

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 139


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Contoh 6.4.1 :
PT. SELENDANG PELANGI mengolah produk melalui satu departemen produksi.
Dalam mengkalkulasi biayanya perusahaan menggunakan metode harga pokok
proses.
Data produksi dan biaya dalam bulan Januari 2010 adalah sebagai berikut :
1). Dibeli bahan senilai secara tunai Rp 70.000, bahan yang dipakai produksi
Rp. 60.000.
2). Biaya gaji dan upah yang telah dibayar :
Karyawan pabrik Rp. 39.000
Karyawan administrasi dan umum Rp. 20.000
Karyawan pemasaran Rp. 10.000

3). Biaya lain-lainnya :

Biaya Jumlah
Elemen Biaya Overhead Administrasi Biaya
Pabrik & Umun Pemasaran

Depresiasi Aktiva Tetap 16.000 3.000 5.000 24.000


Listrik dan Air 5.000 1.000 1.000 7.000
Biaya lain-lain terhutang 5.000 2.000 1.000 8.000
Jumlah 26.000 6.000 7.000 39.000

4). Data produksi dan penjualan :


Produk masuk proses 15.000 kg, produk selesai 10.000 kg dan produk dalam
proses per 31 Januari 2010 adalah 5.000 kg dengan tingkat penyelesaian 100 %
biaya bahan dan 60 % biaya konversi. Berhasil dijual secara tunai sebanyak 9.500
kg dengan harga Rp. 20 per kg.

Dari data tersebut diminta :


1. Jurnal selama bulan Januari 2010
2. Laporan Harga Pokok Produksi
3. Menyusun aliran biaya dan penghasilan
4. Menyusun Laporan Laba Rugi bulan Januari 2010

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 140


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Penyelesaian :
1. Jurnal

PT. SELENDANG PELANGI


Jurnal
Januari 2010

Jumlah (Rp.)
No Nama Rekening & Keterangan Debet Kredit

1. Persediaan Bahan 70.000


Kas 70.000
(mencatat pembelian bahan)

BDP – Biaya Bahan 60.000


Persediaan Bahan 60.000
(mencatat pemakaian bahan utk pengolahan)
2. Biaya Gaji dan Upah 69.000
Kas 69.000

BDP - Biaya Tenaga Kerja 39.000


Biaya Administrasi & Umum 20.000
Biaya Pemasaran 10.000
Biaya Gaji dan Upah 69.000
(mencatat pembayaran dan pembebanan gaji &
upah)

3. Biaya Overhead Pabrik 26.000


Biaya Administrasi dan Umum 6.000
Biaya Pemasaran 7.000
Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap 24.000
Kas 7.000
Hutang Biaya 8.000
(mencatat macam-macam biaya)

BDP-BOP 26.000
Biaya Overhead Pabrik 26.000
(pembebanan BOP kepada produk)
4.a Persediaan Produk Selesai 90.000
BDP - Biaya Bahan 40.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja 30.000

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 141


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BDP - Biaya Overhead Pabrik 20.000


(mencatat persediaan produk selesai)
Bahan = 10.000 x Rp. 4 = Rp. 40.000
Tenaga Kerja = 10.000 x 3 = Rp. 30.000
Overhead Pabrik = 10.000 x 2 = Rp. 20.000

Persediaan Produk Dalam Proses 35.000


BDP - Biaya Bahan 20.000
4.b BDP - Biaya Tenaga Kerja 9.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik 6.000
Mencatat persediaan produk dalam proses)

5.a Kas/Piutang Dagang 190.000


Penjualan 190.000

5.b Harga Pokok Penjualan 85.500


Persediaan Produk Selesai 85.500
(mencatat penjualan produk 9.500 kg dengan
harga pokok @Rp 9 dan harga jual @ Rp 20 )

6. Penjualan 190.000
Harga Pokok Penjualan 85.500
Biaya Administrasi & Umum 26.000
Biaya Pemasaran 17.000
Laba / Rugi 61.500
(menutup akun penghasilan & biaya )

2. Laporan Harga Pokok Produksi

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 142


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

PT. SELENDANG PELANGI


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
JANUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :

Unit masuk proses 15.000 kg


Unit ditransfer ke gudang produk selesai 10.000 kg
Unit produk dalam proses akhir ( 100% Bi Bhn, 60% Bi Conv ) 5.000 kg

Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ kg

Biaya Bahan Rp 60.000 15.000 Rp 4


Biaya Tenaga Kerja 39.000 13.000 3
Biaya overhead pabrik 26.000 13.000 2
__________ ________
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 125.000 Rp 9
========= =======

Biaya Dipertanggungjawabkan (Biaya diperhitungkan) :

Harga Pokok Produk Selesai = 10.000 kg @ Rp 9,- = Rp 90.000,-


Harga Pokok Produk dalam Proses ( 5.000 kg )
Biaya Bahan = 5.000 kg x 100 % x Rp 4 = Rp 20.000
Bi Tng Kerj. = 5.000 kg x 60 % x Rp 3 = Rp 9.000
Bi Ovr Pabrk. = 5.000 kg x 60 % x Rp 2 = Rp 6.000
---------------- = Rp 35.000
_____________
Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 125.000,-
===========
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhitungan Unit ekuivalen : Produk Selesai + % penyelesaian PDP akhir
- Biaya Bahan = 10.000 + 100 % (5000) = 15.000 kg
- Biaya Tenaga Kerja = 10.000 + 60 % (5000) = 13.000 kg
- Biaya Overhead Pabrik = 10.000 + 60 % (5000) = 13.000 kg
===============================================================

3. Aliran Biaya dan Penghasilan

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 143


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Persed Bahan BDP-Bi.Bhn Persed Prod Selesai HP Penjualan

40.000 40.000 85.500 85.500 85.500


70.000 60.000 60.000 20.000 30.000 4.500
20.000

Bi Gaji&Upah BDP – BTK Persed Prod Dlm Proses

69.000 69.000 39.000 39.000 20.000


9.000
6.000

BOP BDP-BOP Penjualan

26.000 26.000 26.000 20.000 190.000


6.000

Bi Adm Umum Laba Rugi

20.000 26.000 85.500 190.000


6.000 26.000
17.000

Bi Pemasaran

10.000 17.000
7.000

Gambar 6.4 : Aliran Biaya dan Penghasilan Metode Harga


Pokok Proses

4. Laporan Laba / Rugi Januari 2010

PT. SELENDANG PELANGI

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 144


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Laporan Laba / Rugi


Bulan Januari 2010
Penjualan 190.000
Harga Pokok Panjualan ( 85.500)
Laba Kotor atas Penjualan 104.500

Biaya Komersial :

Biaya Administrasi dan Umum 26.000


Biaya Pemasaran 17.000
-----------
(43.000)
-------------
Laba Bersih 61.500
=======

6.4.2. Pengolahan Produk Melalui Beberapa Departemen, Produk Selesai pada


Departemen Tertentu Langsung Dipindahkan ke Departemen Berikutnya.

Pada perusahaan yang memproduksi dengan melewati beberapa departemen, maka


bisa jadi produk yang dihasilkan dari departemen produksi sebelum departemen terakhir,
bisa dijual ke pasar industri yang memerlukan. Tetapi pada kasus ini akan dibahas jika
suatu departemen tidak memiliki kewenangan menjual, karena departemen ini hanya
berwenang mengeluarkan biaya atau sebagai pusat biaya (Cost Center). Jika hasil tiap
departemen langsung ditransfer ke departemen berikutnya, maka prosedur biaya akan
terlihat sebagai berikut :
1. Rekening barang dalam proses dibuat untuk setiap departemen dan setiap
elemen biaya produksi .
2. Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
Dalam kasus sekarang dan berikutnya, BOP dibebankan kepada produk dengan
menggunakan tarip biaya ditentukan dimuka (pre determined cost)
3. Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu akan ditransfer ke
departemen berikutnya dengan didebit rekening ”Barang Dalam Proses - Harga
Pokok ditransfer dari Departemen Tertentu ke Departemen Berikutnya ” dan

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 145


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati
pada departemen tersebut.
4. Produk yang belum selesai pada suatu departemen, pada akhir periode harga
pokok akan dicatat dengan mendebit rekening persediaan produk dalam proses
dan mengkredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang
telah dinikmati.
5. Produk selesai pada departemen terakhir di mana produk diproses, pada akhir
periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening
persediaan produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses
sesuai dengan elemen biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersebut

Contoh 6.4.2 :
PT. KEMBANG MANGGIS mengolah produk melalui Departemen Cetak dan
Departemen Pengeringan. Data produksi dan biaya bulan Desember 2009 adalah sebagai
berikut :
Produk masuk proses Departemen Cetak sebanyak 18.000 unit, produk selesai
dan dipindah ke Departemen Pengeringan sebanyak 17.500 unit, produk masih dalam
proses akhir Desember 2009 sebanyak 500 buah penyelesaian 80 % biaya bahan, 60 %
biaya tenaga kerja, dan 40 % biaya overhead pabrik. Produk selesai di Departemen
Pengeringan 15.000 unit dan produk dalam proses akhir 2.500 unit dengan tingkat
penyelesaian 50 % biaya bahan dan 60 % biaya konversi.

Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut :

Elemen Biaya Dep. Cetak Dep.Pengeringan

Bahan Rp 716.000,- Rp. 455.000,-


Tenaga Kerja 1.246.000,- 495.000,-

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 146


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Pembebanan BOP :
a. BOP di Departemen Cetak dibebankan berdasarkan Jam Kerja Langsung (JKL)
dengan tarip BOP Rp 531 per JKL. Selama bulan Desember telah dibayar
1.000 JKL.
b. BOP di Departemen Pengeringan dibebankan berdasarkan Jam Mesin
Langsung (JML) dengan tarip BOP Rp 825 per JML. Kapasitas yang terjadi
selama bulan Desember adalah 1.000 JML.
Diminta untuk :
1. Membuat jurnal yang diperlukan
2. Menyusun Laporan harga pokok produksi bulan Desember 2009 untuk setiap
departemen.

Penyelesaian :

1. Jurnal

PT. KEMBANG MANGGIS


Jurnal
Desember 2009
Jumlah (Rp.)
No, Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit

1. BDP - Biaya Bahan - Departemen Cetak 716.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja - Departemen Cetak 1.246.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Departemen Cetak 531.000
BDP - Biaya Bahan - Departemen Penyelesaian 455.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Departemen Penyeles. 495.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Departemen Penyls. 825.000
Persediaan Bahan 1.171.000
Biaya Gaji dan Upah 1.741.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen Cetak 531.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen Penyeles. 825.000
(mencatat pembebanan biaya produksi)

2. BDP – Harga Pokok dari Dept Cetak – Dept Penyls. 2.450.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen Cetak 52.500
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept Cetak A 87.500
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept Cetak A 35.000

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 147


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

(mencatat harga pokok produk yang ditransfer dari


depertemen Cetak ke departemen Penyeles) dengan
perincian :

Elemen Biaya Jumlah


Bahan = 17.500 x Rp 40 = Rp 700.000
Tenaga Kerja = 17.500 x 70 = 1.225.000
Overhead Pabrik = 17.500 x 30 = 525.000
--------------------
Jumlah = 17.500 x Rp.140 = Rp 2.450.000
==========

3. Persediaan Produk Dalam Proses Dept Cetak 43.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen Cetak 16.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept Cetak 21.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept Cetak 6.000
(mencatat harga pokok produk dalam proses di
Departemen Cetak)

4. Persediaan Produk Selesai 3.720.000


BDP - Harga Pokok Dept Cetak - Dept Penyls. 2.450.000
BDP - Biaya Bahan - Departemen Penyls. 420.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept Penyls. 450.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept Penyls. 750.000
(mencatat harga produk selesai separtemen Penyls.)

Elemen Biaya Jumlah

HP Dept Cetak = 15.000 x Rp 140 = Rp 2.450.000


Bahan = 15.000 x 28 = 420.000
Tenaga Kerja = 15.000 x 30 = 450.000
Overhead Pabrik = 15.000 x 50 = 750.000
---------------
Jumlah = 15.000 x Rp 248 = Rp 3.720.000
=========

5. Persediaan Produk Dalam Proses Dept Penyelesaian 505.000


BDP-Harga Pokok Dept Cetak - Dept Penyels. 350.000
BDP - Biaya Bahan - Departemen Penyels. 35.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept Penyels. 45.000
BDP -Biaya Overhead Pabrik - Dept Penyels. 75.000
(mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses Departemen Penyelesaian)

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 148


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

PT. KEMBANG MANGGIS


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN CETAK
DESEMBER 2009
===============================================================
Data Produksi :

Unit masuk proses 18.000 unit


Unit ditransfer ke Departemen Pengeringan 17.500 unit
Unit PDP akhir ( 80% Bi Bhn, 60% Bi TK, 40% BOP ) 500 unit
-------- ---------
18.000 unit 18.000 unit

Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ u

Biaya Bahan Rp 716.000 17.900 Rp 40


Biaya Tenaga Kerja 1.246.000 17.800 70
Biaya overhead pabrik 531.000 17.700 30
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 2.493.000 Rp 140
========== ======

Biaya Dipertanggungjawabkan

Harga Pokok Produk Selesai = 17.500 @ Rp 140,- = Rp 2.450.000,-


Harga Pokok Produk dalam Proses ( 500 )
Biaya Bahan = 500 x 80 % x Rp 40 = Rp 16.000,-
Bi Tng Kerj. = 500 x 60 % x Rp 70 = Rp 21.000,-
Bi Ovr Pabrk. = 500 x 40 % x Rp 30 = Rp 6.000,-
----------- = Rp 43.000,-

Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 2.493.000,-


=========

===============================================================
Keterangan :
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir
- Biaya Bahan = 17.500 + 80% (500) = 17.900 unit

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 149


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

- Biaya Tenaga Kerja = 17.500 + 60% (500) = 17.800 unit


- Baiaya Overhead Pabrik = 17.500 + 40% (500) = 17.700 unit

PT. KEMBANG MANGGIS


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN PENYELESAIAN
DESEMBER 2009
===============================================================
Data Produksi :
Unit ditransfer dari Depatemen Cetak 17.500 uit
Unit produk selesai ditransfer ke gudang 15.000 unit
Unit PDP akhir ( 50% Bi Bahan, 60% Bi Conv ) 2.500 unit
---------- ---------
17.500 unit 17.500 unit
Biaya Dibebankan :
Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ u

Biaya dari Dept. Cetak Rp 2.450.000, 17.500 Rp 140,-


Biaya ditambahkan di
Dept. Pen :
Biaya Bahan 455.000,- 16.250 28
Biaya Tenaga Kerja 495.000,- 16.500 30
Biaya overhead pabrik 825.000,- 16.500 50
------------------ --------------
Jumlah tambahan biaya Rp 1.775.000,- Rp 108
------------------ --------------
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 4.225.000,- Rp 248,-
============ ==========
Biaya Dipertanggungjawabkan

Harga Pokok Produk Selesai = 15.000 @ Rp 248,- = Rp 3.720.000,-

Harga Pokok Produk dalam Proses ( 2.500 )


Biaya dari Dept Cetak = 2.500 x Rp 140,- = Rp 350.000,-
Biaya ditambahkan di Dept. Pengeringan :
Biaya Bahan = 2.500 x 50 % x Rp 28 = Rp 35.000,-
Bi Tng Kerj. = 2.500 x 60 % x Rp 30 = Rp 45.000,-
Bi Ovr Pabrk. = 2.500 x 60 % x Rp 50 = Rp 75.000,-
------------- = Rp 505.000,-
-------------------
Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 4.225.000,-
===========

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 150


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

===============================================================
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % penyelesaian PDP akhir
- Biaya Bahan = 15.000 + 50 % (2.500) = 16.250 unit
- Biaya Tenaga Kerja = 15.000 + 60 % (2.500) = 16.500 unit
- Biaya Overhead Pabrik = 15.000 + 60 % (2.500) = 16.500 unit

6.4.3. Pengolahan Produk Melalui Beberapa Tahap, Terdapat Produk Hilang di


Dalam Pengolahan
Karena sifat bahan, atau proses alami dalam pembuatan produk, bisa jadi dalam
proses produksi terdapat produk hilang. Kehilangan sejumlah unit dalam proses produksi
akan mempengaruhi harga pokok produk yang tidak hilang. Untuk mempermudah
kalkulasi biaya, maka produk hilang dibagi menjadi :
1. Produk hilang dianggap terjadi awal proses
2. Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses

1. Produk hilang dianggap terjadi awal proses


Apabila produk hilang dianggap terjadi pada awal proses maka pengaruhnya
terhadap harga pokok adalah :
a). Produk hilang awal proses dianggap tidak menikmati biaya produksi .
b). Produk hilang awal proses tidak dimasukan di dalam produksi ekuiovalen.
c). Produk hilang awal proses tidak dibebani harga pokok
d). Produk hilang awal proses yang terjadi pada departemen lanjutan, mengakibatkan
harus dilakukan penyesuaian harga pokok satuan yang diterima dari departemen
sebelumnya, oleh karena pemikul biaya jumlahnya berkurang dan jumlah total
biaya sama maka harga pokok satuan dari departemen sebelumnya menjadi lebih
besar (naik).

2). Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses.


Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, maka pengaruhnya
terhadap perhitungan harga pokok adalah :
a). Produk hilang pada akhir proses dianggap telah menikmati biaya produksi .

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 151


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

b). Produk hilang akhir proses dimasukkan ke dalam perhitungan produksi


ekuivalen.
c). Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga pokok produk
hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai yang dipindahkan ke
departemen berikutnya atau ke gudang produk selesai.
d). Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses kepada harga
produk selesai, mengakibatkan jumlah total harga pokok produk selesai menjadi
lebih besar, oleh karena pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu
sebesar produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke gudang
produk selesai ke departemen berikutnya ikut bertambah.

Contoh 6.4.3.1 :

PT. AHIMSA SUKSES MAKMUR mengolah produk melalui Departemen I


dan Departemen II. Karena sifat bahan yang diproses sebagian produk hilang menguap
dalam pengolahan. Data produksi dan biaya untuk bulan Januari 2010 adalah sebagai
berikut :
Produk masuk proses ke dalam departemen I adalah 30.000 unit, dari jumlah
tersebut 25.000 unit telah selesai dan dipindahkan ke departemen II, produk dalam
proses akhir 4.000 dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan baku dan 80% biaya
konversi, 1.000 unit hilang dalam proses.
Pada departemen II, produk selesai 21.000 unit, 3.000 unit masih dalam proses
penyelesaian 40% biaya konversi, 1.000 unit hilang dalam proses.
Biaya produksi yang terjadi sebagai berikut :
Elemen Biaya Departemen I Departemen II
Bahan Rp. 20.300.000 Rp ---
Tenaga Kerja 28.200.000 26.640.000
Overhead Pabrik 14.100.000 13.320.000
------------------ ------------------
Jumlah Rp 62.600.000 Rp 39.960.000
============ ===========

Dari data tersebut diminta membuat :

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 152


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

1. Jurnal yang diperlukan


2. Laporan Harga Pokok Produksi

Penyelesaian :
PT. AHIMSA SUKSES MAKMUR
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
JANUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :

Unit masuk proses 30.000 unit


Unit ditransfer ke Departemen II 25.000 unit
Unit PDP akhir (100% Bi Bhn, 80% Konversi) 4.000 unit
Unit hilang awal proses 1.000 unit
-------- ---------
30.000 unit 30.000 unit

Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ u

Biaya Bahan Rp 20.300.000 29.000 Rp 700,-


Biaya Tenaga Kerja 28.200.000 28.200 1.000,-
Biaya overhead pabrik 14.100.000 28.200 500,-
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 62.600.000 Rp 2.200,-
========== ======

Biaya Dipertanggungjawabkan

Harga Pokok Produk Selesai = 25.000 @ Rp 2.200,- = Rp 55.000.000,-


Harga Pokok Produk dalam Proses ( 1.000 )
Biaya Bahan = 4.000 x 100 % x Rp 700 = Rp 2.800.000 ,-
Bi Tng Kerj. = 4.000 x 80 % x Rp 1.000 = Rp 3.200.000 ,-
Bi Ovr Pabrk. = 4.000 x 80 % x Rp 500 = Rp 1.600.000 ,-
----------- = Rp 7.600.000 ,-
Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 62.600.000,-
=========

===============================================================
Keterangan :
Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 153


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

- Biaya Bahan = 25.000 + 100% (4.000) = 29.000 unit


- Biaya Konversi = 25.000 + 80% (4.000) = 28.200 unit
===============================================================

PT. AHIMSA SUKSES MAKMUR


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN II
JANUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :
Unit ditransfer dari Departemen I 25.000 unit
Unit ditransfer ke gudang produk selesai 21.000 unit
Unit PDP akhir ( 40% Konversi) 3.000 unit
Unit hilang awal proses 1.000 unit
-------- ---------
25.000 unit 25.000 unit
Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ u


Biaya dari Dept. I Rp 55.000.000,- 25.000 Rp 2.200,-
Penyesuaian -- 1.000 91,67
Biaya disesuaikan Rp 55.000.000,- 24.000 Rp 2.291,67

Biaya ditambahkan di Dep II :


Biaya Tenaga Kerja 26.640.000 22.200 1.200,-
Biaya overhead pabrik 13.320.000 22.200 600,-
Jumlah biaya ditambahkan Rp 39.960.000 Rp 1.800
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 94.960.000 Rp 4.091,67
========== ========
Biaya Dipertanggungjawabkan

Harga Pokok Produk Selesai = 21.000 @ Rp 4.091,67,- = Rp 85.924.990*)

Harga Pokok Produk dalam Proses ( 3.000 )


Biaya dari Dept I = 3.000 x Rp 2.291,67 ,- = Rp 6.875.010,-
Biaya ditambahkan di Dept. Pengeringan :

Bi Tng Kerj. = 3.000 x 40 % x Rp 1.200 = Rp 1.440.000 ,-


Bi Ovr Pabrk. = 3.000 x 40 % x Rp 600 = Rp 720.000 ,-
----------- = Rp 9.035.010 ,-
Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 94.960.000,-
===========

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 154


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

===============================================================
*) Seharusnya Rp 85.925.070,- , dikurangi selisih Rp 80,- karena pembulatan koma
menjadi Rp 85.924.990,-.

- Perhitungan Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir


- Biaya Konversi = 21.000 + 40% (3.000) = 22.200 unit
===============================================================
PT. AHIMSA SUKSES MAKMUR
Jurnal
Januari 2010
Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debeit Kredit

1. BDP - Biaya Bahan - Departemen I 20.300.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 28.200.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen I 14.100.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 26.640.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Depart II 13.320.000
Persediaan Bahan 20.300.000
Biaya Gaji dan Upah 54.840.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen I 26.640.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen II 13.320.000
(mencatat pembebanan biaya produksi)
2. BDP – Harga Pokok dari Dept I – Dept II 55.000.000
BDP - Biaya Bahan - Departemen I 17.500.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept I 25.000.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept I 12.500.000
(mencatat harga pokok produk yang ditransfer
dari departemen I ke departemen II, 25.000 @
Rp 2.200,-)

3. Persediaan Produk Dalam Proses Departemen I 7.600.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen I 2.800.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept I 3.200.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept I 1.600.000
(mencatat harga pokok produk dalam proses
departemen I)

4. Persediaan Produk Selesai 85.924.990


BDP – Harga Pokok dari Dept I – Dept II 48.124.990
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Departemen II 25.200.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Depart II 12.600.000
(mencatat harga produk selesai departemen II
dengan perincian )

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 155


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

5. Persediaan Produk Dalam Proses Depart II 9.035.010


BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 6.875.010
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept II 1.440.000
BDP - Biaya Overhd Pabrik– Dept II 720.000
(mencatat harga pokok PDP departemen II)

2). Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses.

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, maka pengaruhnya
terhadap perhitungan harga pokok adalah :
a). Produk hilang pada akhir proses dianggap telah menikmati biaya produksi .
b). Produk hilang akhir proses dimasukkan ke dalam perhitungan produksi
ekuivalen.
c). Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga pokok produk
hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai yang dipindahkan ke
departemen berikutnya atau ke gudang produk selesai.
d). Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses kepada harga
produk selesai, mengakibatkan jumlah total harga pokok produk selesai menjadi
lebih besar, oleh karena pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu
sebesar produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke gudang
produk selesai ke departemen berikutnya ikut bertambah.

Contoh 6.4.3.2 :

PT. RIZKY ADIBA SEJAHTERA mengolah produk melalui Departemen A


dan Departemen B. Selama proses produksi terdapat produk hilang yang baru dapat
diketahui diakhir pengolahan. Data produksi dan biaya untuk bulan Febuari 2010 adalah
sebagai berikut :
Produk masuk proses ke dalam Departemen A 2.500 meter, dari jumlah tersebut
2.000 meter telah selesai dan dipindahkan ke departemen B, produk dalam proses akhir
450 meter dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan baku dan 60% biaya konversi,
50 meter hilang di akhir proses.

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 156


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Pada Departemen B , produk selesai 1.700 meter, 260 meter masih dalam proses
penyelesaian 80% biaya konversi, 40 hilang akhir proses.
Biaya produksi yang terjadi sebagai berikut :
Elemen Biaya Departemen A Departemen B
Bahan Rp 1.000.000,- Rp ---
Tenaga Kerja 960.000 720.760
Overhead Pabrik 232.000 253.240
------------------ ------------------
Jumlah Rp 1.928.000,- Rp 974.000,-
============ ===========

Dari data tersebut diminta membuat :


1. Jurnal yang diperlukan
2. Laporan Harga Pokok Produksi

Penyelesaian :

1. Jurnal

PT. RIZKY ADIBA SEJAHTERA


Jurnal
Bulan Febuari 2010

Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit

1 BDP - Biaya Bahan - Departemen A 1.000.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen A 960.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen A 232.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen B 720.760
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen B 253.240
Persediaan Bahan 1.000.000
Biaya Gaji dan Upah 1.680.760
Biaya Overhead Pabrik – Departemen A 720.760
Biaya Overhead Pabrik – Departemen B 253.240
(mencatat pembebanan biaya produksi)

2 BDP – Harga Pokok dari Dept A – Dept B 1.640.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen A 820.000

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 157


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept A 615.000


BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept A 205.000

(mencatat harga pokok produk yang ditransfer dari


Departemen A ke Departemen B 2.000 m dan
dibebani juga dg harga pokok produk hilang akhir
50 m)
Perhitungan :
Bahan = 2.050 x Rp 400 = Rp 820.000
Tenaga Kerja = 2.050 x 300 = Rp 615.000
O-head Pabrik = 2.050 x 100 = Rp 205.000

Persediaan Produk Dalam Proses Departemen A 288.000


3. BDP - Biaya Bahan - Departemen A 180.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept A 81.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik - Dept A 27.000
(mencatat harga pokok produk dalam proses
departemen A)

4. Persediaan Produk Selesai 2.296.800


BDP – Harga Pokok dari Dept A – Dept B 1.426.800
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Departemen B 643.800
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Depart B 226.200
(mencatat harga produk selesai departemen B)
Perhitungan :
Hp dr Dept A = 1.740 x Rp 820 = Rp 1.426.800
Tenaga Kerja = 1.740 x 370 = Rp 643.800
O-head Pabrik = 1.740 x 130 = Rp 226.200

5. Persediaan Produk Dalam Proses Depart B 317.200


BDP – Harga Pokok Dept A – Dept B 213.200
BDP - Biaya Tenaga Kerja - Dept B 76.960
BDP - Biaya Overhd Pabrik– Dept B 24.040
(mencatat harga pokok PDP departemen B)

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 158


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

PT. RIZKY ADIBA SEJAHTERA


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN A
FEBUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :

Unit masuk proses 2.500 m


Unit ditransfer ke Departemen B 2.000 m
Unit PDP akhir (100% Bi Bhn, 60% Konversi) 450 m
Unit hilang akhir proses 50 m
-------- ---------
2.500 m 2.500 m

Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/

Biaya Bahan Rp 1.000.000 2.500 m Rp 400 ,-


Biaya Tenaga Kerja 696.000 2.320 m 300,-
Biaya overhead pabrik 232.000 2.320 m 100,-
------------------- ------------
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 1.928.000,- Rp 800,-
========== ======
Biaya Dipertanggungjawabkan

Harga Pokok Produk Selesai = 2.000 @ Rp 800,- = Rp 1.600.000,-


Harga Pokok Produk Hilang Akhir = = 50 @ 800 = 40.000,-
Harga Pokok Produk Selesai = 2.000 @ Rp 820 = Rp 1.640.000,-

Harga Pokok Produk dalam Proses ( 450 m ) :


Biaya Bahan = 450 x 100 % x Rp 400 = Rp 180.000 ,-
Bi Tng Kerj. = 450 x 60 % x Rp 300 = Rp 81.000 ,-
Bi Ovr Pabrk. = 450 x 60 % x Rp 100 = Rp 27.000 ,-
-------------- = Rp 288.000 ,-
Jumlah Biaya Dipertanggungjawabkan = Rp 1.928.000,-

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 159


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

=========
===============================================================
Keterangan :
Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir + Produk Hilang Akhir
- Biaya Bahan = 2.000 + 100% (450) + 50 = 2.500 meter
- Biaya Konversi = 2.000 + 60% (450) + 50 = 2.320 meter
===============================================================

PT. RIZKY ADIBA SEJAHTERA


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN B
FEBUARI 2010
===============================================================
Data Produksi :
Unit ditransfer dari Departemen A 2.000 m
Unit ditransfer ke gudang produk selesai 1.700 m
Unit PDP akhir ( 80% Konversi) 260 m
Unit hilang akhir proses 40 m
-------- ---------
2.000 m 2.000 m
Biaya Dibebankan :
Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/
Biaya dari Dept. A Rp 1.640.000,- 2.000 Rp 820,-

Biaya ditambahkan di Dep B


Biaya Tenaga Kerja 720.760 1.948 370,-
Biaya overhead pabrik 253.240 1.948 130,-
Jumlah biaya ditambahkan Rp 974.000 Rp 500
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 2.614.000,- Rp 1.320,-
========== ========

Biaya Dipertanggungjawabkan :

Harga Pokok Produk Selesai = 1.700 @ Rp 1.320,- = Rp 2.244.000,-


Harga Pokok Produk Hilang Akhir = = 40 @ 1.320 = 52.800,-
Harga Pokok Produk Selesai = 1.700 @ Rp 1.351,05 = Rp 2.296.800,-

Harga Pokok Produk dalam Proses ( 260 m )


Biaya dari Dept I = 260 x Rp 820 ,- = Rp 213.200,-
Biaya ditambahkan di Dept. Pengeringan :

Bi Tng Kerj. = 260 x 80 % x Rp 370 = Rp 76.960 ,-


Bi Ovr Pabrk. = 260 x 80 % x Rp 130 = Rp 27.040 ,-

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 160


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

----------- = Rp 317.200 ,-
Jumlah Biaya Dipertanggungjawabkan : Rp 2.614.000,-
===========
===============================================================
Keterangan :
Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir + Produk Hilang Akhir
Biaya Konversi = 1.700 + 80% (450) + 40 = 2.320 meter
===============================================================

6.4.4. Produk Diolah Melalui Beberapa Tahap, Terdapat Produk dalam Proses
pada Awal Periode .

Karena pada Metode Harga Pokok Proses pengolahan produknya bersifat


kontinyu, maka bisa saja terjadi pada suatu akhir periode akuntansi hasil pengolahan
produk suatu departemen produksi tidak semua berbentuk produk selesai, tetapi bisa
berwujud produk dalam proses (belum jadi) . Pada periode berikutnya, produk dalam
proses akhir periode lalu akan berubah menjadi produk dalam proses awal periode.
Dalam perhitungan harga pokok, produk dalam proses awal ini akan memberi pengaruh
terhadap besaran harga pokok produk yang masih akan dilanjutkan proses produksinya.
Demikian juga terkait dengan sifat produk yang diolah, maka pemilihan metode yang
digunakan juga akan mempengaruhi besarnya harga pokok produk. Metode perlakuan
produk dalam proses awal adalah :
1. Metode Harga Pokok Rata-rata (Average Costing Method)
2. Metode Harga Pokok Pertama Masuk Pertama Keluar (First In First Out
Costing Method)
3. Metode Harga Pokok Terakhir Masuk Pertama Keluar (LIFO)
Berikut akan dibahas secara berurutan dua dari ketiga metode tersebut, yaitu metode
rata-rata dan metode pertama masuk pertama keluar.

6.4.4.1. Metode Harga Pokok Rata-rata (Average Costing Method)

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok rata-rata memiliki

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 161


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

karakteristik sebagai berikut :


a). Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal digabungkan dengan
elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan
b). Karena setiap elemen harga pokok produk dalam proses digabungkan dengan
biaya periode yang bersangkutan, harga pokok produk dalam proses awal harus
dipecah kembali ke dalam setiap elemen biaya.
c). Produk ekuivalen = Produk selesai + Produk Dalam Proses Akhir (Tk.
Penyelesaian)
d). Besarnya harga pokok per unit untuk setiap elemen biaya dihitung dengan cara
membagi jumlah total elemen biaya tetentu setelah digabung dengan jumlah
produksi ekuivalen dari elemen biaya tersebut.
e). Tidak dibedakan asal dari produk selesai dan produk dalam proses akhir apakah
berasal dari produk dalam proses awal atau dari produk yang baru dimasukkan
proses.

Contoh 6.4.4.1:
PT. HARTOYO MULIA selama bulan September 2009 memiliki data produksi , biaya
dan penjualan sebagai berikut :

Data Produksi : Dept. I Dept. II


Produk dalam proses awal (70%Bb,80%BConv) 2.000 kg
Produk dalam proses awal ( 35% BConv) 3.000 kg
Produk baru masuk proses 7.000 kg
Produk ditransfer ke dep B 8.000 kg
Produk jadi ditransfer ke gudang 10.600 kg
Produk dalam proses akhir (50%Bb,40%BConv) 800 kg
Produk dalam proses akhir (50% BConv) 300 kg
Produk hilang akhir proses 200 kg
Produk hilang awal 100 kg

Biaya Produksi : HPP PDP Awal HPP PDP Awal Bi Dept I Bi Dept II
Dept. I Dept. II

HPP dr Dept I - Rp 900.000,-


Biaya tambahan
Bulan Sept’09 :
Biaya bahan Rp 440.000, - Rp 3.000.000,- -

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 162


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Biaya tenaga kerja Rp 556.000,- Rp 600.000,- Rp 2.000.000, Rp 8.000.000,-


Biaya Overhead P Rp 204.000,- Rp 300.000,- Rp 1.500.000,- Rp 4.000.000,-

Dengan menggunakan Metode Rata-rata dan metode FIFO, diminta :


1. Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi tiap departemen
2. Mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan.

Penyelesaian :
PT. HARTOYO BUDHI MULIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
(METODE RATA-RATA)
SEPTEMBER 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :
Unit produk dalam proses awal ( 70% BBhn; 80% B Conv) 2.000 kg
Unit baru masuk proses 7.000 kg
Unit selesai ditransfer ke departemen I 8.000 kg
Unit produk dalam proses akhir ( 50 % Bi Bhn, 40 % Bi Conv ) 800 kg
Unit hilang akhir proses 200 kg
----------- -----------
9.000 kg 9.000 kg
Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya HP PDP Biaya Jumlah Unit Hrg Pokok


Awal September Biaya Ekuivalen per kg
Biaya Bahan Rp 440.000,- Rp 3.000.000,- Rp 3.440.000,- 8.600 Rp 400
Biaya Tn Krj Rp 556.000,- Rp 2.000.000,- Rp 2.556.000,- 8.520 Rp 300
BOP Rp 204.000,- Rp 1.500.000,- Rp 1.704.000,- 8.520 Rp 200
Jumlah Biaya
Dipertanggung –
jawabkan: Rp1.200.000,- Rp 6.500.000,- Rp 7.700.000,- Rp 900
========== ========== ========== =======
Perhitungan Biaya :

Harga Pokok Produk Selesai :


Harga Pokok Produk Selesai : 8.000 kg x Rp 900,- = Rp 7.200.000,-
Produk Hilang Akhir proses : 200 kg x Rp 900,- = Rp 180.000,-
----------------
Harga Pokok Produk Selesai : 8.000 kg x Rp 922,5 = Rp 7.380.000,-
Harga Pokok Produk dalam Proses ( 800 kg )
Biaya Bahan = 800 kg x 50 % x Rp 400 = Rp 160.000,-
Bi Tng Kerj. = 800 kg x 40 % x Rp 300 = Rp 96.000,-

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 163


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Bi Ovr Pabrk. = 800 kg x 40 % x Rp 200 = Rp 64.000,-


------------ = Rp
320.000,-
----------------
Jumlah Biaya Dipertanggungjawabkan : Rp 7.700.000,-
===========
==============================================================
Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir + Produk Hilang Akhir
- Biaya Bahan
= 8.000 + 50% (800) + 200 = 8.600 kg
- Biaya Konversi
= 8.000 + 40% (800) + 200 = 8.520 kg
PT. HARTOYO BUDHI MULIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN II
(METODE RATA-RATA)
SEPTEMBER 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :

Unit produk dalam proses awal (-- % BBhn; 35 % B Conv) 3.000 kg


Unit ditransfer dari Dept I 8.000 kg
Unit selesai ditransfer ke gudang produk selesai 10.600 kg
Unit produk dalam proses akhir (-- % Bi Bhn, 50 %Bi Conv ) 300 kg
Unit hilang awal proses 100 kg
----------- -----------
11.000 kg 11.000 kg
Biaya Dibebankan :

Elemen Biaya HP PDP Biaya Jumlah Unit Hrg Pokok


Awal September Biaya Ekuivalen per kg

HP dari Dep I *) : Rp 8.280.000 Rp --- Rp 8.280.000 10.900 Rp 759,63

Tambhn Biaya :
Biaya Tn Krj Rp 600.000 Rp 8.000.000 Rp 8.600.000 10.750 Rp 800
BOP Rp 300.000 Rp 4.000.000 Rp 4.300.000 10.750 Rp 400
Jml biay ditamb Rp 900.000 Rp 12.000.000 Rp 12.900.000 Rp 1.200
Jumlah Biaya
Dipertanggung-
Jawabkan : Rp 9.180.000 Rp 12.900.000 Rp 21.180.000 Rp 1.959,63
========== ========== ========== =======
Perhitungan Biaya

Harga Pokok Produk Selesai :


Harga Pokok Produk Selesai : 10.600 kg x Rp 1.959,63 = Rp 20.772.111

Harga Pokok Produk dalam Pros es ( 300 kg )

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 164


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

HP dari Departemen I = 300 kg x Rp 759,63 = Rp 227.889


Biaya ditambahkan :
Bi Tng Kerj. = 300 kg x 50 % x Rp 800 = Rp 120.000
Bi Ovr Pabrk. = 300 kg x 50 % x Rp 400 = Rp 60.000
---------------- Rp 407.889
------------------
Jumlah Biaya Dipertanggungjawabkan : Rp 21.180.000
===========

Keterangan :

a. Perubahan Harga Pokok Prod Dept I *) :


Jumlah unit ekuivalen H.Pokok /kg
Harga Pokok Produk PDP Awal : Rp 900.000 3.000 Rp 300
Harga Pokok Produk September’09 : Rp 7.380.000 8.000 Rp 922,5
---------------- -------- --------------
Harga Pokok Rata-rata : Rp 8.280.000 11.000 Rp 752,73
Penyesuaian produk hilang : Rp --- ( 100 ) Rp 6,9
---------------- -------- --------------
Harga pokok disesuaikan : Rp 8.280.000 10.900 Rp 759,63
========== ===== ========

b. Unit ekuivalen = Produk Selesai + % PDP Akhir


Biaya Conversi = 10.600 + 50 % ( 300 ) = 10.750 kg
===============================================================

2. Jurnal
Penyelesaian :
a). Metode Harga Pokok Rata-rata

PT. HARTOYO BUDHI MULIA


Jurnal
Bulan September 2009

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 165


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit

1. BDP - Biaya Bahan - Departemen I 440.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 556.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen I 204.000
BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 8.280.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 600.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen II 300.000
Persediaan Produk Dlm. Proses Dept. I 1.200.000
Persediaan Produk Dlm. Proses Dept. II 9.180.000
(mencatatkembali/ reversing entry persediaan Produk
dlm. Proses awal ke setiap rekening Bararg Dalam
Proses)

2. BDP - Biaya Bahan - Departemen I 3.000.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 2.000.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen I 1.500.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 8.000.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Departemen II 4.000.000
Persediaan Bahan 3.000.000
Biaya Gaji dan Upah 10.000.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen I 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen II 4.000.000
(mencatat pembebanan biaya ke setiap departemen)

3. BDP – Harga Pokok dari Dept I– Dept II 7.380.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen I 3.280.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 2.460.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Dept. I 1.640.000
(mencatat harga pokok produk dlm proses dept. I)
(8.200 x Rp 400)+(8.200 x Rp.300) + (8.200 x Rp 200) =
Rp 7.380.000

4. Persediaan Produk Dalam Proses Departemen I 320.000


BDP - Biaya Bahan - Departemen I 160.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 96.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Dept. I 64.000
(mencatat harga pokok produk dalam proses akhir)

4. Persediaan Produk Selesai 20.772.111


BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 8.052.078
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 8.480.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Dept. II 4.240.033

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 166


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

(mencatat harga pokok produk selesai departemen II)


(10.600 x Rp.759,63)+(10.600 x Rp 800) + ((10.600 x
Rp400)+33) = Rp 20.772.111,-

Persediaan Produk Selesai Departemen II 407.889


BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 227.889
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 120.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – Dept. II 60.000
(mencatat harga pokok produk dalam proses dept. II )

6.4.4.2. Metode Harga pokok Masuk Pertama keluar pertama (First In First Out
Costing Method
Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok pertama masuk
pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut :
a). Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
menjadi produk selesai, baru kemudian untuk mengolah produk yang baru masuk
proses yang sebagian akan menjadi bagian produk selesai yang disebut current
production dan sisanya merupakan produk dalam proses pada akhir periode.
b). Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan dengan
elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
c). Harga pokok produk dalam proses pada awal periode tidak perlu dipecah kembali
menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
d). Besarnya produksi ekuivalen adalah sebesar jumlah produk dalam proses awal
dikalikan tingkat penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan
menjadi produk selesai, ditambah produksi current atau produk yang baru masuk
proses periode tersebut dan dapat diselesaikan pada periode itu juga, ditambah
produk dalam proses akhir dikalikan tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati,
jadi secara matematis dapat dirumuskan :

Produk ekuivalen = (Produk Dalam Proses Awal x Tingkat Penyelesaian


yang diperlukan) + Produk Current + (Produk Dalam Proses Akhir x
Tingkat Penyelesaian yang sudah dinikmati)

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 167


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

e). Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya
yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen
dari elemen biaya yang bersangkutan.
f). Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi dua, yang pertama produk selesai
yang berasal dari produk dalam proses awal, kedua produk selesai yang berasal
dari produksi current.
Penyelesaian FIFO
PT. HARTOYO BUDHI MULIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I
METODE FIFO
JANUARI 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :
Unit produk dalam proses awal ( 70% BBhn; 80% B Conv) 2.000 kg
Unit baru masuk proses 7.000 kg
Unit selesai ditransfer ke departemen II 8.000 kg
Unit produk dalam proses akhir ( 50 % Bi Bhn, 40 % Bi Conv ) 800 kg
Unit hilang akhir proses 200 kg
----------- -----------
9.000 kg 9.000 kg
Biaya Dibebankan :
Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ kg
HP PDP Awal Rp 1.200.000
Tambahan Biaya :
Biaya Bahan Rp 3.000.000 7.200 kg*) Rp 416,7
Biaya Tenaga Kerja 2.000.000 6.920 kg 289
Biaya overhead pabrik 1.500.000 6.920 kg 216,7

Jumlah Biaya tambahan : Rp 6.500.000 Rp 922,4


=======
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 7.700.000
==========
Harga Pokok Produk Selesai :
 HP PDP Awal ( 2.000 kg)
- HP periode lalu ........................... Rp 1.200.000
- HP periode sekarang :
# Biaya bahan = 2.000 kg x 30 % x Rp 416,7 = Rp 250.020
# Biaya TK = 2.000 kg x 20 % x Rp 289 = Rp 115.600
# BOP = 2.000 kg x 20 % x Rp 216.7 = Rp 86.680 Rp 452.300

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 168


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

HP Produk Selesai dari PDP Awal …………………………. Rp 1.652.300

 HP Produk Selesai dari Periode Sekarang ( Product Current ) :


( 8.000 - 2.000 ) x Rp 922,4 Rp 5.534.400
-----------------
Harga Pokok Produk Selesai : 8.000 kg x Rp 898,34 Rp 7.186.700
Produk Hilang Akhir proses : 200 kg x Rp 922,4 Rp 184.480
-----------------
Harga Pokok Produk Selesai ditransfer ke Departemen B
( 8.000 kg ) x Rp 921,44 = Rp 7.371.496**)
Harga Pokok Produk dalam Proses ( 800 kg )
Biaya Bahan = 800 kg x 50 % x Rp 416,7 = Rp 166.680
Bi Tng Kerj. = 800 kg x 40 % x Rp 289 = Rp 92.480
Bi Ovr Pabrk. = 800 kg x 40 % x Rp 216,7 = Rp 69.344
-------------- Rp 328.504
Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 7.700.000
===========

*) Produk ekuivalen =
(Produk Dalam Proses Awal x Tingkat Penyelesaian yang diperlukan) +
Produk Current + (Produk Dalam Proses Akhir x Tingkat Penyelesaian
yang sudah dinikmati)

Biaya bahan = 2.000 (30%) + (8.000 – 2.000) + 800 (50%) + 200 = 7.200 kg
Biaya conversi = 2.000 (20%) + (8.000 – 2.000) + 800 (40%) + 200 = 6.920 kg

**) Seharusnya Rp 7.371.180,- selisih Rp 316,- karena pembulatan koma.


===============================================================

PT. HARTOYO BUDHI MULIA


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN II
METODE FIFO
JANUARI 2009
===========================================================L’09
Data Produksi :
Unit produk dalam proses awal (-- % BBhn; 35 % B Conv) 3.000 kg
Unit ditransfer dari Dept I 8.000 kg
Unit selesai ditransfer ke gudang produk selesai 10.600 kg
Unit produk dalam proses akhir (-- % Bi Bhn, 50 %Bi Conv ) 300 kg
Unit hilang awal proses 100 kg

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 169


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

----------- -----------
11.000 kg 11.000 kg

Elemen Biaya Jumlah Biaya Unit ekuivalen Hrg Pokok/ kg


HP PDP Awal Rp 1.800.000
Tambahan Biaya :
* HP dari Departemen A Rp 7.371.496 8.000 Rp 921,44
Penyesuaian Prod Hilang -- ( 100 ) Rp 11,66
HP Dept A telah sesuai Rp 7.371.496 7.900 Rp 933,1
* HP dari Departemen B
Biaya Tenaga Kerja Rp 8.000.000 9.700 *) Rp 824,74
Biaya overhead pabrik Rp 4.000.000 9.700 Rp 412,37

Jumlah Biaya tambahan : Rp 19.371.496 Rp 2.170,21


==========
Jumlah Biaya Dibebankan : Rp 21.171.496
==========
Biaya Diperhitungkan

Harga Pokok Produk Selesai :


 HP PDP Awal ( 3.000 kg)
- HP periode lalu ........................................ Rp 1.800.000
- HP periode sekarang :
# Biaya TK = 3.000 kg x 65 % x Rp 824,74 = Rp 1.608.243
# BOP = 3.000 kg x 65 % x Rp 412,37 = Rp 804.121,5 Rp 2.412.364,5
HP Produk Selesai dari PDP Awal ……………………… Rp 4.212.364,5

 HP Produk Selesai dari Periode Sekarang ( Product Current ) :


( 10.600 - 3.000 ) x Rp 2.170,21 = Rp 16.493.596
----------------
Harga Pokok Produk Se lesai : ( 10.600kg ) x Rp 1.953,4 = Rp 20.705.999,5**)

Harga Pokok Produk dalam Proses ( 300 kg )


HP dari Dept A = 300 kg x Rp 933,1 = Rp 279.930
Bi Tng Kerj. = 300 kg x 50 % x Rp 824,74 = Rp 123.711
Bi Ovr Pabrk. = 300 kg x 50 % x Rp 412,37 = Rp 61.855,5 = Rp 465.496,5

Jumlah Biaya Diperhitungkan : Rp 21.171.496


===========

Perhitungan Unit ekuivalen :


(Produk Dalam Proses Awal x Tingkat Penyelesaian yang diperlukan) +
Produk Current + (Produk Dalam Proses Akhir x Tingkat Penyelesaian
yang sudah dinikmati)

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 170


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

*) Biaya Konversi : 3.000 (65 %) + (10.600 – 3.000) + 300 (50 % ) = 9.700 kg

**) Seharusnya Rp 20.705.960,5. selisih Rp 39,-karena pembulatan koma.


==============================================================

2. Jurnal - Metode Harga Pokok FIFO

PT. HARTOYO BUDHI MULIA


Jurnal
Bulan September 2009

Jumlah (Rp.)
No. Nama Rekening & Keterangan Debit Kredit

2. BDP - Biaya Bahan - Departemen I 3.000.000


BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen I 2.000.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – 1.500.000
Departemen I 8.000.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Departemen II 4.000.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik – 3.000.000
Departemen II 10.000.000
Persediaan Bahan 1.500.000
Biaya Gaji dan Upah 4.000.000
Biaya Overhead Pabrik – Departemen
I
Biaya Overhead Pabrik – Departemen
II
(mencatat pembebanan biaya ke setiap
departemen)

3. BDP – Harga Pokok dari Dept I– Dept II 7.371.496


Persed PDP Departemen I 1.200.000
BDP - Biaya Bahan - Departemen I 2.833.560
BDP - Biaya Teng Kerja Departe I 1.907.400
BDP - Biaya Overhed P – Dept. I 1.430.536
(mencatat harga pokok produk dlm proses
dept. I)

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 171


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

1.200.000 +{( 2.000 kg x30%)+6.000+200} x


Rp 416,7 + {(2.000 kg x 20 %)+6.000+200}
x Rp 289 + {(2.000 kg x 20 %)+6.000+200}
x Rp 216.7 +316

4. Persediaan Produk Dalam Proses Departemen I 328.504


BDP - Biaya Bahan - Departemen I 166.680
BDP - Biaya Tega Kerja –Departe I 92.480
BDP - Biaya Overh Pabrik – Dept. I 69.344
(mencatat harga pokok produk dalam proses
akhir)

4. Persediaan Produk Selesai 20.705.999,5


Persed PDP Dep II 1.800.000
BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 7.091.560
BDP - Biaya Ten Kerja – Depart II 7.876.267
BDP - BOP – Dept. II 3.938.172.5
(mencatat harga pokok produk selesai
departemen II)
(1.800.000 +((7.600x 933.1)+ {(65% x 3000)
+7600}x 824,74 + {(65% x 3000) +7600}x
412,37 + 39
Persediaan Produk Selesai Departemen II 465.496,5
BDP – Harga Pokok Dept I – Dept II 279.930
BDP - Biaya Tenaga Kerja – Depar II 123.711
BDP - Biaya Over Pabrik – Dept. II 61.855,5
(mencatat harga pokok produk dalam proses
dept. II )

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 172


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

PRAKTEK
METODE HARGA POKOK PROSES

A. PERTANYAAN DISKUSI

1. Jelaskan macam-macam arus produk dalam proses produksi


2. Sebutkan karakteristik metode harga pokok proses
3. Terangkan prosedur akuntansi pada metode harga pokok proses
4. Elemen apa saja yang termuat dalam Laporan Harga Pokok Produksi
5. Apa pengaruh produk hilang awal dan akhir proses terhadap harga pokok
6. Bagaimana pengaruh produk dalam proses awal terhadap harga pokok
7. Sebutkan metode-metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan pengaruh
produk dalam proses awal terhadap harga pokok.

B. KASUS
6.1. Anda diminta mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan dan membuat Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen II dengan metode rata-rata, di bulan Januari 31, 2006.
Data Produksi
PDP awal (60% Bi Konv) 2.000 liter
Unit ditransfer dari Dept. I 14.000 liter

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 173


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Unit PDP akhir (80% Bi Konv) 2.000 liter


Unit Hilang Awal 400 liter
Unit Hilang Akhir 600 liter
Data Biaya :
* Harga Pokok dari Departemen I :
- Biaya bulan Januari Rp. 40.600.000,-
- PDP Awal Rp. 4.000.000,-
* Biaya Tambahan (Departemen II) :
- BTKL Rp. 19.280.000,-
- BOP Rp. 14.000.000,-
* Biaya Tanbahan (PDP Awal) :
- BTKL Rp. 2.000.000,-
- BOP Rp. 1.000.000,-
Berhasil dijual 12.000 liter @ Rp. 10.000,- per liter.

6.2. PT. ”INTAN BANJAR” selama bulan Januari 2007 memiliki data produksi,
biaya dan penjualan sebagai berikut :
Data Produksi :
Depart. I Depart. II
Produk dalam proses awal (60% BB, 20% B Conv) 1.000 kg
Produk dalam proses awal (50% BB, 40% B Conv) 2.000 kg
Produk masuk proses 4.500 kg
Produk ditransfer ke Departemen I 4.800 kg
Produk ditransfer ke gudang produk selesai 5.000 kg
Produk dalam proses akhir (100% BB,90% B Conv) 500 kg
Produk dalam proses akhir (80% BB, 40% B Conv) 1.300 kg
Produk hilang awal proses 500 kg
Produk hilang akhir proses 200 kg

Daya Biaya : Rp. Rp.

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 174


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Harga pokok Prod. Dalam Proses Awal 2.200.000 3.000.000


Tambahan Biaya :
* Biaya Bahan 3.430.000 3.024.000
* Biaya Tenaga Kerja 4.725.000 5.664.000
* BOP 2.625.000 3.304.000
Data Penjualan :
Perusahaan berhasil menjual 4.700 kg produk selesai secara tunai dengan harga Rp.
7.500,- per kg.

Permintaan soal :
1. Menyusun Laporan Harga Pokok Produk tiap Departemen
2. Mancatat Jurnal-jurnal yang diperlukan.

6.3. PT. TSUNAMI adalah perusahaan yang memiliki 2 departemen produksi dalam
proses produksinya. Berikut data produksi dan biaya yang terjadi selama bulan
Desember 2004.

DATA PRODUKSI DEP. CETAK DEP. DRYING


Unit PDP awal (100% Bi Bhn, 40% Bi Konv) 600 kg
Unit PDp awal (80% Bi Konv) 800 kg
Unit Baru Masuk Proses 1.000 kg
Unit ditrans ke Departemen Drying 1.200 kg
Unit ditrans ke Gudang prod. Selesai 1.500 kg
Unit PDP Akhir (70% BI Bhn, 60% Bi Konv) 300 kg
Unit PDP Akhir (50% Bi Konv) 300 kg
Unit hilang awal proses 200 kg
Unit hilang akhir proses 100 kg
DATA BIAYA
Elemen Biaya
HP. PDP Awal Rp. 450.000,- Rp. 600.000,-

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 175


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Biaya Bahan Rp. 418.600,- --


Biaya Tenaga Kerja Rp. 868.000,- Rp. 909.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp. 372.000,- Rp. 505.000,-

Berdasarkan data di atas, lengkapilah Laporan Harga Pokok Produksi tiap


departemen dan mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan. (gunakan pembulatan DUA
angka dibelakang koma).

6.4. PT. SOFT DANCES adalah perusahaan industri yang menentukan harga pokok
produksinya menggunakan metode harga pokok proses. Produk diolah dengan
melewati 2 departemen produksi yaitu Departemen I dan Departemen II. Berikut ini
data produksi dan biaya selama bulan Agustus 2001.
Data Produksi :
Unit PDP Awal (80% Bi.Bhn, 50% Bi. Konv.) 1.000 liter
Unit PDP Awal (--% Bi. Bhn, 70% Bi. Konv) 8.000 liter
Unit masuk proses departemen I 12.000 liter
Unit ditransfer ke departemen II 12.500 liter
Unit ditransfer ke gudang persediaan produk selesai 17.000 liter
Unit PDP Akhir dept. I (60% Bi. Bhn, 40% Bi.Konv) 500 liter
Unit PDP Akhir dept. II (80% Bi.TK, 60% BOP) 2.500 liter
Unit Hilang Awal Departemen II 1.000 liter

Data Biaya :
Elemen Biaya Departemen I Departemen II
HP.PDP Biaya Bln. HP.PDP Biaya bln.
Awal Agustus Awal Agustus
Rp. Rp. Rp. Rp.

HP. Dari Dept. I - - 2.198.500 ...?...

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 176


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Tambahan Biaya :
Biaya Bahan 475.000 1.125.000 - -
Biaya tenaga Kerja 200.000 752.000 800.000 3.000.000
Biaya Overhead Pabrik 150.000 485.000 775.000 2.000.000
Berdasarkan data tersebut diatas, maka :
1. Lengkapilah Laporan Harga Pokok Produksi Dept. I dan Departemen II.
2. Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan.
6.5. PT.HARTALIV adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Industri Keramik,
yang memiliki 2 Departemen Produksi yaitu Departemen Pembentukan dan
Departemen Pembakaran.
Anda diminta membuat Laporan Harga Pokok Produksi beserta Pencatatan
Akuntansinya (Jurnal) dengan pembulatan 3 desimal.

Berikut Data Produksi dan Biaya Perusahaan tersebut selama bulan September 1991
DATA PRODUKSI : DEPT. PBTKAN DEPT. PBKRAN
Unit Masuk Proses 20.000
Unit BDP akhir (100% Bhn, 69% Conv) 5.000
Unit hilang akhir proses 500
Unit ditransfer ke Gudang 9.900
Unit BD akhir (75% Conv) 4.000
Unit hilang awal proses 600
DATA BIAYA :
- Biaya Bahan Rp. 160.000
- Biaya Tenaga Kerja Rp. 180.000 Rp. 154.800
- Biaya Overhead Pabrik Rp. 108.000 Rp. 180.600

6.6. PT. ZAMIYA COORCAS, menugaskan Anda membuat Laporan Harga Pokok
Produksi dan mencatat Jurnal-jurnal yang diperlukan untuk bulan Januari 2006 pada

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 177


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Departemen Cetak dan Departemen Packing. Gunakan Metode FIFO dan


pembulatan angka dua desimal.
Berikut data Produksi dan Biaya :

DATA PRODUKSI DEPT.CETAK DEPT.PACKING


Produk Dalam.Proses.Awal
(100%Bi Bhn,59%Bi Konv) 600 kg
Produk Dalam.Proses.Awal
(70%Bi Konv) 800 kg
Produk Baru Masuk Proses 1.000 kg
Pruduk ditransfer ke Dept.Packing 1.200 kg
Produk jadi ditransfer ke gudang 1.500 kg
Produk Dalam.Proses.Akhir
(80%Bi Bhn,60%Bi Konv) 300 kg
Produk Dalam.Proses.Akhir
(50%Bi Konv) 400 kg
Produk Hilang Akhir Proses 100 kg
Produk Hilang Awal Proses 100 kg
DATA BIAYA :
Harga Pokok PDP Awal Rp. 650.000,- Rp. 800.000,-
Tambahan Biaya :
Biaya Bahan Rp. 691.840,- ---
Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.156.400,- Rp. 1.109.220,-
Biaya Overhead Pabrik Rp. 625.400,- Rp. 704.520,-

6.7. PT. Alis Jaya Chipendale Klaten memproduksi Kerajinan tangan melalui dua
departemen produksi yaitu Departemen I dan Departemen II. Adapun data
produksi dan biaya yang terjadi selama bulan Janiari 1999 adalah sebagai berikut :

Data Produksi : Departemen I Departemen II

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 178


Bab VI – Metode Harga Pokok Proses

Unit masuk Proses 3.000


Unit dipindah ke Departemen II 2.000
Unit jadi dipindah ke gudang 1.500
Produk Dalam Proses Akhir :
100% bhn baku dan 75% Konversi 800
100% Bhn baku dan 59% Konversi 400
Produk hilang awal proses 200
Produk hilang akhir proses 100

Data Biaya
Elemen Biaya Departemen I Departemen II
Bahan Baku Rp. 14.000.000 --
Tenaga Kerja Rp. 7.800.000 Rp. 5.346.000
BOP Rp. 5.200.000 Rp. 3.600.000
Jumlah Rp. 27.000.000 Rp. 8.946.000

Diminta :
1. Buat Laporan Harga Pokok Produksi Departemen I dan II
2. Jurnal untuk mencatat transaksi

Akuntansi Biaya – Lardin Korawijayanti 179

Anda mungkin juga menyukai