Anda di halaman 1dari 23

METODE HARGA POKOK PROSES

Dari Kelompok 12
Diusulkan Oleh:
I Gede Eka Ariawan 1702612010138
I Gede Pande Triyasa Putra 1702612010140
I Bagus Made Eri Saputra 1702612010154

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

i
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN COVER ..................................................................................................i


DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
2.1 Persediaan Awal Barang Dalam Proses.........................................................2
2.2 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Persediaan
Produk Dalam Proses Awal Dengan Menggunakan Metode Rata-Rata
Tertimbang.....................................................................................................5
2.3 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Persediaan
Produk Dalam Proses Awal Dengan Menggunakan Metode MPKP ............
10
2.4 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan
Baku Dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunaan
Metode Rata-Rata
Tertimbang .................................................................................. 14
2.5 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan
Baku Dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunaan
Metode
MPKP .......................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ....................................................................................................
19
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................
19

ii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya


produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan
produk atas dasar pesanan. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis
yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada
elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Harga pokok pesanan dapat dipahami dengan
mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. 
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan hpp dapat
dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan
keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang biaya yang merupakan dasar
pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana persediaan awal barang dalam proses ?
2. Bagaimana perhitungan produk dalam proses awal dengan menggunakan
metode rata-rata tertimbang?
3. Bagaimana produk dalam proses awal dengan menggunakan metode MPKP ?
4. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat tambahan
bahan baku dalam departemen setelah departemen pertama menggunaan
metode rata-rata tertimbang ?
5. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila Terdapat tambahan
bahan baku dalam departemen setelah departemen pertama menggunaan
metode MPKP ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada
akhir  periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal priode
berikutnya. Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi
per satuan yang berasal dari  periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda
dengan harga pokok produksi  persatuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi
yang bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan demikian jika dalam periode
sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke departemen
berikutnya , harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal
akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga  pokok selesai tersebut.

Dalam proses pembuatan produk, umumnya bahan baku hanya dimasukan


dalam  proses di departemen produksi pertama. Departemen produksi berikutnya
hanya menambahkan biaya konversi saja. Tetapi adakalanya didalam departemen
setelah departemen produksi pertama ditambahkan pula bahan baku kedalam proses
produksi. Tambahan bahan baku ini kemungkinan akan menambah jumlah produk
yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan. Tambahan bahan baku ini
akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk.

Misalnya pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg
yang harga pokoknya Rp.1.000 per kg. Dalam periode tersebut terjadi pembelian
bahan baku sebanyak 400 kg dengan harga Rp.1.200 per kg. Jika pada akhir priode
ternyata diketahui  jumlah bahan baku yang dipakai sebanyak 250 kg, timbul masalah
harga pokok yang mana yang akan digunakan untuk menghargai bahan baku yang
dipakai tersebut. Untuk menentukan harga pokok mana yang akan digunakan untuk
menilai bahan baku yang dipakai tersebut, akuntansi menggunakan berbagai
anggapan mengenai aliran biaya. Adanya berbagai anggapan ini menimbulkan
berbagai metode penentuan harga pokok yang dipakai. Contohnya adalah metode

2
harga pokok rata-rata tertimbang, metode masuk pertama keluar pertama dan metode
masuk terakhir keluar pertama.

Jika dalam contoh pemakaian bahan baku tersebut diatas digunakan metode
masuk  pertama, keluar pertama maka perhitungan harga pokok bahan baku yang
dipakai dalam  periode tersebut disajikan sebagai berikut:

Penggunaan Metode Masuk Pertama , Keluar Pertama


Persediaan bahan baku awal: 100 kg x Rp. 1.000 Rp. 100.000
Pembelian bahan baku selama periode 400 kg x Rp. 1.200 Rp. 480.000
  Jumlah bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp. 580.000
Harga pokok bahan baku yang dipakai selama periode
yang ditentukan atas dasar metode MPKP adalah:
100 kg x Rp 1.000 Rp. 100.000
150 kg x Rp 1.200 Rp. 180.000
  Rp. 280.000
Persediaan bahan baku pada akhir periode Rp. 300.000

jika contoh tersebut diterapkan pada metode harga pokok proses, yang pada
awal  periode terdapat persediaan produk dalam proses, maka pengaruh adanya
persediaan produk dalam proses awal tersebut terhadap penentuan harga pokok
produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang tidak
berbeda dengan contoh penentuan biaya bahan  baku tersebut diatas.
Misalkan pada awal periode terdapat persediaan produk dalam proses
sebanyak 200 kg dengan harga pokok yang dibawa dari priode sebelumnya sebesar
Rp. 800.000. Misalkan dalam priode sekarang produk yang diproduksi ( tidak
termasuk persediaan dalam proses awal) sebanyak 3200 kg sedangkan biaya produksi
yang dikeluarkan dalam periode sekarang , baik untuk menyelesaiakan persediaan
produk dalam proses awal maupun untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam
proses periode sekarang berjumlah Rp. 9.600.000. Jika produk jadi yang dihasilkan

3
dalam periode tersebut berjumlah 2.800 kg, harga pokok produksi per kilogram
manakah yang akan digunakan untuk menghargai produk jadi tersebut.

Perhitungan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
Kuantitas Total Biaya
Produk dalam proses awal 200 kg Rp. 800.000
Produk yang dimasukan dalam proses
dalam periode sekarang 3200 kg Rp. 9.600.000
Jumlah produk yang diproses
dalam periode sekarang 3400 kg Rp. 10.400.000
Produk jadi yang dihasilkan dalam
periode sekarang 2800 kg ?
Produk dalam proses akhir periode 600 kg ?

Disini timbul persoalan penentuan harga pokok produk jadi yang dihasilkan
dalam  periode sekarang, karena adanya dua macam harga pokok produksi per kg
yang berbeda yaitu:

Harga pokok per kg persediaan produk dalam proses awal:

Rp. 800.000 : 200 kg Rp. 4.000

Harga pokok per kg produksi periode sekarang:

Rp. 9.600.000 : 3.200 kg Rp. 3.000

Harga pokok produksi per kg manakah yang akan digunakan untuk menentukan harga
pokok 2.800 kg produk jadi tersebut?

Seperti halnya dengan contoh pemakaian bahan baku dalam cotoh tersebut
dimuka, dalam metode harga pokok proses juga digunakan anggapan aliran biaya
produksi, sehingga untuk menentukan harga pokok produk jadi dalam contoh ini,
terdapat dua metode yang dapat digunakan: metode harga pokok rata-rata tertimbang
dan metode masuk pertama keluar  pertama.

4
Jika digunakan metode MPKP, harga pokok produk jadi sebanyak 2.800 kg tersebut
dihitung sebagai berikut:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal:
200 kg x Rp. 4.000 Rp. 800.000
Harga pokok produksi sekarang
2.600 kg x Rp. 3.000 Rp. 7.800.000
 Harga pokok produksi jadi 2.800 kg Rp. 8.600.000
produk jadi 2.800 kg tersebut terdiri dari 200 kg yang pada awal priode masih dalam
proses, dan sisanya sebanyak 2.600 kg (2.800 kg-200 kg) berasal dari produk yang
dimasukan dalam  periode sekarang.

2.2 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Persediaan


Produk Dalam Proses Awal Dengan Menggunakan Metode Rata-Rata
Tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi
dengan unit ekuivalensi  produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata
tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk
menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau
ke gudang dengan cara mengalikannya dengan  jumlah kuantitasnya.
Untuk memberikan gambaran mengenai penggunaan metode harga pokok
rata-rata tertimbang dan metode MPKP disajikan dalam contoh berikut:
Contoh 1
PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi. Data
produksi dan biaya produksi bulan januari 2011 di kedua departemen tersebut
disajikan sebagai berikut:
Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 2011
Pt Risa Rimendi
Data Produksi Dan Biaya Produksi
Bulan Januari 2011

5
Data produksi:
Dept.1 Dept. 2
Produk dalam proses awal
BBB 100%; BK 40% 4.000 kg
BTK 20%; BOP 60% 6.000 kg
Dimasukan dalam proses bulan ini 40.000 kg
Unit yang di transfer ke Dept. 2 35.000 kg
Unit yang diterima dari Dept. 1 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir
BBB 100%; BK 70% 9.000 kg
BTK 40%; BOP 80% 3.000 kg

Harga pokok produk dalam proses awal:


Harga pokok dari Dept. 1 Rp. 11.150.000
Biaya bahan baku Rp. 1.800.000
Biaya tenaga kerja Rp. 1.200.000 Rp. 1.152.000
Biaya overhead pabrik Rp. 1.920.000 Rp. 4.140.000
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Rp. 20.200.000
Biaya tenaga kerja Rp. 29.775.000 Rp. 37.068.000
Biaya overhead pabrik Rp. 37.315.000 Rp. 44.340.000

Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Departemen Pertama


Dalam departemen produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan dalam
penentuan harga pokok produk adalah biaya yang melekat pada persediaan produk
dalam  proses awal dan biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode
sekarang.biaya yang melekat  pada persediaan produk dalam proses awal merupakan
biaya yang berasal dari periode sebelumnya. Dalam metode harga pokok rata-rata

6
tertimbang ini, biaya yang berasal dari  periode sebelumnya ditambah dengan biaya
dari periode sekarang, kemudian dihitung rata-ratanya dengan cara membagi jumlah
tersebut dengan unit ekuivalensi unsur biaya yang  bersangkutan. Harga pokok rata-
rata per unit ini kemudian dikalikan dengan jumlah unit  produk selesai yang
ditransfer ke departemen berikutnya untuk menghitung total harga pokok  produk
selesai tersebut. Harga pokok rata-rata per unit ini juga digunakan untuk menghitung
harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode.

A. Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan
menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang.
(a) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya bahan baku = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
(b) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya tenaga kerja = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang  
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
(c) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya overhead pabrik = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
b. perhitungan biaya produksi per satuan departemen 1 bulan Januari 2011 Yang
Yang Dikeluarkan
Yang yang
Unsur melekat Dikeluarakn Biaya
Biaya Pada Produk Dalam Periode Total Unit Produksi
Produksi Dalam Proses Sekarang Biaya Ekuvalensi Per kg
(2) +(3) (4):(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7
BBB Rp. 1.800.000 Rp. 20.200.000 Rp. 22.000.000 44.000 500
BTK Rp. 1.200.000 Rp. 29.775.000 Rp. 30.975.000 41.300 750
BOP Rp.1.920.000 Rp. 37.315.000 Rp. 39.235.000 41.300 950
(100%x35.000) +(100%x9.000) = 44.000
(100%x35.000) +(70%x9.000) = 41.300
Atas dasar perhitungan biaya per satuan produk departemen 1 tersebut ,dapat
dihitung harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh departemen 1 ke
departemen 2 dan harga  pokok persediaan produk dalam proses di departemen 1
pada akhir bulan januari 2011 sebagai  berikut:
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses
departemen 1.
Harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke dept. ke 2
35.000 Unit x 2.200 Rp. 77.000.000
Harga pokok persesediaan produk dalam proses akhir:
BBB = 100% x 9.000 unit x Rp. 500 Rp. 4.500.000
BTK = 70% x 9.000 unit x Rp. 750 Rp. 4.725.000
BOP = 70% x 9.000 unit x Rp. 950 Rp. 5.985.000 Rp. 15.210.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. 1 Rp. 92.210.000

Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Dept. Setelah Dept.Pertama


Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah
departemen  produksi yang pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu
merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen sebelumnya dengan biaya
produksi yang ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan.
Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang, untuk menghitung harga
pokok per satuan kumulatif produk yang dihasilkan departemen setelah departemen
produksi pertama,  perlu dihitung harga pokok rata-rata per satuan produk yang
berasal dari departemen sebelumnya dan harga pokok rata-rata yang ditambahkan
dalam departemen setelah departemen pertama yang bersangkutan. Rumus

8
perhitungan harga pokok per unit produk departemen kedua dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang.
Harga pokok produk per satuan yang dibawa dari departemen sebelumnya
(a) harga pokok produk harga pokok produk harga pokok produk
Per unit yang dibawa = dalam proses awal + yang di transfer dari
Dari departemen yang berasal dari departemen sebelum-
Sebelumnya departemen sebelumnyanya dalam priode skrg
  Produk dalam proses awal + produk yang di transfer
Dari dept sebelumnya
Dalam periode skrg
Harga pokok produk per unit yang ditambahkan dalam departemen setelah
departemen pertama
(b) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya bahan baku = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang
  Unit ekuivalensi biaya bahan baku
(c) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya tenaga kerja = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang
  Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
(d) biaya bahan baku yang biaya bahan baku yang
Biaya over head pabrik = melekat pada produk dikeluarkan dalam
Per unit dalam proses awal + periode sekarang
  Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
(e) total HPProd per satuan = (1)+(2)+(3)+(4)

Perhitungan harga pokok kumulatif per satuan produk departemen 2 dengan


menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang.
Yanag Yang Dikeluarkan
Unsur Melekat Dalam Periode Biaya

9
Biaya Pada Produk Sekarang Total Unit Produksi
Produksi Dalam Proses Biaya Ekuavalensi Per kg
(2) +(3) (4):(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
HP yg Berasal
Dari Dept 1 Rp11.150.000 Rp77.000.000 Rp88.150.000 41.000 2150
Biaya Yang Ditambah Dalam Dept 2
BTK Rp. 1.152.000 Rp. 37.068.000 Rp. 38.220.000 39.200 975
BOP Rp. 4.140.000 Rp. 44.340.000 Rp. 48.480.000 40.400 1.200
(100% x 38.000) + (100% x 3.000 = 41.000
(100% x 38.000) + (40% x 3.000 = 39.200
(100% x 38.000) + (80% x 3.000 = 40.400

Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses Departemen 2
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke gudang
38.000 units x 4.325 Rp. 164.350.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Yang berasal dari Dept.1:3.000 units x Rp. 2.150 Rp. 6.450.000
Yang ditambahkan dalam Dept. 2:
Biaya tenaga kerja 40% x 3.000 units x Rp. 975 1.170.000
Biaya overhead pabrik 80% x 3.000 units x Rp. 1.200 2.880.000
Rp. 10.500.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept, 2 Rp. 174.850.000

2.3 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Persediaan


Produk Dalam Proses Awal Dengan Menggunakan Metode MPKP

Metode masuk pertama, keluar pertama ( MPKP ) menganggap biaya


produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang
pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk

10
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh
karena itu, dalam perhitungan ekuivalens, tingkat  penyelesaian persediaan produk
dalam proses awl harus diperhitungkan.

Untuk ekuivalen bahan baku Departemen 1 (dalam contoh 1) dihitung dengan


memperhatikan tingkat penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam
proses awal. Karena tingkat penyelesaian biaya bahan baku dalam persediaan produk
dalam proses awal adalah 100%, maka biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam
periode sekarang sebesar Rp.20.200.000 di Departemen 1 tersebut tidak lagi diserap
untuk penyelesaian persediaan  produk dalam proses awal. Dengan demikian biaya
bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaikan 31.000 kg (35.000 kg  – 

 4.000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 9.000 unit produk
yang pada akhir periode masih dalam proses di Departemen 1.
Perhitungan Unit Ekuivalensi Biaya Bahan Baku Departemen 1 dengan
Menggunakan Metode MPKP
Persediaan produk dalam proses awal 0 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 31.000
Produk dalam proses akhir 100% x 9.000 9.000
Jumlah 40.000 kg

Perhitungan Unit Ekuivalen Biaya Konversi Departeman 1 dengan


Menggunakan Metode MPKP
Persediaan produk dalam proses awal
(100% - 40%) x 4.000 units 2.400 kg
Produk selesai yang ditrasfer ke Dept. 2 31.000
Produk dalam proses akhir 70% x 9.000 units 6.300
Jumlah 39.700 kg  

Perhitungan biaya persatuan dengan menggunakan metode MPKP


Unsur Biaya Unit Biaya Produksi

11
Produksi Total Biaya Ekuavalensi Per Satuan
Biaya bahan baku Rp. 20.200.000 40.000 Rp. 505
Biaya tenaga kerja Rp. 29.775.000 39.700 Rp. 750
Biaya overhead  pabrik Rp. 37.315.000 39.700 Rp. 940

Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses
Departemen Harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke Dep.2:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp. 4.920.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku 0
Biaya tenaga kerja 60% x 4.000 kg x Rp. 750 Rp. 1.800.000
Biaya overhead pabrik 60% x 4.000 kg x Rp. 940 Rp. 2.256.000
Rp. 8.976.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kg x Rp2.195 RP. 68.045.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep.2 Rp. 77.019.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku:
9.000 kg x 100% x Rp. 505 = Rp. 4.545.000
Biaya tenaga kerja:
9.000 kg x 70% x Rp. 750 = Rp. 4.725.000
Biaya Overhead Pabrik:
9.000 kg x 70% x Rp. 940 = Rp. 5.922.000
Rp. 15.192.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 1 Rp. 92.210.000
Jumlah sesungguhnya adalah Rp. 77.021.000. percantuman jumlah tersebut dikurangi
Rp. 3.000 karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya
overhead pabrik per kg.

Laporan Biaya Produksi Departemen 1 Bulan Januari 20X1 - Metode MPKP

12
Pt. Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Departemen 2
Bulan Januari 20 x 1
 

Data produksi
Produksi dalam proses awal 6.000 kg
Diterima dari Departemen 1 35.000
Jumlah 41.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gedung 38.000 kg
Produk dalam proses 3.000
Jumlah 41.000 kg

Biaya Yang Dibebankan dalam Departemen 2


Total Biaya Biaya per kg
Harga pokok produk dlm proses awal Rp. 16.442.000
Biaya yang dikeluarkan sekarang:
Harga pokok produk yang diterima dari
Departemen 1 Rp. 77.019.000 Rp. 2.201
Biaya tenaga kerja Rp. 37.068.000 Rp. 974
Biaya overhead pabrik Rp. 44.340.000 Rp. 1.205
Jumlah biaya produksi yng dibebankan Departemen 2 Rp. 174.869,000 Rp4.381
 
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke gedung:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp. 16.442.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya tenaga kerja Rp. 4.680.000
Biaya overhead pabrik Rp. 2.892.000

13
Rp. 24.014.000
HP.Prod dari produksi sekarang 32.000 unit x Rp. 4.381 Rp. 140.192.000
Rp. 164.202.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Departemen 13.000 x Rp. 2.201 Rp. 6.603.000
Biaya tenaga kerja Rp. 1.170.000
Biaya overhead  pabrik Rp. 2.892.000
Rp. 10.665.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 2 Rp.174.869.000
 
Jumlah sesungguhnya adalah Rp. 164.206.000. percantuman jumlah tersebut
dikurangi Rp. 2.000 karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya
produksi per unit.

2.4 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan
Baku Dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunaan Metode
Rata-Rata Tertimbang

Contoh:
Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai Dan Persediaan Produk Dalam
Proses Departemen 2
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal: 16.442.000 16.442.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja 80% x 6.000kg x Rp. 975 = 4.680.000
Biaya overhead pabrik 40% x 6.000kg x Rp. 1.205 = 2.892.000
Harga Pokok Produk Dari Produksi Sekarang
32.000kg x Rp. 4.831 = 140.192.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp. 164.202.000

14
Harga pokok dari Departemen I = 3.000 x Rp. 2.201 = 6.603.000
Biaya tenaga kerja 3.000 kg x 40% x Rp. 975 = 1.170.000
Biaya overhead pabrik 3.000kg x 80% x Rp. 1.205 = 2.892.000 10.665.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2 174.869.000

Tambahan bahan baku mempunyai dua kemungkinan:


a. Tambahan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak
menambah jumlah produk yang dihasilkan , maka tambahan ini tidak
berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, dan
sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya
b. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang
dihasilkan dengan adanya tambahan bahan baku dalam departemen setelah
departemen produksi sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan karena total harga
pokok produk yang berasal dari departemen sebelumnya, yang semula dipikul
oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah produk yang lebih
banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga pokok
produk per unit yang berasal dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil

PT oki sasangka

Data produksi dan biaya produksi departemen 2 bulan Januari 19x1

Dep2
Data produksi
Produksi dalam proses awal:
Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60% 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini -
Unit yang diterima dari departemen 1 35.000 kg

15
Tambahan produk karena tambahan bahan baku 4.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir;
Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80% 7.000kg
Harga pokok produk dalam proses awal; Rp 11.150.000
Harga pokok dari departemen 1 -
Biaya bahan baku 950.000
Biaya tenaga kerja 1.152.000
Biaya overhead pabrik 4.140.000
Harga pokok kumulatif persediaan produk dalam Rp 17.392.000
proses awal
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 Rp 77.019.000
dalam bulan ini 35.000 x Rp 2.201
Biaya produksi
Biaya bahan baku 15.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 37.068.000
Biaya overhead pabrik 44.340.000
96.408.000

2.5 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan
Baku Dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunaan Metode
MPKP

Contoh:

Perhitungan biaya produksi per satuan dengan metode MPKP jika tambahan
bahan baku menambah produk yang dihasilkan di departemen 2

Total biaya Biaya per


satuan
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp 17.392.000
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 77.019.000 Rp 2.201
Penyesuaian karena adanya tambahan bahan baku 226

16
yang menambah produk yang dihasilkan
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 Rp 1.975
setelah disesuiakan
Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen
2:
Biaya bahan baku 15.000.000 385
Biaya tenaga kerja 37.068.000 936
Biaya overhead 44.340.000 1.109
190.819.000 4.405

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
departemen 2 dengan metode MPKP

Total biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Rp 17.392.000
gudang
Harga pokok persediaan produk dalam proses
awal 4.492.800
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal: 2.661.600
BTK 80% x 6.000 x Rp 936
BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.109
Harga pokok produk dari produksi sekarang 140.960.000 165.468.600
32.000 units x Rp 4.405
Harga pokok produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari departemen 1 = 7000 x Rp 13.825.000
1.975 2.695.000
BBB : 7.000 kg x 100% x Rp1.975 2.620.800
BTK : 7.000 kg x 40% x Rp 936 6.210.400 25.350.400
BOP : 7.000 kg x 80 % x Rp 1.109
Jumlah biaya yang dibebankan dalam 190.819.000
departemen 2

17
Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama
mempunyai 2 kemungkinan : menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh
departemen yang bersankutan atau tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan
dalam departemen yang bersangkutan.

Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam
departemen yang bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya
menambah biaya bahan baku per satuan dalam departemen tersebut. Jika bahan baku
tersebut menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang
bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan berakibat terhadap penyesuaian
harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya dan
tambahan biaya bahan baku per satuan dalam departemen setelah departemen
produksi pertama.

BAB III

18
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan


biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggung jawaban biaya,
yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau jassa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan perusahaan dalam Persediaan Awal
Barang Dalam Proses adalah suatu departemen produksi, produk yang belum selesai
diproses pada akhir  periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal
priode berikutnya. Adapun beberapa cara yang diterapkan adalah menghitung harga
pokok produk apabila terdapat persediaan produk dalam proses awal dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang dan cara menghitung harga pokok produk
apabila terdapat persediaan produk dalam proses awal dengan menggunakan metode
MPKP.
Serta diterapkan juga cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat
tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen pertama menggunaan
metode rata-rata tertimbang dan cara menghitung harga pokok produk apabila
Terdapat tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen pertama
menggunaan metode MPKP.

19
DAFTAR PUSTAKA

Carter, W.K. 2009. Akuntansi Biaya Edisi 14Jakarta: Salemba Empat


Daljono. 2011. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Edisi 13
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Mulyadi. 2016.
Akuntansi Biaya Edisi 5 Yogjakarta: UPP STIM YKPM
Supriyono. 2013. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok 
Yogjakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
http://idamuhlida.blogspot.com/2017/03/akuntansi-biaya-tentang-metode-harga.html

20

Anda mungkin juga menyukai