Akuntansi Biaya
Kelas G
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "HARGA POKOK
PRODUK BERSAMA" dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini memberikan panduan dalam
pembelajaran Akuntansi Biaya bagi para mahasiswa maupun masyarakat umum. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Biaya dan
menambah wawasan kami dan para pembaca.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Dwiatmanto, M. Si. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Biaya yang telah memberi bantuan dengan arahan dan petunjuk yang
jelas sehingga mempermudah penulis menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat terbuka pada
kritik dan saran yang membangun sehingga paper ini dapat ditulis lebih baik lagi. Semoga paper
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam perkembangan ilmu
Akuntansi.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan maupun perkembangan suatu perusahaan. Pertumbuhan ekonomi tersebut menuntut
setiap perusahaan yang ada untuk memiliki kemampuan bersaing yang lebih kompetitif. Dengan
demikian pimpinan perusahaan harus memikirkan kembali dengan jelas mengenai kebijakan apa
saja yang perlu diterapkan didalam perusahaan, agar nantinya perusahaan dapat bersaing dengan
kompetitor-kompetitor lainnya.
Perusahaan industri merupakan perusahaan yang mengelola faktor-faktor produksi dalam
rangka menghasilkan hasil atau output. Perusahaan menggunakan teori akuntansi biaya dengan
tujuan untuk mengetahui total jumlah biaya yang dikeluarkan atau digunakan untuk menghasilkan
suatu output berupa barang. Perusahaan yang bergerak dibidang industri biasanya memiliki
permasalahan yang rumit salah satunya dalam menentukan biaya produksi dan harga pokok
produksi.
Permasalahan dibidang industri misalnya seperti penentuan harga pokok produk utama dan
produk sampingan. Pembebanan biaya produk akan mempengaruhi harga pokok produksi.
Penetapan harga pokok yang benar akan membantu perusahaan dalam efisiensi biaya serta
menghasilkan penjualan sebagai sumber utama pendapatan. Harga pokok main product dan by
product dapat diartikan sebagai biaya yang timbul karena pemrosesan atau pembuatan secara
bersama, dan jenis barang yang dihasilkan adalah dari faktor yang sama, maka akan menimbulkan
biaya bersama.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari harga pokok produk bersama dan produk sampingan
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama
BAB II
PEMBAHASAN
Produk bersama atau dapat disebut sebagai joint product merupakan berbagai jenis produk
yang dihasilkan secara bersama-sama atau serentak menggunakan satu atau lebih bahan baku (raw
material), tenaga kerja (labor), dan fasilitas pabrik yang sama. Hal tersebut menyebabkan struktur
biaya yang digunakan sama satu sama lain karena dibuat dari dan dengan proses yang sama pula.
Dengan adanya biaya yang bersifat homogen maka harga jual atau nilai serta kuantitas dari
masing-masing produk biasanya akan sama dan tidak ada produk yang dianggap superior diantara
produk lainnya. Contohnya yaitu saat terjadinya proses penyulingan minyak bumi. Produk yang
dihasilkan dari proses penyulingan tersebut ada beberapa macam yaitu solar, minyak tanah,
minyak mentah, bensin, dan solar. Produk-produk tersebut memiliki harga jual yang relatif sama,
tetapi dalam proses produksi menghasilkan dua produk dengan nilai jual dan kualitas yang
berbeda.
Biaya produk bersama (Joint Product Cost) merupakan biaya sejak awal proses atau biaya
yang dikeluarkan sejak awal dimana bahan baku diolah sampai dengan bergabai macam produk
dipisahkan (Spilt Of Point) identitasnya. Biaya awal proses meliputi biaya bahan baku, baiaya
tenaga kerja dan biaya over head pabrik, serta biaya yang dikeluarkan untuk mengelola beberapa
jenis produk. Titik pemisah (Spilt Of Point) merupakan suatu titik atau waktu, dimana masing-
masing produk bersama dan produk sampingan dapat didefinisikan. Jika dalam sebuah proses
produksi menghasilkan dua produk dengan nilai jual serta kuantitas yang berbeda maka produk-
produk tersebut bukan lagi dikategorikan sebagai produk bersama. Selanjutnya, produk
sampingan dapat diartikan sebagai produk yang diproduksi secara bersama-sama dengan produk
lainnya, namun produk ini merupakan hasil sampingan dari produk utama, jumlah maupun harga
jual relatif lebih rendah dari produk utamanya.
Biaya bersama (biaya 1.000 galon susu segar dan Rp. 40.000.000
biaya pengolahan sampai titik pisah (split off point)
Produk Produk
Olahan A Olahan B
Persediaan awal 0 0
Dari data di atas, jika perusahaan menggunakan metode nilai jual saat titik pisah,
Hitunglah:
1. harga pokok produk masing-masing produk bersama (Produk Olahan A dan Produk
Olahan B).
2. Laba kotor (gross margin) dari masing-masing produk bersama
Penyelesaian
1. Harga pokok produk masing-masing produk bersama (Produk Olahan A dan
Produk Olahan B).
KETERANGAN:
- Nilai jual produk saat titik pisah (nilai jual X harga jual per unit produk A)
Produk A = 2.500 X 8.000 = 20.000.000
Produk B = 7.500 X 4.000 = 30.000.000
- Bobot
Produk A = 20.000.000 : 50.000.000 X 100% = 40%
Produk B = 30.000.000 : 50.000.000 X 100% = 60%
2. Metode produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah batas (nilai jual hipotesis)
Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah-batas karena tidak memiliki harga
pasar. oleh karena itu, diperlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual di pasar.
Contoh :
1. Perusahaan pengolah susu "Difany" dalam bulan Mei 2015 memproses 1.000 galon
susu segar (raw milk).
2. Dari proses produksi tersebut dihasilkan 2.500 unit produk olahan susu A dan 7.500
unit produk olahan susu B.
3. Dari 2.500 unit Produk Olahan Susu A dapat diproses lebih lanjut untuk menjadi 2.000
unit Produk Olahan Susu A* dengan tambahan biaya Rp. 28.000.000. Produk Olahan
Susu A* dapat dijual dengan harga 25.000 per unit.
4. Dari 7.500 unit Produk Olahan Susu B dapat diproses lebih lanjut menjadi 5.000 unit
Produk Olahan Susu B* dengan tambahan biaya pengolahan Rp. 52.000.000. Produk
Olahan Susu B* dapat dijual dengan harga 22.000 per unit.
5. Penjualan selama bulan Mei 2015 adalah 1.200 unit Produk Olahan Susu A* dan 4.500
unit Produk Olahan Susu B*
Dari data di atas, jika perusahaan menggunakan metode nilai realisasi bersih, hitunglah:
1. Harga pokok produk masing-masing produk bersama (Produk Olahan A* dan Produk
Olahan B*).
2. Laba kotor (gross margin) dari masing-masing produk bersama
Keterangan Joint Cost Produk Produk
Olahan A Olahan B
Joint cost (biaya 1.000 40.000.000
galon susu segar dan proses
sampai titik pisah)
A 20.000 40.000
B 15.000 30.000
C 10.000 20.000
D 15.000 30.000
Produk Unit Produksi Poin Rsta-rata Biaya per Unit Pembagian Biaya
Tertimbang Produksi
Gabungan
600.000 120.000
contoh :
PT. Rindu Menanti memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A,B,C. Biaya bersama
yang dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp.150.000.000. Data lain
yang berhubungan dengan data produk :
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk
A = 30.000/120.000 x Rp 150.000 = Rp 37.500.000
B = 48.000/120.000 x Rp 150.000 = Rp 60.000.000
C = 42.000/120.000 x Rp 150.000 = Rp 52.500.000
Rp 150.000.000
b. Biaya produksi masing-masing produk
Biaya produksi = Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
A = Rp 37.500.000 + Rp 18.000.000 = Rp 55.500.000
B = Rp 60.000.000 + Rp 25.000.000 = Rp 85.000.000
C = Rp 52.500.000 + Rp 46.000.000 = Rp 98.500.000
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Produk bersama atau yang juga dikenal dengan joint product adalah berbagai jenis produk
yang dihasilkan secara bersamaan atau serempak menggunakan satu atau beberapa raw material
(bahan baku), labor, dan fasilitas pabrik yang sama. Maka dari itu, produk bersama memiliki
struktur biaya yang sama satu sama lain karena dibuat dari dan dengan proses yang sama. Pada
metode biaya rata-rata per unit, metode rata-rata terimbang, dan metode unit kuantitatif dapat
menghasilkan biaya produk yang melebihi harga pasar dari satu atau lebih produk gabungan.
Akibatnya, produk gabungan tersebut tampaknya tidak menguntungkan sementara produk
gabungan yang lain tampak menguntungkan. Oleh karena itu, cara perhitungan biaya
memengaruhi biaya produk dan merupakan pilihan yang arbitrer.
DAFTAR PUSTAKA
William K Carter, Akuntansi Biaya Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat Jakarta.2002