Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin

dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan


adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi
membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh
nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan
membutuhkan analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sangat penting karena
analisis ini merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan
dalam pembebanan oleh suatu produk. Analisis juga merupakan bagian dari
proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa
yang akan datang. Analisis ini juga memberikan informasi untuk menentukan
tindakan bagi kegiatan produksi. Analisis dapat memberikan gambaran bagi suatu
perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
Analisih selisih adalah suatu teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengukur kinerja dan memperbaiki ketidak efesiensian yang berhubungan dengan
fungsi kinerja. Manfaat Analisis selisih bagi perusahaan menyajikan informasi
mengenai penyebab terjadinya selisih dari penyimpangan dan penyebab
terjadinya, sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan tindakan selanjutnya.
Selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena adanya selisih
antara biaya bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya
tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya. Sedangkan Biaya
standar merupakan biaya yang ditentukan sebelum proses produksi dan biaya
sesungguhnya adalah biaya yang benar-benar telah dikeluarkan selama proses
produksi.
Dengan analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
perusahaan Risma Bakery dapat mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Dalam
analisis tersebut apakah terjadi selisih atau tidak diperusahaan Risma Bakery
dengan membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya.

Bila terdapat selisih biaya perlu diteliti apakah selisih tersebut menguntungkan
atau merugikan dalam proses produksi. Analisis selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja ini menggunakan perhitungan metode satu selisih, metode dua
selisih dan metode tiga selisih.
1.2

Batasan Masalah
Agar penulisan ilmiah terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulis,

maka penulis membatasi masalah pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery untuk jenis produk Roti Tawar
dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga
selisih..
1.3

Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: Untuk mengetahui besarnya

penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan
sebab-sebab terjadinya selisih yang tidak menguntungkan.

PEMBAHASAN
SISTEM BIAYA STANDAR
2.1. Pengertian
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan
faktor-faktor lain tertentu.
2.2. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik
tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.
Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan teknis.
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang
sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik.
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
untuk jangka waktu 1 tahun.
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

2.3. Biaya Tenaga Kerja Standar


1. Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :
2. Mnghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari Kartu
Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.
3. Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.
4. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah
keadaan nyata yang diharapkan.
5. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk
2.4. Biaya Overhead Pabrik Standar
Tarif Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.Untuk
pengendalian BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel,
yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar
menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada
tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua BOP
diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan
faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai
biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.
2.5. Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan
selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis,
dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya selisih yang merugikan.
2.6. Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung
Ada 3 model analisis selisih biaya produksi langsung :
1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak
dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam
selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.

Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi).
Analisis selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :
Diketahui :
St = ( HSt x KSt ) ( HS x KS )

St

= Total Selisih

Hst

Harga Standar

Kst

Kuantitas Standar

HS

Harga Sesungguhnya

KS

Kuantitas Sesungguhnya

2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)


Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2
macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :
Perhitungan Selisih Harga

Perhitungan Selisih Kuantitas

SH = ( HSt HS ) x KS

SK = ( KSt KS ) x HSt

Diketahui :
SH

Selisih Harga

SK

= Selisih Kuantitas

Hst

Harga Standar

Kst

= Kuantitas Standar

HS

Harga Sesungguhnya

KS

= Kuantitas Sesungguhnya

2. Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)


Selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3
macam selisih berikut ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga /
Kuantitas.

Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan


berikut ini :
a) Harga dan Kuantitas Standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari
harga dan kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga
Standar dan Kuantitas Standar masing-masing Lebih Rendah dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut
ini :
SH = ( HSt HS ) x KSt
Perhitungan SelisiHarga
SK = ( KSt KS ) x HSt
Perhitungan Selisih Kuantitas

SHK = ( HSt HS ) x ( KSt KS )


Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga / Kuantitas.
Rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga
Standar dan Kuantitas Standar masing-masing Lebih Tinggi dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut
ini :
SH = ( HSt HS ) x KS

Perhitungan Selisi Harga

Perhitungan Selisih Kuantitas


SHK = ( HSt HS ) x ( KSt KS )
SK = ( KSt KS ) x HS
Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga Kuantitas
b)

Harga Standar Lebih Rendah dari Harga Sesungguhnya, namun

sebaliknya Kuantitas Standar Lebih Tinggi dari Kuantitas Sesungguhnya.

Selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi.
Dengan demikian perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini
dengan model 3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut
c) Harga Standar Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya
Kuantitas Standar Lebih Rendah dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan selisih dengan model 3 selisih
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

SH = ( HSt HS ) x KSt
Perhitungan Selisih Harga
SK = ( KSt KS ) x HS

Perhitungan Selisih Kuantitas

Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol

2.7.

LATIHAN SOAL:

Soal 1
PT Pelangi menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar dan biaya
sesungguhnya dalam bulan Oktober 2007 adalah sbb :

Biaya
Bahan Baku
Tenaga Kerja

Kuantitas
Standar
Sesungguhnya
4.000 unit
1.000 jam

5.000 unit
2.000 jam

Standar
Rp. 20,Rp. 10,-

Harga
Sesungguhnya
Rp. 15,Rp. 20,-

Lakukan analisa selisih dengan menggunakan Model Tiga Selisih !!


JAWAB :
7

SELISIH BIAYA BAHAN BAKU


SH

= (HSsg HSt) x KSt


= (15 20) x 4.000

SK

= 5 x 4.000 = 20.000 (LABA)

= (Kst KSsg) x HSsg

= (4.000 5.000) x 15= 1.000 x 15 = 15.000 (RUGI)


- SH&K

= NOL atau NGGA ADA

SELISIH BIAYA TKL


SELISIH BIAYA TENAGA KERJA
STU

= (TU Ssg TUBiaya


St) x JKTKL
St Ssg = (2.000 x 20) =40.000,-

Biaya TKL St
RUGI

= (20 10 ) x 1.000
= 10.000 RUGI
SJK

= (1.000 x 10) =10.000,= 30.000 RUGI

= (JK SSg JK St ) x TU St
= (2.000 1.000) x 10
= 10.000 RUGI

STU&JK

= (TU Ssg TU St) x (JK SSg JK St )


= (20 10 ) x (2.000 1.000)
= 10 x 10.000
= 10.000 (RUGI)

Soal 2
PT. Anugrah pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak
120.000 unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,
sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6
kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar
efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- /
jam . Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp.
2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam
dengan tarif Rp. 2.500, / jam.

Diminta Carilah :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian
selisih gaji dan upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Ssg Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas =

[ Kuantitas Ssg Kuantitas Std yang ditetapkan ] x

Harga Std
= [ 700.000 ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif
upah Std
= [ 365.000 ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )

4. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :


Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )

5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :


Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000)

Rp. 912.500.000,-

Berbagai perkiraan hutang

Rp.

912.500.000,-

Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :


Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 )

Rp. 864.000.000,-

Selisih efisiensi TK langsung

Rp. 12.000.000,-

Selisih tarif TL langsung

Rp. 36.500.000,-

Gaji dan upah

Rp.

912.500.000,-

Soal 3:
Untuk memproduksi 1 unit produk diperlukan biya produksi menurut standar sbb :
Biaya Bahan Baku 5 kg @ Rp. 1000,Biaya TKL 20 jam @ Rp. 500,BOP =
Variabel 20 jam @ Rp. 400
Tetap 20 jam @ Rp. 300

Rp. 5.000
Rp. 10.000
Rp. 8.000
Rp. 6.000

Transaksi yang terjadi dalam bukan Oktober 2008 adalah sbb :


1
2

Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @ Rp. 1.100


Jumlah produk yg diproduksi dlm bln itu adalah 250 kg dengan
biaya produksi sesungguhnya sbb :

a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp. 1.155.000


b. Biaya TKL 5.100 jam @ Rp 475 = Rp. 2.422.500

10

c. BOP = Rp. 3.650.000


Lakukan Analisa Selisih Biaya BB dan Biaya TKL dengan menggunakan :
a

Model 3 Selisih

JAWAB :
K SSg = 1.050 kg
SELISIH BIAYA BAHAN BAKU :
(diket)
SH = (HSt HSSg) x KSsg
= ( 1.000 1.100) x 1.050 kg
K St = 5 kg x 250 =
= 100 x 1.050
= 105.000.,- (RUGI)
SK

= (KSt KSsg) x HSt


= ( 1.250 1.050) x 1.000
= 200 x 1.000
= 200.000 (LABA)

SH& K =

Selisih Biaya BB adalah


Bi BB St = 1.000 x 1.250 =1.250.000
Bi BB
Ssg = 1.100 x 1.050=1.155.000
= NOL
.
95.000 L

SELISIH BIAYA TENAGA KERJA


STU

= (TU St TU SSg) x JK St
= (Rp. 500 Rp. 475) x 5.000 jam
= Rp. 25 x 5.000 jam

SJK

= Rp. 125.000,- (LABA)

= (JK St JK SSg) x TU Ssg


= (5.000 5.100 jam) x Rp. 475,= 100 jam x Rp. 475,-

STU & JK

= Rp. 47.500,- (RUGI)


=

NOL

= Rp 77.500

.
(LABA)

11

SELISIH BIAYA TENAGA KERJA


Biaya TK Ssg = TU Ssg x JK Ssg
= Rp 475 x 5.100 jam =Rp. 2.422.500
Biaya TK St
= TU St x JK St
=Rp. 500x 5.000 jam = Rp. 2.500.000
= Rp.
77.500
(LABA)

BAB IV
PENUTUP
Dari apa yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis ingin
memberikan kesimpulan dan saran-saran yang sekiranya berguna bagi kita.
4.1 Kesimpulan.
Berdasarkan makalah yang telah penulis uraikan, maka penulis mengambil
kesimpulan yang berkaitan dengan apa yang telah dibahas yaitu :
1.

Biaya Standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk


memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode
tertentu.Atau biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi
sekarang atau yang diantisipasi.

12

2.

Analisis selisih biaya produksi langsung, terdapat tiga model analisis


varians biaya produksi langsung yaitu model satu selisih (the one way model),
model dua selisih (the two way model), model tiga selisih (the three way model)

13

DAFTAR PUSTAKA
1. A. W. Tunggal, 1993, Akuntansi Biaya, Jakarta: Rineka Cipta.
2. Cashin , 1988, Akuntansi Biaya, (The National Association of Accountants /
NAA).
3. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Marcell Schweitzer dan Hans-Ulrich

Kueper,

Akuntansi

Biaya,

Alih

Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
5. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE Universitas
Gunadarma.
6. R. A. Supriyono, 1999, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: BPFE Universitas
Gajahmada.
7. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia Akuntansi
YKPN.

14

Anda mungkin juga menyukai