1.1
Bila terdapat selisih biaya perlu diteliti apakah selisih tersebut menguntungkan
atau merugikan dalam proses produksi. Analisis selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja ini menggunakan perhitungan metode satu selisih, metode dua
selisih dan metode tiga selisih.
1.2
Batasan Masalah
Agar penulisan ilmiah terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulis,
maka penulis membatasi masalah pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery untuk jenis produk Roti Tawar
dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga
selisih..
1.3
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: Untuk mengetahui besarnya
penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan
sebab-sebab terjadinya selisih yang tidak menguntungkan.
PEMBAHASAN
SISTEM BIAYA STANDAR
2.1. Pengertian
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan
faktor-faktor lain tertentu.
2.2. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik
tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.
Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan teknis.
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang
sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik.
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
untuk jangka waktu 1 tahun.
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi).
Analisis selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :
Diketahui :
St = ( HSt x KSt ) ( HS x KS )
St
= Total Selisih
Hst
Harga Standar
Kst
Kuantitas Standar
HS
Harga Sesungguhnya
KS
Kuantitas Sesungguhnya
SH = ( HSt HS ) x KS
SK = ( KSt KS ) x HSt
Diketahui :
SH
Selisih Harga
SK
= Selisih Kuantitas
Hst
Harga Standar
Kst
= Kuantitas Standar
HS
Harga Sesungguhnya
KS
= Kuantitas Sesungguhnya
Selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi.
Dengan demikian perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini
dengan model 3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut
c) Harga Standar Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya
Kuantitas Standar Lebih Rendah dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan selisih dengan model 3 selisih
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
SH = ( HSt HS ) x KSt
Perhitungan Selisih Harga
SK = ( KSt KS ) x HS
2.7.
LATIHAN SOAL:
Soal 1
PT Pelangi menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar dan biaya
sesungguhnya dalam bulan Oktober 2007 adalah sbb :
Biaya
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Kuantitas
Standar
Sesungguhnya
4.000 unit
1.000 jam
5.000 unit
2.000 jam
Standar
Rp. 20,Rp. 10,-
Harga
Sesungguhnya
Rp. 15,Rp. 20,-
SK
Biaya TKL St
RUGI
= (20 10 ) x 1.000
= 10.000 RUGI
SJK
= (JK SSg JK St ) x TU St
= (2.000 1.000) x 10
= 10.000 RUGI
STU&JK
Soal 2
PT. Anugrah pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak
120.000 unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,
sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6
kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar
efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- /
jam . Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp.
2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam
dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian
selisih gaji dan upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Ssg Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas =
Harga Std
= [ 700.000 ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif
upah Std
= [ 365.000 ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )
Rp. 912.500.000,-
Rp.
912.500.000,-
Rp. 864.000.000,-
Rp. 12.000.000,-
Rp. 36.500.000,-
Rp.
912.500.000,-
Soal 3:
Untuk memproduksi 1 unit produk diperlukan biya produksi menurut standar sbb :
Biaya Bahan Baku 5 kg @ Rp. 1000,Biaya TKL 20 jam @ Rp. 500,BOP =
Variabel 20 jam @ Rp. 400
Tetap 20 jam @ Rp. 300
Rp. 5.000
Rp. 10.000
Rp. 8.000
Rp. 6.000
10
Model 3 Selisih
JAWAB :
K SSg = 1.050 kg
SELISIH BIAYA BAHAN BAKU :
(diket)
SH = (HSt HSSg) x KSsg
= ( 1.000 1.100) x 1.050 kg
K St = 5 kg x 250 =
= 100 x 1.050
= 105.000.,- (RUGI)
SK
SH& K =
= (TU St TU SSg) x JK St
= (Rp. 500 Rp. 475) x 5.000 jam
= Rp. 25 x 5.000 jam
SJK
STU & JK
NOL
= Rp 77.500
.
(LABA)
11
BAB IV
PENUTUP
Dari apa yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis ingin
memberikan kesimpulan dan saran-saran yang sekiranya berguna bagi kita.
4.1 Kesimpulan.
Berdasarkan makalah yang telah penulis uraikan, maka penulis mengambil
kesimpulan yang berkaitan dengan apa yang telah dibahas yaitu :
1.
12
2.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. A. W. Tunggal, 1993, Akuntansi Biaya, Jakarta: Rineka Cipta.
2. Cashin , 1988, Akuntansi Biaya, (The National Association of Accountants /
NAA).
3. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Marcell Schweitzer dan Hans-Ulrich
Kueper,
Akuntansi
Biaya,
Alih
14