Anda di halaman 1dari 13

ACTIVITY BASED COSTING

(Tugas Kelompok)

Dosen Pengempu :

Putu Novia Hapsari Ardianti, SE.,M.Si

OLEH KELOMPOK 7 :

1. Ni Ketut Ledys Sri Rahayu


NIM : 2002612010186
2. Ni Luh Putu Meisya Putri Maharani
NIM : 2002612010189
3. Ni Kadek Risma Widiningsih
NIM : 2002612010199
4. Ni Kadek Febiana Mettha Pertiwi
NIM : 2002612010208
5. Dewa Gede Agung Aditya Putra
NIM : 2002612010207

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat,
rahmat, dan karunia yang sudah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun sebagai pemenuhan
tugas yang diberikan oleh Ibu dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya. Sekaligus
sebagai media pembelajaran kami, untuk lebih memahami materi yang akan disampaikan
pada bangku perkuliahan nanti.

Materi ini penulis susun terdiri dari topik-topik utama yang merupakan berbagai
pemahaman dasar bedasarkan teori dari beberapa sumber referensi dan literature yang telah
sesuai perkembangan perekonomian dunia seperti sekarang ini. Sehingga makalah ini kiranya
sangat diperlukan bagi Mahasiswa guna menambah wawasan yang terkait erat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang berfokus pada “Activity Based Costing”.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat secara maksimal pada saat ini maupun
yang akan datang dalam kegiatan pembelajaran. Makalah ini tentunya masih terdapat
kekurangan sehingga kritik dan saran sangat kami perlukan untuk perbaikan di kemudian
hari. karena penulis menyadari, bahwasannya keterbatasan ilmu merupakan kekurangan
manusiawi yang tergantung bagaimana kita menyiasati. Terimakasih

Denpasar, 11 Februari 2022

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian ABC (Actvity Based Costing).....................................................................5
2.2 Konsep Dasar ABC (Activity Based Costing)..............................................................5
2.3 Manfaat dan keterbatasan sistem ABC........................................................................7
2.4 Kelebihan dan Kelemahan sistem ABC........................................................................8
2.5 Tahap Tahap ABC (Activity Based Costing)................................................................9
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan overhead
pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) akan menghasilkan kesalahan
dalam perhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya tenaga
kerja langsung tinggi akan menyebabkan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi
maalah yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based
Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-
an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional, sekarang
dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajari dan
menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama Activity Based Costing.
ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan
perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah
aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-
biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang disajikan adalah:

1) Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?


2) Bagaimana konsep dasar dari Sistem ABC?
3) Apa manfaat dan keterbatasan dari Sistem ABC?
4) Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari Sistem ABC?
5) Bagaimana tahap-tahap dalam Sistem ABC?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1) Menjelaskan tentang Activity Based Costing.


2) Menjelaskan tentang konsep dasar Sistem ABC.
3) Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC.

3
4) Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC.
5) Menjelaskan tahap-tahap dalam Sistem ABC

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ABC (Activity Based Costing)


ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang
pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya
dengan proses produksi. Activity Based Costing pada dasarnya merupakan penentuan harga
pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat
untuk kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya
dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Tujuan Activity Based Costing adalah untuk menglokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas
yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut
secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk. Full costing dan
variable costing (konvensional) menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada fase
produk saja, sedangkan untuk Activity Based Costing menitikberatkan penentuan harga
pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang terdiri dari :
1) Fase Design dan Pengembangan Produk
 Biaya design (design expenses)
 Biaya pengujian (testing expenses)
2) Fase Produksi
 Unit level activity cost
 Batch level activity cost
 Product sustaining activity cost
 Facility sustaining activity cost
3) Fase Dukungan Logistic
 Biaya iklan (advertising expenses)
 Biaya distribusi (distribution expenses)
 Biaya garansi produk (product guarantee expenses

2.2 Konsep Dasar ABC (Activity Based Costing)


Anggapan yang mendasari konsep ABC adalah sebagai berikut:

5
1) Kegiatan Menimbulkan Biaya
ABC berangkat dengan anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber
daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan, bukan
sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2) Produk Menyebabkan Timbulnya Permintaan dan Kegiatan
Untuk membuat produk diperlukakn berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan
memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dengan konsep dasar ABC tersebut, biaya merupakan konsumsi sumber daya
(seperti bahan baku, sumber daya manusia, tekhnologi, modal) dihubungkan dengan
kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya tersebut. Dengan demikian hanya dengan
mengelola dengan baik kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa, manjemen
akan
mampu membawa perusahan unggul dalam persingan jangka panjang. Untuk mampu
mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.
Pada awal penggembangannya ABC digunakan dalam perusahaan-perusahaan
manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk dengan biaya overhead
tinggi.
Dalam merancang ABC, kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk dalam
perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dapat digolongkan ke dalam
4
macam kelompok besar yaitu:
a. Facility Sustaining Activity Cost
Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas
yang dimiliki perusahaan. Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji
karyawan kunci perusahaan adalah contoh jenis biaya yang termasuk dalam facility
sustainining activity cost. Biaya dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit
produk yang dihasilkan kapasitas activity cost.
b. Product Sustaining Activity Cost
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu
dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Biaya
ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi dan jumlah batch produksi
yang dilaksanakan oleh divisi penjual. Contoh biaya ini adalah biaya desain produk,

6
desain proses pengolahan produk, pengujian produk, biaya ini dibebankan kepada
produk atas dasar taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama
umur produk tertentu (product life cycle).

c. Batch Activity Cost


Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksikan.
Setiap cost yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan
peralatan sebelum suatu order prosuksi diproses adalah contoh biaya yang termasuk
dalam golongan biaya ini, besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah
unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi. Pembeli dibebani batch
activity cost berdasarkan jumlah batch actiity cost yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam setiap menerima order dari pembeli.
d. Unit Level Activity Cost
Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya energi, biaya angkutan adalah contoh
biaya yang termasuk dalam golongan ini, biaya ini dibebankan kepada produk
berdasarkan jumlah unit produk dikalikan dengan jumlah produk yang sesunguhnya
diperoleh.

2.3 Manfaat Dan Keterbatasan Sistem ABC (Activity Based Costing)


ABC membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya tradisional.
ABC juga memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana komposisi perbedaan
produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi kontribusi sampai lini yang paling dasar
dalam jangka panjang. Manfaat utama ABC adalah :
1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif yang mengarahkan
kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kepada keputusan
stratejik yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar dan
pengeluaran modal.
2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh
adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan “product
value” dan “process value” dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang

7
desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan
proyek-proyek peningkatan “value”
3. ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk
pengambilan keputusan bisnis.

Sedangkan keterbatasan dari ABC system :


Meskipun ABC memberikan alternatif biaya ke produk individual secara lebih baik, tetapi
juga memiliki keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum menggunakannya
untuk menghitung biaya produk :
1. Alokasi
Beberapa biaya mungkin membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan
ukuran volume yang arbiter, sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang
menyebabkan biaya tersebut. Contoh beberapa biaya untuk mempertahankan fasilitas seperti
aktivitas membersihkan pabrik dan pengelolaan proses produksi.

2. Mengabaikan Biaya
Dalam hal ini ada beberapa biaya yang dialokasikan dari produk tertentu diabaikan dari
analisis. Aktivitas yang sering diabaikan biasanya adalah pemasaran, iklan, riset dan
pengembangan, rekayasa produk dan klaim garansi. Tambahan biaya secara sederhana
ditambahkan ke biaya produksi untuk menentukan biaya produk total. Secara tradisional
biaya pemasaran dan administrasi tidak dimasukkkan ke dalam biaya produk karena
persyaratan pelaporan keuangan yang dikeluarkan oleh GAAP mengharuskan memasukkan
ke dalam biaya periode.

3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi


Sistem ABC sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan, selain itu juga
memerlukan waktu yang banyak seperti sebagian besar sistem akuntansi dan manajemen
yang inovatif, biasanya waktu lebih dari satu tahun untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan ABC dengan sukses
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem ABC (Activity Based Costing)
Keunggulan sistem Activity Based Costing membantu mengurangi distorsi yang
disebabkan alokasi biaya tradisional. Sistem ini memberikan gambaran yang jernih tentang
bagaimana bauran dari beraneka ragam produk, jasa, dan aktivitas memberikan kontribusi

8
kepada laba usaha dalam jangka panjang. Manfaat utama dari sistem Activity Based Costing
adalah :

a) Pengukuran profitabilitas yang lebih baik. Sistem ABC menyajikan biaya produk
yang lebih akurat dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas produk
yang lebih akurat dan keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik
tentang penetapan harga jual, lini produk, dan segmen pasar.
b) Keputusan dan kendali yang lebih baik. Sistem ABC menyajikan pengukuran yang
lebih akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu
manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat
keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih
baik, dan membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai.
c) Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas. Sistem ABC
membantu manajer mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak
terpakai dalam pengambilan keputusan bisnis.
d) Kemampuan sistem ABC untuk mengungkapkan aktivitas yang tidak memberikan
nilai tambah (non value added activities) bagi produk atau jasa yang dihasilkan.

Sistem Activity Based Costing bukanlah merupakan sistem yang sempurna. Menggunakan
sistem Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok produk juga mempunyai
kekurangan yang antara lain adalah:

1. Implementasi sistem Activity Based Costing ini belum dikenal dengan baik, sehingga
prosentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.
2. Banyak dan sulitnya mendapat data yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
Activity Based Costing.
3. Masalah joint cost yang dihadapi sistem konvensional juga tidak dapat teratasi dengan
sistem ini.
4. Sistem Activity Based Costing melaporkan biaya dengan cara pembebanan untuk
suatu periode penuh dan tidak mempertimbangkan untuk mengamortisasi longterm
payback expense. Contohnya dalam penelitian dan pengembangan, biaya
pengembangan dan penelitian yang cukup besar untuk periode yang disingkatkan
akan ditelusuri ke produk sehingga menyebabkan biaya produk yang terlalu besar.

9
2.5 Tahap – Tahap ABC (Activity Based Costing)
Tahap-tahap dalam penerapan ABC adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
Pengindentifikasian aktivitas-aktivitas menghendaki adanya daftar jenis-jenis
pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi.
b) Membebankan biaya ke aktivitas-aktivitas
Setiap kali suatu aktivitas ditetapkan, maka biaya pelaksanaan aktivitas tersebut
ditentukan.
c) Menentukan activity driver
Langkah berikutnya adalah menentukan activity driver untuk masing-masing
aktivitas yang merupakan faktor penyebab pengendali dari aktivitas-aktivitas
tersebut.
d) Menentukan tariff
Dalam menentukan tarif ini, total biaya dari setiap aktivitas dibagi dengan total
activity driver yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
e) Membebankan biaya ke produk
Langkah selanjutnya adalah mengkalikan tarif yang diperoleh untuk setiap aktivitas
tersebut dengan aktivitas driver yang dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis produk yang
diproduksi kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk tiap
produk.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang
membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang
disebabkan karena aktivitas. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang
disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat
diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC juga menyediakan pandangan yang jelas
mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam jangka panjang.
3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai