Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KEBIJAKAN
DEVIDEN

DISUSUN OLEH : Ikomang Yudi Pranata (2002612010218)


Ikomang budiarsa (2002162010219)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKOMOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


MATERI KEBIJAKAN DEVIDEN

A. Pentingnya kebijakan dividen

B. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

C. Stock dividen, stock spits, dan stock repurchase


A. Pentingnya kebijakan dividen
Kebijakan dividen (dividend policy)  adalah keputusan mengenai apakah laba usaha
akan dibagikan kepada para pemegang saham atau laba ditahan sebagai  modal
tambahan perusahaan untuk pembiayaan investasi dimasa mendatang. Manajeme
perusahaan memiliki dua opsi terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) yaitu:
1. Dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen dan
2. Di investasikan kembeli ke perusahaan sebagai laba ditahan (retairned earning).
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan
dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-Miller (MM).
Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen itu memang tidak
mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut
MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset
perusahaan tersebut. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan
investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam
bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
MM menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi di bawah
ini:
1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai kesamaan informasi,
tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak.
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para
investor mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan investasinya
disesuaikan dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage, maka semua
perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama
B. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi jajaran manajemen perusahaan dalam
menentukan kebijakan dividen, diantaranya:
 Kas & likuiditas perusahaan. Perusahaan yang memiliki laba ditahan yang cukup,
akan tetapi jajaran manajemen memutuskan untuk investasi ke dalam aktiva rill maka
perusahaan tidak membayar dividen dalam bentuk kas.
 Kebutuhan pembayaran utang perusahaan. Hal ini dikarenakan terdapat batasan dalam
perjanjian kepada kreditur. Seperti pembaaran dividen hanya dapat dilakukan setelah
laba yang tersedia bagi pemegang saham setelah dikurangi cicilan pinjaman atau
bilamana modal kerja mencapai tingkat tertentu.
 Tingkat ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar, dengan demikian laba
yang diperoleh lebih baik ditahan.
 Aksesibilitas perusahaan di pasar modal berpengaruh terhadap kebijakan dividen,
yaitu dipengaruhi oleh usia & skala perusahaan.
Pembatasan oleh saham preferen, dividen tidak dibagikan kepada pemegang saham
biasa bila seham preferen belum dibayarkan

C. Stock dividen, stock spits, dan stock repurchase


 Dividen tunai adalah bentuk pembayaran dividen yang paling umum dan
paling populer. Dalam hal ini, perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk
tunai kepada semua pemegang saham berdasarkan jumlah sahamnya yang
dimilikinya, uang tunai yang dibagikan tersebut disimpan di rekening bank
pemegang saham sesuai kepemilikannya. Biasanya ada proses yang telah
ditentukan untuk deklarasi dividen.
 Dividen saham dibayarkan kepada pemegang saham dengan mengeluarkan
saham baru di perusahaan. Pembayaran dalam saham ini berdasarkan jumlah
saham yang sudah dimiliki investor atau pemegang sahamnya.
 Dividen property, deviden ini dibayarkan dalam bentuk properti dan bukan
dalam bentuk tunai. Perusahaan yang kekurangan kas operasi namun ingin
membayarkan Dividen kepada pemegang sahamnya, maka dividen non-
moneter dapat digunakan sebagai alat pembayaran kepada investor
perusahaannya. Dividen properti dapat dalam bentuk apa pun seperti
persediaan, aset, kendaraan, real estat dan lain sebagainya.
 Deviden skrip Seperti Dividen Properti, apabila perusahaan yang tidak
memiliki dana yang cukup untuk membayar dividen maka dapat memilih
untuk membayar dividennya dalam bentuk surat janji utang untuk membayar
pemegang saham dengan jangka waktu yang disepakati antara perusahaan dan
pemegang saham

Anda mungkin juga menyukai