Makalah ini merupakan salah satu unsur penilaian Mata Kuliah Akuntansi
Managerial Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik meski masih banyak kekurangan di dalamnya .
Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Suratna, M.AB pada mata kuliah Akuntansi Managerial. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang demokrasi bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap tulisan ini dapat dipahami
pembaca serta dapat berguna baik bagi kami maupun pembaca.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian..................................................................................................3
2.7 Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional..........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 1 (Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas)
Tabel 2 (Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional)
Tabel 3 (Contoh Activity Based Cost system dan Distorsi Biaya Produksi)
BAB I
iv
PENDAHULUAN
v
6. Apa manfaat dari perhitungan biaya aktivitas (Activity Based Costing
System)?
7. Bagaimana perbandingan antara perhitungan biaya aktivitas (Activity
Based Costing System) dengan system biaya tradisional?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari perhitungan biaya aktivitas
(Activity Based Costing System)?
9. Bagaimana contoh perhitungan dari metode Activity Based Costing
System?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa, secara umum bahwa Activity Based Costing (ABC)
system merupakan suatu metode perhitungan dalam akuntansi untuk membuat
sebuah produk dengan mencari suatu total biaya aktivitas yang diperlukan .
Hal ini berguna untuk manajemen perusahaan untuk mengetahui beragam
aktivitas baik yang diperlukan maupun tidak dalam produksi.
vii
2.2 Syarat Penerapan Sistem Perhitungan Biaya Aktivitas
Menurut Supriyono (2002:247) ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum kemungkinan penerapan metode Activity Based Costing (ABC)
system, yaitu :
viii
1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang
signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead
yang dipengaruhi hanya oleh volume produksi dari keseluruhan
overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun
informasi biaya yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan
sisitem Activity Based Costing (ABC) system kehilangan relevansinya.
Artinya Activity Based Costing System akan lebih baik diterapkan pada
perusahaan yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh
volume produksi saja.
2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasar unit dan berdasarkan non unit
harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya
semua biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu
pemicu biaya. Pada kondisi ini penggunaan Activity Based Costing
System justru tidak tepat karena Activity Based Costing System hanya
dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit
maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai
produk rasio konsumsinya sama,maka sistem akuntansi biaya
tradisional atau sistem Activity Based Costing System membebankan
biaya overhead dalam jumlah yang sama.
Jadi perusahaan yang produksinya homogen (diversifikasi paling
rendah) mungkin masih dapat mengunakan sistem tradisional tanpa
ada masalah.
ix
langsung maupun biaya tidak langsung yang dapat digunakan sebagai
gambaran dalam mengelompokkan biaya.
x
Tahapan ini memungkinkan pembebanan biaya tak langsung dapat
diketahui. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengali biaya
pembebanan per unit dengan konsumsi sumber daya.
xi
Product-Level Activities adalah aktivitas – aktivitas yang berkaitan
dengan produk tertentu yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas-
aktivitas ini mendukung produksi dan penjualan masing-masing
produk. Semakin banyak produk dan lini produk, semakin tinggi biaya
aktivitasaktivitas tingkat produk. Aktivitasaktivitas ini berkaitan
dengan suatu produk tetapi tidak dengan produk lainnya. Contohnya,
melakukan inspeksi mutu merupakan aktivitas tingkat produk karena
beberapa produk membutuhkan inspeksi, sedangkan produk lainnya
tidak membutuhkannya.
d) Facility-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat fasilitas)
Facility-Level Activities merupakan aktivitas-aktivitas yang
biasanya digabung kedalam sebuah pusat aktivitas tunggal karena
aktivitas-aktivitas ini berkaitan dengan keseluruhan produksi dan tidak
dengan gugus spesifik tertentu atau produk tertentu yang diproduksi.
Biaya tingkat fasilitas meliputi unsure-unsur seperti manajemen
pabrik, asuransi, pajak bumi dan bangunan, dan fasilitas rekreasional
karyawan.
Aktivitas-aktivitas ini bersama ataupun gabungan bagi banyak
produk yang berlainan, dan biayabiaya semestinya dianggap biaya
bersama bagi semua produk yang dibuat dalam fasilitas yang dipakai.
Pada saat sebuah perusahaan memakai penentuan biaya dasar aktivitas,
pemicu biaya merupakan dasar untuk pembebanan biaya. Pemicu biaya
(cost driver) adalah setiap aktivitas yang menyebabkan suatu biaya
dikeluarkan. Ada hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih pemicu
biaya yaitu kemudahan pencarian data yang berkaitan dengan pemicu
biaya.
Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas
Tabel 1 (Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas)
Tingkatan
Unit Batch Product Facility
xii
Pemotongan Penjadwalan Desain Pemanasan
Penyolderan Persiapan Pengembangan Penerangan
Contoh Pengecatan Pencampuran Pembuatan Pendinginan
Aktivitas Perakitan Pemindahan prototype Penyediaan
Pengepakan Periklanan keamanan
Pergudangan
Bagian dari Gaji Gaji desainer Penyusutan
biaya listrik karyawan dan progamer Asuransi
dan bahan yang biaya iklan Pajak
baju tidak melakukan bangunan
Contoh
langsung penjadwalan,
Biaya
persiapan,
atau
penanganan
bahan baku
Unit atau Jumlah Jumlah Luas ruang
pon output batch, produk, yang
Contoh Jam tenaga persiapan, perubahan ditempati
Pemicu kerja pergerakan desain, atau dalam satuan
Aktivitas langsung bahan baku jam desain kaki persegi
Jam mesin atau pesanan
produksi
xiii
1) Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimesi. Ada empat
dimensi yang dicakup dalam catatan yaitu: pusat pertanggung-
jawaban, aktivitas, jenis biaya, dan produk / jasa.
2) Data biaya dan data operasi disediakan dalam database yang dapat
diakses oleh karyawan dan manajer.
3) Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan,
namun mencakup informasi operasi.
4) Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.
5) Meningkatkan jumlah biaya dalam mengakumulasi biaya overhead
2.7 Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional
Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary
dan Dewi Fitriasari (2009:162) biaya tradisional adalah perhitungan biaya
produk dengan membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga
xiv
kerja langsung pada produk dan biaya overhead dibebankan dengan
menggunakan penggerak aktivitas unit.
Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya
(cost driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari
setiapn produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya
overhead secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non
reprersentatif. Berikut perbandingan Antara Activity Based Cost system
dengan Sistem Biaya Tradisional :
Tabel 2 (Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional)
xv
pemicu sumber daya. Tahap kedua,
biaya aktivitas dialokasikan dari
dialokasikan dari pusat biaya ke
tempat penampungan biaya aktivitas
produk di tahap kedua.
ke produk atau objek biaya final
lainnya.
Tabel 3 (Contoh Activity Based Cost system dan Distorsi Biaya Produksi)
xvi
Dengan Activity Based Cost system
xvii
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System
Kelebihan dan kelemahan dari Activity Based Costing System menurut Ahmad
(2015:18) sebagai berikut :
a. Kelebihan
• Biaya produk yang disajikan lebih akurat dan informatif seperti
pengukuran profibilitas produk yang akan lebih akurat pada keputusan
stratejik mengenai pengeluaran modal, harga jual serta produk juga
pasar
• Dalam pengambilan putusan akan lebih mudah untuk memberi
informasi
• Dapat membantu manajemen meningkatkan produk value serta process
value karena adanya pengukuran yang lebih akuat akibat adanya
aktivitas.
b. Kelemahan
• Adanya beberapa biaya yang diabaikan seperti biaya pengembangan,
iklan, dsb
• Adanya beberapa biaya yang dialokasikan secara tidak teratur karena
sulit menemukan aktivitas biaya itu seperti pembersihan
pabrik ,penglola proses prouksi
• Perlu biaya yang besar dan waktu yang lama
xviii
2.9 Contoh Perhitungan dengan metode Activity Based Cost System
Soal :
1. Hitunglah harga pokok per unit dengan Metode ABC:
• Biaya variable jangka pendek: Jam mesin
• Biaya penjadwalan: Jumlah putaran produksi
• Biaya set up: Jumlah putaran produksi
• Biaya penanganan material: Jumlah komponen
2. Kalkulasi biaya produk konversional dengan menggunakan tarif
overhead jam tenaga kerja
Jawaban :
1. METODE ABC
xix
• Biaya variable jangka pendek Rp. 8.250/1.650 = Rp. 5/jam TK
• Biaya penjadwalan Rp. 7.680/24 = Rp.320 perputaran produksi
• Biaya set up Rp. 3.600/24 = Rp. 150 perputaran produksi
• Biaya penanganan material Rp. 7.650/3.825 = Rp. 2/komponen
Komponen:
A = 25 X 8 = 200
B = 25 X 5 = 125
C = 250 X 8 = 2000
D = 250 X 6 = 1500
Total= 3825
Jam kerja:
A = 25 X 2 = 50
B = 25 X 4 = 100
C = 250 X 2 = 500
xx
D = 250 X 4 = 1000
xxi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xxii
maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai
produk rasio konsumsinya sama,maka sistem akuntansi biaya
tradisional atau sistem Activity Based Costing System membebankan
biaya overhead dalam jumlah yang sama.
4) Mekanisme implementasi metode Activity Based Costing System menurut
Dunia, Wasilah (2011), sebagai berikut :
a. Memeriksa ulang informasi keungan perusahaan
b. Menentukan tujuan penerapan Activity Based Costing System
c. Menerapkan aktivitas utama penyebab perubahan pada beban tidak
langsung/overhead
d. Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktifitas
e. Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek
biaya
f. Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya
g. Hasil perhitungan dengan Activity Based Costing System digunakan
untuk perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan
5) Tingkatan biaya pada Activity Based Costing System
a. Unit-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat unit)
b. Batch-Level Activities (aktivitas tingkat gugus produk)
c. Product-Level Activities (aktivitas – aktivitas tingkat produk)
d. Facility-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat fasilitas)
6) Activity Based Cost system yang didesain dalam era teknologi informasi,
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimesi. Ada empat
dimensi yang dicakup dalam catatan yaitu: pusat pertanggung-
jawaban, aktivitas, jenis biaya, dan produk / jasa.
b. Data biaya dan data operasi disediakan dalam database yang dapat
diakses oleh karyawan dan manajer.
c. Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan,
namun mencakup informasi operasi.
d. Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.
xxiii
e. Meningkatkan jumlah biaya dalam mengakumulasi biaya overhead
7) Activity Based Costing System menjanjikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang aktivitas yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
customer.
b. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran
berbasis aktivitas.
c. Menyediakan informasi biaya untuk memantau rencana pengurangan
biaya.
d. Menyediakan secara akurat kos produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan.
8) Perbandingan antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional
xxiv
tempat penampungan biaya aktivitas
dibentuk ketika biaya sumber daya
dibuat. Biaya sumber daya
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan
dialokasikan ke pusat biaya di tahap
pemicu sumber daya. Tahap kedua,
pertama, dan kemudian biaya
biaya aktivitas dialokasikan dari
dialokasikan dari pusat biaya ke
tempat penampungan biaya aktivitas
produk di tahap kedua.
ke produk atau objek biaya final
lainnya.
xxv
DAFTAR PUSTAKA
Raharsari, Dian, Dwiatmanto, dan Azizah, Farah. 2015. Penerapan Activity Based
Costing untuk menentukan harga pokok produksi. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.
20 No. 1.
xxvi