Anda di halaman 1dari 26

PERHITUNGAN BIAYA AKTIVITAS

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAGERIAL

Makalah ini merupakan salah satu unsur penilaian Mata Kuliah Akuntansi
Managerial Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022

Dosen Pengampu : Suratna, M.AB

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Novika Winda Pasha (152200044)


2. Umaira Agista C K (152200057)
3. Kalista Yasmin O (152200076)
4. Indah Rahmawati L P (152200156)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FALKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik meski masih banyak kekurangan di dalamnya .

Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Suratna, M.AB pada mata kuliah Akuntansi Managerial. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang demokrasi bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suratna, M.AB, selaku


dosen mata kuliah Akuntansi Managerial serta semua pihak yang telah membantu
kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap tulisan ini dapat dipahami
pembaca serta dapat berguna baik bagi kami maupun pembaca.

Yogyakarta, 16 Februari 2022


penyusun

Kelompok 6

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian..................................................................................................3

2.2 Syarat Penerapan Sistem Perhitungan Biaya Aktivitas.............................4

2.3 Mekanisme Implementasi Metode Activity Based Costing System...........5

2.4 Tingkatan Biaya pada Activity Based Costing System.............................7

2.5 Karakteristik dari Activity Based Cost system..........................................9

2.6 Manfaat dari Activity Based Cost system...............................................10

2.7 Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional..........................................................................................................10

2.8 Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System...................14

2.9 Contoh Perhitungan dengan metode Activity Based Cost System...........15

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

3.1 Kesimpulan..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

DAFTAR TABEL

iii
Tabel 1 (Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas)

Tabel 2 (Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional)

Tabel 3 (Contoh Activity Based Cost system dan Distorsi Biaya Produksi)

Tabel 4 (Biaya Produk dari Sistem Perhitungan Biaya Tradisional)

Tabel 5 (Biaya Produk dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas)

Tabel 6 (Perbedaan jumlah biaya antara kedua sistem)

Tabel 7 (Rincian Produksi PT. Majujaya)

Tabel 8 (Metode Perhitungan ABC)

Tabel 9 (Metode Perhitungan Konvensional)

BAB I

iv
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dalam menjaga kesetiaan pelanggan dan memenuhi kebutuhan


pelanggan perlu untuk memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan
standar yang ditentukan. Usaha yang dilakukan perusahaan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan melalui proses yang bermutu.
Salah satunya yaitu dengan perbaikan dan penghematan di berbagai aspek
dalam proses yang panjang dan berkesinambungan.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System)
adalah metode membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya
pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti
produk/ pelanggan berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas serta untuk
mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan
objek biaya. Penerapan system biaya berdasarkan aktivitas dapat menjelaskan
tingkat konsumsi jasa melalui penelusuran konsumsi biaya aktivitas
perusahaan terhadap sumber daya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari perhitungan biaya aktivitas (Activity Based Costing


System)?
2. Apa saja syarat dalam menerapan perhitungan biaya aktivitas (Activity
Based Costing System)?
3. Bagaimana mekanisme implementasi metode perhitungan biaya aktivitas
(Activity Based Costing System)?
4. Apa saja tingkatan biaya pada perhitungan biaya aktivitas (Activity Based
Costing System)?
5. Bagaimana karakteristik dari perhitungan biaya aktivitas (Activity Based
Costing System)?

v
6. Apa manfaat dari perhitungan biaya aktivitas (Activity Based Costing
System)?
7. Bagaimana perbandingan antara perhitungan biaya aktivitas (Activity
Based Costing System) dengan system biaya tradisional?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari perhitungan biaya aktivitas
(Activity Based Costing System)?
9. Bagaimana contoh perhitungan dari metode Activity Based Costing
System?

vi
BAB II

PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BIAYA AKTIVITAS

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

2.1 Pengertian

Perhitungan biaya aktivitas atau Activity Based Costing didefinisikan


berbagai ahli sebagai berikut :
 Menurut Milton F.Usri (2002:496), “Activity Based Costing (ABC)
atau kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas merupakan suatu sistem
perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang
jumlahnya lebih dari satu atau lebih factor yang tidak berkaitan dengan
volume.”
 Menurut Mulyadi (2003:41), “Activity Based Costing (ABC) adalah
sistem akuntansi biaya berbasis aktivitas yang masih berorientasi pada
penentuan kos produk yang akurat dalam perusahaan manufaktur.”
 Menurut Blocher,dkk, (2011:206), “Activity Based Costing (ABC)
merupakan cara menentukan jumlah sumber daya yang ditentukan
untuk objek biaya misalnya jasa maupun penutupan buku per
bulannya.”

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa, secara umum bahwa Activity Based Costing (ABC)
system merupakan suatu metode perhitungan dalam akuntansi untuk membuat
sebuah produk dengan mencari suatu total biaya aktivitas yang diperlukan .
Hal ini berguna untuk manajemen perusahaan untuk mengetahui beragam
aktivitas baik yang diperlukan maupun tidak dalam produksi.

vii
2.2 Syarat Penerapan Sistem Perhitungan Biaya Aktivitas

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan


sistem Activity Based Costing (ABC) system menyaratkan tiga hal:
a) Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
Sistem Activity Based Costing (ABC) system mensyaratkan bahwa
perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk
yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang
demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan
biaya ke masing-masing produk.
b) Tingkat persaingan industri yang tinggi
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang
sama atau sejenis.Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis
tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan
untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka
semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam
mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c) Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system Activity Based Costing
(ABC) system untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus
lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
d) Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system Activity Based Costing
(ABC) system untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus
lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

Menurut Supriyono (2002:247) ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum kemungkinan penerapan metode Activity Based Costing (ABC)
system, yaitu :

viii
1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang
signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead
yang dipengaruhi hanya oleh volume produksi dari keseluruhan
overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun
informasi biaya yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan
sisitem Activity Based Costing (ABC) system kehilangan relevansinya.
Artinya Activity Based Costing System akan lebih baik diterapkan pada
perusahaan yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh
volume produksi saja.
2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasar unit dan berdasarkan non unit
harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya
semua biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu
pemicu biaya. Pada kondisi ini penggunaan Activity Based Costing
System justru tidak tepat karena Activity Based Costing System hanya
dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit
maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai
produk rasio konsumsinya sama,maka sistem akuntansi biaya
tradisional atau sistem Activity Based Costing System membebankan
biaya overhead dalam jumlah yang sama.
Jadi perusahaan yang produksinya homogen (diversifikasi paling
rendah) mungkin masih dapat mengunakan sistem tradisional tanpa
ada masalah.

2.3 Mekanisme Implementasi Metode Activity Based Costing System

Menurut Dunia,Wasilah : 2011, mekanisme dari implementasi Metode


Activity Based Costing System sebagai berikut :
1) Memeriksa ulang infomasi keuangan perusahaan
Dengan memeriksa kembali seluruh infomasi mengenai keuangan
peusahaan, terlebih berkaitan dengan beban maupun biaya-biaya. baik

ix
langsung maupun biaya tidak langsung yang dapat digunakan sebagai
gambaran dalam mengelompokkan biaya.

2) Menentukan tujuan penerapan Activity Based Costing System


Memutuskan yang ingin didapat atau dicapai dengan diterapkannya
Activity Based Costing System, seperti untuk mengelola biaya
perusahaan, pengambilan keputusan, serta mengelola aktivitas dalam
perusahaan dan berbagai aktivitas lain dalam perusahaan. Manajemen
dalam hal ini memiliki kewenangan untuk memastikan tersedianya
data dan keakuratan data karena saat penerapan Activity Based Costing
System semakin memiliki tujuan yang banyak maka data yang
diperlukan pun akan semakin banyak pula.
3) Menetapkan aktivitas utama penyebab perubahan pada beban tidak
langsung/overhead
Dalam tahap ini, dilakukan tinjauan agar biaya biaya yang ada
dapat dikelompokan berdasar aktivitas.Sehingga akan diketahui
aktivitas utama yang dapat berpengaruh dalam menentukan besar
tidaknya kelompok biaya.
4) Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktifitas
Tahapan ini memungkinkan agar tarif per unit tiap dasar alokasi
dapat dihitung membagi biaya tidak langsung dengan dasar alokasinya
pada kelompok biaya. Tarif per unit dalam Activity Based Costing
System dilakukan dengan 2 tahap, diantaranya pada tahap pertama
membebankan sumber daya pada sumberdaya yang dikonsumsi oleh
aktivitas tersebut. Selanjutnya tahap kedua yakni mengkaitan biaya
aktivitas tersebut dengan jumlah aktivitas untuk menentukan suatu
aktivitas biaya
5) Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek
biaya

x
Tahapan ini memungkinkan pembebanan biaya tak langsung dapat
diketahui. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengali biaya
pembebanan per unit dengan konsumsi sumber daya.

6) Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya


Setelah biaya tidak langsung diketahui maka selanjutnya biaya
produksi tiap objek biaya dapat diketahui oleh perusahaan terkait.
7) Hasil perhitungan dengan Activity Based Costing System digunakan
untuk perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan.

2.4 Tingkatan Biaya pada Activity Based Costing System

Activity Based Costing System mengakui aktivitas, baiya aktivitas, dan


pemicu aktivitas pada tingkatan agegrasi yang berbeda yaitu :
a) Unit-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat unit)
Unit-Level Activities adalah aktivitasaktivitas yang muncul sebagai
akibat jumlah volume produksi yang melalui sebuah aktivitas
produksi. Aktivitas tingkat unit dilakukan setiap kali sebuah unit
diproduksi. Biaya-biaya aktivitas ini bervarisi menurut jumlah unit
yang dihasilkan. Contoh aktivitasnya yaitu aktivitas-aktivitas tenaga
kerja langsung dan mesin.
b) Batch-Level Activities (aktivitas tingkat gugus produk)
Batch-Level Activities yaitu aktivitasaktivitas yang mencakup
tugas-tugas seperti penempatan pesanan pembelian, penyiapan
perlengkapan produksi, pengiriman produk kepada pelanggan, dan
penerimaan bahan baku. Biaya-biaya pada tingkat gugus (batch) ini
dihasilkan menurut jumlah gugus produk yang diproses daripada
berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, jumlah unit yang dijual, atau
ukuran volume lainnya.Contoh aktivitasnya adalah pemrosesan
pesanan pembelian.
c) Product-Level Activities (aktivitas – aktivitas tingkat produk)

xi
Product-Level Activities adalah aktivitas – aktivitas yang berkaitan
dengan produk tertentu yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas-
aktivitas ini mendukung produksi dan penjualan masing-masing
produk. Semakin banyak produk dan lini produk, semakin tinggi biaya
aktivitasaktivitas tingkat produk. Aktivitasaktivitas ini berkaitan
dengan suatu produk tetapi tidak dengan produk lainnya. Contohnya,
melakukan inspeksi mutu merupakan aktivitas tingkat produk karena
beberapa produk membutuhkan inspeksi, sedangkan produk lainnya
tidak membutuhkannya.
d) Facility-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat fasilitas)
Facility-Level Activities merupakan aktivitas-aktivitas yang
biasanya digabung kedalam sebuah pusat aktivitas tunggal karena
aktivitas-aktivitas ini berkaitan dengan keseluruhan produksi dan tidak
dengan gugus spesifik tertentu atau produk tertentu yang diproduksi.
Biaya tingkat fasilitas meliputi unsure-unsur seperti manajemen
pabrik, asuransi, pajak bumi dan bangunan, dan fasilitas rekreasional
karyawan.
Aktivitas-aktivitas ini bersama ataupun gabungan bagi banyak
produk yang berlainan, dan biayabiaya semestinya dianggap biaya
bersama bagi semua produk yang dibuat dalam fasilitas yang dipakai.
Pada saat sebuah perusahaan memakai penentuan biaya dasar aktivitas,
pemicu biaya merupakan dasar untuk pembebanan biaya. Pemicu biaya
(cost driver) adalah setiap aktivitas yang menyebabkan suatu biaya
dikeluarkan. Ada hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih pemicu
biaya yaitu kemudahan pencarian data yang berkaitan dengan pemicu
biaya.
 Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas

Tabel 1 (Tingkat dan Contoh dari aktivitas, biaya dan pemicu aktivitas)

Tingkatan
Unit Batch Product Facility

xii
Pemotongan Penjadwalan Desain Pemanasan
Penyolderan Persiapan Pengembangan Penerangan
Contoh Pengecatan Pencampuran Pembuatan Pendinginan
Aktivitas Perakitan Pemindahan prototype Penyediaan
Pengepakan Periklanan keamanan
Pergudangan
Bagian dari Gaji Gaji desainer Penyusutan
biaya listrik karyawan dan progamer Asuransi
dan bahan yang biaya iklan Pajak
baju tidak melakukan bangunan
Contoh
langsung penjadwalan,
Biaya
persiapan,
atau
penanganan
bahan baku
Unit atau Jumlah Jumlah Luas ruang
pon output batch, produk, yang
Contoh Jam tenaga persiapan, perubahan ditempati
Pemicu kerja pergerakan desain, atau dalam satuan
Aktivitas langsung bahan baku jam desain kaki persegi
Jam mesin atau pesanan
produksi

2.5 Karakteristik dari Activity Based Cost system

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, Activity Based Cost system


merupakan suatu sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mampu
bersaing di pasar global yang sangat kompetitif. Oleh karena itu Activity
Based Cost system yang didesain dalam era teknologi informasi, memiliki
karakteristik sebagai berikut :

xiii
1) Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimesi. Ada empat
dimensi yang dicakup dalam catatan yaitu: pusat pertanggung-
jawaban, aktivitas, jenis biaya, dan produk / jasa.
2) Data biaya dan data operasi disediakan dalam database yang dapat
diakses oleh karyawan dan manajer.
3) Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan,
namun mencakup informasi operasi.
4) Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.
5) Meningkatkan jumlah biaya dalam mengakumulasi biaya overhead

2.6 Manfaat dari Activity Based Cost system

Apabila suatu perusahaan memakai Activity Based Costing System dalam


pelaksanaan kegiatan operasionalnya dengan baik dan maksimal, maka akan
diperoleh manfaat karena Activity Based Costing System menjanjikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang aktivitas yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
customer.
2) Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran
berbasis aktivitas.
3) Menyediakan informasi biaya untuk memantau rencana pengurangan
biaya.
4) Menyediakan secara akurat kos produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan.

2.7 Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional

Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary
dan Dewi Fitriasari (2009:162) biaya tradisional adalah perhitungan biaya
produk dengan membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga

xiv
kerja langsung pada produk dan biaya overhead dibebankan dengan
menggunakan penggerak aktivitas unit.
Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya
(cost driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari
setiapn produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya
overhead secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non
reprersentatif. Berikut perbandingan Antara Activity Based Cost system
dengan Sistem Biaya Tradisional :

Tabel 2 (Perbandingan Antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional)

Activity Based Cost system Tradisional


Menggunakan ukuran tingkat unit, Menggunakan ukuran tingkat unit
batch, produk, dan fasilitas sebagai sebagai dasar alokasi overhead ke
dasar alokasi overhead ke output output
Mengharuskan penggunaan tempat Tidak mengharuskan penggunaan
penampungan overhead lebih dari tempat penampungan overhead lebih
satu dari satu
Tempat penampungan biaya
Tempat penampungan biaya overhead dan dasar alokasi hanya
overhead dan dasar alokasi banya satu, ataupun banyak tetapi semua
pada tingkat unit
Biaya dalam satu tempat Biaya dalam satu tempat
penampungan biaya bersifat penampungan biaya bersifat
homogen heterogen
System perhitungan biaya dua tahap. System perhitungan biaya satu atau
Di tahap pertama dalam sistem dua tahap. Dua tahap hanya bila
Activity Based Costing System, departemen atau pusat biaya lain
tempat penampungan biaya aktivitas dibuat. Biaya sumber daya
dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan ke pusat biaya di tahap
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pertama, dan kemudian biaya

xv
pemicu sumber daya. Tahap kedua,
biaya aktivitas dialokasikan dari
dialokasikan dari pusat biaya ke
tempat penampungan biaya aktivitas
produk di tahap kedua.
ke produk atau objek biaya final
lainnya.

Contoh Activity Based Cost system dan Distorsi Biaya Produksi

Tabel 3 (Contoh Activity Based Cost system dan Distorsi Biaya Produksi)

 Dengan Sistem biaya tradisional

Tabel 4 (Biaya Produk dari Sistem Perhitungan Biaya Tradisional)

xvi
 Dengan Activity Based Cost system

Tabel 5 (Biaya Produk dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas)

 Perbedaan antara keduanya


 Dibandingkan dengan ABC, system tradisional melaporkan biaya
per unit lebih tinggi untuk produk dengan volume tinggi dan biaya
per unit lebih rendah untuk produk dengan volume lebih rendah
karena alokasi dari overhead dalam system tradisional didasarkan
pada volume.

 Jumlah perbedaan biaya antara kedua system yaitu :


Tabel 6 (Perbedaan jumlah biaya antara kedua sistem)

xvii
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System

Kelebihan dan kelemahan dari Activity Based Costing System menurut Ahmad
(2015:18) sebagai berikut :
a. Kelebihan
• Biaya produk yang disajikan lebih akurat dan informatif seperti
pengukuran profibilitas produk yang akan lebih akurat pada keputusan
stratejik mengenai pengeluaran modal, harga jual serta produk juga
pasar
• Dalam pengambilan putusan akan lebih mudah untuk memberi
informasi
• Dapat membantu manajemen meningkatkan produk value serta process
value karena adanya pengukuran yang lebih akuat akibat adanya
aktivitas.
b. Kelemahan
• Adanya beberapa biaya yang diabaikan seperti biaya pengembangan,
iklan, dsb
• Adanya beberapa biaya yang dialokasikan secara tidak teratur karena
sulit menemukan aktivitas biaya itu seperti pembersihan
pabrik ,penglola proses prouksi
• Perlu biaya yang besar dan waktu yang lama

xviii
2.9 Contoh Perhitungan dengan metode Activity Based Cost System

 PT. Majujaya memproduksi beragam produk yakni A, B, C dan D


dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 7 (Rincian Produksi PT. Majujaya)

 BTK Rp. 7/jam


 BOP :
• Biaya Variable jangka pendek Rp. 8.250
• Biaya Variable jangka panjang:
Biaya penjadwalan Rp. 7.680
Biaya set up Rp. 3.600
Biaya penanganan material Rp. 7.650
Total Biaya Rp. 27.180

Soal :
1. Hitunglah harga pokok per unit dengan Metode ABC:
• Biaya variable jangka pendek: Jam mesin
• Biaya penjadwalan: Jumlah putaran produksi
• Biaya set up: Jumlah putaran produksi
• Biaya penanganan material: Jumlah komponen
2. Kalkulasi biaya produk konversional dengan menggunakan tarif
overhead jam tenaga kerja

Jawaban :

1. METODE ABC

xix
• Biaya variable jangka pendek Rp. 8.250/1.650 = Rp. 5/jam TK
• Biaya penjadwalan Rp. 7.680/24 = Rp.320 perputaran produksi
• Biaya set up Rp. 3.600/24 = Rp. 150 perputaran produksi
• Biaya penanganan material Rp. 7.650/3.825 = Rp. 2/komponen
Komponen:
A = 25 X 8 = 200
B = 25 X 5 = 125
C = 250 X 8 = 2000
D = 250 X 6 = 1500
Total= 3825

Tabel 8 (Metode Perhitungan ABC)

2. METODE KALKULUS KONVESIONAL

Jam kerja:

 A = 25 X 2 = 50

 B = 25 X 4 = 100

 C = 250 X 2 = 500

xx
 D = 250 X 4 = 1000

Tarif overhead pabrik = 27.180 / 1.650 = Rp. 16.47/jam TK

Tabel 9 (Metode Perhitungan Konvensional)

Tabel 10 (Metode Perhitungan Konvensional)

xxi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Secara umum Activity Based Costing (ABC) system atau perhitungan


berbasis aktivitas merupakan suatu metode perhitungan dalam akuntansi
untuk membuat sebuah produk dengan mencari suatu total biaya aktivitas
yang diperlukan.
2) Dalam menerapkan sistem perhitungan berdasarkan aktivitas dibutuhkan
tiga syarat sebagai berikut :
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
b. Tingkat persaingan industry yang tinggi
c. Biaya pengukuran yang rendah
3) Menurut Supriyono (2002:247) ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum kemungkinan penerapan metode Activity Based Costing (ABC)
system, yaitu :
a. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang
signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead
yang dipengaruhi hanya oleh volume produksi dari keseluruhan
overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun
informasi biaya yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan
sisitem Activity Based Costing (ABC) system kehilangan relevansinya.
Artinya Activity Based Costing System akan lebih baik diterapkan pada
perusahaan yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh
volume produksi saja.
b. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasar unit dan berdasarkan non unit
harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya
semua biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu
pemicu biaya. Pada kondisi ini penggunaan Activity Based Costing
System justru tidak tepat karena Activity Based Costing System hanya
dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit

xxii
maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai
produk rasio konsumsinya sama,maka sistem akuntansi biaya
tradisional atau sistem Activity Based Costing System membebankan
biaya overhead dalam jumlah yang sama.
4) Mekanisme implementasi metode Activity Based Costing System menurut
Dunia, Wasilah (2011), sebagai berikut :
a. Memeriksa ulang informasi keungan perusahaan
b. Menentukan tujuan penerapan Activity Based Costing System
c. Menerapkan aktivitas utama penyebab perubahan pada beban tidak
langsung/overhead
d. Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktifitas
e. Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek
biaya
f. Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya
g. Hasil perhitungan dengan Activity Based Costing System digunakan
untuk perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan
5) Tingkatan biaya pada Activity Based Costing System
a. Unit-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat unit)
b. Batch-Level Activities (aktivitas tingkat gugus produk)
c. Product-Level Activities (aktivitas – aktivitas tingkat produk)
d. Facility-Level Activities (aktivitas-aktivitas tingkat fasilitas)
6) Activity Based Cost system yang didesain dalam era teknologi informasi,
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimesi. Ada empat
dimensi yang dicakup dalam catatan yaitu: pusat pertanggung-
jawaban, aktivitas, jenis biaya, dan produk / jasa.
b. Data biaya dan data operasi disediakan dalam database yang dapat
diakses oleh karyawan dan manajer.
c. Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan,
namun mencakup informasi operasi.
d. Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.

xxiii
e. Meningkatkan jumlah biaya dalam mengakumulasi biaya overhead
7) Activity Based Costing System menjanjikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang aktivitas yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
customer.
b. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran
berbasis aktivitas.
c. Menyediakan informasi biaya untuk memantau rencana pengurangan
biaya.
d. Menyediakan secara akurat kos produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan.
8) Perbandingan antara Activity Based Cost system dengan Sistem Biaya
Tradisional

Activity Based Cost system Tradisional


Menggunakan ukuran tingkat unit, Menggunakan ukuran tingkat unit
batch, produk, dan fasilitas sebagai sebagai dasar alokasi overhead ke
dasar alokasi overhead ke output output
Mengharuskan penggunaan tempat Tidak mengharuskan penggunaan
penampungan overhead lebih dari tempat penampungan overhead lebih
satu dari satu
Tempat penampungan biaya
Tempat penampungan biaya overhead dan dasar alokasi hanya
overhead dan dasar alokasi banya satu, ataupun banyak tetapi semua
pada tingkat unit
Biaya dalam satu tempat Biaya dalam satu tempat
penampungan biaya bersifat penampungan biaya bersifat
homogen heterogen
System perhitungan biaya dua tahap. System perhitungan biaya satu atau
Di tahap pertama dalam sistem dua tahap. Dua tahap hanya bila
Activity Based Costing System, departemen atau pusat biaya lain

xxiv
tempat penampungan biaya aktivitas
dibentuk ketika biaya sumber daya
dibuat. Biaya sumber daya
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan
dialokasikan ke pusat biaya di tahap
pemicu sumber daya. Tahap kedua,
pertama, dan kemudian biaya
biaya aktivitas dialokasikan dari
dialokasikan dari pusat biaya ke
tempat penampungan biaya aktivitas
produk di tahap kedua.
ke produk atau objek biaya final
lainnya.

9) Kelebihan dari Activity Based Costing System menurut Ahmad (2015:18)


sebagai berikut :
a. Biaya produk yang disajikan lebih akurat dan informatif seperti
pengukuran profibilitas produk yang akan lebih akurat pada keputusan
stratejik mengenai pengeluaran modal, harga jual serta produk juga
pasar
b. Dalam pengambilan putusan akan lebih mudah untuk memberi
informasi
c. Dapat membantu manajemen meningkatkan produk value serta process
value karena adanya pengukuran yang lebih akuat akibat adanya
aktivitas
10) Kekurangan atau kelemehan dari Activity Based Costing System menurut
Ahmad (2015:18) sebagai berikut :
a. Adanya beberapa biaya yang diabaikan seperti biaya pengembangan,
iklan,dsb
b. Adanya beberapa biaya yang dialokasikan secara tidak teratur karena
sulit menemukan aktivitas biaya itu seperti pembersihan pabrik,
penglola proses prouksi
c. Perlu biaya yang besar dan waktu yang lama

xxv
DAFTAR PUSTAKA

Raharsari, Dian, Dwiatmanto, dan Azizah, Farah. 2015. Penerapan Activity Based
Costing untuk menentukan harga pokok produksi. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.
20 No. 1.

Marlena. 2015. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Activity Based Costing


untuk menentukan Biaya Produksi pada CV Sari Agung Tulungagung. Jurnal
Benefit. Vol. 2 No. 1.

Fatma, Stefania. 2013. Penerapan Metode Activity Based Costing dalam


Menentukan Cost Kamar Hotel pada XYZ Hotel. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
Manajemen Bisnis.Vol. 1 No. 2

xxvi

Anda mungkin juga menyukai