Dosen : Dr. Ida Bagus Putra Astika, S.E., M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh :
Kelompok 12
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Ringkasan Mata Kuliah yang berjudul “Konsep
Activity Based Costing”. Adapun tujuan penulisan dari RMK ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, S.E., M.Si., Ak., CA. Selain itu, RMK ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep activity based costing bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, S.E.,
M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Biaya yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
mata kuliah Akuntansi Biaya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan RMK ini.
Kami menyadari, RMK ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikan RMK ini pada masa yang
akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan
pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan. Selain
itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat
dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya
dapat dilakukan dalam suatu proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan
berkesinambungan.
Sistem ABC (Activity Based Costing) merupakan alternatif lain terhadap metode
pembiayaan tradisional atas biaya overhead. Konsep ini muncul karena dianggap metode
tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke produksi hanya dengan
mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung ataupun unit produksi saja. Menurut
konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan akan dapat memberikan informasi keliru
dalam pemberian informasi mengenai biaya produksi, oleh karena itu ABC menawarkan agar
pembebanan overhead ini juga didasarkan pada presentase proporsional kepada biaya lain
atau kepada produk. Tetapi kepada kegiatan yang dilaksanakan untuk memproduksi barang
itu, yang diperhatikan adalah unsur yang men“drive”biaya itu (cost driver) bukan produknya.
Dan jika konsep ini diterapkan maka keputusan yang diambil akan lebih tepat dan perusahaan
tidak mengalami kerugianhanya karena kesalahan unit cost.
1
1.2.7 Bagaimana perbandingan biaya produk sistem tradisional dan sistem ABC?
1.3 Tujuan
1.3.3 Untuk mengetahui konsep – konsep dasar Activity Based Costing (ABC)
1.3.7 Untuk mengetahui perbandingan biaya produk sistem tradisional dan sistem ABC
1.3.8 Untuk mengetahui manfaat dan keterbatasan Activity Based Costing (ABC)
1.3.9 Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan Activity Based Costing (ABC)
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Jika pada tahap awal perkembangannya, sistem ABC hanya difokuskan pada biaya
overhead pabrik, pada tahap perkembangan selanjutnya, sistem ABC diterapkan ke semua
biaya, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya paska jual, sampai
3
biaya administrasi umum. Sistem ABC menggunakan aktivitas sebagai titik (focal point)
untuk mempertanggungjawabkan biaya. Oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di
perusahaan manufaktur, dan tidak terbatas di tahap produksi, maka sistem ABC dapat
dimanfaatkan di perusahaan non-manufaktur dan mencakup biaya di luar produksi.
Dalam sistem akuntansi tradisional, pembebanan biaya produksi dilakukan atas biaya
langsung dan tudak langsung yang berhubungan dengan produk. Secara tradisional,
pembebanan biaya atas buaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dasar
pembebanan secara menyeluruh atau per departeman. Hal ini akan menimbu kan banyak
masalah karena produl yang dihasilkan tidak dapat mencerminkan biaya yang sebenamya
diserap untuk menghasilkan produk tersebut. Sebagai akibatnya akan muncul produk
under costing dan produk over costing. Inilah yang mendasari dikembangkannya metode
Activity Based Costing. Metode ABC adalah suatu metide perhitungan yang sederhana
untuk menentukan harga pokok produk jasa dengan dasar bahwa aktivitaslah yang
menyebabkan biaya itu timbul, bukan dari produk dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas. Dalam metode ABC, biaya-biaya tidak adapat langsung dapat ditentukan
melalui aktivitas tersebut kemudian dibebankan produk atas dsar konsumsi yang masing
masiang produk pada aktivitas
Sistem ABC dapat menyediakan informasu perhitungan biaya yang lebih baik dan
dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta memperoleh
pemahaman yang lebih baikk atas keunggulan kompetitif, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan. Sehungga dengan metode ini dapat menyajikan informasi harga pokok
produk/jasa secara cermat dan akurat bagi kepentingan manajemen. Activity Based
Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk
menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat Namun dari perspektif
manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang
akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas
dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain
produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi. Menurut Amin Widjaja (1992, 27)
adalah: "Bahwa ABC Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih
akurat, tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana
4
mengelolanya, sehingga ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang
pertama”.
Sistem ABC difokuskan pada kegiatan, yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja
dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kegiatan adalah segala sesuatu
yang mengkonsumsi sumber daya perusahaan. Dengan memusatkan perhatian pada
kegiatan dan bukannya departemen atau fungsi, maka sistem ABC akan dapat menjadi
media untuk memahami, memanajemeni, dan memperbaiki suatu usaha Ada dua asumsi
penting yang mendasari Metode Activity Based Costing, yaitu:
5
kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan bukan hanya sekedar penyebab
timbulnya biaya.
2) Produk atau pelanggan jasa Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar
aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang
menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem ABC. Selanjutnya, karena
adanya aktivitas akan menimbulkanan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya
secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya Dalam hubungannya
dengan biaya produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah
biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan
memberikan pelayanan produk.
Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk menghasilkan
tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan biaya ke obyek biaya
seperti produk, konsumen, pemasok,dan bahan mentah.
Perhitungan biaya per unit produk yang pertama, harus ditentukan terlebih dahulu apa dan
berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah biaya total itu hanya berupa biaya
produksi atau termasuk biaya pemasaran. Kedua, harus ditentukan cara mengukur biaya
yang akan dibebankan dalam biaya total. Pengukuran akan dilakukan berdasarkan biaya
6
sesungguhnya ataukah biaya yang diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode
pembebanan suatu biaya ke dalam biaya produk yang akan digunakan.
Biaya Per Unit = (BBB Total + BTKL Total + Biaya Overhead Total)/Unit Produksi
Total
Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk berbagai kepentingan, baik
yang bersifat strategis maupun taktis, diantarnya sebagai berikut:
Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung biaya
produk, yaitu pendekatan berbasis unit (konvensional) dan pendekatan berbasis aktivitas
(actifity based costing- ABC). Pada pendekatan konvensional terdapat dua metode yang
lazim dipergunakan, yaitu metode tarif tunggal (plantwide rate) dan metode tarif
departemental (departmental rate).
a. Tarif Tunggal
7
Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara langsung
menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi selama satu
periode dalam satu fasilitas pabrik.
b. Tarif departemental
8
c. Kelebihan Sistem Biaya Berbasis Unit
Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan dalam aplikasinya.
Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak memerlukan sistem
informasi yang canggih dan mahal untuk mendapatkannya. Walaupun
sederhana, sistem ini masih memadai untuk digunakan pada bisnis yang
menghasilkan produk atau jasa yang seragam ( satu jenis ) atau tidak terdapat
banyak variasi proses produksi.
2) Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal padahal
proses poduksi perusahaan sudah dilakukan seefisien mungkin.
ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang
membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti produk,jasa,atau
konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Premis
pendekatan ini adalah produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas,
dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya.
Berdasarkan premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam ABC.
9
dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya. Untuk dapat melakukan
pengelolaan yang baik, perlu informasi yang andal mengenai biaya dan
penyebabnya (aktivitas).
Salah satu cara penyediaan informasi mengenai biaya dan aktivitas adalah
menggunakan metode ABC dalam perhitungan biaya produk. Dengan menggunakan
ABC biaya yang dibebankan ke produk secara langsung dapat dilihat hubungannya
dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan produk tersebut. Bahkan
dengan mengamati trend biaya dan aktivitas yang terjadi selama beberapa
periode,manajemen akan dapat melihat apakah sutau aktivitas memiliki nilai
tambah atau tidak bagi konsumen.
Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara
memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost
driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya
variabel. Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk
berubah selain berdasarkan volume produksi.
10
Tujuan Inventory level Product costing
Tahap desain, produksi,
Lingkup Tahap produksi
tahap pengembangan
Biaya bahan baku dan biaya
Fokus Biaya overhead
tenaga kerja langsung
Periode Periode akuntansi Daur hidup produk
Teknologi yang
Periode manual Komputer
Digunakan
Sistem kalkulasi harga pokok Activity Based Costing (ABC) memiliki beberapa
manfaat, salah satunya adalah untuk membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh
alokasi biaya metode konvensional full costing dan variable costing. Selain itu, sistem
Activity Based Costing (ABC) juga memberikan pandangan yang jelas mengenai
bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi
kontribusi sampai lini yang paling dasar dalam jangka panjang. manfaat utama dari sistem
Activity Based Costing (ABC) adalah sebagai berikut:
1. Activity Based Costing menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan
informatif, yang mengarah pada pengukuran profitabilitas yang lebih akurat dan
kepada keputusan strategik yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini
produk, pasar dan pengeluaran modal.
2. Activity Based Costing menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya
yang dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk
meningkatkan product value dan process value dengan membuat keputusan yang
lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan
membantu perkembangan proyek-proyek peningkatan value.
Selain memiliki manfaat utama, Activity Based Costing ini juga memiliki keterbatasan.
Keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam Activity Based Costing yaitu:
11
1. Alokasi
Tidak semua biaya memeiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang
sesuai.
2. Pengabaian Biaya
Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh sistem Activity Based Costing
cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa,
seperti: biaya untuk aktivitas pemasaran,riset periklanan, pengembangan dll.
Salah satu kendala dalam penerapan Activity Based Costing adalah besarnya
biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi Activity Based Costing.
a. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun
industri jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik
yang lebih besar.
e. Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam
biaya tidak langsung.
12
f. Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai
objek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial, dan
juga biaya produk.
1. Aktivitas
Komponen aktivitas adalah suatu unit kerja. Sebagai contoh apabila kita
mengunjungi suatu cafe untuk makan, maka pramusaji di kafe tersebut akan
melakukan aktivitas sebagai berikut:
13
f. Menerima uang dan memberi kembalian
2. Resource Drivers
Komponen lain dari activity based costing adalah resource drivers atau penggerak
sumber daya. Elemen ini adalah inti dari proses sumber daya menuju aktivitas.
Definisi dari resource drivers sendiri adalah tolak ukur jumlah resources yang
dibutuhkan oleh suatu aktivitas.
3. Resources
Resources atau sumber daya dalam activity based costing adalah unsur ekonomi
yang dipergunakan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Resources ini
merupakan wadah organisasi menganggarkan dana dan sebagai kategori biaya
untuk dicatat. Contoh resources adalah gaji dan material. Gaji diberikan untuk
karyawan guna menyelesaikan aktivitas produksi tertentu dan material untuk
membentuk suatu produk. Tidak hanya itu, sumber daya bisa termasuk biaya
inspeksi, perbaikan, sewa, utilitas, asuransi, depresiasi, serta persediaan.
4. Cost Objects
Komponen lain pada activity based costing adalah cost objects. Istilah dengan
nama lain objek biaya ini dapat berwujud produk, kontrak, pelanggan, proyek,
atau aktivitas serta unit kerja lain yang ingin memiliki pengukurannya tersendiri.
Anggaran suatu produk atau jasa adalah bentuk umum dari objek
biaya. Komponen esensial untuk menghitung objek aktivitas ke objek biaya pada
activity based costing adalah penggerak aktivitas.
5. Activities Drivers
Activities drivers pada activity based costing adalah penggerak biaya kegiatan.
Sama prinsipnya dengan penggerak sumber daya, activities drivers memberikan
objek biaya pada suatu aktivitas. Istilah ini diberi pengertian sebagai parameter
intensitas dan banyaknya permintaan dan dipatok pada suatu aktivitas untuk
diberikan nilai biaya. Activities drivers ini pun bisa dilihat sebagai segala aktivitas
14
yang menghasilkan biaya. Penggerak biaya dalam activity based costing adalah
unsur-unsur seperti volume atau tingginya aktivitas dan mampu memberikan
dampak langsung pada kebutuhan dana pada suatu aktivitas (selama kurun waktu
tertentu). Untuk memperjelas apa itu activities drivers, berikut beberapa
contohnya pada kegiatan perdagangan di suatu bisnis:
e. Total inspeksi
g. Total karyawan
i. Total bagian
Dalam penerapannya, Activity Based Costing memiliki tiga syarat yang harus
dipenuhi, yaitu:
15
Jika persaingan produk dari perusahaan lain tinggi, maka perusahaan akan
meningkatkan persaingan untuk memperbesar jangkauan pasarnya, semakin besar
jangkauan pasarnya maka semakin besar pula peran informasi tentang penentuan
harga pokok yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
3. Biaya pengukuran Rendah
Syarat yang terakhir adalah biaya yang digunakan dalam pengukuran sistem ABC
haruslah lebih rendah dari manfaat yang akan diperoleh, jika sampai biayanya di
atas dari manfaat, maka perusahaan akan mengalami kerugian.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Garrison et al. ada dua tahapan menerapkan ABC antara lain: Alokasi Tahap
Pertama (First-Stage Allocation) yaitu proses pembebanan biaya overhead ke pool biaya
aktivitas dalam sistem ABC. Langkah-langkah dalam tahap ini antara lain
mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas, membebankan biaya ke pool biaya
aktivitas dan menghitung tarif aktivitas. Alokasi Tahap Kedua (Second-Stage Allocation)
yaitu suatu proses dimana tarif aktivitas digunakan untuk membebankan biaya ke produk
dan pelanggan dalam system ABC. Langkah-langkah pada tahap dua antara lain
membebankan biaya keobjek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran
aktivitas dan menyiapkan laporan manajemen.
17
DAFTAR PUSTAKA
18