Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATA KULIAH

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH
MATA KULIAH PENGAUDITAN II
KODE KELAS EKA 446
KELAS A3

Dosen Pengampu:
Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA.

Oleh:
Kelompok 01
Ni Putu Diah Pranaya Kusuma Putri 18; (2107531201)
I Gusti Ayu Aristya Widya Putri 19; (2107531211)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2023
PEMBAHASAN

I. JENIS AKUN-AKUN LAIN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN
Jenis asset,beban, dan liabilitas bisa berbeda-berbeda antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang
usaha selain perusahaan dagang pengecer dan manufaktur. Tabel di bawah memuat
banyak jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus pembelian dan
pembayaran.
Aset Beban Liabilitas

Kas Harga pokok penjualan Utang usaha

Persediaan Beban sewa Utang sewa

Perlengkapan (Supplies) Pajak kekayaan Utang pajak kekayaan


Properti, mesin, Pajak penghasilan Utang beban lain-lain
danperalatan
Hak paten, merek dagang, Beban asuransi Utang pajak penghasilan
copyright
Sewa dibayar di muka Beban penasehat hukum &
audit
Pajak dibayar dimuka Beban pension

Asuransi dibayar dimuka Beban listrik, air dan gas

Berikut adalah persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa akun
terpilih, yaitu audit atas:
• Properti, mesin dan peralatan
• Beban dibayar dimuka
• Utang lain-lain
• Akun-akun pendapatan dan beban

II. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN


Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap,yaitu
aset yang diharapkan akan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun,digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
dalamkegiatan normal perusahaan. Tujuan untuk menggunakan aset sebagai bagian dari
operasi bisnis klien dan taksiran umur penggunaan labih dari satu tahun adalah
karakteristik utamayang membedakannya dari aset-aset seperti persediaan, beban
dibayar di muka, dan investasi. Pembelian properti, mesin, dan peralatan terjadi melalui
siklus pembelian dan pembayaran.
A. Akun-Akun Terkait Dengan Akun Peralatan
Pendebetan atas peralatan timbul dari siklus pembelian dan pembayaran.
Karena sumber pendebitan dalam akun aset adalah jurnal pembelian, sistem akuntansi
biasanya sudah diuji untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam periode ini ke
akun peralatan sebagai bagian dari pengujian siklus pembelian dan pembayaran.
Akibat perbedaan tersebut, pengauditan peralatan ditekankan pada pemeriksaan
atas pembelian peralatan pada periode ini, bukan pada saldo dalam akun yang
dibawa dari periode sebelumnya.
Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat
bermanfaat apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori
berikut:
1. Melaksanakan prosedur analitis
2. Memeriksa pembelian peralatan periode ini
3. Memeriksa pelepasan peralatan periode ini
4. Memeriksa saldo akhir dalam akun asset
5. Memeriksa beban depresiasi.
6. Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
B. Melaksanakan Prosedur Analitis
Dalam area-area audit lainnya, jenis prosedur analitis yang dilakukan tergantung pada
operasi klien. Berikut prosedur analitis yang sering digunakan untuk peralatan
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan beban depresiasi dibagi Kesalahan penyajian beban depresiasi dan
dengan harga perolehan kotor dengan akumulasi depresiasi
tahun lalu
Membandingkan akumulasi depresiasi Kesalahan penyajian akumulasi
dibagi dengan harga perolehan kotor depresiasi
peralatan dengan tahun lalu
Membandingkan beban bulanan atau Memperlakukan sesuatu sebagai beban
tahunan reparasi dan pemeliharaan yang seharusnya dikapitalisasi
pemakaian perlengkapan, pemakaian
peralatan kecil dan beban lain sejenisnya
dengan tahun yang lalu.
Membandingkan biaya manufaktur kotor Peralatan menganggur atau telah dilepas,
dibagi dengan suatu pengukur produksi tetapi tidak dihapus dari pembukuan.
dengan tahun yang lalu
C. Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar
karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Tujuan
Audit Saldo
1. Pembelian tahun ini sebagaimana tercantum dalam daftar pembelian, cocok
dengan jumlah yang tercantum dalam master file, dan totalnya cocok dengan buku
besar (Kecocokan)
2. Pembelian tahun ini sebagaimana tercantum dalam daftar pembelian sungguh-
sungguh ada (keberadaan)
3. Pembelian yang terjadi telah dicatat (kelengkapan)
4. Pembelian tahun ini sebagaimana tercantum dalam daftar pembelian telah dicatat
dengan akurat (ketelitian)
5. Pembelian tahun ini sebagiaman tercantum dalam daftar pembelian telah
digolongkan dengan benar (penggolongan)
6. Pembelian tahun ini telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)
7. Klien memiliki hak pemilikan atas peralatan yang dibeli tahun ini (hak)
D. Memeriksa Pelepasan Aset (Disposal) Tahun Ini
Tujuan utama auditor dalam verifikasi atas penjualan, pertukaran, atau
penghentian pemakaian aset, adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat
bahwa semua pelepasan telah dicatat pada jumlah yang tepat. Titik tolak
pemeriksaaan atas pelepasan aset adalah daftar tentang pelepasan aset yang dibuat
klien. Daftar semacam itu biasanya berisi tanggal pelepasan aset, nama orang atau
perusahaan yang membeli aset. Harga jual, biaya perolehan, tanggal pembelian, dan
akumulasi depresiasi.
Akibat kesalahan pencatatan pelepasan aset yang tidak digunakan Iagi dalam
perusahaan bisa berpengaruh terhadap laporan keuangan secara signifikan, maka
mencari pelepasan aset yang tidak dicatat menjadi hal yang penting. Sifat dan
kecukupan pengenda|ian atas pelepasan mempengaruhi Iuasnya pencarian.
Prosedur-prosedur di bawah ini sering digunakan untuk memeriksa pelepasan:
1. Review apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama.
2. Analisis Iaba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain yang diterima dari
pelepasan aset
3. Review modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilkan, perubahan
dalam peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage
asuransi untukmelihat kemungikinan adanya peralatan yang ditiadakan.
4. Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil produksi
tentangkemungkinan adanya pelepasan aset.
Apabila suatu aset dijual atau dilepas tanpa ditukar untuk penggantinya, ketelitian
pencatatan transaksi bisa diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait
danmaster file properti. Auditor harus membandingkan biaya perolehan dan
akumulasidepresiasi dalam master file dengan catatan dalam jurnal umum dan hitung
ulang labaatau rugi yang timbul dari pelepasan aset untuk dibandingkan dengan
catatan akuntansi.
E. Memeriksa Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan adalah
menentukan bahwa
1. Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca (keberadaan)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan)
Pada umumnya auditor tidak perlu menguji ketelitian atau penggolongan aset tetap
yang dibawa dari periode lalu karena diasumsikan aset-aset tersebut telah diverifikasi
pada audit periode sebelumnya lalu, pada waktu pembelian.
Selain melakukan prosedur-prosedur untuk mendapatkan bukti yang berkaitan
dengan tujuan audit saldo aset tetap, auditor juga melakukan prosedur audit yang
berkaitan dengan empat tujuan audit tentang penyajian dan pengungkapan aset tetap.
Pertimbangan utama dalam memeriksa pengungkapan tentang aset adalah
kemungkinan adanya larangan hukum. Auditor bisa menggunakan beberapa metoda
untuk menentukan apakah peralatan dilarang secara hukum, dengan cara:
1. Membaca pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian kredit.
2. Mengirim permintaan konfirmasi utang ke bank atau ke lembaga keuangan lain
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasehat hukum
Peralatan harus dilaporkan sebesar biaya perolehan kotor dan harus dipisahkan dari
aset tetap lainnya. Properti sewa guna juga harus diungkapkan secara terpisah dan
semua penggadaian property harus diungkapkan dalam catatan kaki.
F. Memeriksa Beban Depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit beban yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.
Jumlah terbukukan ditentukan melalui pengalokasian internal bukan melalui transaksi
pertukaran dengan pihak luar. Apabila beban depresiasi material, diperlukan Iebih
banyak pengujian rinci depresiasi dibandingkan dengan akun yang telah diverifikasi
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.
Dalam menentukan kewajaran masa manfaat suatu aset yang baru dibeli,
auditor harus mempertimbangkan umur fisik aset, taksiran masa manfaat, dan
kebijakan perusahaan yang berlaku tentang penukaran peralatan. Kadang-kadang
perubahan situasi menyebabkan perusahaan merasa perlu untuk menilai kembali masa
manfaat suatu aset. Apabila hal ini terjadi, penilaian kembali harus meliputi
perubahan dalam estimasi akuntansi, bukan perubahan dalam prinsip akuntansi.
Pengaruh hal ini terhadap depresiasi perlu dievaluasi. Metode yang bermanfaat dalam
pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang kewajaran yang
dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum didepresiasi dengan tarif
depresiasi.
G. Memeriksa Saldo Akhir Dalam Akun Akumulasi Depresiasi
Pendebetan atas akun akumulasi depresiasi pada umumnya diuji sebagai
bagian dari pengauditan atas pelepasan aset, sedangkan kreditnya diperiksa sebagai
bagian dari beban depresiasi. Apabila auditor menelusur transaksi-transaksi tertentu
ke catatan akumulasi depresiasi dalam master file properti sebagai bagian dari
pengujian ini, maka hanya tinggal sedikit yang membutuhkan pemeriksaan untuk
saldo akhir akun akumulasi depresiasi.
Dalam hal tertentu, masa manfaat bisa berkurang secara signifikan karena
terjadinya penurunan permintaan konsumen atas produk, penurunan fisik yang tak
terduga, modifikasi dalam operasi, atau perubahan Iainnya. Akibat kemungkinan-
kemungkinan tersebut, auditor harus mengevaluasi kecukupan cadangan untuk
akumulasi depresiasi setiap tahun untukmemastikan bahwa nilai buku tidak lebih
tinggi dari nilai bersih aset bisa direalisasi
III. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud . hal tersebut
termasuk: sewa dibayar dimuka, biaya organisasi, pajak dibayar di muka, paten, asuransi
dibayar dimuka, merek dagang, beban yang ditangguhkan, hak cipta, copyright, dan
goodwill.
A. Gambaran Umum Asuransi Dibayar Dimuka
Karena sumber debet dalam akun aktiva asuransi dibayar dimuka adalah jurnal
akuisisi, pembayaran premi asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga
kategori; pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian
terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi.
B. Pengendalian Internal
Otorisasi yang tepat atas polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi
merupakan pengendalian yang penting. Register asuransi adalah catatan polis yang
berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis. Syarat dan jumlah itu menyediakan
dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar dimuka, auditor secara independen
akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polis asuransi atau kontrak yang
mendasari. Auditor harus mengingat bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai
residu. Nilai residu ini didasarkan pada saldo awal asuransi dibayar dimuka,
pembayaran premi selama tahun berjalan, dan saldo akhir.
C. Pengujian Audit
Auditor memperoleh skedul klien atau membuat sendiri skedul yang mencantumkan
rincian mengenai polis tertentu yang berlaku, nomor polis, cakupan asuransi untuk
setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun berjalan, dan
asuransi dibayar di muka pada akhir tahun. Biasanya auditor melakukan prosedur
analitis berikut untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi:
1) Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya
2) Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya
3) Membandingkan setiap cakupan polis asuransi skedul asuransi yang diperoleh dari
klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi
4) Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada tahun sebelumnya sebagai
pengujian terhadap kesalahn perhitungan
5) Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut
kememadaian cakupan.
a. Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar Dimuka Benar-Benar
Ada dan Semua Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar
(Keberadaan dan Kelengkapan) : Pengujian atas eksistensi dan pengabaian
polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan pada skedul asuransi dibayar di
muka klien dengan salah satu dari dua cara, yaitu: (1) Memeriksa sampel
faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan dengan skedul dan
(2) Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.
b. Klien Memiliki Hak Atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam
Daftar Asuransi Dibayar Dimuka (Hak) : Biasanya, penerima yang
disebutkan dalam polis adalah klien, tetapi apabila ada hipotik atau hak gadai
lainnya, klaim asuransi mungkin dapat dibayarkan kepada kreditor.
c. Jumlah yang Dibayar Dimuka dalam Daftar Adalah Akurat dan
TotalnyaTelah Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar
(Ketelitian dan Kecocokan Saldo) : Pengujian audit untuk memverifikasi
keakuratan asuransi dibayar di muka melibatkan verifikasi jumlah premi
asuransi, lama periode polis, dan alokasi premi ke asuransi yang belum jatuh
tempo. Jumlah premi untuk polis tertentu dan periode waktunya dapat
diverifikasi dengan pemeriksaan faktur premi atau konfirmasi dari agen
asuransi.
d. Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar Dimuka Telah
Digolongkan dengan Benar (Penggolongan) : Contoh: asuransi kebakaran
atas suatu bangunan mungkin memerlukan alokasi ke beberapa akun,
termasuk overhead manufaktur. Membebankan akun yang tepat dan
konsistensi dengan tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam
mengevaluasi klasifikasi.
e. Transaksi Asuransi Dicatat Pada Periode yang Tepat (Pisah Batas) : Jika
auditor mengecek pisah batas akuisisi asuransi, mereka melakukannya sebagai
bagaian dari pengujian pisah batas utang usaha.
IV. PENGAUDITAN BEBAN BEBAN TERUTANG
Kategori ketiga dari akun-akun siklus pembelian dan pembayaran ialah beban-beban
terutang, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari jasa atau
manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca . Kewajiban serupa lainnya
termasuk : utang gaji dan upah, utang pajak penghasilan karyawan, utang bonus
pimpinan, utang komisi, utang sewa, utang horrorarium professional dan utang bunga.
Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang
Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi yangdihadapi
klien. Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu audit yangsedikit.
Karena sumber debet adalah jurnal pengeluaran kas, pembayarran pajak properti. Ketika
auditor memverifikasi pajak properti, kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengansaldo
kecuali niulai realisasi bersifat relevan.

V. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBEAN


Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan dan Beban
Pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berhubungan langsung dengan
neraca dan tidak merupakan bagian yang terpisah dari proses audit. Bagian-bagian
audit yang berpengaruh langsung atas akun-akun ini adalah:
a. Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran
penyajian, baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi.
Berikut beberapa prosedur analitis dan salah saji yang mungkin terungkap dalam
audit atas akun-akun pendapatan dan beban:

b. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi


Pengujian pengendalian dan penjualan substantif transaksi keduanya
memiliki pengaruh simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan laba-
rugi. Sebagai contoh, misalkan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian
internal mencukupi untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa transaksi-
transaksi yang terjadi dalam jurnal pembelian, telah dicatat dan tepat waktu.
Dengan melakukan hal itu, auditor memperoleh bukti bahwa apabila akun neraca
individual benar (seperti misalnya akun utang usaha atau aset tetap), maka akun
laba-rugi (misalnya beban advertensi dan beban reparasi & pemeliharaan) akan
benar pula, begitu juga sebaliknya. Jika situasi pengendalian internal tidak
mencukupi dan kesalahan penyajian dijumpai sepanjang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif golongan transaksi menunjukkan kemungkinan adanya
kesalahan penyajian baik dalam laporan laba-rugi maupun neraca.
Cara terbaik dalam pemeriksaan atas kebanyakan akun laba-rugi pada
setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi. Sebagai contoh,
apabila auditor setelah melakukan pengujian secukupnya menyimpulkan bahwa
risiko pengendalian rendah untuk transaksi-transaksi dalam siklus pembelian dan
pembayaran, maka tambahan verifikasi yang diperlukan untuk akun-akun laba
rugi terkait (misalnya beban listrik dan advertensi), hanyalah tinggal melakukan
prosedur analitis dan pengujian pisah batas.
c. Pengujian Rinci Saldo Akun-Analisis Beban
Analisis akun beban melibatkan pemeriksaan auditor terhadap
pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari
rincian total akun beban. Meskipun analisis akun beban berfokus pada transaksi,
pengujian tersebut berbeda dengan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi ditujukan untuk menilai risiko pengendalian. Dalam analisis beban dan
akun laba-rugi lainnya, auditor memeriksa transaksi-transaksi dalam akun tertentu
untuk menentukan apakah transaksi-transaksi tepat untuk klien, digolongkan
dengan tepat, dan dicatat dengan akurat.

VI. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN


Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan
bukan merupakan transaksi tersendiri. Beban-beban seperti itu misalnya depresiasi,
deplesi, dan amortisasi copyright. Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan
dan harga pokok penjualan adalah contoh tipe lain pengalokasian yang
mempengaruhibeban.
Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti
standar akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar,
laporan keuangan bisa mengandung kesalahan penyajian material.
Dalam pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi
dibayar di muka dan overhead pabrik, dua petimbangan penting yang harus
diperhatikan auditor adalah ketaatan pada standar akuntansi keuangan dan konsistensi
dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling penting untuk mengaudit
alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan dengan menggunakan
prosedur analitis dan rekalkulasi hasil penghitungan klien.
Biasanya auditor melaksanakan pengujian berikut sebagai bagian dari audit
atas akun aset atau kewajiban terkait. Hal ini meliputi pemeriksaan atas beban
depresiasi yang merupakan bagian dari audit atas properti, mesin, dan peralatan,
pengujian amortisasi hak paten sebagai bagian dari pemeriksaan hak paten baru atau
pelepasan yang lama dan verifikasi pengalokasian antara persediaan dan harga pokok
penjualan sebagai bagian dari pengauditan persediaan.
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup (2014) Auditing Pengauditan Berbasis ISA Edisi II, STIE YKPN,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai