Anda di halaman 1dari 9

BAB 16

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN : PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH

Oleh:
Kelompok 3

Nama NIM
NI MADE AMBAR DIANTARI 1607532015
KADEK GITA AMDIKA PUTRI 1607532038

PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
I. JENIS AKUN-AKUN LAIN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN
PEMBAYARAN

ASET BEBAN LIABILITAS


1. Kas 1. Harga pokok 1. Utang usaha
2. Persediaan penjualan 2. Utang sewa
3. Perlengkapan (supplies) 2. Beban sewa 3. Utang pajak
4. Properti, mesin, dan 3. Pajak kekayaan kekayaan
peralatan 4. Pajak penghasilan 4. Utang beban lain-lain
5. Hak paten, merek 5. Beban asuransi 5. Utang pajak
dagang, copyright 6. Beban penasehat penghasilan
6. Sewa dibayar di muka hukum & audit
7. Pajak dibayar di muka 7. Beban pensiun
8. Asuransi dibayar di 8. Beban listrik,air,dan
muka gas

II. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN

Property, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai asset tetap, yaitu
asset yang diharapkan akan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, digunakan
dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan. Tujuan untuk menggunakan asset sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan
taksiran umur penggunaan lebih dari stau tahun adalah karakteristik utama yang
membedakannya dari asset-aset lain.

II.1. Akun-Akun Terkait Dengan Akun Peralatan

Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan property, mesin, dan peralatan lainnya
biasanya adalah master file asset tetap. Setiap catatan dalam file mencakup suatu deskripsi
tentang asset yang bersangkutan, tanggal pembelian, harga perolehan, depresiasi tahun ini, dan
akumulasi depresiasi untuk peralatan yang bersangkutan. Master file juga berisi informasi
tentang peralatan yang dibeli dan dilepaskan selama tahun yang akan diperiksa. Pengauditan
peralatan ditekankan pada pemeriksaan atas pembelian peralatan pada periode ini, bukan pada
saldo dalam akun yang dibawa dari periode sebelumnya. Dalam mengaudit akun untuk peralatan
dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi
beberapa kategori berikut :

 Melaksanakan prosedur analitis


 Memeriksa pembelian peralatan periode ini
 Memeriksa pelepasan peralatan periode ini
 Memeriksa saldo akhir dalam akun asset
 Memeriksa beban depresiasi
 Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
II.2. Melaksanakan Prosedur Analitis

Jenis prosedur analitis yang dilakukan tergantung pada operasi klien. Sebagian besar
prosedur analitis berkaitan dengan kemungkinan kesalahan penyajian dalam beban depresiasi
dan akumulasi depresiasi.

II.3. Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini

Mengingat betapa pentingnya pembelian yang terjadi tahun ini dalam pengauditan peralatan,
auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit saldo sebagau kerangka acuan untuk
pengujian rinci saldo, yaitu :

 Keberadaan
 Kelengkapan
 Ketelitian
 Penggolongan
 Pisah-batas
 Kecocokan saldo
 Hak dan kewajiban

Auditor juga harus memeriksa apakah klien mempunyai hak kepemilikan agar transaksi bisa
dicatatat sebagai asset.

II.4. Memeriksa Pelepasan Aset (Disposal) Tahun Ini

Tujuan utama auditor dalam verifikasi atas penjualan, pertukaran, atau penghentian
pemakaian asset, adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa semua pelepasan
telah dicatat pada jumlah yang tepat. Prosedur-prosedur inu sering digunakan untuk memeriksa
pelepasan, yaitu :

 Review apakah asset yang baru diperoleh diganti dengan asset yang lama
 Analisi laba atau rugi pelepasan asset dan pendapat lain-lain yang diterima dari pelepasan
asset
 Review modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilkan, perubahan dalam
peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage asuransi untuk
melihat kemungkinan adanya peralatan yang ditiadakan
 Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil produksi tentang kemungkinan
aanya pelepasan asset.

Apabila suatu asset dijual atau dilepas tanpa ditukar untuk penggantinya, ketelitian pencatatan
transaski bisa diverivikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait, dan master file property.

II.5. Memeriksa Saldo Akhir Akun Aset

Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah menentukan bahwa :

 Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca (keberadaan)
 Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan)

Biasanya langkah pertama yang dilakukan auditor adalah memenuhi tujuan kecocokan saldo.
Setelah itu auditor harus memutuskan apakah diperlukan untuk memeriksa keberadaan individual
peralatan yang tercantum dalam master file. Auditor harus memperhatikan bahwa perusahaan
mungkin kadang-kadang memiliki peralatan yang masih ada, tetapi tidak digunakan lagi dalam
operasi perusahaan. Apabila jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah harus
diturunkan nilainya ke nilai perish bisa direalisasi atau sekurang-kurangnya dikelompokkan
secara terpisah sebagai peraltan non kas.

II.6. Memeriksa Beban Depresiasi

Beban depresiasi adalah satu dari hanya sedikit beban yang tidak diverivikais sebagai bagian dari
pengujian dan pengendalian substantive golongan transaksi. Dalam menentukan konsistensi,
auditor harus mempertimbangkan empat hal berikut :

 Masa manfaat asset yang dibeli pada periode ini


 Metode depresiasi
 Taksiran nilai residu
 Kebijakan depresiasi asset pada periode pembelian dan pelepasan.

Metode yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis
tentang kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan asset tetap yang belum didepresiasi
dengan tariff depresiasi. Karena standar akuntansi mengharuskan dilakukannya pengungkapan
yang berkaitan dengan depresiasi asset tetap, termasuk pengungkapan tentang metode depresiasi
dan masa manfaat asset menurut kelompoka set, auditor harus melaksanakan prosedur untuk
memperoleh bukti bahwa empat tujuan audit untuk penyajian dan pengungkapan telah terpenuhi
dengan memuaskan.

II.7. Memeriksa Saldo Akhir Dalam Akun Akumulasi Depresiasi

Dua tujuan biasanya ditekankan dalam pengauditan atas salso akhir dalam akumulasi depresiasi,
yaitu :

 Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file property cocok dengan
buku besar. tujuan ini dapata dicapai dengan mengui kebenaran penjumlahan vertical
akumulasi depresiasi dalam master file property dan menelusurnya ke buku besar
 Akumulasi depresiasi dalam master file adalah akurat
III. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berwujud adalah jangka waktu
yang bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Dihadapkan pada
pengevaluasian asset tak berwujud yang kompleks, auditor seringkali memerlukan bantuan pakar
yang bias membantu mengevaluasi apakah nilai dai asset tak berwujud telah berkurang.
III.1. Gambaran Umum Asuransi Dibayar Dimuka
Akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara
asuransi dibayar di muka dengan siklus pembelian dan pembayaran melalui pendebetan atas
akun asuransi dibayar di muka. Karena sumber pendebetan dalam akun asset adalah jurnal
pembelian, pembayaran premi asuransi sebagain telah diuji melalui pengujian pengendalian dan
pengujian substantive golongan transaksi serta jurnal pengeluaran kas.
III.2. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori: pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi, pengendalian
register asuransi, dan pengendalian atas pembebanan terhadap asuransi.
III.3. Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi dibayar dimuka, auditor mendapatkan daftar asuransi dari kien
yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang :
 Infromasi polis
 Saldo awal asuransi dibayar dimuka
 Pembayaran premi polis
 Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi
 Saldo akhir asuransi di bayar di muka
 Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan Semua
Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghilangan polis asuransi yang sedang berlaku dapat
dilakukan pada daftar polis asuransi dibayar dimuka melalui salah satu dari dua cara berikut :
a. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk dibandigka
dengan daftar.
b. Dapatkan suatu konfirmasi informasi asuransi dari agen perusahaan asuransi.
 Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam Daftar
Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima ganti rugi atas klaim asuransi disebut sebagai pihak yang
berhak. Review atas polis asuransi untuk menetukan pihak yang berha atas claim selain klien
merupakan pengjian yang baik untuk memeriksa ada tidaknya utang tidak dicatat dan asset yang
digadaikan.

 Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya telah
Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketlitian dan Kecocokan
Saldo)
Pengujian audit untuk memeriksa ketelitian asuransi dibayar dimuka menyangkut
pemeriksaan jumlah premi asuransi, jangka waktu polis, dan pengalokasian premi ke asuransi
belum terpakai.
 Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah Digolongkan
dengan Benar (Penggolongan)
Penggolongan yang benar pada berbagai akun beban asuransi yang berbeda harus
direview sebagai pengujian atas laporan laba rugi. Dalam hal tertentu, akun beban yang tetpat
cukup jelas karena jenis asuransinya, misalnya asransi untuk mempertanggungkan sejenis
peralatan , namun dalam situasi lain dibuthkan suatu pengalokasian.
 Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang tepat (isah Batas)
Pisah batas dilakukan apabila auditor melakuka pengujian pisah batas atas pembelian
asuransi, hal itu biasanya dilakukan auditor sebaga bagian dari pengujian pisah batas utang
usaha.
IV. PENGAUDITAN BEBAN-BEBAN TERUTANG
Kategori ketiga dai akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran adalah beban-
beban terutang, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari jasa atau manfaat
yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak diantara beban terutang merupakan
kewajiban di masa dating untuk jasa yang belum dibayar yang timbul dari berlalunya waktu
tetapi belum saatnya dibayar pada tanggal neraca. Kewajiban-kewajiban lain semacam itu
misalnya :
 Utang gaji dan upah
 Utang pajak penghasilan karyawan
 Utang bonus pimpinan
 Utang komisi
 Utang hororarium professional
 Utang sewa
 Utang bunga
IV.1. Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, pembayaran pajak kekayaa sebagian
sudah diuji melalui pengujian transaksi yang terdapat dalam siklus pembelian dan pembayaran.
Ketika auditor memeriksa paja kekayaa terutang, kedelapan tujuan audit saldo adalah relevan,
kecuali nilai bersih bias direalisasi. Dua hal yang sangat signifikan , yaitu:
1. Paja kekayaan terutang tercantum dalam daftar beban-beban terutang.
2. Pajak kekayaan terutang dicatat dengan akurat.
V. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam
pegambilan keputusan seringkali lebih mengutamakan lapoan laba rugi dibandingkan dengan
neraca. Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat penting
dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi:
a. Perbandingan periodik pendapatan dan beban perlu dilakukan untuk menentukan hasil
operasi yang tepat.
b. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten untuk periode penting yang berbeda
diperlukan agar laporan bias diperbandingkan.
V.1. Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan Dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian
terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian
lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
 Prosedur analitis.
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.
 Pengujian rinci saldo akun.
 Prosedur analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian,
baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba rugi.
 Pengujian pengendalian dan pengujian sustantif golongan transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak
simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Cara terbaik dalam pemeriksaan
atas kebanyakan akun laba-rugi pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian
internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantive golongan transaksi.
 Pengujian rinci saldo akun-analisis beban
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-dokumen
pendukung transaksi individual dan jumlah yang membentuk rincian dari total suatu akun beban.
Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah diuraikan dan digunakan untuk pengujian
transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian, termasuk misalnya faktur, laporan
penerimaan barang, order pembelian dan kontrak-kontrak pembelian.
VI. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Beban seperti itu misalnya depresiasi, dan amortisasi copyright.
Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh
tipe lain pengalokasian yang mempengaruhi beban.
Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu pengeluaran
merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar akuntansi
keuangan atau gagal menghitung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti
depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat
lebih dari setahun. Biaya perolehan asli dari suatu aset diverifikasi pada saat pembelian, tetapi
penyusutan terjadi selama bertahun-tahun.
Tipe lain pengalokasian yang langsung mempengaruhi laporan keuangan timbul karena
aset berumur pendek masih belum terpakai seluruhnya pada tanggal neraca. Dalam pengauditan
pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar dimuka dan overhead pabrik, dua
pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah ketaatan pada standar akuntansi
keuangan dan dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Auditor biasanya melakukan
pengujian-pengujian berikut sebagai bagian dari pengauditan atas asset atau liabilitas terkait.

Daftar Rujukan :
Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tingi Ilmu
Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai