Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN KE 7

Penyelesaian Pengujian Dalam Siklus


Pembelian dan Pembayaran Pengauditan
Akun-Akun Terpilih

KELOMPOK 1 :
AGIS FITRIYAH HALIFAH
NI KT AYU GALIH SUKMA A.
MADE EMI WIASTRINI

ABSEN 6
ABSEN 8
ABSEN 31

PROGRAM EKSTENSI2016/2017

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................

PETA KONSEP...................................................................................................

PEMBAHASAN
A.

Jenis Akun-akun Lain dalam Siklus Pembelian dan


pembayaran..........................................................................................

B.

Pengauditan Atas Properti, Mesin, dan Peralatan................................

C.

Pengauditan Beban Di Bayar di Muka.................................................

D.

Pengauditan Beban-beban Terutang.....................................................

11

E.

Pengauditan Akun-akun Pendapatan dan Beban...................................

13

F.

Pengauditan Rinci Saldo Akun-Pengalokasian...

16

SIMPULAN...............................................................................................................

17

REFERENSI..............................................................................................................

18

PETA KONSEP
PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN
DAN PEMBAYARAN : PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH 2
Biaya
Bayar
Beban
JENIS AKUN-AKUN
LAIN DALAM SIKLUSPajak
PEMBELIAN
DAN
PENGAUDITANN
AKUN-AKUN
Sewa
Dibayar
Merek
Dagang
Copyright
PENGAUDITAN
ATAS
PROPERTI,
MESIN
DAN
PERALATAN
Hak
Paten
Goodwill
Pengendalian
PENGAUDITAN
Pengauditan
Pengujian
Pendekatan
Pengujian
Prosedur
Memeriksa
Internal
Memeriksa
Pengendalian
Pajak
Memeriksa
Rinci
BEBAN
Untuk
BEBAN-BEBAN
Akun-Akun
Memeriksa
Analitis
Saldo
Kekayaan
Melaksanakan
Pengauditan
Beban
DIBAYAR
Pelepasan
AkunAkhir
Pengujian
Dan
Terkait
Pembelian
Depresiasi
Terutang
Pengujian
TERUTANG
Dalam
Akun
Analisis
DIMUKA
Akun-Akun
Dengan
Aset
Prosedur
Audit
Aset
Peralatan
Akun
(Disposal)
Beban
Subtantif
Akun
Akumulasi
Analitis
Pendapatan
Tahun
Peralatan
Tahun
Golongan
Kelengkapan
Keberadaan
Ini
Depresiasi
Ini
Dan
Transaksi
Beban
Organisasi
Dimuka
Ditangguhkan
PEMBAYARAN
Aset
Beban
Dimuka
Liabilitas
PENDAPATAN
DAN
BEBAN

PEMBAHASAN
A. JENIS PENGUJIAN
AKUN-AKUN
LAIN
DALAM
SIKLUS PEMBELIAN
RINCI
SALDO
AKUN - PENGALOKASIAN
PEMBAYARAN

DAN
3

Jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran
terdiri dari audit atas:

Properti, mesin, peralatan


Beban dibayar dimuka
Utang lain-lain
Akun pendapatan dan beban

B. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN


Aset tetap (property dan peralatan) adalah aset yang diharapkan memiliki umur lebih
dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali.
Penggunaan aset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih
dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan aset tersebut dengan
persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Audit atas peralatan dan aset-aset tetap lainnya berbeda dari audit atas akun-akun
yang tergolong aset lancer, karena tiga alasan berikut:
1. Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering terjadi,
lebih-lebih yang berupa peralatan berat yang digunakan dalam perusahaan
manufaktur.
2. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material.
3. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun.
Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat
apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori berikut:
1. Melaksanakan prosedur analitis
Membandingkan rasio beban depresiasi dibagi biaya peralatan manufaktur kotor

dengan tahun sebelumnya.


Membandingkan akumulasi depresiasi dengan biaya peralatan manufaktur kotor

dengan tahun sebelumnya.


Membandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban

persediaan, beban peralatan kecil dan akun sejenis dengan tahun sebelumnya.
Membandingkan biaya peralatan manufaktur kotor dibagi dengan beberapa jumlah
produksi dengan tahun sebelumnya.

2. Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini


4

Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian aset tahun berjalan dengan benar
karena aset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam
mengapitalisasi aset atau mencatat pembelian dengan jumlah yang tidak benar akan
berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan aset tersebut.
Titik tolak atas pembelian tahun ini biasanya adalah daftar yang diperoleh dari klien
yang berisi seluruh pembelian yang dicatat dalam buku besar pembantu property, mesin, dan
peralatan yang terjadi selama tahun ini. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas
utama. Dalam daftar untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal
pembelian, nama penjual, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas,
umur aset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biaya perolehan.

3. Memeriksa Pelepasan Aset (Disposal) Tahun Ini


Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami
salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode
formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, pertukaran,
penghentian dari pemakaian, atau pencurian dalam mencatat mesin dan peralatan. Tujuan
utama auditor dalam memeriksa atas penjualan, penukaran, atau penghentian pemakaian
aset adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah
yang benar.
Prosedur berikut biasanya digunakan untuk memeriksa pelepasan:

Mereview apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama.
Menganalisis laba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain sebagai

penerimaan kas dari pelepasan aset.


Mereview modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilkan, perubahan
dalam peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage

asuransi untuk melihat kemungkinan adanya peralatan yang ditiadakan.


Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil bagian produksi tentang
kemungkinan adanya pelepasan aset.

4. Memeriksa Saldo Akhir Akun Aset

Terdapat dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah
menentukan bahwa:
1. Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal necara (keberadaan).
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan).
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama
kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan. Pengendalian yang
penting meliputi penggunaan master file untuk aset-aset tetap individual, pengendalian fisik
yang memadai atas aset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk
setiap aset tetap, dan perhitungan aset tetap secara periodik dan rekonsiliasinya oleh personil
akuntansi.
Auditor bisa menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan
dilarang secara hukum, dengan cara:

Membaca pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian kredit.


Mengirim permintaan konfirmasi utang ke bank atau ke lembaga keuangan

lain.
Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasehat hukum.

5. Memeriksa Beban Depresiasi


Beban depresiasi adalah satu dari hanya sedikit beban yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. Tujuan
saldo terpenting untuk beban depresiasi adalah ketelitian. Auditor fokus pada penentuan
apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke periode dan
apakah perhitungan klien sudah benar. Dalam menentukan konsistensi, auditor harus
mempertimbangkan empat hal berikut:
1.
2.
3.
4.

Masa manfaat aset yang dibeli pada periode ini


Metoda depresiasi
Taksiran nilai residu
Kebijakan depresiasi aset pada periode pembelian dan pelepasan

Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan
membandingkan respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Metoda
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum didepresiasi dengan
tarif depresiasi.
6

Apabila suatu pengujian kewajaran keseluruhan tidak tercapai, maka biasanya


diperlukan pengujian yang lebih rinci. Untuk melakukan ini, auditor menghitung ulang
beban depresiasi untuk aset-aset tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti
kebijakan depresiasi yang tepat dan konsisten.
5. Memeriksa Saldo Akhir Dalam Akun Akumulasi Depresiasi
Apabila auditor menelusuri transaksi-transaksi tertentu ke catatan akumulasi
depresiasi dalam master file property sebagai bagian dari pengujian ini, maka hanya tinggal
sedikit yang membutuhkan pemeriksaan untuk saldo akhir akun akumulasi depresiasi. Dua
tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam akumulasi
depresiasi :
1. Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file cocok dengan buku
besar.
2. Akumulasi depresiasi dalam master file adalah akurat

C. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA


Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berwujud, jangka
waktunya bisa bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk
dalam kategori ini adalah :
-

Sewa dibayar di muka


Merek dagang
Beban ditangguhkan
Copyright
Goodwill

- Asuransi dibayar di muka


- Biaya organisasi
- Pajak dibayar di muka
- Hak paten

Dalam kasus tertentu, akun-akun diatas bisa sangat material. Namun dalam
kebanyakan audit, perusahaan tidak memiliki akun sebanyak yang dicontohkan diatas, atau
jumlahnya sudah tidak material.
Gambaran Umum Asuransi Dibayar Di Muka
Asuransi dibayar dimuka
Saldo awal

xx

(1) Pembelian (premi


asuransi)

xx

Saldo akhir

xx

Beban
asuransi
periode ini

Beban asuransi

(1) pembelian premi asuransi timbul dari siklus pembelian dan pembayaran.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi,
pengendalian atas registrasi asuransi, dan pengendalian atas pembebanan terhadap beban
asuransi.
Register asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi yang sedang berjalan dan
tanggal akhir berlakunya setiap polis asuranasi. Auditor menggunakan register asuransi
untuk mengindentifikasi polis-polis yang masih berlaku dalam kaitannya dengan akun
asuransi dibayar di muka. Termin pembayaran dan jumlah untuk polis yang sedang berjalan
tercantum pula dalam register tersebut.
Perusahaan sering kali mempunyai ayat jurnal standar untuk mereklasifikasi
akuntansi dibayar di muka menjadi beban asuransi, apabila saldo asuransi dibayar di muka
pada akhir periode akuntasi, hal ini menunjukkan adanya kesalahan penyajian potensial
dalam pencatatan pembelian asuransi sepanjang tahun atau dalam perhitungan saldo akhir
dalam asuransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi dibayar di muka, auditor mendapatkan daftar asuransi
dari klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang:

Informasi polis, termasuk nomor polis, jumlah pertanggungan.


Saldo awal asuransi dibayar di muka.
Pembayaran premi polis.
Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi.
Saldo akhir asuransi dibayar di muka.
8

Selama melakukan audit atas asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor
harus mencamkan dalam pikirannya bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah residual.
Satu-satunya pengujian atas saldo dalam akun beban yang biasanya perlu dilakukan meliputi
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan kedalam
beban asuransi timbul dari pengkreditan terhadap akun asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan saldo akhir dalam asuransi dibayar di muka seringkali tidak material
dan seringkali hanya terjadi sedikit pendebetan dan pengkreditan atas saldo sepanjang tahun,
kebanyakan diantaranya berjumlah kecil dan mudah dipahami. Apabila auditor memutuskan
untuk tidak memeriksa saldo secara rinci, maka prosedur analitis akan menjadi penting
sekali untuk mengidentifikasi kesalahan penyajian potensial. Auditor biasanya melakukan
porsedur analitis sebagai berikut untuk asuransi dbiayar di muka dan beban asuransi:

Bandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan yang tahun

lalu
Hitunglah rasio asuransi dibayar di muka dengan beban asuransi dan bandingkanlah

dengan tahun yang lalu


Bandingkan jumlah pertanggungan polis asuransi individual yang tercantum dalam

daftar asuransi adri klien dengan daftar tahun lalu


Bandingkan saldo asuransi dibayar di muka terhitung untuk tahun ini atas dasar polis
demi polis dengan hal yang sama pada tahun lalu untuk menguji ada tidaknya

kesalahan penyajian
Review jumlah pertanggungan yang tercantum dalam daftar asuransi dibayar di
muka dengan personil klien yang tepat atau pialang asuransi untuk mendiskusikan
kecukupan pertanggungan.
Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali

apabila risiko pengendaliannya tinggi atau pengujian menunjukkan besar kemungkinan


terjadi kesalahan penyajian signifikan.
a. Polis asuransi dalam daftar asuransi dibayar di muka benar-benar ada dan
semua polis yang berlaku tercantum dalam daftar ( keberadaan dan
kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan pengilangan polis asuransi yang sedang berlaku pada daftar polis
asuransi dibayar di muka melalu satu cara dari dua berikut :

1. Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk
dibandingkan dengan daftar
2. Dapatkan satu konfirmasi informasi asuransi dari agen perusahaan asuransi. Auditor
lebih senang menggunakan cara ini.

b. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi yang tercantum dalam daftar
asuransi dibayar di muka (hak)
pihak yang akan menerima ganti-rugi atas klaim asuransi disebut sebagai pihak yang
berhak. Biasanya nama penerma ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi
dalam hal kredit hipotik atau kredit lain, klaim asuransi dibayarkan bisa juga kepada
kreditur.

c. Jumlah yang dibayar di muka dalam daftar adalah akurat dan totalnya telah
dijumlah dengan benar dan cocok dengan buku besar (ketelitian dan
kecocokan saldo)
Pertama memeriksa ketelitian asuransi dibayar di muka menyangkut jumlah premi, jangka
waktu polis dan pengalokasian premi belum terpakai, setelah itu meminta jumlah konfirmasi
ke perusahaan asuransi, setelah keduanya dilakukan perhitungan klien tentang asuranasi
yang belum terpakai. Selanjutnya daftar polis asuransi dibayar di muka dapat diperiksa
penjumlahan vertikalnya dan total ditelusur ke buku besar,

d. Beban asuransi yang berkaitan dengan asuransi dibayar di muka telah


digolongkan dengan benar (penggolongan)
Penggolongan yang benar pada berbagai akun beban asuransi yang berbeda harus direview
sebagai pengujian atas laporan laba rugi.

e. Transaksi asuransi dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)


Pisah batas untuk pembelian asuransi biasana tidak merupakan problem yang signifikan
karena jumlah polis biasanya tidak begitu banyak dan jumlahnya tidak begitu material.
10

D. PENGAUDITAN BEBAN-BEBAN TERUTANG


Beban-beban terutang yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa atau manfaat (benefit) yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Oleh karena itu pada
tanggal neraca, bagian tertentu dari total beban sewa yang belum dibayar harus diakui
sebagai utang. Kewajiban-kewajiban lain semacam itu misanya:
-

Utang gaji dan upah


Utang pajak penghasilan karyawan
Utang bonus pimpinan
Utang komisi

- utang honorarium profesional


- utang sewa
- utang bunga

Tipe kedua adalah beban terutang yang menyangkut estimasi dimana jumlah yang
terutang belum dapat ditentukan, misalnya kewajiban yang timbul sehubungan dengan pajak
penhasilan di mana ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah pajak penghasilan
yang dilaporkan bisa berubah setelah kantor pajak mengaudit pajak yang seharusnya
dibayarkan perusahaan.
Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang
Pajak kekayaan terutang
(1) pembayaran

Saldo awal xx

(pajak

Pajak kekayaan

kekayaan) xx

periode ini xx

Beban
asuransi

Saldo akhir xx
(1) pembayaran
pembelian dan pembayaran.

pajak kekayaan timbul dari siklus

Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan
terutang adalah jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang,
ditambah pajak kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan
pada periode ini. Ketika auditor memeriksa pajak kekayaan terutang, kedelapan tujuan audit
saldo adalah relevan, kecuali nilai bersih bisa direalisasi. Dua diantara sangat signifikan,
yakni :

11

1. Pajak kekayaan terutang tercantum dalam daftar beban-beban terutang. Tidak


mencantumkan pajak kekayaan terutang akan menyebabkan utangnya menjadi
kurang saji (kelengkapan)
2. Pajak kekayaan terutang dicatat dengan akurat.
Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk menguji apakah semua utang
beban telah dimasukkan. Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan terutang bersamaan
dengan audit atas pembayaran pajak kekayaan tahun ini. Auditor biasanya memulai
pemeriksaannya dengan meminta daftar pembayaran pajak kekayaan kepada klien dan
kemudian membandingkan setiap pembayaran dengan daftar tahun lalu untu memastikan
apakah semua pembayaran telah dimasukkan dalam daftar yang dibuat klien. Daftar aset
juga perlu diperiksa untuk memeriksa kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan aset
yang bisa mempengaruhi pajak kekayaan terutang.
Setelah auditor yakin bahwa semua kekayaan yang merupakan objek pajak telah
dimasukkan ke dalam daftar, auditor selanjutnya mengevaluasi kewajaran pajak kekayaan
atas setiap kekayaan yang dimiliki klien untuk menaksir jumlah pajak terutang. Auditor
dapat memeriksa pajak kekayaan terutang dengan melakukan rekalkulasi bagian dari total
pajak kekayaan terutang untuk tahun ini untuk setiap unit kekayaan. Dalam banyak hal,
pajak kekayaan sering dibebankan pada lebih dari satu akun beban. Dalam situasi demikian,
auditor perlu menguji kebenaran penggolongan dengan mengevaluasi apakah jumlah yang
benar telah dibebankan pada setiap akun.

E. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN


Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan seringkali lebih mengutamakan laporan laba rugi dibandingkan
dengan neraca. Investor ekuitas, kreditor jangka panjang, perwakilan buruh atau karyawan,
dan kadang-kadang juga kreditor jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba daripada terhadap biaya perolehan historis atau nilai buku dari
aset-aset individual.
Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat penting
dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi :

12

1. Penandingan (matching) periodik pendapatan dan beban perlu dilakukan untuk


menentukan hasil operasi yang tepat.
2. Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang berbeda
diperlukan agar laporan bisa diperbandingkan.
Kedua konsep diatas harus diterapkan dalam pencatatan transaksi individual dan untuk
menggabungkan akun-akun di buku besar sehingga menjadi laporan keuangan.

Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan Dan Beban


Pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berhubungan langsung dengan neraca
dan tidak merupakan bagian yang terpisah dari proses audit. Kesalahan penyajian suatu
akun laba-rugi hampir selalu mempunyai dampak yang sama terhadap suatu akun neraca,
dan sebaliknya. Bagian-bagian audit yang berpengaruh langsung atas akun-akun pendapatan
dan beban yaitu :
-

Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
Pengujian rinci saldo

Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran
penyajian, baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi. Tabel berikut
menunjukkan sejumlah kecil prosedur analitis beserta kemungkinan kesalahan penyajian
dalam pengauditan akun-akun pendapatan dan beban.
Prosedur Analitis
Membandingkan beban-beban

Kemungkinan Kesalahan Penyajian


individual Lebih saji atau kurang saji dalam saldo suatu

dengan tahun yang lalu


akun beban
Membandingkan saldo aset dan liabilitas Lebih saji atau kurang saji dalam suatu saldo
individual dengan tahun yang lalu

akun aset yang juga akan mempengaruhi aku

laba-rugi
Membandingkan beban individual dengan Kesalahan penyajian akun beban dan akun
anggaran
Membandingkan

persentase

laba

aset yang terkait


kotor Kesalahan penyajian harga pokok penjualan
13

dengan tahun yang lalu


Membandingkan rasio

dan persediaan
(turn Kesalahan penyajian harga pokok penjualan

perputaran

over) persediaan dengan tahun yang lalu


dan persediaan
Membandingkan beban asuransi dan Kesalahan penyajian beban asuransi dan
asuransi dibayar di muka dengan tahun yang asuransi dibaya di muka
lalu
Membandingkan

beban

komisi

dibagi Kesalahan penyajian beban komisi dan

dengan penjualan dengan tahun yang lalu


beban komisi terutang
Membandingkan
beban
manufaktur Kesalahan penyajian
individual

dibagi

dengan

total

beban

manufaktur

biaya individual dan akun nerca terkait

manufaktur
Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi keduanya memiliki
pengaruh simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan laba-rugi. Dengan mencatat
dan digolongkan dengan akurat, dan dicatat tepat waktu, auditor memperoleh bukti bahwa
apabila akun neraca individual benar, maka akun laba-rugi akan benar pula. Sebaliknya,
dalam kondisi pengendalian internal tidak mencukupi dan kesalahan penyajian dijumpai
sepanjang

pengujian

pengendalian

dan

pengujian

substantif

golongan

transaksi

menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan penyajian baik dalam laporan laba-rugi


maupun neraca.
Cara terbaik dalam pemeriksaan atas kebanyakan akun laba-rugi pada setiap siklus
transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif golongan transaksi.
Pengujian Rinci Saldo Akun Analisis Beban
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumendokumen pendukung transaksi individual dan jumlah-jumlah yang membentuk rincian saldo
total suatu akun beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah diuraikan dan
digunakan untuk pengujian transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian,
termasuk misalnya faktur, laporan penerimaan barang, order pembelian dan kontrak-kontrak
pembelian.
Meskipun fokus analisis akun beban adalah pada transaksi, pengujian ini berbeda
dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. Pengujian

14

pengendalian dan pengujian substantif golongan dimaksudkan untuk menilai risiko


pengendalian.
Auditor biasanya menganalisis beban pada akun-akun yang diperkirakan memiliki
kesalahan penyajian yang tinggi, diantaranya :
1. Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada transaksi yang
seharusnya merupakan transaksi properti, mesin dan peralatan yang dimasukkan ke
dalamnya.
2. Beban sewa dan sewa guna untuk menentukan apakah ada yang perlu dikapitalisasi
3. Beban hukum untuk menentukan apakah ada yang berpotensi menjadi utang
kontinjen, tindakan melawan hukum atau persoalan hukum lainnya yang
mempengaruhi lapran keuangan
Akun beban listrik, beban perjalanan, beban advertensi jarang dianalisis kecuali apabila
prosedur analitis menunjukkan potensi yang tinggi untuk terjadinya kesalahan penyajian
material.
Auditor sering menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi atas
aset terkait. Sangat lazim bagi auditor untuk menganalisis beban reparasi dan pemeliharan
sebagai bagian dari pemeriksaan atas aset tetap, atau memeriksa bebna asuransi sebagai
bagian dari pemeriksaan atas asuransi dibayar dimuka.
F. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi
apakah suatu pengeluaran merupakan aset atau beban periode. Pengalokasian beban seperti
depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat
lebih dari setahun.
Tipe lain pengalokasian yang langsung mempengaruhi laporan keuangan timbul
karena aset berumur pendek masih belum terpakai seluruhnya pada tanggal neraca. Dalam
pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar dimuka dan
overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah ketatan
pada standar akuntansi keuangan dan konsistensi dengan periode sebelumnya.

15

Auditor biasanya melakukan pengujian-pengujian berikut sebagai bagian dari


pengauditan atas aset atau liabilitas terkait. Ini meliputi pemeriksaan atas beban depresiasi
yang merupakan bagian dari audit atas properti, mesin dan peralatan, pengujian amortisasi
hak paten sebagai bagian dari pemeriksaan hak paten baru atau pelepasan yang lama dan
verifikasi pengalokasian antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari
pengauditan persediaan.

SIMPULAN
Rmk ini membahas tentang akun-akun yang tercakup dalam siklus pembelian dan
pembayaran. Untuk melengkapi audit pada berbagai akun yang berkaitan dengan siklus ini,
auditor harus memhami akun-akun kunci, golongan transaksi, fungsi bisnis, dokumendokumen, dan catatan yang berkaitan dengan transaksi siklus pembelian dan pembayaran.
Akun-akun tersebut misalnya utang usaha, properti, mesinm dan peralatan, beban depresiasi
dan beban di bayar di muka, memiliki karakter yang unik yang memengaruhi bagaimana
auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang saldo-saldo akun terkait.

16

REFFERENSI
Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan.Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN

17

Anda mungkin juga menyukai