KELOMPOK 1 :
AGIS FITRIYAH HALIFAH
NI KT AYU GALIH SUKMA A.
MADE EMI WIASTRINI
ABSEN 6
ABSEN 8
ABSEN 31
PROGRAM EKSTENSI2016/2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................
PETA KONSEP...................................................................................................
PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
11
E.
13
F.
16
SIMPULAN...............................................................................................................
17
REFERENSI..............................................................................................................
18
PETA KONSEP
PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN
DAN PEMBAYARAN : PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH 2
Biaya
Bayar
Beban
JENIS AKUN-AKUN
LAIN DALAM SIKLUSPajak
PEMBELIAN
DAN
PENGAUDITANN
AKUN-AKUN
Sewa
Dibayar
Merek
Dagang
Copyright
PENGAUDITAN
ATAS
PROPERTI,
MESIN
DAN
PERALATAN
Hak
Paten
Goodwill
Pengendalian
PENGAUDITAN
Pengauditan
Pengujian
Pendekatan
Pengujian
Prosedur
Memeriksa
Internal
Memeriksa
Pengendalian
Pajak
Memeriksa
Rinci
BEBAN
Untuk
BEBAN-BEBAN
Akun-Akun
Memeriksa
Analitis
Saldo
Kekayaan
Melaksanakan
Pengauditan
Beban
DIBAYAR
Pelepasan
AkunAkhir
Pengujian
Dan
Terkait
Pembelian
Depresiasi
Terutang
Pengujian
TERUTANG
Dalam
Akun
Analisis
DIMUKA
Akun-Akun
Dengan
Aset
Prosedur
Audit
Aset
Peralatan
Akun
(Disposal)
Beban
Subtantif
Akun
Akumulasi
Analitis
Pendapatan
Tahun
Peralatan
Tahun
Golongan
Kelengkapan
Keberadaan
Ini
Depresiasi
Ini
Dan
Transaksi
Beban
Organisasi
Dimuka
Ditangguhkan
PEMBAYARAN
Aset
Beban
Dimuka
Liabilitas
PENDAPATAN
DAN
BEBAN
PEMBAHASAN
A. JENIS PENGUJIAN
AKUN-AKUN
LAIN
DALAM
SIKLUS PEMBELIAN
RINCI
SALDO
AKUN - PENGALOKASIAN
PEMBAYARAN
DAN
3
Jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran
terdiri dari audit atas:
persediaan, beban peralatan kecil dan akun sejenis dengan tahun sebelumnya.
Membandingkan biaya peralatan manufaktur kotor dibagi dengan beberapa jumlah
produksi dengan tahun sebelumnya.
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian aset tahun berjalan dengan benar
karena aset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam
mengapitalisasi aset atau mencatat pembelian dengan jumlah yang tidak benar akan
berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan aset tersebut.
Titik tolak atas pembelian tahun ini biasanya adalah daftar yang diperoleh dari klien
yang berisi seluruh pembelian yang dicatat dalam buku besar pembantu property, mesin, dan
peralatan yang terjadi selama tahun ini. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas
utama. Dalam daftar untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal
pembelian, nama penjual, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas,
umur aset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biaya perolehan.
Mereview apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama.
Menganalisis laba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain sebagai
Terdapat dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah
menentukan bahwa:
1. Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal necara (keberadaan).
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan).
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama
kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan. Pengendalian yang
penting meliputi penggunaan master file untuk aset-aset tetap individual, pengendalian fisik
yang memadai atas aset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk
setiap aset tetap, dan perhitungan aset tetap secara periodik dan rekonsiliasinya oleh personil
akuntansi.
Auditor bisa menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan
dilarang secara hukum, dengan cara:
lain.
Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasehat hukum.
Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan
membandingkan respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Metoda
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum didepresiasi dengan
tarif depresiasi.
6
Dalam kasus tertentu, akun-akun diatas bisa sangat material. Namun dalam
kebanyakan audit, perusahaan tidak memiliki akun sebanyak yang dicontohkan diatas, atau
jumlahnya sudah tidak material.
Gambaran Umum Asuransi Dibayar Di Muka
Asuransi dibayar dimuka
Saldo awal
xx
xx
Saldo akhir
xx
Beban
asuransi
periode ini
Beban asuransi
(1) pembelian premi asuransi timbul dari siklus pembelian dan pembayaran.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi,
pengendalian atas registrasi asuransi, dan pengendalian atas pembebanan terhadap beban
asuransi.
Register asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi yang sedang berjalan dan
tanggal akhir berlakunya setiap polis asuranasi. Auditor menggunakan register asuransi
untuk mengindentifikasi polis-polis yang masih berlaku dalam kaitannya dengan akun
asuransi dibayar di muka. Termin pembayaran dan jumlah untuk polis yang sedang berjalan
tercantum pula dalam register tersebut.
Perusahaan sering kali mempunyai ayat jurnal standar untuk mereklasifikasi
akuntansi dibayar di muka menjadi beban asuransi, apabila saldo asuransi dibayar di muka
pada akhir periode akuntasi, hal ini menunjukkan adanya kesalahan penyajian potensial
dalam pencatatan pembelian asuransi sepanjang tahun atau dalam perhitungan saldo akhir
dalam asuransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi dibayar di muka, auditor mendapatkan daftar asuransi
dari klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang:
Selama melakukan audit atas asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor
harus mencamkan dalam pikirannya bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah residual.
Satu-satunya pengujian atas saldo dalam akun beban yang biasanya perlu dilakukan meliputi
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan kedalam
beban asuransi timbul dari pengkreditan terhadap akun asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan saldo akhir dalam asuransi dibayar di muka seringkali tidak material
dan seringkali hanya terjadi sedikit pendebetan dan pengkreditan atas saldo sepanjang tahun,
kebanyakan diantaranya berjumlah kecil dan mudah dipahami. Apabila auditor memutuskan
untuk tidak memeriksa saldo secara rinci, maka prosedur analitis akan menjadi penting
sekali untuk mengidentifikasi kesalahan penyajian potensial. Auditor biasanya melakukan
porsedur analitis sebagai berikut untuk asuransi dbiayar di muka dan beban asuransi:
Bandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan yang tahun
lalu
Hitunglah rasio asuransi dibayar di muka dengan beban asuransi dan bandingkanlah
kesalahan penyajian
Review jumlah pertanggungan yang tercantum dalam daftar asuransi dibayar di
muka dengan personil klien yang tepat atau pialang asuransi untuk mendiskusikan
kecukupan pertanggungan.
Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali
1. Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk
dibandingkan dengan daftar
2. Dapatkan satu konfirmasi informasi asuransi dari agen perusahaan asuransi. Auditor
lebih senang menggunakan cara ini.
b. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi yang tercantum dalam daftar
asuransi dibayar di muka (hak)
pihak yang akan menerima ganti-rugi atas klaim asuransi disebut sebagai pihak yang
berhak. Biasanya nama penerma ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi
dalam hal kredit hipotik atau kredit lain, klaim asuransi dibayarkan bisa juga kepada
kreditur.
c. Jumlah yang dibayar di muka dalam daftar adalah akurat dan totalnya telah
dijumlah dengan benar dan cocok dengan buku besar (ketelitian dan
kecocokan saldo)
Pertama memeriksa ketelitian asuransi dibayar di muka menyangkut jumlah premi, jangka
waktu polis dan pengalokasian premi belum terpakai, setelah itu meminta jumlah konfirmasi
ke perusahaan asuransi, setelah keduanya dilakukan perhitungan klien tentang asuranasi
yang belum terpakai. Selanjutnya daftar polis asuransi dibayar di muka dapat diperiksa
penjumlahan vertikalnya dan total ditelusur ke buku besar,
Tipe kedua adalah beban terutang yang menyangkut estimasi dimana jumlah yang
terutang belum dapat ditentukan, misalnya kewajiban yang timbul sehubungan dengan pajak
penhasilan di mana ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah pajak penghasilan
yang dilaporkan bisa berubah setelah kantor pajak mengaudit pajak yang seharusnya
dibayarkan perusahaan.
Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang
Pajak kekayaan terutang
(1) pembayaran
Saldo awal xx
(pajak
Pajak kekayaan
kekayaan) xx
periode ini xx
Beban
asuransi
Saldo akhir xx
(1) pembayaran
pembelian dan pembayaran.
Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan
terutang adalah jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang,
ditambah pajak kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan
pada periode ini. Ketika auditor memeriksa pajak kekayaan terutang, kedelapan tujuan audit
saldo adalah relevan, kecuali nilai bersih bisa direalisasi. Dua diantara sangat signifikan,
yakni :
11
12
Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
Pengujian rinci saldo
Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran
penyajian, baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi. Tabel berikut
menunjukkan sejumlah kecil prosedur analitis beserta kemungkinan kesalahan penyajian
dalam pengauditan akun-akun pendapatan dan beban.
Prosedur Analitis
Membandingkan beban-beban
laba-rugi
Membandingkan beban individual dengan Kesalahan penyajian akun beban dan akun
anggaran
Membandingkan
persentase
laba
dan persediaan
(turn Kesalahan penyajian harga pokok penjualan
perputaran
beban
komisi
dibagi
dengan
total
beban
manufaktur
manufaktur
Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi keduanya memiliki
pengaruh simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan laba-rugi. Dengan mencatat
dan digolongkan dengan akurat, dan dicatat tepat waktu, auditor memperoleh bukti bahwa
apabila akun neraca individual benar, maka akun laba-rugi akan benar pula. Sebaliknya,
dalam kondisi pengendalian internal tidak mencukupi dan kesalahan penyajian dijumpai
sepanjang
pengujian
pengendalian
dan
pengujian
substantif
golongan
transaksi
14
15
SIMPULAN
Rmk ini membahas tentang akun-akun yang tercakup dalam siklus pembelian dan
pembayaran. Untuk melengkapi audit pada berbagai akun yang berkaitan dengan siklus ini,
auditor harus memhami akun-akun kunci, golongan transaksi, fungsi bisnis, dokumendokumen, dan catatan yang berkaitan dengan transaksi siklus pembelian dan pembayaran.
Akun-akun tersebut misalnya utang usaha, properti, mesinm dan peralatan, beban depresiasi
dan beban di bayar di muka, memiliki karakter yang unik yang memengaruhi bagaimana
auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang saldo-saldo akun terkait.
16
REFFERENSI
Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan.Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN
17