DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2021
i
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
karena Penulis telah dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini yang merupakan dari mata
kuliah akuntansi manajemen lanjutan dengan judul “Penggunaan Sistem Manajemen Biaya
Untuk Pengambilan Keputusan Stratejik – Produk” ini dengan tepat waktu.
Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini disusun guna memenuhi kewajiban Penulis
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah akuntansi manajemen lanjutan di kelas R-013
Program Studi Akuntansi, Universitas Jambi. Selain itu, Penulis juga berharap agar makalah ini
dapat berguna dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama tentang penggunaan
sistem manajemen biaya dalam mengambil keputusan stratejik produk.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
Penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.
Hormat kami,
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan Product Profitabulity Analysis ?
2) Apa manfaat dari Product Profitabulity Analysis ?
3) Bagaimana penggunaan Product Profitabulity Analysis dengan Activity Based Costing?
4) Apakah yang dimaksud dengan Target Costing?
5) Apa tujuan dan alasan adanya Target Costing ?
6) Apa kegunaan dari adanya Target Costing ?
7) Bagaimana karakteristik Target Costing ?
8) Bagaimana proses Target Costing ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan diatas maka di dapat tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Product Profitabulity Analysis, manfaat
dan penggunaan sistem ABC;
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Target Costing;
3) Untuk mengetahui tujuan dan alasan adanya Target Costing;
4) Untuk mengetahui kegunaan dari adanya Target Costing;
5) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Target Costing;
6) Untuk mengetahui bagaimana proses Target Costing;
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini tak lain adalah,
1) Bagi pembaca umum, memberikan tambahan pengetahuan dan informasi mengenai
materi tentang penggunaan sistem manajemen biaya dalam mengambil keputusan
stratejik produk;
2) Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan ataupun dapat dijadikan sebagai sumber
referensi mengenai materi tentang penggunaan sistem manajemen biaya dalam
mengambil keputusan stratejik produk;
3) Bagi penulis, untuk mengasah keterampilan dalam hal penulisan makalah yang baik dan
untuk memenuhi tugas individu yang di berikan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah akuntansi manajemen lanjutan.
2
BAB 2
ISI
3
Jika analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan terhadap unit organisasi
tertentu dalam suatu perusahaan dan dilakukan oleh pemakai luar, informasi akuntansi
penuh yang disajikan harus berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun
jika analisis kemampuan menghasilkan laba dilakukan oleh manajemen puncak
perusahaan, informasi akuntansi penuh yang disajikan tidak terikat kepada prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan target biaya
(target costing). Penentuan target biaya yang baik adalah dalam tahapan pengembangan
bahkan sebelum produk tersebut diproduksi. Konsep ini disebut dengan target costing.
4
profitabilitas produk. Activity Based Costing (ABC) System dapat memberikan
informasi yang cukup akurat mengenai biaya produksi suatu produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mengetahui produk-
produk mana saja yang sebenarnya menghasilkan keuntungan dan produk mana saja
yang mungkin menghasilkan kerugian bagi perusahaan yang dapat diketahui dengan
cara mengurangi harga penjualan produk dengan biaya produk tersebut.
5
tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan menerapkan target costing dengan
tujuan sebagai alat strategi perusahaan selama tahap perencanaan untuk meminimalkan
biaya produksi untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Menurut Garrison, Noreen (2001), alasan menggunakan metode target costing ini
berkaitan dengan pengamatan dua karakteristik dari market dan cost cost yang penting,
yaitu:
1) Banyak perusahaan yang tidak dapat mengendalikan harga. Pada kenyataan yang
terlihat saat ini, harga sangat bergantung kepada pasar. Permintaan dan penawaran
yang terjadi dalam pasarlah yang sangat menentukan harga suatu produk atau jasa.
sehingga perusahaan yang tidak berusaha mengetahui hal ini atau mengabaikan hal
ini akan berbahaya karena mereka akan menanggung resikonya sendiri. Karena itu
antisipasi dari harga pasar dilakukan dengan menggunakan target costing.
2) Banyak perusahaan yang menentukan biaya dari suatu produk pada tahap desain,
sehingga sekali produk tersebut telah selesai di desain dan masuk dalam proses
produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya secara
signifikan. Padahal kesempatan untuk mengurangi biaya kebanyakan berasal dari
desain produk. Misalnya, dengan menggunakan bahan baku yang tidak mahal
namun masih tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
6
2) Menyesuaikan harga dari keistimewaan produk dengan kesediaan konsumen untuk
membayarnya. Penggunaan target costing dapat menyesuaikan harga dari kualitas
yang dimiliki oleh produk tersebut dan didasarkan pada tingkat berapakah
kemampuan dan kesediaan konsumen untuk membayar produk tersebut. Hal ini
dikarenakan tahap awal dalam proses target costing adalah melihat harga kompetitif
produk tersebut di pasar yang disesuaikan dengan kualitas produk serta kesediaan
konsumen untuk membayarnya.
3) Mengurangi siklus pengembangan produk. Perusahaan yang menerapkan proses
target costing dapat mengurangi siklus pengembangan produk. siklus pengembangan
produk disini adalah siklus dimana perusahaan harus melakukan perubahan-
perubahan atau pengembangan-pengembangan terhadap biaya produksi suatu produk
ketika produk tersebut telah memasuki tahap produksi. Sedangkan apabila perusahaan
menggunakan proses target costing yang telah dilakukan pada tahap perencanaan
dalam memproduksi suatu produk, pihak manajemen telah benar-benar menghitung
biaya yang minim tanpa mengurangi laba yang kita harapkan serta tanpa menaikkan
harga jual kepada konsumen.
4) Mengurangi biaya produk secara signifikan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya
bahwa pada proses target costing, pihak manajemen akan membuat pengurangan
pada biaya produk tersebut. Pengurangan biaya produk pada proses target costing
dapat menjadi lebih signifikan daripada melakukan pengurangan biaya ketika telah
memasuki tahap memproduksi produk.
5) Meningkatkan kerjasama antar departemen dalam perusahaan berkaitan dengan
penyusunan, pemasaran, perencanaan, pengembangan, pembuatan, penjualan,
pendistribusian, dan penempatan produk. Dalam proses target costing diperlukan
kerjasama antar fungsi-fungsi seperti pemasaran, perencanaan, pendistribusian dan
lain sebagainya demi melakukan proses pengoptimalan atau pengurangan biaya atas
suatu produk dengan tidak meningkatkan harga jual dan tidak menurunkan laba yang
diinginkan oleh perusahaan.
6) Menggunakan konsumen dan pemasok untuk merancang produk yang benar dan
untuk mengintegrasikan seluruh rantai persediaan dengan lebih efektif. Pada proses
target costing, dalam merancang sebuah produk juga digunakan pandangan terkait
7
konsumen dan pemasok. Sehinnga, pada tahap perencanaan, konsumen dan pemasok
juga menjadi pertimbangan bagi manajemen dalam menentukan biaya atas
produk yang akan diluncurkan tersebut.
8
dimulai, yaitu sebelum desain dan pengembangan produk benar- benar dimulai.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan berapa target
cost untuk sebuah produk baru, yaitu:
a) Perhitungan The Ongoing cost (biaya yang sedang berlangsung). Ketika NPD
dimulai, perhitungan Ongoing cost ini didasarkan pada biaya aktual dari produk
dengan mempertimbangkan faktor-faktor pengurangan atau penambahan biaya.
Rhe Ongoing cost ini disebut juga sebagai Drifting Cost.
b) Perhitungan The as-if cost. The as-if cost merupakan biaya pembuatan suatu
produk hanya jika perusahaan mengimplementasikan semua ide pengurangan
biaya yang tersedia. The as-if cost sebenarnya merupakan sebuah pengurangan
biaya yang nyata.
c) Perhitungan The allowable cost. The allowable cost dihitung dengan perbedaan
antara target harga jual dan target profit margin. The allowable cost merupakan
biaya dimana produk harus diproduksi dengan tujuan untuk mendapatkan target
profit margin ketika terjual pada target harga jual yang telah ditetapkan.
d) Target cost ditentukan pada suatu tempat antara as-if cost dan allowable cost,
baik menggunakan metode top down atau bottom up. Dalam metode top-down,
target cost ditetapkan pada tingkat allowable cost, yaitu pada selisih antara
target harga jual dan target profit margin. Kemudian, biaya target ini kurang
lebih dibebankan pada tim NPD. Hal ini bertentangan dengan apa yang disebut
metode bottom-up, dimana target biaya dimulai dalam departemen NPD itu
sendiri.
4) Target cost dibagi menjadi target cost untuk komponen, fungsi, biaya item,
desainer atau pemasok.
5) Target costing membutuhkan kerjasama lintas fungsional. Kerjasama dari berbagai
departemen diperlukan dalam pelaksanaan target costing (Monden dan Hamada,
1991). Yoshikawa et al. (1993) melaporkan bahwa proses target costing
memerlukan upaya partisipatif yang melibatkan perwakilan dari produksi, teknik,
desain, pemasaran, akuntansi dan penjualan. Sebuah perusahaan harus
menggunakan bakat, inovasi dan kesadaran sederhana setiap anggota organisasi
dalam rangka untuk melihat peluang untuk pengurangan biaya (Carr dan Ng, 1995).
9
6) Informasi biaya yang detail tersedia untuk mendukung pengurangan biaya. Kato
(1993) berpendapat bahwa seorang perancang desain biaya membutuhkan
informasi biaya yang rinci setiap saat. Target costing membutuhkan manajer untuk
mengestimasi secara konstan biaya produksi suatu produk ketika bergerak melalui
proses NPD, dan mereka harus memanfaatkan informasi dari seluruh bagian
organisasi. Salah satu contoh yang terkenal dari informasi biaya, terutama
digunakan oleh perusahaan- perusahaan Jepang selama target costing, adalah tabel
biaya. Yoshikawa et aL (1990) menjelaskan bahwa tabel biaya adalah database
terkomputerisasi yang besar, yang merupakan sumber informasi yang mudah
diakses terkait efek biaya produk dengan menggunakan sumber daya (bahan baku),
metode produksi, fungsi atau desain produk yang berbeda. Pada tabel biaya
tersebut juga tercantum informasi terkait peralatan yang digunakan, jenis bahan
yang digunakan dan variabel desain utama yang mempengaruhi kegiatan produksi
serta biayanya.
7) Tingkat biaya dari produk masa depan (drifing costing) dibandingkan dengan
target cost pada titik yang berbeda selama NPD
8) Menetapkan atau membuat sebuah aturan umum bahwa “target cost tidak dapat
dilampaui” Aturan tentang “target cost tidak dapat dilampaui” memiliki tiga
konsekuensi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, setiap kali kenaikan biaya pada suatu produk selama NPD,
menyebabkan harus adanya pengurangan pada bagian lain dengan jumlah
yang setara.
Kedua, meluncurkan produk dengan biaya di atas target tidak
diperbolehkan; hanyaproduk yang menguntungkan yang diluncurkan.
Ketiga, proses produksi dikelola dengan hati-hati untuk memastikan
bahwa target cost benar-benar tercapai.
11
cost memberikan tim proyek suatu perkiraan dari pentingnya kesempatan pengurangan
biaya yang harus diidentifikasi untuk mencapai allowable cost. Pada dasarnya terdapat 3
cara pengurangan biaya yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu:
a) Reverse Engineering, dalam metode ini, perusahaan akan membongkar produk
sejenis yang dihasilkan oleh pesaing untuk menemukan rancangan produk yang
lebih efisien.
b) Value Analysis, dalam metode ini, perusahaan berusaha membandingkan biaya
komponen untuk menghasilkan fitur-fitur yang dikehendaki oleh konsumen. Jika
biaya dari komponen tersebut melebihi kontribusi komponen tersebut dalam
menciptakan nilai bagi konsumen, maka perusahaan harus mencoba untuk
mengurangi biaya komponen tersebut.
c) Process Improvment, dalam metode ini, perusahaan berusaha untuk mencari cara-
cara atau metode-metode yang lebih efisien untuk membuat produk tersebut.
12
supplier utama ke dalam proses produk desain sedini mungkin. Supplier menyediakan
dan menerima input ke dalam proses desain untuk mengurangi biaya. Supplier juga
menyediakan perkiraan biaya untuk setiap komponen.
13
BAB 3
3.1 Kesimpulan
Product Profitabilty Analysis merupakan sebuah analisis terhadap profitabilitas
produk atau analisis atas kemampuan produk dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mencari selisih harga jual produk tersebut dengan biaya
produksinya. Informasi akuntansi yang diperlukan untuk melakukan profitability analysis
adalah pendapatan penuh yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya
penuh yang dikorbankan untuk memproduksi dan memasarkan produk tersebut selama
periode yang sama dan aktiva penuh yang digunakan untuk memproduksi produk
tersebut. Jika analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan terhadap unit organisasi
tertentu dalam suatu perusahaan dan dilakukan oleh pemakai luar, informasi akuntansi
penuh yang disajikan harus berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun
jika analisis kemampuan menghasilkan laba dilakukan oleh manajemen puncak
perusahaan, informasi akuntansi penuh yang disajikan tidak terikat kepada prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan target biaya
(target costing). Penentuan target biaya yang baik adalah dalam tahapan pengembangan
bahkan sebelum produk tersebut diproduksi. Konsep ini disebut dengan target costing.
Secara luas, target costing dapat diartikan sebagai metode perencanaan laba dan
manajemen laba yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses
manufacturing sehingga target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan
proses desain dilakukan untuk mencapaitujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
manufaktur produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan
dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan menghasilkan suatu
produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang
dapat diterima.
14
3.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai materi pendahuluan akuntansi
manajemen lanjutan ini sehingga memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mengenai bagaimana
penggunaan sistem manajemen biaya dalam mengambil keputusan stratejik produk. Makalah
ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
kami untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
15
Daftar Pustaka
Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, S. Mark Young (2012).
Management Accounting: Information for Decision Making and Strategy Execution,
6th edition. Pearson
https://fdokumen.com/reader/full/penggunaan-sistem-manajemen-biaya-untuk-pengambilan-
keputusan-stratejik-product
https://dokumen.tips/download/link/penggunaan-sistem-manajemen-biaya-untuk-pengambilan-
keputusan-strategik
https://pdfcoffee.com/qdownload/penggunaan-sistem-manajemen-biaya-untuk-pengambilan-
keputusan-strategik-produk-resumeku-5-pdf-free.html
https://pdfcookie.com/documents/manajemen-biaya-untuk-pengambilan-keputusan-stratejik-
produk-mly0d3yn6o20
16