Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

KONSEP TARGET COSTING, TOC, DAN LIFE CYCLE COSTING

Oleh

Kelompok 3

- RINA HAPSARI TAMPASIGI C 301 18 373


- WINDA HIDAYAH C 301 18 374
- THALIA VINNY ANGGITRESIA C 301 18 375
- FRANSISKA ANDRIANI C 301 18 378
- NABILA WAHYU C 301 18 379
- NATALIA KRISTI KUMANO C 301 18 380
- HANALIAH C 301 18 381
- SRI APRILIA C 301 18 383

PRODI S1 EKONOMI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan pada waktu yang ditetapkan.

Tak lupa, rasa terima kasih juga diucapkan kepada Dosen Pengampuh
mata kuliah Manajemen Biaya yaitu Prof.Dr. Andi Mattulada, S.E., M.Si. yang
telah memberikan dan mengarahkan dalam pembuatan tugas ini.

Diharapkan makalah ini dapat menjadi sarana penambah wawasan bagi


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah yang
kami susun masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran pembaca
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk menjadi pembelajaran yang
berharga bagi penulis.

Palu, 21 November 2020

Kelompok 3 (Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 TUJUAN.........................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 TARGET COSTING .....................................................................................6
2.2 TEORI KENDALA (THEORY OF CONSTRAINTS)................................8

2.3 PENENTUAN BIAYA SIKLUS HIDUP(LIFE CYCLE COSTING) ......12


2.4 SASARAN DAN TEKNIK PENERAPAN BIAYA STRATEGIS............14

BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................17
3.2 SARAN.......................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem efektif dan efisien yang terbangun dalam perusahaan sangat


bermanfaat dan menguntungkan bisnis Anda. Namun, hal tersebut tidak
mencukupi untuk memenangi persaingan bisnis yang makin ketat seiring
perkembangan zaman. Menurut para ahli, seorang pebisnis mesti menguasai
dan menyiapkan manajemen strategis, dengan begitu kekuatan bisnis bisa
meningkat dan keuntungan pun berlipat. manajemen strategis adalah
serangkaian keputusan dan tindakan mendasar manajemen tertinggi yang
diaplikasikan oleh semua anggota suatu organisasi demi terwujudnya tujuan
organisasi atau perusahaan.
Strategi dalam manajemen biaya dalam perusahaan harus diperhatikan
dengan cermat guna memperoleh keuntungan yang diharapkan perusahaan
serta dapat merebut pasar. Cost life cycle merupakan urutan aktivitas dalam
perusahaan mulai dari riset dan pengembangan, desain, produksi (atau
penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan
ditinjau dari perspektif biaya yang timbul pada setiap aktivitas.Hal ini cost
life cycle memiliki peran penting agar umur produk tetap bertahan dan
diminati pasar. Terdapat beberapa metode dalam rangka manajemen biaya.
Metode tersebut diantaranya digunakan untuk membantu dalam analisis cost
life cycle adalah:
–  Target Costing digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas
desain.
–  Theory of Constraint digunakan untuk mengelola biaya produksi.
–  Life-Cycle Costing digunakan pada seluruh cost life cycle untuk
meminimumkan biaya secara keseluruhan.
Masing-masing metode tersebut dapat diterapkan pada perusahaan jasa
untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan proses penyediaan jasa. Tetapi dua

4
metode target costing dan theory of constraint, secara khusus dapat diterapkan
pada perusahaan manufaktur karena berkaitan dengan desain dan pengolahan
produk.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
1. Apa yang dimaksud target costing dalam mempermudah manajemen
strategis?
2. Apa yang dimaksud teori kendala untuk memudahkan manajemen
strategis?
3. Bagaimana penentuan biaya siklus hidup untuk memudahkan manajemen
strategis?
4. Bagaimana sasaran dan teknik penetapan biaya strategis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami tentang target costing yang memudahkan manajemen
strategis
2. Untuk memahami tentang teori kendala untuk memudahkan manajemen
strategis
3. Untuk mengetahui bagaimana penentuan biaya siklus hidup dalam
memudahkan manajemen strategis
4. Untuk mengetahui sasaran dan teknik penetapan biaya strategis

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Target Costing

Target costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan.

Target biaya = Harga kompetitif – Laba yang diharapkan

Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada level
“target biaya atau target cost” yaitu dengan cara mengintegrasikan teknologi
pemanufakturan baru, menggunakan teknik-teknik manajemen biaya yang
canggih seperti Activity Based Costing dan mencari produktivitas yang lebih
tinggi melalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga kerja serta dengan
melakukan desain ulang terhadap produk atau jasa. Banyak perusahaan
menggunakan kedua metode, yaitu pengendalian operasional untuk meningkatkan
produktivitas dan target costing untuk merancang produk dengan biaya rendah.

Lima tahap pengimplementasian pendekatan target costing :

- Menentukan harga pasar.


- Menentukan laba yang diharapkan.
- Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan.
- Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara yang
dapat menurunkan biaya produk.
- Estimasi biaya setelah rekayasa nilai
- Menggunakan Kaizen Costing dan pengendalian operasional untuk terus
menurunkan biaya.

Tahap rekayasa nilai hingga penggunaan kaizen costing dapat dikatakan


sebagai cara untuk mencapai target biaya

- Rekayasa Nilai (Value)

6
Rekayasa nilai digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya
produk dengan cara menganalisis trade off antara (1) jenis dan level yang
berbeda dalam fungsionalitas produk dan (2) biaya produk total. Tahap
pertama yang penting dalam rekayasa nilai adalah melakukan analisis
konsumen terhadap produk baru atau produk yang telah direvisi selama
tahap desain. Jenis rekayasa nilai :
 Analisis fungsional, adalah bentuk umum dan rekayasa nilai untuk
pengkajian kinerja dan biaya dari masing-masing fungsi atau ciri
utama produk. Tampilan dan biaya pada setiap fungsi utama atau
model produk diuji secara cermat. Tujuan analisis ini adalah
keseimbangan antara tampilan dan biaya. Benchmarking sering
digunakan pada tahap ini untuk menentukan tampilan yang seperti
apa yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
 Analisis desain, merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai untuk
kelompok produk-produk industri dan produk khusus. Tim desain
menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin, masing-
masing keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan
biaya yang berbeda.
 Pendekatan penurunan biaya meliputi tabel biaya (cost table) dan
teknologi kelompok. Tabel biaya merupakan database yang dibuat
berdasarkan komputer yagn memasukkan informasi yang
komprehensif tentang cost driver perusahaan. Cost driver tersebut
meliputi, contohnya ukuran produk, bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk, dan jumlah model. Teknologi kelompok
merupakan metode untuk mengidentifikasi menyamakan suku
cadang untuk produk dalam perusahaan manufaktur, sehingga suku
cadang yang sama dapat digunakan untuk dua produk atau lebih,
sehingga dapat menurunkan biaya. Perusahaan manufaktur yang
besar dengan lini produk yang berbeda-beda, seperti dalam industri
mobil, menggunakan teknologi ini.
- Target Costing dan Kaizen Costing

7
Langkah kelima dalam Target Costing adalah menggunakan Kaizen
Costing dan pengendalian operasional untuk menurunkan biaya lebih
lanjut. Kaizen Costing berarti perbaikan secara terus-menerus (continual
improvement), yaitu secara terus-menerus mencari cara baru untuk
menurunkan biaya dalam proses pemanufakturan produk dengan desain
dan fungsionalitas yang ada.

2.2 Teori Kendala atau Theory Of Constraints

Teori Kendala atau Theory Of Constraints (TOC) merupakan sebuah


filosofi manajemen yang mula-mula dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan
dikenalkan dalam bukunya, The Goal. Teori kendala berfokus pada aktivitas
produksi (pemanufakturan). Teori ini memfokuskan perhatian manajer pada
kendala atau pemborosan, yang memperlambat proses produksi. Gagasan utama
adalah perusahaan dapat sukses dengan cara memaksimumkan tingkat output
produksi secara keseluruhan, yang disebut throughput perusahaan. Throughput
didefinisikan sebagai penjualan dikurangi biaya bahan langsung, yaitu meliput
pembelian komponen dan biaya penanganan bahan.

Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala


sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan. Menurut Hansen dan
Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a). Berdasarkan asalnya

- Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi


perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin.
Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya
operasional.

8
- Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau
kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa
volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar,
meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.

b). Berdasarkan sifatnya

- Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada


sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.

- Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang
terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.

Theory of Constraint(TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan


dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan
kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus-menerus suatu perusahaan
(continious improvement). Teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran yaitu:

- Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan


uang melalui penjualan.
- Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengubah bahan baku mentah melalui throughput. Bahan persediaan
dalam TOC merupakan semua aktiva yang dimiliki dan terrsedia secara
potensial untuk penjualan.
- Biaya-biaya operasional, yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah
persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung
dan mengoptimalkan throughput dalam kendala.

Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan,


Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan supaya proses
perbaikan lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem. Langkah-langkah
tersebut adalah:

9
- Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi
bagian system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya
apakah kelemahan fisik atau kebijakan.

- Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara


menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.

- Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah


menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain
tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi
kostrain pada performansi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke
langkah kelima, tetapi jika yam aka akan menuju ke langkah keempat.

- Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka
langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada
perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau
modifikasi substansi system.

- Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga dan
keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah
pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu
solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.

a. Analisis teori kendala

Langkah-langkah dalam analisis Teori Kendala (Theory of Constraint)

- Mengidentifikasi kendala yang mengikat


- Menentukan pemanfaatan yang paling efisien untuk setiap kendala yang
mengikat
- Mengelola aliran sepanjang kendala mengikat
- Menambah kapasitas pada kendala yang mengikat
- Merancang ulang proses pemanufakturan ke arah fleksibilitas dan
throughput yang cepat

10
b. Theory of Constraints (TOC) dan Activity Based Costing (ABC)

Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah


dalam jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
individual dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk
mengelola biaya dalam jangka panjang. Di lain sisi, activity-based costing (ABC)
mempunyai perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan
proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan
mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah.
Oleh karena itu, ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya
dan penetapan harga jangka Panjang.

ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabilitas


produk. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan
suatu analisis jangka panjang yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC
mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis profitabilitas karena teori ini
hanya berdasarkan pada biaya-biaya yag berkaitan pada bahan. ABC
menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya (cost driver) dan
biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan strategis
mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya TOC
menyediakan suatu metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas
jangka pendek melalui penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan
melalui perhatian pada hambatan-hambatan produksi. Keunggulan ABC adalah
memusatkan perhatian pada kegiatan (aktivitas), yaitu apa yang dilakukan oleh
tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. ABC umumnya
digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode manajemen biaya
seperti biaya target (target costing) dan TOC.

11
2.3 Penentuan Biaya Siklus Hidup (Life Cycle Costing)

a. Penentuan biaya siklus hidup untuk memudahkan manajemen strategis

Biasanya, biaya produk atau jasa diukur dan dilaporkan untuk waktu yang
relative singkat, seperti sebulan atau setahun. Penentuan biaya siklus hidup yang
memberikan perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan siklus hidup
seluruh biaya produk atau jasa. Oleh karena itu, pembiayaan ini memberikan
persektif yang lebih lengkap dari biaya produk yang peluang laba produk atau
jasa.

b. Pentingnya desain

Faktor sukses yang penting pada tahap desain termasuk hal-hal dibawah ini:

- Penghematan waktu pemasaran


- Menekan biaya jada yang diharapkan
- Menekan pengaruh lingkungan produk
- Meningkatkan kemudahan produksi
- Proses perencanaan dan desain.

c. Penetapan Harga Strategis Menggunakan Siklus Hidup Produk

Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga: keputusan pesanan


khusus, penentuan biaya berdasarkan target, dan pengambilan keputusan harga
yang tidak melibatkan pesanan khusus atau harga yang ditentukan pasar.

d. Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya

1. Biaya produksi penuh ditambah kenaikan harga


2. Biaya siklus hidup ditambah kenaikan harga (biaya siklus hidup total ×
kenaikan biaya = harga)
3. Biaya Penuh dan Presentase Margin Bruto yang diinginkan

Biaya produksi total


Harga=
(1−Presentase batas siklus hidup yang diinginkan)

12
Sebagai alternative, sebuah variasi dari metode ini dapat digunakan utnuk
mencapai laba yang diinginkan pada presentase biaya siklus hidup.
Biaya siklus hidup penuh
Harga=
(1−Presentase batas siklus hidup yang diinginkan)

4. Biaya Penuh ditambah Pengendalian Aset Yang diinginkan

keuntungan sebelum dikenakan pajak yang diinginkan


siklus kenaikan harga=
biaya siklus hidup dari penjualan yang diperkirakan

e. Penetapan Harga Strategis untuk Tahap-tahap pada siklus Hidup


Penjualan

Berbeda dengan siklus hidup biaya seperti yang telah dijelaskan, siklus
hidup penjualan mengacu apda tahun penjualan produk atau jasa dipasar dari
pengenalan produk atau jasa hingga pada penurunan dan penarikan produk dari
pasar. Tahap 1 : pengenalan, tahap 2: pertumbuhan, tahap 3: jatuh tempo, tahap 4 :
penurunan penjualan.

f. Penetapan harga Strategis : metode penetapan harga Berbasis analisis

Belakangan ini, perusahaan ritel dan beberapa produsen menggunakan


pendekatan strategis untuk penetapan harga dimana mereka menentukan harga
dengan tingkat harga yang dapat ditanggung oleh pelanggan, mereka seringkali
menggunakan metode analisis berdasarkan analisis data yang ekstensif dan
perilaku pembelian pelanggan.

13
2.4 Sasaran dan Teknik penetapan biaya strategis

Harga adalah sejumlah uang dan atau sesuatu yang lain beserta faedahnya
yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk. Definisi tersebut menunjukan
bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang
diberikan oleh penjual karena di dalam produk itu sendiri sudah termasuk
pelayanan. Dari sisi penjual, penjual berharap dapat memperoleh sejumlah
keuntungan dari harga tersebut. Dalam praktik, harga tidak selaku dinyatakan
secara jelas dengan istilah harga karena adanya perbedaan lembaga yang
melakukan pemasaran, perbedaan produknya, perbedaan pelanggan, dan
perbedaan proses penyampaian produknya.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Harga

Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya harga. Faktor-faktor tersebut


adalah:

- Kondisi perekonomian

-Penawaran dan permintaan

- Elastisitas prmintaan;

- Persaingan;

- Biaya;

- Tujuan manajer;

- Pengawasan pemerintah.

b. keputusan tentang harga

Ada beberapa keputusan menyangkut penentuan harga, termasuk harga ntertentu


yang diberikan kepada masing-masing produk atau jasa yang dipasarkan. Tetapi
harga itu juga dapat ditentukan oleh pembeli yang membeli produk atau jasa

14
perusahaan. Perusahaan jjuga harus mengambiln keputusan tentang perlu/tidaknya
memberikan potongan untuk pembayaran yang lebih awal. Jika perusahaan
mengambil kebijakan untuk memberikan potongan tunai maka perlu ditentukan
kapan seorang pembeli akan menerima potongan tunai dan berapa besar jumlah
potongannya.

c. Proses Penetapan Harga

Proses penetapan harga yang dilakukan oleh manajer mencakup beberapa Tahap-
tahap penetapan harga tersebut adalah:

- Tujuan Penetapan Harga Dalam strategi penentuan harga, manajer harus


menetapkan dulu tujuan penetapannya. Tujua ini berasa dari perusahaan itu
sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setetpat mungkin .
Oleh karena itu, tinjauan kita disini berawal dari segi manajemen perusahaan yang
mempunyai kepentingan dengan masalah penetapan harga. Keputusan untuk
menetapkan harga sering pula melibatkan kepentingan pimpinan puncak terutama
untuk produk baru

- Memperkirakan Permintaan untuk Barang Tersebut dan Elastisitas Harganya


Dalam tahap ini, penjual membuat estimasi permintaan barangny secara total.

- Mengantisipasi Reaksi dalam Persaingan Kondisi persaingan sangat


mempengaruhi kebijakan penentuan harga bagi peruahaan atau pemasar. Oleh
karena itu, pemasar perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta
sumber-sumber penyebabnya.

- Menentukan Pangsa Pasar yang Dapat Diharapkan Perusahaan yang agresif


selalu menginginkan pangsa pasar yang lebih besar. Kadangkadang, perluasan
pangsa pasar harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dn bentuk lain dari
persaingan bukn harga, di samping dengan harga tertentu. Pangsa pasar yang
diharapkan tersebut kan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya
ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.

15
- Memilih Strategi Harga untuk Mencapai Pasar Sasaran Dalam hal ini penjual
dapat memilih di antara dua macam strategi harga yang dianggap ekstrem, yaitu:

a) Skim-the-cream-pricing Strategi ini menetapkan harga yang tinggi dengan


maksud perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Tentu saja, strategi
seperti ini hanya dapat diterapkan apabila kondisi persaingan sangat longgar atau
bhkan nyaris tanpa persaingan sehingga dengan harga berapa pun produk itu tetap
akan diminati oleh konsumen.

b) Penetration pricing Berlawanan dengan strategi di atas, trategi ini menetapkan


harga produk yang serendah-rendahnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai
volume penjualan yang setinggi-tingginya di segmen pasar tertentu. Strategi
seperti ini dapat diterapkan apabila kondisi persaingan sangatb ketat, ata kondisi
pasar sudah menunjukkan kejenuhan.

- Mempertimbangkan Kebijakan Pemasaran Perusahaan Tahap selanjutnya dlam


prosedur penentuan harga adlah mempertimbangkan kebijakan pemasaran
persahaan dengan melihat pada produk, sistem distribusi, dan program
promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu produk tanpa
mempertimbangkan produk lain yang ditawarkannya. Demikian pula dalam
saluran distribusinya, harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga
menerima sebagian dari harga jual.

- Memilih Metode Penetapan Harga

Pemasar dapat menghadapi dua kendala dalam penetapan harga, yaitu:

a)kompleksitas persoalan yang ada

(b) informasi yang tidak lengkap, khususnya tentang permintaan dan biaya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Target costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu


produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan
dapat memperoleh laba yang diharapkan. Dengan metode penentuan ini,
manajemen perusahaan dapat mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.

- Theory of Constraint(TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan


dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan
pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus-
menerus suatu perusahaan (continious improvement).

- Penentuan biaya siklus hidup yang memberikan perspektif jangka


panjang karena mempertimbangkan siklus hidup seluruh biaya produk
atau jasa. Oleh karena itu, pembiayaan ini memberikan persektif yang
lebih lengkap dari biaya produk yang peluang laba produk atau jasa.

- Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga: keputusan pesanan


khusus, penentuan biaya berdasarkan target, dan pengambilan keputusan
harga yang tidak melibatkan pesanan khusus atau harga yang ditentukan
pasar.

3.2 Saran

Dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita organisasi perusahaan,


manajemen sebaiknya menggunakan metode dan konsep yang dibahas pada
makalah ini untuk mempermudah manajemen strategis perusahaan.

17

Anda mungkin juga menyukai