Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

AKUNTANSI SOSIAL & LINGKUNGAN


“ELEMEN DASAR AKUNTANSI LINGKUNGAN”

OLEH:

KELOMPOK 3
PUTRI INDAH PRATIWI (105731113019)
HAZIZAH (105731113219)
JUSRIADI (105731114719)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini. Disamping
itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih terdapat banyak kekurangannya.

Makassar, 26 Oktober 2021


 

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2


BAB II ........................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

A. Skala dan Lingkup Akuntansi Lingkungang ........................................... 4

B. Biaya Berdasarkan Kegiatan ...................................................................... 5

C. Manajemen Berdasarkan Kegiatan .......................................................... 8

D. Total Manajemen Kualitas/total kualitas lingkungan ....................... 9

E. Proses Bisnis Re-Engineering (BPR) / Pengurangan Biaya ............ 12

F. Model Kualitas Biaya / Model Kualitas Biaya Lingkungan .............. 14

G. Desain Lingkungan / Desain siklus hidup ............................................ 16

H. Akuntasi Lingkungan pada Alokasi Biaya ............................................ 17

I. Akuntansi lingkungaan Pada Anggaran Modal .................................... 19

J. Akuntansi lingkungan pada proses / Desain Produk ........................ 20


BAB III ................................................................................................................... 21
PENUTUP.............................................................................................................. 21
Kesimpulan .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi sosial lingkungan didasarkan pada klarifikasi tujuan yang terlibat
dalam akuntansi lingkungan. Tujuannya harus sesuai dengan kebijakan
pertimbangan lingkungan yang dibuat dalam kegiatan bisnis perusahaan dan
organisasi lain, serta dengan sasaran lingkungan mereka dan rencana aksi
lingkungan. Akuntansi lingkungan bertujuan mengukur biaya dan manfaat sosial
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dan pelaporan prestasui perusahaan
akuntansi lingkungan adalah alat fleksibel yang dapat diterapkan dalam skala
penggunaan dan cakupan ruang lingkup yang berbeda.

Skala  yang  digunakantergantung  dari  kebutuhan,  kepentingan,  tujuan,  dan 
 sumber  daya  perusahaan.Permasalahan dalam menentukan ruang lingkup
akuntansi lingkungan adalah bagaimana perusahaan dapat menentukan biaya
lingkungan yang muncul akibat aktivitas bisnisnya yang mana biaya tersebut
terkadang tidak dapat diukur secara akuntansi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana skala dan lingkup akuntansi keuangan?
2. Apa itu biaya berdasarkan kegitan dan manajemen berdasarkan kegiatan.?
3. Apa itu total manajemen kualitas/total kualitas lingkungan?
4. Bagamana proses bisnis re-engineering/pengurangan biaya?
5. Apa itu model kualitas biaya/model kualitas lingkungan biaya?
6. Bagamana desain untuk lingkungan/ desain siklus hidup?
7. Bagaimana akuntansi lingkungan pada alokasi biaya dan pada anggaran
modal?
8. Bagaimana lingkungan pada proses / desain produk?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui skala dan lingkup akuntansi keuangan?
2. Untuh mengetahui apa itu biaya berdasarkan kegitan dan manajemen
berdasarkan kegiatan.?
3. Untuk mengetahui apa itu total manajemen kualitas/total kualitas lingkungan?
4. Untuk mengetahui proses bisnis re-engineering/pengurangan biaya?
5. Untuk mengetahui apa itu model kualitas biaya/model kualitas lingkungan
biaya?
6. Untuk mengetahui desain untuk lingkungan/ desain siklus hidup?
7. Untuk mengetahuiakuntansi lingkungan pada alokasi biaya dan pada anggaran
modal?
8. Untuk mengetahui lingkungan pada proses / desain produk?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Skala dan Lingkup Akuntansi Lingkungang  


Akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun
perusahaan kecil hampir di setiap industri skala dalam sektor manufaktur dan
jasa. Pada lingkup skala, akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan
besar dan kecil dimana penerapan yang dilakukan harus secara sistematis atau
berdasarkan kebutuhan dasar perusahaan. Bentuk yang di ambil harus
mencerminkan tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan dari pengguna perusahaan.
Bagaimanapun juga, pada setiap aspek bisnis, dukungan tim manajemen puncak
dan tim fungsional yang berserangan menjadi poin penting dalam mencapai
akuntansi lingkungan di sebabkan:

1. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara baru dalam memperhatikan


biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan keputusan. Komitmen
manajemen puncak mampu menetapkan nada positif dan penghitungan insentif
bagi organisasi selama mengadopsi akuntasi lingkungan.
2. Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan
akuntansi lingkungan, termasuk termasuk di dalamnya bisnis, ahli kimia, ahli
mesin, manager produksi, operator staff keuangan, personel dan para angkutan
yang tidak mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena akuntansi
lingkungan bukan hanya suatu isuakuntansi, dan informasi penting untuk
dibagi kepada seluruh anggota kelmpok, orang-orang butuh untuk berbicara
dengan orang lain dalam mengembangkan pandanganumum dan bahasa serta
pandangan lebih nyata.

3
Perusahaan dengan sistem manajemen lingkungan formal perlu
melembagakan akuntansi lingkungan merupakan suatu alat logis untuk
mendukung keputusan sistem ini. Sama halnya dengan beberapa alat
manajemen perusahaan lainnya, penggabungan pendekatan manajemen bisnis
yang ada sebelumnya sangat sesuai dengan konsep akuntansi lingkungan
bagi perusahaan, antara lain meliputi :
1. Biaya berdasarkan kegitan/manajemen berdasarkan kegiatan.
2. Total manajemen kualitas/total kualitas lingkungan.
3. Proses bisnis re-engineering/pengurangan biaya.
4. Model kualitas biaya/model kualitas lingkungan biaya.
5. Desain untuk lingkungan/ desain siklus hidup.

Semua pendekatan diatas sesuai diterapkan dalam akuntansi


lingkungan disebabkan karena kemampuannya untuk memperbaiki
rancangan serta dapat mengintegrasikan informasi lingkungan ke dalam
keputusan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang ingin mempertimbangkan
secara eksplisit pengadopsian akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem
perusahaan dalam penggunaannya terlebih dahulu melakukan evaluasi
pendekatan sistem ini. Berbeda hal nya dengan perusahaan kecil yang
tidak mempunyai sistem manajemen lingkungan formal, atau tidak
menggunakan pendekatan-pendekatan seperti yang dijelaskan di atas, akan
tetapi perusahaan kecil juga dapat menerapkan akuntansi lingkungan dengn
sukses. Kunci utamanya terletak pada komitmen manajemen dan
keterlibatan fungsional. Oleh karena itu, diperlukan tanggung jawab
semua pihak yang ada pada perusahaan.

4
B. Biaya Berdasarkan Kegiatan
Biaya berdasrkan kegiatan atau biasa di sebut dehngan Activity Based
Costing (ABC) merupakan sutu metode dalam mengembangkan perkiraan
biaya di mana proyek di bagi kedalam aktivitas yang dapat dihitung secara
terpisah berdasrkan pada unit kerja. Aktivitas ini harus dapat dijelaskan jika
produktivitas dapat mengukur unit (jumlah sampel vs jam kerja). Setelah
proyek dimasukkan kedalam aktivitas, perkiraan berikutnya berkaitan dengan
biaya yang dipersiapkan untuk masing-masing aktivitas.
Perkiraan biaya individu meliputi semua biaya yang berhubungan
dengan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan kontrak tambahan biaya-
biaya mencakup biaya eksploitasi dari masing-masing kegiatan. Setiap
perkiraan biaya individu melengkapi dengan menambah aktivitas lainnya
untuk memperoleh keseluruan perkiraan. ABC merupakan suatu alat yang
kuat, tetapi tidak sesuai unyuk mengkur semua biaya.

1. Metodologi Biaya Berdasarkan Kegiatan


Selama bertahun-tahun perusahaan konstruksi dan kelompok industri
perdagangan telah mengumpulkan data biaya dari banyak rancangan
konstruksi yang berbeda. Jumlah pekerjaan berhubungan dengan biaya itu
juga telah dikumpulkan dengan dengan data biaya. Biaya- biaya seperti biaya
tenaga kerja didasarkan pada suatu aktivitas, dan dikenal sebagai ABC.
Penggunaan ABC ini akan dibahas detail pada bagian berikut.
Aktivitas berdasarkan sistem biaya (ABC Systems) merupakan sistem
informasi tentang pekerjaan (atau kegiatan) yang menkonsumsi sumber
daya dan menghasikan nilai bagi konsumen. ABC Systems menggunakan
dua asumsi :
a. Kegiatan yang menyebabkan timbulnya biaya.
b. Produk dan jasa atau konsumen yang menyebakan timbulnya
permintaan terhadap kegiatan.

5
Dengan demikian, hanya dengan mengelola dengan baik kegiatan untuk
menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa
perusahaan unggul dalam jangka panjang dalam persaingan. Untuk mampu
mengelola kegiatan perusahaan, manajemen Sebagai upaya menunjang
perusahaan unggul dalam jangka panjang dalam persaingan, sistem
informasi akuntansi biaya harus dirancang sedemikian rupa sehingga
mampu menyediakan jawaban teliti untuk berbagai pertanyaan berikut ini :
1) Biaya apa yang dapat dipengaruhi (secara langsung dapat diacu) dan
laba untuk setiap produk dan konsumen keluarga?
2) Bagaimana pola perilaku biaya untuk setiap kegiatan, termasuk
kapasitasnya, dan seberapa besar volume dapat dinaikan atau
diturunkan sebelum biaya berubah?
3) Apa yang menjadi unsur pemborosan biaya, dan apakah yang
menjadi praktik untuk suatu kegiatan?

Torong (2000) menjelaskan dalam merancang ABC Systems,


kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk dapat digolongkan ke
dalam 4 kelompok besar :
1) Biaya kegiatan keberlanjutan aktivitas,
2) Biaya kegiatan keberlanjutan produk,
3) Biayaberhubungan dengan Batch kegiatan,
4) Biaya kegiatan tingkat unit.

Biaya keberlanjutan aktivitas, Biaya ini berhubungan dengan


kegitan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi dan biaya gaji karyawan
merupakan contoh biaya keberlanjutan aktivitas. Biaya keberlajutan produk.
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk
tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk untuk dapat

6
dipasarkan. Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang
diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakn oleh divisi penjual.
Contoh biaya ini adalah biaya desain produk. Biaya berhubungan dengan
batch kegiatan. Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang
diproduksi. Setiap biaya merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan mesin dan peralatan sebelum order produksi diproses adalah
contoh biaya yang termasuk ke dalam golongan ini. Biaya overhead pabrik
dalam ABC Systems memperoleh perlakuan yang lebih seksama. Biaya
ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan, kemudian hanya untuk
dibebankan kepada produk, melainkan dirinci untuk dapat dikelola dengan
baik. Oleh karena itu ABC Systems memfokuskan akuntansi terhadap
biaya overhead pabrik, untuk memungkinkan manajemen melakukan
pengelolaan berbagai kegiata yang menggunakan biaya overhead pabrik.
ABC Systems membebankan biaya overhead pabrik kepada produk
melalui dua tahap. Pada tahap pertama, biaya overhead pabrik dibebankan
kepada pusat-pusat biaya yang menggunakan sumber daya. Pada tahap
kedua, biaya yang dikumpulkan dalam pusat biaya dibebankan kepada
produk. Tujuan tahap pertama adalah untuk membebankan semua unsur biaya
overhead pabrik, baik yang berhubungan dengan penyediaan jasa
departemen pembantu maupun yang berhubungan langsung dengan
departemen produksi, sampai ke pusat biaya produksi. Untuk mencapai
tujuan ini ABC Systems menggunakan dasar pembebanan biaya overhead
pabrik yang lebih teliti dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak,
sehingga penggunaan sumber daya dapat diikuti dengan teliti ke pusat biaya
yang mengkonsumsinya.

7
C. Manajemen Berdasarkan Kegiatan
Manajemen berdasarkan kegiatan (ABM) merupakan suatu
pendekatan yang pada pada saat ini sangatbanyak dipertimbangkan.
Manajemen berdasarkan kegiatan bukanlah merupakan sebuah tekhnik, akan
tetapi tentang manajemen. ABM diperlukan untuk memahami dan
menerapkan secara keseluruhan fungsi-fungsi kekuatan yang dapat digunakan
untuk memperoleh keuntungan. Dari waktu ke waktu, manajemen
berdasarkan kegiatan mempunyai pertimbangan dan sekarang diterapkan
dalam perusahaan menufaktur, perusahaan jasa, logistik, telekomunikasi,
badan pemerintah dan banyak sektor lainnya. Pada prinsipnya, manajemen
berdasarkan kegiatan akan membantu merubah pengambilan keputusan
manajemen. Dengan memahami bagaimana menajemen berdasarkan
kegiatan mendukung prakarsa lain dalam meningkatkan laba dalam proses
bisnis.
Manajemen berdasarkan kegiatan memungkinkan para manajer
untuk memahami produk dan profitabilitas pelanggan, ongkos proses
bisnis,dan bagaimana cara meningkatkannya. Aktivitas dapat dikerjakan oleh
metode yang berbeda dengan berbagai unit biaya. Aktivitas dihubungkan
bersama-sama untuk membentuk proses bisnis.Manajemen berdasarkan
kegiatan merupakan teori konsumsi sumber daya dengan aktivitas yang
dipandang sebagai permunculan biaya seperti pada ABC, tetapi dengan
analisa lebih lanjut memberikan manajemen pengertian mendalam yang
mengarah pada keseluruhan bisnis perusahaan. Manager seluruh bisnis
membutuhkan informasi yang benar dalam memahami manajemen
berdasarkan kegiatan dengan dua cara:
1) Bagaimana perusahaan dapat memposisikan dirinya lebih baik disisi
keakuratan produk dan informasi profitabilitas pelanggan.
2) Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kemampuan internal dan unit
biaya yang lebih rendah, untuk hal ini, dibutukan suatu pemahaman dan

8
perubahan prosedur, sistem dan proses yang menghasilkan produk dan
jasa yang diberikan pada pelanggan.

Model manajemen berdasrkan kegiatan dari suatu bisnis memerlukan


struktur yang disusun dan didedikasi terhadap tim untuk mencapai suatu hasil
skala waktu yang lebih beralasan. Manajemen berdasarkan kegiatan
merupakan teori konsumsi sumber daya dengan aktivitas yang dipandang
sebagai pemunculan biaya seperti pada ABC, tetapi dengan analisa lebih
lanjut memberikan manajemen pengertian mendalam yang mengarah pada
keseluruan bisnis perusahaan. Pengertian utama dan mendalam diputuskan
pada pandangan proses bisnis, pemahaman produk,yang lebih mendalam serta
saluran dan profitabilitas pelanggan.

1. Biaya dan Profitabilitas


Buku besar, penganggaran dan tanggung jawab bulanan manajemen
didasarkan pada laporan sumber daya, seluruh rencana yang digunakan
konsumsi tiap bulanannya dan selisi dari perencanaan sumberdaya merupakan
hal-hal yang disediakan untuk dapat melakukan pekerjaan organisasi. sumber
daya, seluruh rencan yang digunakan, konsumsi tiap bulannya, dan selisih dari
perencanaan sumber daya merupakan hal-hal yang disediakan untuk dapat
melakukan pekerjaan organisasi. Sumber daya dikonsumsi dengan aktivitas-
aktivitas dan pada tingkatan ini analisis yang kita lihat benar-benar nyata
dilakukan.

D. Total Manajemen Kualitas/total kualitas lingkungan


Total Quality Management (TQM) dalam istilah indonesia disebut
Total Manajemen Kualitas. Total manajemen kualitas dapat diartikan
sebagai “Perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah
holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, tim kerja, produktivitas
dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Kualitas merupakan suatu kondisi

9
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia proses, dan
lingkungan memenuhi atau melebihi harapan.
Ditambahkan Tjiptono (2003) penerapan Total management kualitas
dalam suatu perusahaan dapat memberikan manfaat utama yang pada
gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan bersangkutan.
Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus maka
perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua jalur. Jalur tersebut
sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut.

Jalur pertama, disebut rute pasar. Pada jalur ini perusahaan dapat
memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar
dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada
meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar.
Jalur kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari

10
kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya
operasi perusahaan berkurang dengan demikian laba yang diperoleh akan
meningkat. Adapun manfaat yang dapat diambil dari pendekatan total
management kualitas terbagi ke dalam empat prinsip utama, antara lain :
 Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas.
Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan
untuk memuaskan pelanggan.
 Tanggap Terhadap Setiap Orang.
Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai.
Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik
dan di beri kesempatan untuk terlibat dalam berpartisipasi dalam tim
pengambilan keputusan.
 Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada
perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini.
Pertama, prioritas dengan menggunakan data maka manajemen dan
tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada sesuatu
tertentu yang vital. Kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia.
Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dari setiap organisasi.
 Perbaikan Berkesinambungan
Setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam
melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku
yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana,
pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap
hasil yang diperoleh.

11
E. Proses Bisnis Re-Engineering (BPR) / Pengurangan Biaya
Process bisnis re-engineering (BPR) merupakan suatu pendekatan
manajemen yang bertujuan meningkatkan hal-hal yang berhubungan dengan
efisiensi dan efektivitas sepanjang proses organisasi. Kunci dari BPR pada
organisasi adalah melihat proses bisnis mereka dari pandangan yang bersih
dan menentukan bagaimana mereka dapat mengembangkan proses bisnis
mereka yang terbaik untuk meningkatkan bagaimana mereka
manghasilkan bisnis. Proses bisnis re-enginnering dikenal juga sebagai BPR,
Business Process Redesign, Business Transformation, atau Hammer and
Champy (1933) mendefinisikan BPR sebagai :
“... merupakan dasar untuk memikirkan kembali dan mendesain kembali
proses bisnis untuk mencapai perbaikan dramatis dalam pengukuran kinerja
secara kritis pada saat sekarang, seperti biaya, kualitas dan kecepatan”.

Thomas H. Davenport (1993), mengenalkan teori BPR dengan istilah


lain, dia menggunakan istilah proses inovasi, dia mengatakan bahwa BPR :
“meliputi angan-angan tentang strategi pekerjaan baru, proses nyata
merancang kegiatan, dan implementasi perubahan dalam semua kompleksitas
teknologi, manusia, dan dimensi organisasional”.

Sebagai tambahan, Davenport menunjukkan perbedaan utama antara BPR


dan pendekatan pengembangan organisasi lainnya, khususnya kelanjutan
perbaikan TQM. Davenport mengatakan:
“Pada saatsekarang ini perusahaan harus melihat tidak secara kecil,
tetapi dengan tingkatan perbaikan multi aplikasi – 10x dibandingkan dari
10%".

12
Sedangkan Johansson et al. (1993) memberikan penjelasan dari bagian BPR
dari proses atau pandangan lainnya, seperti Total Quality Management
(TQM) and Just-In-Time (JIT), dia mengatakan bahwa:
“Process bisnis re-engineering (BPR) walaupun relatif tertutup, namun
kelihatannya radikal dibandingkan dengan perbaikan kontinuitas. Hal ini
memperluas usaha dari Just-In-Time (JIT) and Total manajemen kualitas
untuk membuat orientasi proses sebagai alat strategik dan kemampuan
dari organisasi. BPR terkosentrasi pada kemampuan proses bisnis yang
menggunakan tekhnik-tekhnik khusus melalui just in time dan total
manajemen kualitas sampai berhasil, memperluas proses visi”.

Dalam menghasilkan perbaikan utama business process re


engineering, penting untuk melihat perubahan struktur dari variabel-
variabel organisasi serta cara-cara lain dari usaha, disamping melakukan
pekerjaan yang sering dipertimbangkan sebagai ketidak cukupan. Untuk
mampu mencapai keuntungan penuh, pemanfaatan teknologi informasi (IT)
dipahami sebagai faktor utama yang membantu.
Strategi bisnis adalah kenderaan utama dari business process re-
engineering dan dimensi lainnya yang diatur oleh peran strategi. Dimensi
organisasi mencerminkan unsur-unsur struktural dari perusahaan, seperti
tingkat hirarki, komposisi dari unit-unit organisasi dan distribusi dari kerja
diantara mereka.

13
F. Model Kualitas Biaya / Model Kualitas Biaya Lingkungan
Model kualitas biaya untuk sistem khas perencanaan yang
terintegrasi dapat menggunakan siklus hidup penuh yang mengharapkan
pembiayaan dimanapun antara 30-40 persen. Kualitas biaya merupakan
suatu tekhnik standar industri untuk mengevaluasi kecenderungan dalam
biaya penuh dalam menjamin masing-masing akhir produk dan
menyesuaikan jasa lebih dari yang dikehendaki oleh pelanggan.
Keutamaan pengguanaan laporan biaya kualitas berdasarkan
perencanaan adalah penyediaan perencanaan manajemen dengan suatu alat
untuk mengevaluasi kecenderungan perencanaan biaya terhadap kualitas.
Dengan menelaah analisis biaya berdasarkan kualitas setiap waktu, tim
perencanaan dapat mengidentifikasi daerah-daerah yang memungkinkan
untuk dirubah aatau diperbaiki, serta implementasi tindakan yang benar
tertuju pada peningkatan biaya terhadap kualitas (seperti yaang ditampilkan
pada gambar berikut).

14
Berdasarkan pada model di atas, maka ketegori biaya berdasarkan
kualitas dibagi kedalam faktor-faktor berikut:

1) Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan merupakan investasi yang dibuat dalam suatu usaha
untuk menjamin konfirmasi yang dibutuhkan.
2) Biaya Penilaian
Biaya penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk mengidentifikasi
kesalahan setelah kejadian.
3) Biaya Kesalahan Internal
Biaya kesalahan internal merupakan biaya memperkejakan kembali
dan biaya perbaikan sebelum diserahkan kepada pelanggan.
4) Biaya Kesalahan Eksternal
Biaya kesalahan eksternal merupakan biaya yang memperkejakan
kembali dengan biaya perbaikan setelah diserahkan kepada pelanggan.
5) Nilai Tambah
Nilai tambah mengacu padadasar biaya yang menghasilkan produk
atau jasa kinerja, tidak digolongkan pada usaha untuk menjamin
kualitas. Nilai tambah berusaha memasukkan setiap kegiatan dan
tugas yang dimodifikasi atau data yang diperbaiki dari data mentah
yang dinyatakan bermanfaat bagi seserang dari sudut pandang
pelanggan.

15
G. Desain Lingkungan / Desain siklus hidup
Penerapan dari konsep penilaian siklus hidup (life-cycle assesment/
LCA) adalah menentukan apa yang dikandung produk, bagaiman
memproduksinya, bagaiman kinerjanya, dan apa yang ditinggalkan setelah
manfaat kadaluarsa.
Sejumlah perusahaan-perusahaan telah mencoba memasukkan
pengaruh lingkungan sebagai suatukriteria produk/proses desain. Karena
LCD digunakan sebagai suatu alat pengambilan keputusan internal,sebagai
kekuatan, keberhasilan dan keterbatasan sisa yang sebagian besar tidak
terdookumentasikan. Praktek perusahaan atau praktek pengadopsian metode
LCD tidak menguntungkan dari pencapaian kemajuan metodologi oleh
yang lain, dengan beberapa pengecualian, kesempatan untuk memupuk
perusahaan yang terbatas.

1. Hubungan diantara lingkungan, industri dan masyarakat


Terdapat faktor penting dan paling mendasar dalam mengembangkan
siklus hidup pada lingkungan perusahaan.Faktor-faktor tersebut adalah
hubungan diantara lingkungan, industri, dan masyarakat di sekitar industri.
Penjelasan mengenai hubungan tersebut dirinci sebagai berikut :
 Industri manufaktur merupakan satu dari faktor yang berkontribusi
dalam memerhatikan lingkungan yang rusak.
 Kebutuhan masyarakat untuk memiliki barang-barang secara
berlebih ditujukan untuk desain dan pengembangan yang lebih
baik dan bahan yang komplek serta proses manufaktur.
 Produk manufaktur mengharuskan kegiatan industri, dilakukan tanpa
analisis implikasi yang berdampak pada lingkungan.
 Pelanggan menggunakan barang-barang manufaktur yang rusak yang
berdampak pada lingkungan.

16
 Hubungan diantara kebutuhan keinginan manusia, kegiatan industri
dan lingkungan harus dipahami dengan baik untuk menilai dan
mengatur resiko.

2. pertimbangan lingkungan dan siklus hidup manufaktur


Terdapt beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dan lingkungan
pabrikasi dan siklus hidup manufaktur. Faktor-faktor tersebut antara lain:
 Pertimbangan lingkungan termasuk seluruh bagian bagian dari siklus
hidup manufaktur untuk menilai dan mengatur resiko-resiko yang
potensional.
 Masukan dan keluaran dari masing-masing bagian dari siklus hidup
manufakturakan dianalisis untuk menilai dampaknya terhadap
lingkungan.
 Dari sudut industri keutamaan di tempatkan pada bagian-bagian diikuti
manufaktur dan siklus hidup produk.

H. Akuntasi Lingkungan pada Alokasi Biaya


  Fungsi penting dari akuntansi lingkungan adalah untuk menempatkan
biaya –biaya lingkungan agar diperhatikan oleh para stakeholders perusahaan
yang sanggup dan termotivasi untuk mengidentifikasi bagaiman cara-cara
mengurangi atau menghindari seluruh biaya-biaya ketika pada saat yang
bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan. Akuntansi biaya
mengidentifikasikan, menguantifikasikan, mengakumulasikan dan
melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan produksi barang atau
penyerahan jasa. Overhead merupakan biaya yang termasukke dalam hal ini
adalah biaya sistem akuntansi. Biaya overhead dikelmpokkan ke dalam dua
cara:

17
1. Biaya dialokasikan pada produk-produk umum ke produk khusus.
2. Biaya yang tidak dimasukkan ke dalam setiap produk khusus.

Jika biaya overhead dialokasikan tidak benar, produk dapat


mengeluarkan alokasi overhead yang lebih besar dibandingkanyang
dijaminkan, ketika biaya lainnya dialokasikan ke hal-hal yang lebih kecil
dibandingkan konstribusi nyatanya. Hasilnya adalah biaya produk lemah,
yang dapat mempengaruhi harga dan keutungan. Sebagai alternatif beberapa
biaya overhaed tidak lagi mencerminkan seluruh biaya produk dan harga.
Berdasarkan pada kedua hal tersebut, para manager tidak dapat
mempersiapkan biaya yang besar dari menghasilkan produk dan oleh
karenanya laporan akuntansi internal tidak menyediakan cukup intensif dalam
menemukan cara-cara kreatif dari pengurangan keseluruhan biaya-biaya.
Pemisahan biaya lingkup dari jumlah overhead sering menyembunyi
kandan mengalokasikan biaya-biaya terhadap produk yang tidak tepat, pada
proses, sistem atau fasilitas yang secara langsung bertanggung jawab
mengungkapkan biaya-biaya ini bagi para manager, analis biaya, insinyur,
perancancang dan lainnya. Terdapat dua pendekatan umum mengalokasikan
biaya-biaya lingkungan antara lain:
 dikembangkan sesuai alokasi biaya langsung kedalam sistem akuntansi
biaya.
 menangani alokasi biaya diluar dari sistem akuntansi.

18
I. Akuntansi lingkungaan Pada Anggaran Modal
Akuntansi Lingkungan Pada Anggaran Modal Manajer keuangan dan
akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada penyusunan anggaran
operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun dalam pelaporan
kinerja setelahnya. Contoh-cotoh dari anggaran operasional meliputi anggaran
penjualan, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya produksi, dan
seterusnya, dimana penekanan pada perbandingan antara hasil aktual dan
anggaran untuk pengendalian , perencanaan dan koordinasi seluruh tujuan,
yang seluruhnya didasarkan pada jangka pendek.
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk
membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, kordinasi,
pengawasan dan juga sebagai pedomanm kerja dalam menjalankan
perusahaan utuk tujuan yang telah di tetapkan. Anggaran yang susun oleh
manajemen dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kodnisi
tertentu yang diinginkan dengan sumberdaya yang diperkirakan. Dengan
anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan tehadap kondisi
tertentu. Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana
jangka pendek, beriorentasi pada laba, perusahaan memilih rencana didasrkan
atas dampak rencana kerja tersebut tehadap laba.
Sedangkan anggaran modal adalah bagian dari anggaran perusahaan.
Anggaran modal merupakan proses dari perencanaan pemgembangan
investasi modal yang ingin dilakukan oleh perusahaan. Anggaran secara
khusus mencoba untuk membandingkan biaya yang diprediksi dengan arus
pendapatan dari proses operasional perusahaan saat ini serta alternatif
investasi yang bertolak belakang terhadap tolak ukur keuangan dalam biaya
modal perusahaan.

19
J. Akuntansi lingkungan pada proses / Desain Produk
Desain dari proses atau produk secara signifikan mempengaruhi biaya
dan kinerja lingkungan. Proses desain melibatkan kesetaraan biaya, kinerja,
budaya, hukum, dan kriteria lingkungan. Banyak perusahaan-perusahaan
mengadopsi “desain untuk lingkungan’ atau program “desain siklus hidup”
untuk pertimbangan lingkungan pada jumlah awal. Untuk melakukan ini, para
desain membutuhkan infoormasi berdasarkan biaya-biaya lingkungan dan
kinerja dari alternatif produk/proses desain, banyak informasi dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Oleh karena itu,
membuat biaya lingkungan dan informasi kinerja memberikan bagi para
desain untuk memfasilitasi desain lingkungan produk dan proses yang lebih
baik.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya berdasarkan kegiatan merupakan suatu metode dalam mengembambangkan
perkiraan biay di mana proyek dibagi kedalam aktivtas yang dapat dihitung secara terpisah
berdasarkan pada unit kerja. Aktivitas berdasarkan sistem biaya (ABC Systems) merupakan
sistem informasi tentang pekerjaan ( atau kegiatan ) yang mengkomsumsi sumber daya dan
menghasilkan nilai bagi konsumen.

Manager seluruh bisnis membutuhkan informasi yang benar dalam memahami ABM
dengan dua cara : 1. bagamana perusahaan dapat memposisiskan dirinya lebih baik dipasar
baik disisi keakuratan produk dan informasi profitabilitas pelanggan. 2. bagaimana
perusahaaan dapat meningkatkan kemampuan internal dan unit biaya yang lebih rendah,
untuk hal ini, dibutuhkan suatu pemahaman dan dan perusahaan dan peruhan prosidu,
sistem dan proses yang menghasilkan produk dan jasa yang diberikan kepada pelanggan

21
DAFTAR PUTAKA
Ikhsan, Arfan. 2007. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yokyakarta: Graha Ilmu

https://zdocs.tips/doc/bab-4-elemen-dasar-akuntansi-lingkungan-3plej73jxj19

22

Anda mungkin juga menyukai