DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Akuntansi
Manajemen Lingkungan “. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Akuntansi Sosial dan Lingkungan.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dan manfaat dari akuntansi manajemen lingkungan?
2) Bagaimana cara pengelolaan dan pengendalian biaya lingkungan?
3) Apa itu triple bottom accounting?
4) Apa saja hambatan yang terjadi dalam penerapan akuntansi manajemen lingkungan?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada diatas maka di dapat tujuan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntansi manajemen lingkukngan beserta
manfaatnya
2) Untuk mengetahui bagaimana cara pengelolaan dan pengendalian biaya lingkungan
(Environmental Cost)
3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan triple bottom accounting
4) Untuk mengetahui apa saja hambatan yang terjadi pada penerapan akuntansi manajemen
lingkungan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya terdapat tiga hal utama dalam akuntansi manajemen, yaitu:
3
a) Kepatuhan (compliance) – dalam hal ini akuntansi manajemen lingkungan harus dapat
memberikan informasi mengenai kepatuhan perusahaan terhadap peratura-eraturan yang
terkait dengan lingkungan, baik yang dibuat sendiri oleh perusahaan maupun yang dibuat
oleh pemerintah.
b) Efisiensi Lingkungan (Eco-effisien) – dalam hal ini akuntansi manajemen lingkungan harus
dapat melakukan pengawasan terhadap efisensi penggunaan SDA dan sumber energi lain,
dampak terhada lingkungan, dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
c) Posisi Strategis (Strategic Positioning) – dalam hal ini perusahaan harus membuat program-
program yang terkait dengan lingkungan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.
Akuntansi manajemen lingkungan harus dapat mengawasi apakah biaya-biaya yang
dikeluarkan dapat mencapai tujuan tersebut.
4
a) Penganggaran modal adalah proses menganalisis alternatif investasi dan memutuskan
investasi mana yang akan digunakan dalam standar keuangan yang mana mempertimbangkan
aliran pendapat dan biaya-biaya dihasilkan dari sepanjang waktu investasi.
b) Pemilihan produk adalah perusahaan secara rutin membuat keputusan mengenai produk
mana untuk dapat didasarkan pada pertimbangan biaya mereka. Biaya-biayanya termasuk
tidak hanya biaya pembelian, namun biaya yang terjadi karena menggunakan dan membuang
produk pada akhir masa penggunaannya.
c) Manajemen limbah adalah perusahaan menghasilkan sejumlah besar limbah yang pilihan
pengelolahan dan pembuangannya ditentukan oleh komposisi aliran limbah. Karena biaya-
biaya pembuangan adalah biaya-biaya lingkungan, mencoba untuk meminimalkan biaya-
biaya ini akan mendapat manfaat dari akuntansi lingkungan.
Pengelolaan dan penendalian biaya limbah sebagai biaya pengelolahan ditambah biaya
pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya)
daripada biaya yang selama ini diperhitungkan. Dan dapat meminimalisirkan pemakaian bahan
agar tidak terbuang percuma dan akhirnya menjadi limbah. Biaya lingkungan dalam
perusahaan sangat perlu di perhatikan untuk meminimalisirkan permasalahan lingkungan
yang berakibat juga terhadap perusahaan. Biaya lingkungan dapat disebut juga sebagai biaya
kualitas lingkungan. Dalam arti yang sama dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah
biaya yang dikeluarkan karena kualitas lingkungan yang buruk ada atau mungkin ada.
Dengan demikian, biaya lingkungan berkaitan dengan penciptaan, deteksi, perbaikan, dan
pencegahan degradasi lingkungan. Pengelolaan dan pengendalian biaya lingkungan dapat
dilakukan dengan membagi biaya yang terkait dengan biaya lingkungan menjadi empat
bagian, yaitu:
1) Biaya lingkungan yang bersifat pencegahan ( Prevention Cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk mencegah kualitas yang buruk dari barang atau jasa yang dihasilkan
atau diberikan kepada pelanggan. Biaya ini antara lain dapat berupa:
a) Biaya seleksi dan evaluasi pemasok, sehingga didapatkan pemasok yang
ramah lingkungan.
5
b) Biaya perancangan proses produksi yang ramah lingkungan.
c) Biaya sertifikasi eksternal seperti ISO 14001 tentang Environmental
Management, ISO 50001 tentang Energy Management, maupun OHSAS 18001
tentang Occupational Health and Safety Management.
d) Biaya perancangan produk yang ramah lingkungan.
2) Biaya lingkungan yang bersifat pemeriksaan (Appraisal cost), merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memastikan kesesuaian barang atau jasa yang dihasilkan
atau diberikan dengan peraturan pemerintah maupun peraturan internal perusahaan.
Biaya ini antara lain dapat berupa:
a) Biaya pemeriksaan (audit) terhadap aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan.
b) Biaya inspeksi terhadap proses yang dilakukan maupun produk yang dihasilkan.
c) Biaya pengembangan tolok ukur (benchmark) yang berkaitan dengan lingkungan.
d) Biaya percobaan untuk menguji tingkat kontaminasi suatu zat.
3) Biaya lingkungan karena kegagalan internal (internal failure cost), merupakan biaya
yang muncul karena perusahaan menghasilkan elemen- elemen yang dapat merusak
lingkungan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan sehingga tidak mencemari
lingkungan. Biaya ini antara lain dapat berupa:
a) Biaya pengamanan dan pengolahan limbah produksi yang tidak ramah lingkungan.
b) Biaya operasional dan pemeliharaan peralatan yang berkaitan dengan
pengolahan limbah atau polusi.
4) Biaya lingkungan karena kegagalan eksternal (external failure cost), Biaya ini
dibagi 2, yaitu:
a) Realized external failure cost, yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan
perusahaan, karena adanya kontaminasi atau kerusakan lingkungan akibat kegiatan
operasional perusahaan. Contoh dari biaya ini adalah:
Biaya pembersihan danau atau sungai yang tercemar.
Biaya ganti rugi kepada para penduduk atau pihak ketiga karena
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan.
Biaya untuk membersihkan minyak yang tertumpah di laut karena
bocor atau karamnya kapal tanker pengangkut minyak.
6
b) Unrealized external failure (societal) cost, dalam kasus ini kerusakan
lingkungan memang berasal dari kegiatan operasi perusahaan, namun biaya yang
timbul tidak ditanggung oleh perusahaan, tapi ditanggung pihak lain diluar
perusahaan. Contoh dari biaya ini adalah:
Kesehatan penduduk yang menurun karena sungai terkontaminasi.
Mata pencaharian nelayan yang hilang karena laut terkontaminasi
Triple-bottom accounting merupakan kerangka akuntansi yang melihat dari tiga sisi
yaitu people (orang), planet (lingkungan) dan profit. Dalam pelaporan keuangan
secara tradisional biasanya perusahaan hanya melaporkan profit atau keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Namun demikian, apa yang terjadi apabila profit tersebut diperoleh
dengan kegiatan merusak lingkungan ataupun dengan melakukan outsourching pada
perusahaan- perusahaan yang mempekerjakan pekerja dibawah umur. Collin dan Porras
(2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki tujuan
utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham biasayanya tidak akan bertahan
hidup dalam waktu yang lama. Menurut penelitian tersebut, perusahaan yang dapat bertahan
dan sukses dalam waktu yang lama adalah perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk
mencapai beberapa tujuan (cluster of objectives) dimana memaksimalkan kekayaan pemegang
saham hanya merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dan biasanya bukan merupakan
tujuan yang utama.
7
Planet, People, and Profit atau yang di Ilmu Akuntansi lazim disebut dengan
Triple Bottom Line merupakan pemikiran yang sudah berkembang cukup lama di Eropa.
Pemikiran tentang bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) yang mengedepankan
kelestarian alam (planet) sebagai sumber dari semua sumber daya, kesejahteraan
masyarakat atau manusia (people), dan memperoleh laba (profit) yang memadai untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Elkington (1997) dalam Wibisono (2007) menjelaskan
konsep Triple Bottom Line digunakan sebagai landasan prinsipal dalam aplikasi program
Corporate Social Responsibility pada sebuah perusahaan. Tiga kepentingan yang menjadi satu
ini merupakan garis besar dan tujuan utama tanggung jawab sosial sebuah perusahaan.
a) Profit (Keuntungan)
Keuntungan merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap
kegiatan usaha. Keuntungan sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan
yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
b) People (Masyarakat)
c) Planet (Lingkungan)
Lingkungan merupakan sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang
kehidupan perusahaan. Hubungan perusahaan dan lingkungan adalah hubungan sebab
akibat yaitu jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan bermanfaat bagi
perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan merusak lingkungan maka lingkungan juga akan
tidak memberikan manfaat kepada perusahaan.
8
Dengan demikian, penerapan konsep Triple Bottom Accounting yakni profit, people,
dan planet sangat diperlukan sebuah perusahaan dalam menjalankan operasinya. Sebuah
perusahaan tidak hanya keuntungan saja yang dicari melainkan juga memperdulikan
masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi lingkungan merupakan salah satu strategi untuk mengelola lingkungan
dengan menggunakan alat manajemen lingkungan yang dapat diterapkan sebagai upaya
pelestarian lingkungan. Akuntansi manajemen lingkungan memberikan informasi
mengenai penggunaan sumber daya alam dan dampaknya terhadap lingkungan serta
informasi moneter mengenai biaya yang digunakan untuk upaya perbaikan lingkungan
sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap citra sebuah peerusahaan dan
mempengaruhi kinerja financial perusahaan.
Dalam arti yang sama dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya yang
dikeluarkan karena kualitas lingkungan yang buruk ada atau mungkin ada. Dengan
demikian, biaya lingkungan berkaitan dengan penciptaan, deteksi, perbaikan, dan
pencegahan degradasi lingkungan. Triple-bottom accounting merupakan kerangka
akuntansi yang melihat dari tiga sisi yaitu people (orang), planet (lingkungan) dan profit.
Dalam pelaporan keuangan secara tradisional biasanya perusahaan hanya melaporkan
profit atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Namun demikian, apa yang terjadi
apabila profit tersebut diperoleh dengan kegiatan merusak lingkungan ataupun dengan
melakukan outsourching pada perusahaan- perusahaan yang mempekerjakan pekerja
dibawah umur.
3.2 Saran
Disarankan perusahaan lebih memperhatikan dampak dari limbah yang di akibatkan
oleh perusahaan manufaktur dengan menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan bagi
perusahaan. Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca
sekalian agar dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai materi akuntansi
manajemen lanjutan ini sehingga memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif
tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mengenai apa itu
akuntansi manajemen lingkungan. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
10
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung kami untuk memperbaiki makalah ini di
masa yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesial (2015). Modul Chartered Accountant ( Akuntansi Manajemen
Lanjutan ). Jakarta
Nindia Nur. 2017, Makalah Akuntansi Manajemen Lingkunga.
https://www.scribd.com/document/363253573/Akuntansi-Manajemen-Lingkungan-
Makalah (Diakses pada 25 November 2023)
12