DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KElOMPOK VI
Puji Syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia Nya
kami dapat menyelesaikkan Tugas Makalah mata kuliah mengenai “AKUNTANSI
MANAJEMEN LINGKUNGAN”.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu “
AKUNTANSI MANAJEMEN ” dengan Ibu Dosen SONDANG AIDA SILALAHI, SE,
M.SI dan Ibu Dosen TUTI SRIWEDARI SE., M.SI., AK., CA
Di dalam makalah ini kami memaparkan mengenai “ AKUNTANSI MANAJEMEN ” dari
berbagai sumber dan media yang berhubungan dengan materi tersebut.
Dalam penyelasaian makalah ini, tidak terlepas dari kerja sama Tim Kelompok kami yang
menuangkan pikiran serta dari beberapa buku refrensi, Dalam pembuatan makalah kami
menyadari atas keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Makalah ini masih
banyak kekurangan nya. Oleh karena itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca
agar makalah ini dapat disusun lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada
pembaca serta bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih .
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. AKUNTANSI MANJEMEN LINGKUNGAN ................................................................... 3
B. MANFAAT DAN FUNGSI AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN .................. 4
C. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA LINGKUNGAN
(ENVIROMENTAL COST) ................................................................................................ 7
D. LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN ................................................................................. 9
E. KERANGKA AKUNTANSI (TRIPLE BOTTOM ACCOUNTING) .............................. 10
F. CONTOH KASUS ............................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 15
B. SARAN .............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Isu lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang baru. Persoalan lingkungan semakin
menarik untuk dikaji seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi global dunia. Secara
perlahan terjadi perubahan yang mendasar dalam pola hidup bermasyarakat yang secara langsung atau
tidak memberikan pengaruh pada lingkungan hidup. Indonesia sebagai negara sedang berkembang
tidak terlepas pula dari persoalan lingkungan yang semakin hari semakin terasa dampaknya. Era
industrialisasi disatu pihak menitik beratkan pada pengunaan teknologi seefisen mungkin sehingga
terkadang mengabaikan aspek-aspek lingkungan.
Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya mempedulikan sumber daya di bumi untuk
kepentingan generasi mendatang, melahirkan kepedulian akan pentingnya menjaga kelestarian dan
ketersediaan sumber daya. Kepedulian pada lingkungan yang meliputi kualitas udara, air dan bahan
beracun yang dapat merusak alam juga berpengaruh terhadap bisnis perusahaan yang dituntut agar
perusahaan berbisnis dengan ramah lingkungan ramah lingkungan.
Hal ini menyebabkan perusahaan harus berusaha memenuhi tuntutan ini dengan melakukan
bisnis yang ramah lingkungan. Perusahaan harus menyiapkan anggaran yang terkait dengan aktivitas
untuk memastikan bahwa mereka tidak menghasilkan/ harus mengolah limbah yang berbahaya bagi
lingkungan. Hal ini pada akhirnya akan menjadi biaya bagi perusahaan. perusahaan. Perusahaan
Perusahaan harus memikirkan memikirkan bagaimana bagaimana agar dapat meminimalkan atau
bahkan menghilangkan biaya yang terkait dampak lingkungan. kait dampak lingkungan.
Salah satu pendekatan manajemen terkait biaya lingkungan Adalah Environment Cost. Makalah
ini akan membahas mengenai biaya lingkungan, bagaimana meminimalkan biaya lingkungan dan
bahkan menggunakan biaya lingkungan yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan tambahan
dari peningkatan-peningkatan yang dilakukan. Selain itu makalah ini akan membahas mengenai Triple
Bottom Line yang merupakan pendekatan yang memperhatikan tidak hanya profit, tetapi juga aspek
sosial dan lingkungan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Manajemen Lingkungan?
2. Apa Manfaat dan Fungsi dari Akuntansi Manajemen Lingkungan?
3. Bagaimana Pengelolaan dan Pengendalian Biaya Lingkungan (Enviromental Cost)?
4. Bagaimana Laporan Biaya Lingkungan?
5. Bagaimana Kerangka Akuntansi (Triple Bottom Accounting)?
6. Bagaimana Cara Penyelesaian Studi Kasus Laporan Biaya Lingkungan?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Akuntansi Manjemen Lingkungan.
2. Untuk mengetahui Manfaat dan Fungsi dari Akuntansi Manajemen Lingkungan.
3. Untuk mengetahui Pengelolaan dan Pengendalian Biaya Lingkungan (Enviromental Cost).
4. Untuk mengetahui Laporan Biaya Lingkungan.
5. Untuk mengetahui Kerangka Akuntansi (Triple Bottom Accounting).
6. Untuk mengetahui Cara Penyelesaian Studi Kasus Laporan Biaya Lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Karena, dari laporan keuangan perusahaan tercermin secara aktual keadaan perusahaan yang
sebenarnya berdasarkan angka-angka yang tertera pada laporan tersebut.
Tentu, bagi pihak eksternal hal ini menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam
berinvestasi. Karena di dalam laporan keuangan tercantum rincian aktivitas perusahaan
terkait dengan usaha konservasi lingkungan berkelanjutan berupa angka-angka dan rincian
biaya.
Di dalamnya juga tercatat siapa saja pemilik perusahaan, bagaimana perusahaan
menjalankan usahanya, siapakah yang menjadi pemodal, dan masih banyak lagi informasi
yang bisa ditemukan dalam sebuah laporan keuangan.
Sehingga, hal ini akan berimbas pada keputusan para stakeholders terkait tentang
keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
Terlebih, saat ini perusahaan dituntut agar lebih transparan terhadap apa yang dilakukannya
terhadap lingkungan. Tentu, hal ini menjadi tugas utama bagi perusahaan untuk tetap
menjalankan tugasnya sebagai perusahaan yang menghasilkan profit juga mengupayakan
konservasi alam di sekitarnya.
6
C. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA LINGKUNGAN (ENVIROMENTAL
COST)
Perusahaan dapat menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian
bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada biaya yang
selama ini diperhitungkan. Dan dapat meminimalisirkan pemakaian bahan tidak terbuang percuma dan
akhirnya menjadi limbah. Biaya lingkungan dalam agar perusahaan sangat perlu di perhatikan untuk
meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang berakibat juga terhadap perusahaan. Biaya
lingkungan dapat disebut juga sebagai biaya kualitas lingkungan. Dalam arti yang sama dengan biaya
kualitas, biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan karena kualitas lingkungan yang buruk ada
atau mungkin ada. Dengan demikian, biaya lingkungan berkaitan dengan penciptaan, deteksi,
perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan. Pengelolaan dan pengendalian biaya lingkungan
dapat dilakukan dengan membagi biaya yang terkait dengan biaya lingkungan menjadi empat bagian,
yaitu:
1) Biaya Lingkungan Yang Bersifat Pencegahan (Prevention Cost), Merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk mencegah kualitas yang buruk dari barang atau jasa yang
dihasilkan atau diberikan kepada pelanggan. Biaya ini antara lain dapat berupa:
a) Biaya seleksi dan evaluasi pemasok, sehingga didapatkan pemasok yang ramah
lingkungan.
b) Biaya perancangan proses produksi yang ramah lingkungan.
c) Biaya sertifikasi eksternal seperti 150 14001 tentang Environmental Management. ISO
50001 tentang Energy Management, maupun OHSAS 18001 tentang Occupational
Health and Safety Management.
d) Biaya perancangan produk yang ramah lingkungan.
2. Biaya Lingkungan Yang Bersifat Pemeriksaan (Appraisal Cost), Merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memastikan kesesuaian barang atau jasa yang dihasilkan atau
diberikan dengan peraturan pemerintah maupun peraturan internal perusahaan. Biaya ini
antara lain dapat berupa:
a) Biaya pemeriksaan (audit) terhadap aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan.
b) Biaya inspeksi terhadap proses yang dilakukan maupun produk yang dihasilkan.
c) Biaya pengembangan tolok ukur (benchmark) yang berkaitan dengan lingkungan.
d) Biaya percobaan untuk menguji tingkat kontaminasi suatu zat.
3) Biaya lingkungan karena kegagalan internal (Internal Failure Cost), Merupakan biaya
yang muncul karena perusahaan menghasilkan elemen- elemen yang dapat merusak
7
lingkungan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan sehingga tidak mencemari
lingkungan. Biaya ini antara lain dapat berupa:
a) Biaya pengamanan dan pengolahan limbah produksi yang tidak ramah lingkungan.
b) Biaya operasional dan pemeliharaan peralatan yang berkaitan dengan pengolahan
limbah atau polusi.
4) Biaya Lingkungan Karena Kegagalan Eksternal (External Failure Cost), Biaya ini
dibagi 2, yaitu:
a) Realized External Failure Cost, yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan perusahaan,
karena adanya kontaminasi atau kerusakan lingkungan akibat kegiatan operasional
perusahaan. Contoh dari biaya ini adalah:
• Biaya pembersihan danau atau sungai yang tercemar.
• Biaya ganti rugi kepada para penduduk atau pihak ketiga karena kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan.
• Biaya untuk membersihkan minyak yang tertumpah di laut karena bocor atau
karamnya kapal tanker pengangkut minyak.
b) Unrealized External Failure (Societal) Cost, dalam kasus ini kerusakan lingkungan
memang berasal dari kegiatan operasi perusahaan, namun biaya yang timbul tidak
ditanggung oleh perusahaan, tapi ditanggung pihak lain diluar perusahaan. Contoh dari
biaya ini adalah:
• Kesehatan penduduk yang menurun karena sungai terkontaminasi.
• Mata pencaharian nelayan yang hilang karena laut terkontaminasi.
8
D. LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN
PT Kacau Balau
Laporan Biaya Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20x3
Biaya Pencegahan Lingkungan
Biaya untuk Melakukan Sertifikasi ISO 14001 Rp. 300.000.000
Biaya untuk Melakukan Pemilihan Pemasok 100.000.000
5.95%
Rp. 400.000.000
9
Biaya Pemeriksa Lingkungan
Biaya untuk Mengukur tingkat Kontaminasi Rp. 125.000.000
Biaya untuk Melakukan Pemeriksaan terhadap
Proses Produksi 200.000.000
Rp. 325.000.000 4.83%
Biaya Lingkungan karena adanya Kegagalan
Internal
Biaya untuk Membuang "Waste" dari Produksi Rp. 800.000.000
Biaya untuk Mengoperasikan Peralatan untuk
Mengendalikan Produksi 200.000.000
Pada tabel ini terlihat bahwa perusahan belum menerapkan pengelolaan biaya lingkungan dengan
baik, hal ini dicerminkan dari tingginya biaya kegagalan dari pihak internal maupun eksternal
perusahaan serta rendahnya biaya pencegahan dan pemeriksaannya. Bisa saja, perusahaan baru saja
mau memulai memberikan perhatian yang lebih pada lingkungan dan hal tersebut mencerminkan dari
adanya biaya untuk memperoleh sertifikasi ISO 14001.
E. KERANGKA AKUNTANSI (TRIPLE BOTTOM ACCOUNTING)
Triple-bottom accounting merupakan kerangka akuntansi yang melihat dari tiga sisi yaitu people
(orang), planct (lingkungan) dan profit. Dalam pelaporan keuangan secara tradisional biasanya
perusahaan hanya melaporkan profit atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Namun demikian,
apa yang terjadi apabila profit tersebut diperoleh dengan kegiatan merusak lingkungan ataupun dengan
melakukan outsourching pada perusahaan perusahaan yang mempekerjakan pekerja dibawah umur.
10
Collin dan Porras (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang
memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham biasayanya tidak akan
bertahan hidup dalam waktu yang lama. Menurut penelitian tersebut, perusahaan yang dapat bertahan
dan sukses dalam waktu yang lama adalah perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk mencapai
beberapa tujuan (cluster of objectives) dimana memaksimalkan kekayaan pemegang saham hanya
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dan biasanya bukan merupakan tujuan yang utama.
Planet, People, and Profit atau yang di Ilmu Akuntansi lazim disebut dengan Triple Bottom Line
merupakan pemikiran yang sudah berkembang cukup lama di Eropa. Pemikiran tentang bisnis yang
berkelanjutan (sustainable business) yang mengedepankan kelestarian alam (planet) sebagai sumber
dari semua sumber daya, kesejahteraan masyarakat atau manusia (people), dan memperoleh laba
(profit) yang memadai untuk kelangsungan hidup perusahaan. Elkington (1997) dalam Wibisono
(2007) menjelaskan konsep Triple Bottom Line digunakan sebagai landasan prinsipal dalam aplikasi
program Corporate Social Responsibility pada sebuah perusahaan. Tiga kepentingan yang menjadi satu
ini merupakan garis besar dan tujuan utama tanggung jawab sosial sebuah perusahaan, yakni:
a) Profit (Keuntungan), Keuntungan merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama
dari setiap kegiatan usaha. Keuntungan sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan
pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
b) People (Masyarakat), Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah
satu stakeholder penting bagi perusahaan karena dukungan masyarakat sekitar sangat
diperlukan untuk keberadaan, kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
Perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Selain itu, operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada
masyarakat sekitar. Tanggung jawab sosial perusahaan didasarkan pada keputusan
perusahaan tersebut tidak bersifat paksaan atau tuntutan masyarakat sekitar. Untuk
memperkokoh komitmen dalam tanggung jawab sosial diperlukan pandangan menganai
Corporate Social Responsibility. Melalui kegiatan sosial perusahaan maka itu dapat
dikatakan melakukan investasi masa depan dan timbal baliknya masyarakat juga akan ikut
serta menjaga eksistensi perusahaan.
c) Planet (Lingkungan), Lingkungan merupakan sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang
kehidupan perusahaan. Hubungan perusahaan dan lingkungan adalah hubungan sebab
akibat yaitu jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan bermanfaat bagi
perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan merusak lingkungan maka lingkungan juga akan
tidak memberikan manfaat kepada perusahaan. Dengan demikian, penerapan konsep Triple
Bottom Accounting yakni profit, people, dan planet sangat diperlukan sebuah perusahaan
11
dalam menjalankan operasinya. Sebuah perusahaan tidak hanya keuntungan saja yang
dicari melainkan juga memperdulikan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan.
12
F. CONTOH KASUS
PT. ABC yang bergerak dibidang kelapa sawit yang terletak di Kota Baru, mengungkapkan biaya
yang terkait dengan Akuntansi Manajemen Lingkungan.
Biaya Pendeteksian
Kesimpulan Kasus pada PT ABC: Pada PT ABC ini terdapat biaya-biaya pengelolaan dan
pengendalian biaya-biaya lingkunganiaya dan biaya terbesarnya terletak pada biaya pencegahan yaitu
sebesar 81%, sedangkan untuk biaya pendeteksian sebesar 2% dan biaya kegagalan eksternal sebesar
17%. Dari persentase diatas dapat disimpulkan bahwa PT ABC ini terdapat biaya lingkungan sebesar
0,31% dari keseluruhan biaya operasional perusahaan PT ABC ini, hal ini berarti bahwa perusahaan
PT ABC ini memiliki cukup kepedulian dan juga telah berkontribusi dengan baik terhadap
lingkungannya. Akan tetapi disini perusahaan mengalami masalah pada kegagalan eksternal yaitu
terdapat pencemaran lingkungan dalam bentuk kebocoran limbah cair yang menyebabkan perusahaan
harus membayar ganti rugi sebesar Rp. 250.000.000.00 Namun secara keseluruhan kinerja lingkungan
perusahaan PT ABC sudah cukup baik dengan adanya presentase biaya pencegahan yang lebih besar,
memiliki tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaan PT ABC jika
terdapat hal-hal yang tidak bisa diprediksi oleh perusahaan yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan
dengan dimasukkannya biaya lingkungan (Environmental Cost) ke dalam praktek akuntansi
perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan
mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas
lingkungan. Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan untuk
meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri
dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya
(Environmental Cost) dan manfaat atau efek (Economic Benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan
oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak
perlindungan lingkungan (Environmental Protection).
Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management Accounting) merupakan
salah satu bidang disiplin ilmu akuntansi yang aktivitasnya bertujuan memberikan informasi pada
manajemen atas pengelolaan lingkungan dan dampaknya terhadap biaya produksi. Akuntansi
manajemen lingkungan diharapkan akan menjadi salah satu rangkaian sistem yang bertujuan untuk
mengukur kinerja suatu perusahaan. Sehingga tercapai model pengukuran kinerja yang seimbang
antara ukuran financial profit dengan kinerja pengelolaan lingkungan.
B. SARAN
Dalam makalah yang kami (Kelompok VI) dibutuhkan masih perlu perbaikan dan dibutuhkan
referensi lain untuk mendukung materi materi yang di bahas di dalamnya.Adapun saran dan kritik
dapat di ajukan dipersilahkan dan juga demi perkembangan makalahke depan.Terimakasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia (2015), Modul Chartered Accountant (Akuntansi Manajemen Lanjutan).
Jakarta
Boer, G., Curtin, M., & Hoyt, L. (1998). Manajemen biaya lingkungan. Akuntansi, 80(3), 28-38.
Hansen, DR, Mowen, MM, & Guan, L. (2009). Manajemen Biaya. Akuntansi & Kontrol (edisi ke-
6), Mason: Pembelajaran Cengage Barat Daya.
Nugroho, Adi Karya. 2013. Skripsi: Efek Karakteristik Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Dan Tata
Kelola Perusahaan yang Terhadap Pengungkapan tiga kali lipat Intinya Di Indonesia. Undip.
Semarang
http://swa.co.id/2010/10/triple-bottom-line-lebih-dari-sekadar-profit
16