Disusun oleh:
1. Ali Qamarudin 1401422230
2. Alfiatul Fitria 4612422023
3. Muhammad Zahran A. 5301422032
4. Ahmad Guntur A. N. 4201422060
5. Demetreeo R. P. M. 5302422047
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang mahakuasa, karena telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kampus keberlanjutan” tepat pada waktunya. Makalah ini diperlukan untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah dan PowerPoint pendidikan konservasi serta diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan mengenai Kampus
keberlanjutan. Dan tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Desi
Wulandari, S. Pd., M. Pd. Selaku dosen Pendidikan Konservasi.
Kami sudah berusaha semampu kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik
mungkin. Oleh karena itu, jika ada salah dalam penulisan makalah ini kami mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian. Karena kritik dan saran pembaca sangat berarti
dan dapat memotivasi kami dalam proses penyempurnaan makalah kami kedepannya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu kota di samping membawa dampak perubahan kota ke arah
positif juga membawa dampak negatif, khususnya terkait masalah lingkungan.
Menurunnya Kualitas lingkungan merupakan salah Satu dampak yang ditimbulkan
akibat aktivitas pengembangan perkotaan. Berbagai aktivitas pembangunan cenderung
mengarah pada pembangunan fisik yang berimbas pada pengurangan kuantitas ruang
terbuka hijau, seperti pembangunan rumah, apartemen, dan gedung-gedung.
Manajemen transportasi massal yang belum terkelola dengan baik juga berdampak pada
tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang meningkatkan polusi udara. Lebih lanjut
lagi, pola hidup dan aktivitas masyarakat yang mengabaikan prinsip hemat energi juga
cenderung meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca sehingga memicu terjadinya
pemanasan global. Kota sangat rentan terhadap perubahan iklim akibat tingginya
populasi, penggunaan infrastruktur yang intensif, serta berbagai kegiatan ekonomi.
Bermacam polusi dan gangguan telah menurunkan kualitas kehidupan dan lingkungan
(Nicoull dan Girault, 1997).
Kesadaran manusia dalam penggunaan energi seefisien mungkin menjadi dasar
dalam pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan Lingkungan. Hal ini pula yang
akhirnya mencetuskan ide konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep "pembangunan
berkelanjutan" dicetuskan setelah Earth Summit di Rio pada tahun 1992, yang fokus
mengenai kondisi lingkungan global sebagai kelanjutan dari Konferensi PBB tentang
lingkungan manusia yang diadakan di Stockholm tahun 1972 (Tubiana, 2000;Johnston,
2007; Wong, dkk, 2007; Thunis, 2010).
Pembangunan berkelanjutan pertama kali didefinisikan dalam laporan
Brundtland pada tahun 1987 yaitu "suatu konsep pembangunan yang memenuhi
kebutuhan Saat ini tanpa mengabaikan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang"
(Bovar dkk. 2008). Model dasar pembangunan berkelanjutan dipertimbangkan sebagai
bentuk "triple bttom line" oleh John Elkington yang terdiri dari dimensi sosial,
ekonomi, dan lingkungan (Johnston, 2007). Perbaikan kondisi lingkungan dan
peningkatan kualitas kehidupan menjadi tanggung jawab seluruh pihak, termasuk
institusi perguruan tinggi. Keterlibatan perguruan tinggi dalam memperbaiki kondisi
lingkungan diwujudkan melalui konsep kampus berkelanjutan. Konsep ini bertujuan
untuk memperbaiki kesehatan manusia dan lingkungan alam, dengan mengefisienkan
penggunaan energi, mengurangi produksi sampah, polusi, dan degradasi lingkungan (B.
Patal et P. Patal, 2012). Menurut Alshuwaikhat et Abubakar (2008), kampus
berkelanjutan harus direalisasikan di dalam lingkungan kampus yang sehat melalui
pengurangan konsumsi energi dan sumber daya alam, produksi sampah, pengelolaan
lingkungan, menjunjung keadilan sosial di setiap bidang, yang keseluruhan nilainya har
(Alisjahbana, 2018)us direpresentasikan di tingkat masyarakat, kota, dan nasional.
3
Namun sayangnya banyak universitas yang belum mengerti esensi dari kampus
berkelanjutan ataupun membangun kampus yang berwawasan lingkungan, Di
Indonesia, beberapa kampus menyatakan sudah menerapkan konsep kampus hijau,
tetapi ternyata program yang dilakukan hanya berupa penanaman pohon yang sifatnya
hanya seremonial. Pendeklarasian diri sebagai kampus hijau seharusnya tidak hanya
mencakup satu aspek, yaitu penyediaan ruang terbuka hijau (RTH). Lebih dari itu,
pelaksanaan konsep kampus hijau menekankan pada implementasi kebijakan dan
program kampus ke dalam suatu konsep yang ramah lingkungan, efisiensi energi,
maupun konservasi yang bersifat menyeluruh.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat untuk penulis adalah dapat memenuhi tugas makalah
mata kuliah Pendidikan Konservasi serta berbagi pengetahuan dan informasi.
Sedangkan untuk pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang materi mengenai
kampus keberlanjutan untuk menambah wawasan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Aspek energi hijau dan perubahan iklim diukur melalui indikator-indikator
berikut:
1) Pemanfaatan peralatan hemat energi (penggunaan bola lampu berdaya
kecil, LED, alat yang bekerja otomatis untuk menghidupkan dan
mematikan lampu sesuai kondisi lingkungan, dan mengganti perangkat
yang konvensional yang membutuhkan banyak energi
2) Implementasi Smart Building
3) Jumlah sumber energi terbarukan yang dikembangkan di dalam kampus,
4) Penggunaan listrik total dibagi populasi kampus (jumlah mahasiswa,
tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan)
5) Rasio antara produksi energi hijau/terbarukan dan total penggunaan
energi per tahun
6) Implementasi Green Building (unsur pelaksanaan green building yang
tercermin dalam kebijakan pembangunan dan renovasi di dalam kampus
7) Program pengurangan emisi gas rumah kaca
8) Perhitungan total jejak karbon dibagi populasi kampus.
6
● Setting and infrastructure, meliputi: rasio antara ruang terbuka dengan total area
kampus dan populasi kampus Serta persentase anggaran untuk upaya
keberlanjutan.
● Waste, meliputi: program daur ulang sampah, program untuk mengurangi
penggunaan kertas dan plastik, pengolahan limbah organik, anorganik, dan
beracun.
● Water, meliputi: program konservasi air, pemanfaatan air daur ulang, dan
penggunaan peralatan hemat air.
● Transportation, meliputi: jumlah kendaraan, layanan shuttle kampus, kebijakan
● kendaraan bebas emisi, rasio area parkir dan total area kampus, program
transportasi untuk membatasi area parkir, inisiatif untuk mengurangi kendaraan
pribadi, dan kebijakan jalur pejalan kaki.
● Energy and climate change, meliputi: penggunaan peralatan hemat energi,
sumber energi terbarukan di dalam kampus, total penggunaan listrik, rasio
produksi energi terbarukan dengan penggunaan energi, program pengurangan
emisis gas rumah kaca
Education, meliputi: mata kuliah terkait keberlanjutan, publikasi ilmiah terkait
keberlanjutan, kegiatan terkait keberlanjutan, dan organisasi kemahasiswaan terkait
keberlanjutan.
7
A. Ikut berkontribusi mewacanakan berkelanjutan dalam bidang
pendidikan dan penghijauan kampus.
B. Mempromosikan PT sebagai agen perubahan sosial berkaitan
dengan tujuan-tujuan berkelanjutan.
C. Sebagai evaluasi diri tentang keberlanjutan pada kampusnya
masing-masing.
D. Menginformasikan kepada pemerintah, badan lingkungan setempat
dan pada forum internasional serta masyarakat tentang program-
program berkelanjutan di kampus.
8
peningkatan anggaran dilakukan dengan cara, mendorong kegiatan P2M
tenaga pendidik yang bertema lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan. Pembatasan penggunaan kendaraan bermotor pribadi di
area kampus dengan pengadaan parker komunal di titik gerbang
kampus.
● Strategi yang kedua adalah perbaikan pada aspek transportasi, yaitu
dengan perbaikan pada sistem parkir, dan alternatif moda transportasi
massal atau ramah lingkungan.transportasi menyumbang gas emisi
rumah kaca (C02) terbesar kedua setelah listrik . Perbaikan pada sistem
transportasi, selain bermanfaat untuk mengurangi polusi gas C02,Juga
dapat memberikan pengaruh positif pada pengurangan kebutuhan parkir,
sehingga dapat meningkatkan luas area non terbangun.
● Strategi yang ketiga adalah pelibatan seluruh civitas akademik dalam
setiap kegiatan terkait lingkungan atau pembangunan berkelanjutan.
Perwujudan kampus berkelanjutan membutuhkan peran masyarakat
yang berkelanjutan (sustainable society) Oleh karena itu, sosialisasi,
edukasi dan pelibatan seluruh civitas akademik, termasuk tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, cleaning service, dan mahasiswa, dalam
setiap komponen kampus berkelanjutan perlu ditingkatkan.
● Strategi yang terakhir adalah peningkatan pengelolaan limbah cair dan
padat (sampah) dengan menerapkan prinsip keberlanjutan. Pengelolaan
sampah yang berkelanjutan yaitu pengelolaan dengan menerapkan
prinsip 3R (reduce, reuse, and recycle). Pengelolaan limbah cair yang
berkelanjutan adalah dengan menggunakan teknologi yang tepat sesuai
tingkat pencemaran limbah, selain itu juga dapat berupa pemakaian
kembali air bekas pakai untuk kegiatan non konsumsi seperti agrikultur
(penyiraman).
9
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan keberlangsungan hidup selalu menjadi topik penting untuk
didiskusikan. Pertumbuhan penduduk yang semakin terakselerasi membuat isu-isu
kerusakan lingkungan semakin dikhawatirkan. Hal tersebut dikarenakan manusia
menjadi tokoh utama sebagai pelaku di balik kerusakan lingkungan, misalnya sampah.
Riset yang dipublikasikan di Jurnal Science pada 2015 menyebutkan bahwa Indonesia
setidaknya berkutat dengan masalah pengelolaan sampah sebesar 200.000 ton/hari.
Masalah yang ada telah mencakup berbagai wilayah dari kualitas perairan,
kualitas tanah, sampai kualitas udara. Lahan hijau yang semakin berkurang dan
pengelolaan limbah yang tidak bijaksana dapat memperburuk masalah yang harus
dihadapi. Pengelolaan limbah yang tidak efisien dapat berdampak langsung pada
kualitas tanah, air, maupun udara.
Emisi karbon yang semakin meningkat juga banyak menjadi perhatian dunia.
Ianya menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap kasus perubahan iklim di
dunia. Nilai absolut dari emisi karbon diperkirakan meningkat mencapai 125 megaton
dihitung dari penyebab penggunaan smartphone saja. Peningkatannya mencapai 730%.
Hal ini tentu dapat mempercepat perubahan iklim dan peningkatan suhu bumi.
3.2 Kerangka Solusi
Nilai-nilai konservasi lingkungan harus dapat diimplementasikan dengan
melakukan gerakan peduli lingkungan dan berkontribusi secara aktif di dalamnya.
Akan tetapi keberhasilan gerakan tersebut masih ditentukan oleh seberapa besar
partisipasi warga masyarakat maupun organisasi dari berbagai bidang. Sasaran pertama
kampanye untuk berkontribusi dalam aksi nyata gerakan tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan dapat menjadi jalur efektif untuk membina kesadaran generasi sekarang dan
masa depan untuk lebih peduli dan berkontribusi langsung dalam memecahkan
permasalahan di atas. Di kawasan kampus ini biasa disebut dengan kampus
keberlanjutan.
3.3 Implementasi: Universitas Negeri Semarang dalam Kampus Berkelanjutan
Dalam kaitannya implementasi gerakan konservasi dapat dilakukan di tingkat kawasan,
dalam hal ini adalah pada tingkat kampus. Beberapa strategi UNNES dalam
berkontribusi secara langsung pada gerakan konservasi adalah sebagai berikut.
a. Pengelolaan Keragaman Hayati
Hal ini diarahkan pada program vegetasi kampus untuk memelihara iklim yang
ideal di dalam kampus. Beberapa program yang dikembangkan :
● Pembenahan Kebun Wisata Pendidikan
10
● Pengembangan biodiversitas di tempat kerja
● Pengembangan database flora dan fauna
● Pengembangan kebun tanaman langka
● Ruang terbuka hijau ramah lingkungan
b. Pengelolaan Energi
Pengembangan program ini diarahkan kepada efisiensi penggunaan energi
listrik dan listrik pemerintah, dan mendorong penggunaan energi alternatif.
Beberapa program berkaitan tentang hal tersebut adalah.
● Pelatihan efisiensi dan manajemen energi
● Inisiasi energi biomassa di kampus
● Pembuatan prototype kendaraan hemat energi
● Kendaraan umum bagi sivitas kampus
● Penambahan sarana dan prasarana pencahayaan alami
● Penggunaan bahan bakar non fosil
c. Pengelolaan Limbah
Dalam pengembangannya, program ini difokuskan kepada pengelolaan
sampah yang efektif dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Beberapa program yang dikembangkan di antaranya sebagai berikut.
● Pembuatan biopori dan sumur resapan
● Pengadaan dan penataan tempat sampah
● Optimalisasi pengelolaan sampah (zero waste)
● Kampanye untuk meminimalisir penggunaan botol sekali minum
3.4 Capaian Universitas Negeri Semarang dalam Kampus Berkelanjutan
Salah satu indikator keberhasilan dalam mencapai Universitas Berwawasan
Konservasi adalah pencapaian Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang
menempati peringkat ke-6 Nasional dan 42 Dunia dalam pemeringkatan Universitas
Indonesia (UI) GreenMetric World University Ranking 2022 yang diumumkan melalui
secara langsung di Universitas Indonesia dan kanal YouTube Universitas Indonesia.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagai Universitas Berwawasan
Konservasi, UNNES telah memenuhi indikator keberhasilan pengayaan kampus
keberlanjutan melalui program dan strateginya.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kampus berkelanjutan adalah kampus atau perguruan tinggi (PT) yang melakukan
upaya-upaya mengatasi permasalahan SDA antara lain karena pertambahan populasi,
pemanasan global, eksploitasi SDA yang berlebihan, ketergantungan kepada minyak
dan air, serta permasalahan ketahanan pangan. Beberapa aspek yang ada pada kampus
keberlanjutan, meliputi aspek infrastruktur hijau, energi hijau dan perubahan iklim,
serta pengelolaan limbah. Sedangkan, komponen pada kampus berkelanjutan antara
lain: setting and infrastructure, waste, water, transportation, energy and climate
change dan education.
Kinerja kampus berkelanjutan sementara ini diukur menggunakan pemeringkatan UI
Greenmetric yang dikembangkan dan diselenggarakan Universitas Indonesia (UI).
Aspek yang diukur pada pemeringkatan ini meliputi enam aspek, yaitu penataan dan
infrastruktur hijau, energi hijau dan perubahan iklim, pengelolaan limbah, pengelolaan
air, transportasi hijau, dan pendidikan. Terlepas mengenai penjabaran tentang apa itu
kampus keberlanjutan, pengimplementasiannya harus dioptimalkan menuju satu cita-
cita bersama, yaitu meningkatnya kualitas hidup lingkungan sekitar khususnya area
kampus dan dunia secara umum.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan melalui penulisan makalah ini adalah
1. Dalam penerapannya secara nyata, diharapkan semua sivitas dalam sutau
lembaga kampus dapat bergerak secara aktif untuk memberikan dampak yang
diharapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13