DOSEN PENGAMPU:
NIM : 1401420127
ROMBEL :G
NO. PRESENSI : 10
BAB I PENDAHULUAN
A. TUJUAN :
Mengetahui kandungan bahan makanan berdasarkan uji bahan makanan
B. DASAR TEORI
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk
hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan
makanan.Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-
harinya.Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan
badan dan otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak
maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda.Protein, karbohidrat,
lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.
1.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia dengan tumbuhan
sebagai produsennya. Proses terbentuknya karbohidrat pada tumbuhan adalah dari proses
fotosintesis dimana kloroil tanaman dengan bantuan sinar matahari dan karbondioksida
yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karbohidrat sederhana glukosa dan oksigen yang
dilepas ke udara merupakan hasil dari proses fontosintesis tersebut. Karbohidrat senyawa
kompleks yang tersusun dari beberapa unsur yairtu unsur karbon (C), unsur hidrogen (H),
dan unsur oksigen (O) dengan rumus kimianya adalah CnH2nOn (Andarwulan et al.,
2011).
Satu kilogram karbohidrat akan berkontribusi menyediakan asupan energi sebesar
4000 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta berbagai aktivitas isik seperti berolahraga atau bekerja.
Dalam tubuh, karbohidrat ada yang langsung diubah menjadi energi dan ada yang ubah
menjadi bentuk lain sebagai cadangan energi dalam tubuh. Karbohidrat yang berada pada
sirkulasi darah diubah menjadi glukosa yang berfungsi sebagai energi utama, sedangkan
karbohidrat yang terdapat didalam hati dan jaringan otot disimpan dalam bentuk glikogen.
Adapun Sebagian sisa dari karbohidrat tersebut disimpan pada jaringan lemak yang akan
dijadikan sebagai cadangan energi.
Jenis karbohidrat :
1. Glukosa
Gula atau yang dikenal sebagai glukosa adalah jenis karbohidrat yang paling
sederhana yang berperan memproduksi protein serta membantu metabolism
lipid. Pada sistem pencernaan tubuh manusia, glukosa menjadi satu-satunya sumber
10
energi yang bisa membatu metabolisme lipid. Glukosa didalam tubuh tersebar
melalui aliran darah sehingga menjadi penompang sel-sel tubuh. Glukosa yang
terserap oleh sel-sel tubuh tersebut dikonversi menjadi energi yang menjaga
kestabilan kerja sel-sel tersebut. Glukosa dalam aliran darah sebagiannya menuju
otot dan hati dan disimpan dalam bentuk glikogen, sebagiannya menuju sel lemak
dan disimpan dalam bentuk lemak serta Sebagian lagi langsung menjadi bahan
bakar sel otak.
2. Amilum (Pati)
Jenis karbohidrat kompleks yang yang terbentuk dari 500 molekul monosakarida,
berwarna putih, tidak berbau dengan rasa tawar dan tidak larut dalam air dikenal
dengan sebutan amilum atau pati. Amilum bebentuk butiran-butiran makrosopik
berdiamter antara 5-50 nm. Amilum berperan penting untuk menyimpan kelebihan
dari produk fotosintesis (glukosa) dalam jangka waktu yang sangat lama.bahan
utama yang dihasilkan dari tumbuhan ini merupakan sumber energi bagi manusia
dan hewan. Komponen penyusun dari amilum adalah karbohidrat jenis
amilopektin (pemberi sifat lengket) dan amilosa (pemberi sifat keras atau pera)
dengan kandungan yang berbeda-beda (Budiman, 2009).
Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah Uji Benedict
dan Uji Lugol, Uji Molish, Uji Seliwanof, Uji Antrone, dan Uji Fenol (Andarwulan et al,
2011). Analisis kuantitatif karbohidrat pada suatu bahan dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, cara isik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara kromatograi. Penentuan
karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan
pendahuluan yaitu dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Penentuan
karbohidrat dengan cara kromatograi adalah dengan mengisolasi dan mengidentiikasi
karbohidrat dalam suatu campuran (Kaminska et al, 2009).
1.1.2 Protein
bersumber dari hewan (protein hewani), dan protein yang bersumber dari tumbuh-
tumbuha (protein nabati). Protein hewani adalah protein yang kaya akan asam amino
esensial dengan struktur senyawa yang sempurna sehingga bermutu tinggi untuk
kehidupan manusia. Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein
adalah daging, ikan, susu, dan telur. Sedangkan protein nabati adalah jenis protein dengan
suplay asam amino esensial yang belum sempurna dan kurang lengkap dalam memenuhi
kebutuhan tubuh manusia, kecuali yang bersumber dari padi dan kacang-kacangan. Protein
nabati dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Hampir 70 %
penyedia protein di dunia berasal dari bahan nabati terutama biji-bijian dan kacang-
kacangan.
Kadar protein yang terdapat pada bahan-bahan makanan atau makanan yang akan
dikosumsi oleh manusia dapat diketahui dengan melakukan Uji Biuret. Pada pengujian ini
akan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu atau warna lembayung apabila makanan
tersebut mengandung protein setelah diteteskan dengan larutan Biuret. Perubahan warna
tersebut terjadi dikarenakan interaksi antara zat yang terkandung pada makana dengan
larutan Biuret sehingga ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan reaksi dasar
dimana Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH.
1.1.3 Lemak
Lemak atau lipid dideinisikan senyawa organik heterogen yang bersifat relatif tidak larut
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut non polar (eter, klorofom dan benzen).
Lemak tersusun oleh unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Lemak
merupakan zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak juga termasuk pembangun dasar jaringan tubuh karena
ikut berperan dalam membangun membran sel dan membran beberapa organel sel
(Budiman, 2009). Lemak yang terdapat didalam tubur berasal dari dua sumber yaitu
makanan dan hasil diproduksi organ hati, yang bisa disimpan sebagaia cadangan energi
didalam sel-sel lemak.
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber lemak adalah susu, daging,
jeroan, krim, mentega, dan sebagainya. Sumber lemak juga bisa berasal dari tumbuhan
yang mengandung lemak seperti misalnya kacang-kacangan, minyak goreng, margarin,
kemiri, dan lain sebagainya.
Senyawa-senyawa lemak berdasarkan komposisi kimianya dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu (Sembiring, 2010) :
• Lemak sederhana : Strukturnya tubuh lemak ini tersusun oleh trigliserida yang terdiri
dari tiga asam lemak dan satu gliserol. Senyawa ini banyak terkaddung pada bahan
seperti minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar), lilin, dan plastisin (lemak
sederhana yang padat pada suhu kamar).
• Lemak campuran : Struktur tubuhnya adalah gabungan antara lipid dengan senyawa
bukan lipid (glukosa, protein, dan fosfat). Lemak campuran dibedakan menjadi
beberapa jenis diantaranya fosfolipd (gabungan antara lipid dengan fosfat), lipoprotein
(gabungan antara lipid dengan protein) dan lain sebagainya.
12
Derivat lemak : Proses pembentukan senyawa ini dihasilkan dari proses hidrolisis lemak
atau lipid. Derivat lemak dapat dijumpai pada kolesterol, asam lemak, sterol dan gliserol.
1.1.4 Vitamin
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut
prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak
beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam
nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan
vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan
dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan
dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga
membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi
biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah
terpenuhi (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul
C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 – 192oC. Bersifat larut dalam air,
sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C
sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Pada pH
rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih
apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi.
Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator
seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).
Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu,
antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di
Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah
lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah). Pemerintah telah memperbolehkan
penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya hanya
1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih itu ilegal.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain
digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek racun
pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang
terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat
dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau
testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada dosis cukup
tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah,
mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram
atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika
dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih. (Saparinto,dkk.2011)
Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks merupakan kristal lunak
dengan nama kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks mempunyai nama lain
natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam
industri non pangan. Ciri Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak
larut dalam alkohol, PH : 9,5.
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa
serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam
alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang
kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Karakteristik Boraks, antara lain:
- berbentuk kristal putih
- tidak berbau
- larut dalam air
14
Uji Kualitatif
Analisis Kualitatif boraks diantaranya adalah uji nyala, uji warna dengan kertas turmerik,
dan uji warna dengan kertas kurkuma.
a. Uji Nyala
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan
terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian
warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau
maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan
senyawa uji dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar, warna api hijau
menunjukkan terdapat senyawa boraks (Roth, 1988).
15
BAB II METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
1. Tabung reaksi 1. Bahan makanan yang akan diuji
2. Rak tabung reaksi (disesuaikan):
3. Gelas berisi air mendidih a. Putih telur
4. Pembakar spiritus b. Larutan susu
5. Pipet tetes c. Makanan yang mengenyangkan
6. Pelat tetes/palet/tutup (nasi/jagung/kue/biskuit)
botol mineral/wadah lain d. Tahu goreng
7. Mortar dan penumbuk e. Jeruk nipis, Tomat, Vitamin C
8. Pisau tablet
f. Minuman rasa buah
g. Bleng, kerupuk nasi, gendar
2. Kunyit
3. Larutan Biuret
4. Larutan Lugol
5. Larutan Benedict/fehling
17
B. LANGKAH KERJA
Persiapan: lumatkan bahan makanan yang akan diuji apabila makanan tersebut bertekstur
padat
Uji Amilum
1) Ambil bahan makanan mengenyangkan yang telah dilumatkan, masukkan ke dalam
wadah yang akan digunakan untu uji makanan dan masing-masing diberi label
2) Penampilan awal di dokumentasikan
3) Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes lugol/kalium iodide
4) Amati perubahan warna yang terjadi, catat dan dokumentasikan.
Uji Lemak
1) Oleskan bahan makanan ingin diuji yang ada secara terpisah di atas kertas buram
yang telah disediakan
2) Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai kering
3) Amati kondisi kertas buram yang telah kering di bawah cahaya, catat dan
dokumentasikan.
Uji Glukosa (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring, maka praktikum ini tidak
dilaksanakan)
1) Bahan makanan yang sudah dilumatkan, dimasukkan ke wadah yang akan digunakan
untuk uji makanan
2) Masing-masing wadah diberi label
3) Kemudian ditetesi 5 tetes benedict/fehling A dan dipanaskan di atas bunsen
sampaimendidih.
4) Diamkan selama beberapa menit
5) Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi pada bahan makanan
Uji Protein (Jika perkuliahan masih dilaksanakan secara daring, maka praktikum ini tidak
dilaksanakan)
1) Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan ke dalam wadah yang
akan digunakan untuk uji makanan.
2) Masing-masing wadah diberi label
3) Diteteskan dengan 3 tetes biuret
4) Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat sebelum dan sesudah ditetesi
Uji Vitamin C
1) Siapkan wadah yang akan digunakan untu uji makanan.
2) Isilah setiap wadah yang akan digunakan untuk uji makanan dengan larutan amilum
iodida/betadine/lugol sebanyak 1 ml (10 tetes )
3) Tambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C kedalam tabung A sampai warna larutan
jernih
4) Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan amilum
iodida/betadine/lugol tersebut
5) Ulangi langkah 3 dan 4 untuk wadah selanjutnya
6) Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!
18
Uji Boraks
1) Lumatkan kunyit dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
2) Kemudian, tuangkan kunyit yang telah di ekstrak ke mangkok plastik kecil
3) Lumatkan bahan yang akan diuji dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
4) Letakan setengah sendok pada wadah yang berwarna putih atau bening agar hasilnya
dapat terlihat lebih jelas
5) Setelah itu, tetesi dengan air kunyit yang telah di ekstrak sebanyak 2 ml (20 tetes) ke
dalam makanan yang telah dihaluskan
6) Lalu aduk rata makanan yang di uji dan lihat perubahan warna yang terjadi, sisihkan
7) Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!
Catatan:
Ket: sebagai pembanding, uji tablet vitamin C (kadar vitamin C 100%), hitung jumlah
tetes yang diperlukan sampai lugol berubah menjadi bening. Ketika uji bahan lain
diperlukan jumlah tetes yang berbeda, maka kadar bisa dihitung dengan ( jumlah tetes
bahan makanan X : jumlah tetes tablet Vit C) x 100%
C. PEMBAHASAN
1. Bagaimana perubahan warna bahan makanan saat diuji menggunakan masing- masing
reagen?
Jawab : perubahan warna bahan makanan saat diuji menggunakan masing- masing
reagen :
a) Makanan yang mengandung amilum perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi
lugol yakni menjadi biru kehitaman
b) Makanan yang mengandung lemak setelah lumatannnya dioleskan pada kertas buram,
terjadi pebahan warna yakni kertas buram menjadi transparan
c) Makanan yang mengandung vitamin c yakni makanana yang mampu merubah warna
reagen (betadin) mennjadi lebih terang atau jernih
d) Makanan yang mengandung boraks ketia ditetesi reagen (ekstrak kunyit) perubahan
warna yang terjadi yakni menjadi merah kecoklatan.
2. Makanan apa saja yang mengandung:
a. Amilum
b. Lemak
c. Glukosa
d. Protein
e. Vitamin C
f. Boraks
Jawab :
Kandungan makanan
a. Amilum : nasi, kentang, roti tawar
b. Lemak : tahu goreng
c. Glukosa : tidak dilakukan pengujian
d. Protein : tidak dilakukan pengujian
e. Vitamin C : tablet vitamin C, jambu biji, minuman rasa buah
f. Boraks : bleng, kerupuk nasi
3. Adakah 1 makan yang mengandung lebih dari 1 zat gizi berdasarkan uji makann yang
kamu lakukam! Jika ada, sebutkan!
Jawab : Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya lakukan tidak ada satupun makanan
yang mengandung kandungan lebih dari satu.
4. Dari bahan yang diuji kandungan vitamin C, bahan manakan yang mengandung vitamin C
paling tinggi?
Jawab : Dari bahan yang diuji kandungan vitamin C, bahan manakan yang mengandung
vitamin C paling tinggi adalah tablet vitamin c. Kesimpulan tersebut didasarkan pada
semakin sedikitnya jumlah tetesan bahan makanan untuk menetralkan warna regaen
(betadin) yakni hanya 0 tetes serta perbandingan kadar vitamin c yang terdapat pada tablet
vitamin c yakni 400 % lebih besar dibandingkan bahan makanan lain yang diuji.
5. Apa kesimpulan anda dari kegiatan praktikum ini?
Jawab :
Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa larutan lugol
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan karbohidrat makanan, kertas minyak
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan lemak dalam makanan, penjernihan
reagen (betadin) untuk mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin c pada makanan,
sedangkan reagen (ekstrak kunyit) untuk mengetahui kandungan boraks yang ada pada
makanan.
Kandungan makanan tersbut dapat diketahui dari rekasi setelah terhadap reagen yang
digunakan. Berikut adalah tabel perubahan warna setelah ditetesi reagen yang
menunjukkan bahan makanan mengandung zat tertentu :
Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa larutan lugol digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan karbohidrat makanan, kertas minyak digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya kandungan lemak dalam makanan, penjernihan reagen ( betadin ) untuk
mengetahui ada daknya kandungan vitamin c pada makanan, sedangkan reagen (ekstrak kunyit) untuk
mengetahui kandungan oraks yang ada pada makanan.
Kandungan makanan tersbut dapat diketahui dari reaksi setelah terhadap reagen yang
digunakan. Berikut adalah tabel perubahan warna setelah ditetesi reagen yang menunjukkan bahan
makanan mengandung zat tertentu :
B. SARAN
Agar praktikum berjalan lancar , ada baiknya kita menjaga kebersihan dari alat yang
digunakan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan data dikarenakan percampuran dari bahan lain
yang mampu memudarkan hasill dari pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Nasional. (2004). Pengantar Makanan Dan Gizi / editor Zazuk Farida Baliwati
Dkk. Cet. 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pratiwi ,D. A. Dkk.(2007). Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN GAMBAR
1. Uji Amilum
Noda transparan
3
Noda transparan
3. Uji Vitamin c
No. Ekstrak Perubahan warna Kandungan
makanan Reagen Reagen + Bahan Vitamin C
(Air + Betadin 18 Tetes)
1 Tablet ++++ Ada
vitamin c
( 2 tetes )
Bening
Coklat kemerahan
2 Jambu +++ Ada
biji
(3 tetes)