A. Judul Percobaan
Uji Makanan
B. Tujuan Percobaan
C. Dasar Teori
Makanan adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan
nutrisi yang kemudian diolah menjadi energi, makanan yang dimakan juga harus
bergizi. Menurut Alim, dkk (2020: 212) menyatakan bahwa “Makanan bergizi
merupakan makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat
tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air”. Lebih lanjut
merupakan zat gizi yang penting untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat dikenal juga sebagai kelompok zat organik yang memiliki struktur
molekul yang berbeda-beda, namun memiliki kesamaan dalam segi kimia dan
Afandi (2020) Oxford Dictionary of Food Science and Nutrition dan Kamus Ilmu
Pangan dan Gizi menyatakan bahwa makanan yang kaya akan karbohidrat harus
mengandung karbohidrat tinggi adalah pati dan gula, seperti roti, pasta, beras,
kentang, sereal, oat, gandum, dan biji-bijian lainnya. Makanan yang dianggap tinggi
karbohidrat adalah makanan yang memiliki lebih dari 50 persen karbohidrat dalam
berat keringnya.
mengemukakan bahwa pati atau amilum adalah jenis karbohidrat kompleks yang
tidak mudah larut dalam udara. Ia berbentuk seperti serbuk putih, tidak berbau dan
tidak berasa. Amilum merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
fotosintesis) untuk jangka waktu yang lama. Hewan dan manusia juga memanfaatkan
air. Bentuknya berupa bubuk putih yang tidak memiliki rasa atau aroma. Mustafidah,
menggunakan larutan iodin. Pada tahap ini, sampel amilum yang telah dihaluskan
diletakkan pada plat tetes dan diteteskan larutan iodin. Jika warna sampel berubah
menjadi biru kehitaman, maka dapat dipastikan bahwa sampel tersebut mengandung
amilum. Perubahan warna ini disebabkan oleh interaksi antara molekul iodin dan
sumber energi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Menurut Novianti, dkk (2017)
mengemukakan bahwa glukosa juga memainkan peran utama sebagai salah satu
pembentukan warna yang sering digunakan dalam pengujian. Uji benedict, sebagai
contoh, bekerja dengan cara mereduksi gula dalam larutan benedict sehingga
Minyak dan lemak adalah sekelompok senyawa organik yang tidak larut
dalam air namun dapat larut dalam pelarut organik. Menurut Santika (2016), senyawa
ini terdiri dari oksigen, hidrogen, karbon, dan biasanya mengandung nitrogen serta
fosfor.
Lemak adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak dapat larut dalam
udara namun dapat larut dalam pelarut organik. Menurut Santika (2016)
mengemukakan bahwa lemak adalah molekul yang terdiri dari oksigen, hidrogen,
karbon, dan biasanya mengandung nitrogen serta fosfor. Sifat lemak sulit larut dalam
udara, namun dapat larut dalam pelarut khusus lemak seperti kloroform. Lemak
terdiri dari empat bagian molekul, yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam
lemak. Berdasarkan komposisinya, lemak dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
lemak sederhana yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak seperti lilin,
plastisin, dan minyak. Lemak campuran adalah lemak yang terdiri dari gabungan
Lemak murni adalah lemak yang diperoleh dari proses hidrolisis lemak seperti asam
kertas HVS digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan pengujian lemak dan
minyak. Bahan yang akan diuji digosok atau digores dengan kertas HVS. Kemudian
didiamkan beberapa menit. Jika jejak transparan tetap ada di kertas HVS, itu adalah
Protein ialah molekul yang hadir dalam semua sel tubuh dan berperan dalam
menjaga fungsi, bentuk, dan kinerja jaringan tubuh. Menurut Ischak, dkk (2017)
mengemukakn bahwa protein berasal dari kata Yunani “proteios” yang berarti urutan
pertama atau utama. Protein adalah makromolekul terbanyak yang terdapat dalam sel
hidup. Protein dapat diisolasi oleh seluruh sel dan bagian sel. Protein memainkan
reaksi biokimia, racun, hormon, dan lain sebagainya. Semua protein, baik yang
diisolasi dari bakteri maupun yang berasal dari sel hewan tingkat tinggi, dibangun
dari 20 jenis asam amino yang sama. Asam amino ini terhubung satu sama lain
manusia karena terdiri dari unsur-unsur yang sangat baik. Menurut Annisa & Dewi
(2021), protein dapat dijadikan sumber energi yang sangat efektif ketika organisme
(Fosfor), dan Fe (Besi). Semua unsur ini sangat mendukung peran protein dalam
tubuh manusia.
Larutan uji protein Biuret dibuat basa dengan larutan NaOH kemudian
tujuan dari analisis protein adalah untuk menunjukkan adanya senyawa lain yang
mengandung gugus amida dari suatu asam yang terikat pada sebuah amida. Uji ini
atau ungu-biru .
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipet tetes
b. Cawan petri
c. Mortal
d. Spatula
e. Plat tetes
2. Bahan
a. Roti
b. Tempe
c. Putih telur
d. Pisang
e. Kemiri
f. Margarin
g. Cairan lugol
h. Label
i. Tisu
Uji Lemak
1. Alat
a. Cawan petri
b. Mortal
c. Spatula
2. Bahan
a. Kertas HVS
b. Tisu
c. Roti
d. Tempe
e. Putih telur
f. Pisang
g. Kemiri
h. Margarin
1. Alat
b. Pipet tetes
c. Cawan petri
d. Mortal
e. Spatula
f. Pembakar bunsen
2. Bahan
a. Roti
b. Tempe
c. Putih telur
d. Pisang
e. Kemiri
f. Margarin
g. Cairan benedict
h. Label
i. Korek api
j. Spiritus
Uji Protein
1. Alat
b. Pipet tetes
c. Cawan petri
d. Mortal
e. Spatula
2. Bahan
a. Roti
b. Tempe
c. Putih telur
d. Pisang
e. Kemiri
f. Margarin
g. Larutan NaOH
h. Larutan CuSO4
i. Label
j. Tisu
E. Langkah kerja
2. Menggerus bahan makanan secara terpisah (roti, tempe, pisang, putih telur,
Uji Lemak
pembakar bunsen.
3. Meneteskan bahan makanan dengan 3 tetes larutan NaOH dan 3 tetes larutan
CuSO4.
4. Mengamati dan mencatat hasil perubahan warna yang terjadi sebelum dan
sesudah ditetesi.
1. Hasil pengamatan
Kegiatan 1
berikut:
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji karbohidrat
(amilum) bahan makanan yang ditetesi cairan lugol mengalami reaksi perubahan
warna yaitu, roti berubah warna menjadi hitam, tempe berubah warna menjadi
jingga, putih telur berubah warna menjadi merah, pisang berubah warna menjadi
kuning, kemiri berubah warna menjadi kuning dan margarin berubah warna menjadi
merah.
Kegiatan 2
berikut:
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji lemak bahan
makanan yang dioleskan di atas kertas HVS lalu diamati di bawah cahaya mengalami
reaksi yaitu, roti tidak transparan, tempe tidak transparan, putih telur tidak
Kegiatan 3
berikut:
maka dapat diketahui bahwa pada uji karbohidrat (glukosa) bahan makanan yang
reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah warna menjadi kuning, tempe berubah
warna menjadi biru, putih telur berubah warna menjadi ungu, pisang berubah warna
menjadi kuning, kemiri berubah warna menjadi hijau dan margarin berubah warna
menjadi hijau.
Kegiatan 4
berikut:
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji protein bahan
makanan yang ditetesi larutan NaOH dan larutan CuSO4 mengalami reaksi perubahan
warna yaitu, roti berubah warna menjadi ungu, tempe berubah warna menjadi biru,
putih telur berubah menjadi warna ungu, pisang berubah warna menjadi ungu, kemiri
2. Pembahasan
Amilum merupakan jenis karbohidrat kompleks yang tidak dapat larut dalam
yang ditetesi cairan lugol mengalami reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah
warna menjadi hitam, tempe berubah warna menjadi jingga, putih telur berubah
warna menjadi merah, pisang berubah warna menjadi kuning, kemiri berubah warna
menjadi kuning dan margarin berubah warna menjadi merah. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Mustafidah, dkk, (2022) mengemukakan bahwa uji
amilum dapat dilakukan dengan menggunakan larutan iodin. Pada tahap ini, sampel
amilum yang telah dihaluskan diletakkan pada plat tetes dan diteteskan larutan iodin.
Jika warna sampel berubah menjadi biru kehitaman, maka dapat dipastikan bahwa
sampel tersebut mengandung amilum. Perubahan warna ini disebabkan oleh interaksi
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air. Berdasarkan hasil
pengamatan kegiatan 2 menunjukkan bahwa pada uji lemak bahan makanan yang
dioleskan di atas kertas HVS lalu diamati di bawah cahaya mengalami reaksi yaitu,
roti tidak transparan, tempe tidak transparan, putih telur tidak transparan, pisang
tidak transparan, kemiri transparan dan margarin transparan. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Hafsah (2019) mengemukakan bahwa kertas HVS
digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan pengujian lemak dan minyak. Bahan
yang akan diuji digosok atau digores dengan kertas HVS. Kemudian di diamkan
beberapa menit. Jika jejak transparan tetap ada di kertas HVS, itu adalah bahan yang
mengandung lemak.
Glukosa adalah sebuah monosakarida yang termasuk dalam kelompok
karbohidrat yang sangat penting sebagai sumber energi bagi makhluk hidup seperti
bunsen mengalami reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah warna menjadi
kuning, tempe berubah warna menjadi biru, putih telur berubah warna menjadi ungu,
pisang berubah warna menjadi kuning, kemiri berubah warna menjadi hijau, dan
margarin berubah warna menjadi hijau. Hal ini sesuai dengan teori yang
juga dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi pembentukan warna yang
sering digunakan dalam pengujian. Uji benedict, sebagai contoh, bekerja dengan cara
oksigen. Jika terdapat karbohidrat dalam bahan makanan yang diuji, maka akan
Protein merupakan zat kimia yang terdapat di setiap sel tubuh yang berperan
dalam menjaga kinerja, struktur, dan fungsi jaringan tubuh. Berdasarkan hasil
pengamatan kegiatan 4 menunjukkan bahwa pada uji protein bahan makanan yang
ditetesi larutan NaOH dan larutan CuSO4 mengalami reaksi perubahan warna yaitu,
roti berubah warna menjadi ungu, tempe berubah warna menjadi biru, putih telur
berubah menjadi warna ungu, pisang berubah warna menjadi ungu, kemiri berubah
warna menjadi biru, dan margarin berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori yang
amida dari suatu asam yang terikat pada sebuah amida. Uji ini memberikan reaksi
1. Simpulan
cairan benedict untuk mengetahui karbohidrat (glukosa) yang terkandung pada bahan
makanan, larutan NaOH dan larutan CuSO4 untuk mengetahui protein yang
terkandung pada bahan makanan dan kertas buram/HVS dapat digunakan untuk
2. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, perhatikan alat dan bahan yang
larutan/cairan kimia agar memperoleh hasil yang akurat. Praktikan harus berhati-hati
pada saat menggunakan alat-alat di laboratorium seperti benda yang mudah pecah
atau terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Wijaya, Faridah & Suyatman. 2019. Hubungan Antara kandungan
Karbohidrat dan Indeks Glikemik pada Pangan Tinggi Karbohidrat. Jurnal
Pangan. Vol. 28 (2): 146.
Alim, Zainal. 2020. IPA Dasar Untuk PGMI\PGSD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anisa, Desi Dwi & Ratna Kumala Dewi. 2021. Peran Protein: ASI dalam
Meningkatkan Kecerdasan Anak untuk Menyongsong Generasi Indonesia
Emas 2045 dan Relevansi dengan Al-Qur’an. Jurnal Tadris IPA Indonesia.
Vol. 1 (3): 427-428.
Hafsah, Sri Sofiyati. 2019. D.I.Y (Do It Yourself): Praktik Kimia SMA/MA.
Surakarta:
Kekata Publisher.
Ischak, Netty Ino, Yuszda K Salimi & Dessy N Botutihe. 2017. Buku Ajar Biokimia
Dasar 1. Gorontalo: UNG Press.
Mukaromah, Nur. 2013. Pendekatan Ilmiah Makanan. Yogyakarta: Multikreasi Satu
Delapan.
Mustafidah, Roufi’ul, Rizki Putri Asyari, Jihan Maghfiroh Velayati & Titah Sayekti.
Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk sebagai Fortifikan Guna Memperkaya Nilai
Gizi pada Cokelat. Jurnal Tadris. 2022. Vol. 2 (2): 122.
Novianti, Muli, Vanny M. A Tiwow & Kasmudin Mustapa. 2017. Analisis Kadar
Glukosa pada Nasi Putih dan Nasi Jagung dengan Menggunakan Metode
Spektronik 20. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 6. (2) : 117-118.
Purnama, Robby Chandra, Agustina Retnaningsih & Indah Aprianti. 2019.
Perbandingan Kadar Proetin Susu Cair UHT Full Cream pada Penyimpanan
Suhu Kamar dan Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan
dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analisis Farmasi. Vol. 4 (1): 50-52.
Ratih, Dilla, Amalia Ruhana, Nugrahani Astuti & Asrul Bahar. 2022. Alasan
Pemilihan Makanan dan Kebiasaan Mengkomsumsi Makanan Sehat pada
Mahasiswa Unesa Ketintang. Jurnal Tata Boga. Vol. 11 (1): 23.
Rosmawati. 2018. Isolasi Kapang Pendegradasi Amilum pada Ampas Sagu
(Metroxylon Sagoo) Secara In Vitro. Jurnal Biologi Science & Education. Vol.
2 (1): 21.
Siregar, Nurhamida Sari. 2014. Korbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 13 (2):
38.
Santika & I Gusti Putu Ngurah Adi. 2016. Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh
Melalui Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP
PGRI Bali. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. Vol. 1: 89- 90.
LAMPIRAN
UJI MAKANAN