Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN III

A. Judul Percobaan

Uji Makanan

B. Tujuan Percobaan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan jenis makanan.

C. Dasar Teori

Makanan adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan

nutrisi yang kemudian diolah menjadi energi, makanan yang dimakan juga harus

bergizi. Menurut Alim, dkk (2020: 212) menyatakan bahwa “Makanan bergizi

merupakan makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat

tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air”. Lebih lanjut

menurut Ratih, dkk (2022: 23) menjelaskan bahwa:

Menurut WHO (World Health Organization) makanan merupakan


kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia setiap saat dan
dimanapun serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
makanan yang dikonsumsi dapat bermanfaat bagi tubuh. Memilih
makanan sangat penting bagi kita, karena dampak yang ditimbulkan
sangat berpengaruh bagi diri kita sendiri. Apakah makanan tersebut
bermanfaat bagi tubuh kita atau justru sebaliknya. Akan tetapi tidak
sedikit remaja di luar sana yang masih suka dalam memilih makanan
bahkan menolak makanan yang diberikan karena alasan tertentu. Banyak
sebagian orang lebih menyukai makanan yang sudah familiar atau akrab
dengan keseharian mereka dan keakraban sering dikaitkan dengan tradisi
yang dianut keluarga mereka.
Zat gizi karbohidrat berperan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia,

khususnya otak. Menurut Siregar (2014) mengemukakan bahwa karbohidrat

merupakan zat gizi yang penting untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.

Karbohidrat dikenal juga sebagai kelompok zat organik yang memiliki struktur

molekul yang berbeda-beda, namun memiliki kesamaan dalam segi kimia dan

fungsinya. Karbohidrat terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O.

Makanan yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi adalah yang

mengandung lebih dari 50 persen karbohidrat dalam berat keringnya. Menurut

Afandi (2020) Oxford Dictionary of Food Science and Nutrition dan Kamus Ilmu

Pangan dan Gizi menyatakan bahwa makanan yang kaya akan karbohidrat harus

memiliki proporsi karbohidrat yang tinggi. Beberapa contoh makanan yang

mengandung karbohidrat tinggi adalah pati dan gula, seperti roti, pasta, beras,

kentang, sereal, oat, gandum, dan biji-bijian lainnya. Makanan yang dianggap tinggi

karbohidrat adalah makanan yang memiliki lebih dari 50 persen karbohidrat dalam

berat keringnya.

Amilum juga dikenal dengan sebutan pati. Menurut Rosmawati (2018)

mengemukakan bahwa pati atau amilum adalah jenis karbohidrat kompleks yang

tidak mudah larut dalam udara. Ia berbentuk seperti serbuk putih, tidak berbau dan

tidak berasa. Amilum merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan

sebagai tempat penyimpanan glukosa yang berlebihan (dalam bentuk produk

fotosintesis) untuk jangka waktu yang lama. Hewan dan manusia juga memanfaatkan

pati sebagai sumber energi utama.


Amilum merupakan jenis karbohidrat kompleks yang tidak dapat larut dalam

air. Bentuknya berupa bubuk putih yang tidak memiliki rasa atau aroma. Mustafidah,

dkk, (2022) mengemukakan bahwa uji amilum dapat dilakukan dengan

menggunakan larutan iodin. Pada tahap ini, sampel amilum yang telah dihaluskan

diletakkan pada plat tetes dan diteteskan larutan iodin. Jika warna sampel berubah

menjadi biru kehitaman, maka dapat dipastikan bahwa sampel tersebut mengandung

amilum. Perubahan warna ini disebabkan oleh interaksi antara molekul iodin dan

spiral amilum yang membentuk kompleks.

Glukosa merupakan ragam monosakarida yang sangat penting sebagai

sumber energi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Menurut Novianti, dkk (2017)

mengemukakan bahwa glukosa juga memainkan peran utama sebagai salah satu

kunci molekul dalam pembentukan tenaga di dalam tubuh. Namun, kandungan

glukosa dapat mengalami transformasi selama penyimpanan.

Terdapat berbagai metode pengujian karbo yang dapat digunakan, salah

satunya adalah uji benedict. Menurut Mukaromah (2013) mengemukakan bahwa

pengujian karbohidrat juga dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi

pembentukan warna yang sering digunakan dalam pengujian. Uji benedict, sebagai

contoh, bekerja dengan cara mereduksi gula dalam larutan benedict sehingga

menghasilkan reaksi reduksi oksigen. Jika terdapat karbohidrat dalam bahan

makanan yang diuji, maka akan terbentuk endapan berwarna merah bata.

Minyak dan lemak adalah sekelompok senyawa organik yang tidak larut

dalam air namun dapat larut dalam pelarut organik. Menurut Santika (2016), senyawa
ini terdiri dari oksigen, hidrogen, karbon, dan biasanya mengandung nitrogen serta

fosfor.

Lemak adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak dapat larut dalam

udara namun dapat larut dalam pelarut organik. Menurut Santika (2016)

mengemukakan bahwa lemak adalah molekul yang terdiri dari oksigen, hidrogen,

karbon, dan biasanya mengandung nitrogen serta fosfor. Sifat lemak sulit larut dalam

udara, namun dapat larut dalam pelarut khusus lemak seperti kloroform. Lemak

terdiri dari empat bagian molekul, yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam

lemak. Berdasarkan komposisinya, lemak dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

lemak sederhana yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak seperti lilin,

plastisin, dan minyak. Lemak campuran adalah lemak yang terdiri dari gabungan

senyawa lemak dan non-lemal, seperti lipoprotein, fosfolipid, dan fosfatidilkolin.

Lemak murni adalah lemak yang diperoleh dari proses hidrolisis lemak seperti asam

lemak dan kolesterol.

Jika makanan tetap lengket, berarti mengandung lemak transparan saat

diaplikasikan pada kertas HVS. Menurut Hafsah (2019) mengemukakan bahwa

kertas HVS digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan pengujian lemak dan

minyak. Bahan yang akan diuji digosok atau digores dengan kertas HVS. Kemudian

didiamkan beberapa menit. Jika jejak transparan tetap ada di kertas HVS, itu adalah

bahan yang mengandung lemak.

Protein ialah molekul yang hadir dalam semua sel tubuh dan berperan dalam

menjaga fungsi, bentuk, dan kinerja jaringan tubuh. Menurut Ischak, dkk (2017)

mengemukakn bahwa protein berasal dari kata Yunani “proteios” yang berarti urutan
pertama atau utama. Protein adalah makromolekul terbanyak yang terdapat dalam sel

hidup. Protein dapat diisolasi oleh seluruh sel dan bagian sel. Protein memainkan

berbagai peran biologis, termasuk sebagai pembentuk zat, pengangkut, katalisator

reaksi biokimia, racun, hormon, dan lain sebagainya. Semua protein, baik yang

diisolasi dari bakteri maupun yang berasal dari sel hewan tingkat tinggi, dibangun

dari 20 jenis asam amino yang sama. Asam amino ini terhubung satu sama lain

dengan ikatan peptida kovalen yang memiliki urutan khas.

Protein mempunyai berbagai manfaat penting bagi kelangsungan hidup

manusia karena terdiri dari unsur-unsur yang sangat baik. Menurut Annisa & Dewi

(2021), protein dapat dijadikan sumber energi yang sangat efektif ketika organisme

mengalami kekurangan energi. Keistimewaan protein terletak pada strukturnya yang

mengandung N (Nitrogen), C (Karbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), S (Belerang), P

(Fosfor), dan Fe (Besi). Semua unsur ini sangat mendukung peran protein dalam

tubuh manusia.

Larutan uji protein Biuret dibuat basa dengan larutan NaOH kemudian

ditambahkan larutan CuSO4 encer. Menurut Purnama ( 2019 ) mengemukakan bahwa

tujuan dari analisis protein adalah untuk menunjukkan adanya senyawa lain yang

mengandung gugus amida dari suatu asam yang terikat pada sebuah amida. Uji ini

memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan munculnya warna ungu-merah

atau ungu-biru .
D. Alat dan Bahan

Uji Karbohidrat (Amilum)

1. Alat

a. Pipet tetes

b. Cawan petri

c. Mortal

d. Spatula

e. Plat tetes

2. Bahan

a. Roti

b. Tempe

c. Putih telur

d. Pisang

e. Kemiri

f. Margarin

g. Cairan lugol

h. Label

i. Tisu

Uji Lemak

1. Alat
a. Cawan petri

b. Mortal

c. Spatula

2. Bahan

a. Kertas HVS

b. Tisu

c. Roti

d. Tempe

e. Putih telur

f. Pisang

g. Kemiri

h. Margarin

Uji Karbohidrat (Glukosa)

1. Alat

a. Tabung reaksi dengan raknya.

b. Pipet tetes

c. Cawan petri

d. Mortal

e. Spatula

f. Pembakar bunsen

g. Penjepit tabung reaksi

2. Bahan

a. Roti
b. Tempe

c. Putih telur

d. Pisang

e. Kemiri

f. Margarin

g. Cairan benedict

h. Label

i. Korek api

j. Spiritus

Uji Protein

1. Alat

a. Tabung reaksi dengan raknya.

b. Pipet tetes

c. Cawan petri

d. Mortal

e. Spatula

2. Bahan

a. Roti

b. Tempe

c. Putih telur

d. Pisang

e. Kemiri

f. Margarin
g. Larutan NaOH

h. Larutan CuSO4

i. Label

j. Tisu

E. Langkah kerja

Uji Karbohidrat (Amilum)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menggerus bahan makanan secara terpisah (roti, tempe, pisang, putih telur,

margarin dan kemiri) lalu menempatkannya di cawan petri.


3. Mengambil hasil gerusan secukupnya, kemudian memasukkannya ke dalam plat

tetes dan memberikan masing-masing label.

4. Mendokumentasikan penampilan awal.

5. Menetesi bahan makanan dengan 5 tetes cairan lugol.


6. Mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan perubahan yang terjadi.

Uji Lemak

1. Mengoleskan semua bahan makanan secara terpisah di atas kertas HVS.

2. Mendiamkan kertas HVS yang sudah diolesi.


3. Mengamati kertas HVS di bawah cahaya.

Uji Karbohidrat (Glukosa)

1. Memasukkan bahan makanan yang sudah digerus ke dalam tabung reaksi.

2. Memberikan label pada masing-masing tabung reaksi.


3. Meneteskan 5 tetes cairan benedict, kemudian memanaskan tabung reaksi di atas

pembakar bunsen.

4. Mendiamkan tabung reaksi selama beberapa menit.

5. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi.


Uji Protein

1. Memasukkan bahan makanan yang sudah digerus ke dalam tabung reaksi.

2. Memberikan label pada masing-masing tabung reaksi.

3. Meneteskan bahan makanan dengan 3 tetes larutan NaOH dan 3 tetes larutan

CuSO4.
4. Mengamati dan mencatat hasil perubahan warna yang terjadi sebelum dan

sesudah ditetesi.

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil pengamatan

Kegiatan 1

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kegiatan 1 Uji Karbohidrat (Amilum)


Perubahan Warna Setelah Ditetesi
No Bahan
Cairan Lugol
1. Roti Hitam
2. Tempe Jingga
3. Putih telur Merah
4. Pisang Kuning
5. Kemiri Kuning
6. Margarin Merah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji karbohidrat

(amilum) bahan makanan yang ditetesi cairan lugol mengalami reaksi perubahan

warna yaitu, roti berubah warna menjadi hitam, tempe berubah warna menjadi

jingga, putih telur berubah warna menjadi merah, pisang berubah warna menjadi
kuning, kemiri berubah warna menjadi kuning dan margarin berubah warna menjadi

merah.

Kegiatan 2

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Kegiatan 2 Uji Lemak


No Bahan Perubahan Setelah Dioleskan di atas Kertas HVS
1. Roti Tidak transparan
2. Tempe Tidak transparan
3. Putih telur Tidak transparan
4. Pisang Tidak transparan
5. Kemiri Transparan
6. Margarin Transparan

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji lemak bahan

makanan yang dioleskan di atas kertas HVS lalu diamati di bawah cahaya mengalami

reaksi yaitu, roti tidak transparan, tempe tidak transparan, putih telur tidak

transparan, pisang tidak transparan, kemiri transparan dan margarin transparan.

Kegiatan 3

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai

berikut:

Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Kegiatan 3 Uji Karbohidrat (Glukosa)


Perubahan Warna Setelah Ditetesi Cairan
No Bahan
Benedict
1. Roti Kuning
2. Tempe Biru
3. Pisang Kuning
4. Kemiri Hijau
5. Putih telur Ungu
6. Margarin Hijau
Berdasarkan tabel 1.3 hasil pengamatan kegiatan 3 uji karbohidrat (glukosa)

maka dapat diketahui bahwa pada uji karbohidrat (glukosa) bahan makanan yang

ditetesi cairan benedict kemudian dipanaskan di atas pembakar bunsen mengalami

reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah warna menjadi kuning, tempe berubah

warna menjadi biru, putih telur berubah warna menjadi ungu, pisang berubah warna

menjadi kuning, kemiri berubah warna menjadi hijau dan margarin berubah warna

menjadi hijau.

Kegiatan 4

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai

berikut:

Tabel 1.4 Hasil Pengamatan Kegiatan 4 Uji Protein


Perubahan Warna Setelah Ditetesi Larutan
No Bahan
NaOH dan Larutan CuSO4
1. Roti Ungu
2. Tempe Biru
3. Pisang Ungu
4. Kemiri Biru
5. Putih telur Ungu
6. Margarin Biru

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada uji protein bahan

makanan yang ditetesi larutan NaOH dan larutan CuSO4 mengalami reaksi perubahan

warna yaitu, roti berubah warna menjadi ungu, tempe berubah warna menjadi biru,

putih telur berubah menjadi warna ungu, pisang berubah warna menjadi ungu, kemiri

berubah warna menjadi biru, dan margarin berwarna biru.

2. Pembahasan
Amilum merupakan jenis karbohidrat kompleks yang tidak dapat larut dalam

air. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan 1 menunjukkan bahwa bahan makanan

yang ditetesi cairan lugol mengalami reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah

warna menjadi hitam, tempe berubah warna menjadi jingga, putih telur berubah

warna menjadi merah, pisang berubah warna menjadi kuning, kemiri berubah warna

menjadi kuning dan margarin berubah warna menjadi merah. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Mustafidah, dkk, (2022) mengemukakan bahwa uji

amilum dapat dilakukan dengan menggunakan larutan iodin. Pada tahap ini, sampel

amilum yang telah dihaluskan diletakkan pada plat tetes dan diteteskan larutan iodin.

Jika warna sampel berubah menjadi biru kehitaman, maka dapat dipastikan bahwa

sampel tersebut mengandung amilum. Perubahan warna ini disebabkan oleh interaksi

antara molekul iodin dan spiral amilum yang membentuk kompleks.

Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu

senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air. Berdasarkan hasil

pengamatan kegiatan 2 menunjukkan bahwa pada uji lemak bahan makanan yang

dioleskan di atas kertas HVS lalu diamati di bawah cahaya mengalami reaksi yaitu,

roti tidak transparan, tempe tidak transparan, putih telur tidak transparan, pisang

tidak transparan, kemiri transparan dan margarin transparan. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Hafsah (2019) mengemukakan bahwa kertas HVS

digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan pengujian lemak dan minyak. Bahan

yang akan diuji digosok atau digores dengan kertas HVS. Kemudian di diamkan

beberapa menit. Jika jejak transparan tetap ada di kertas HVS, itu adalah bahan yang

mengandung lemak.
Glukosa adalah sebuah monosakarida yang termasuk dalam kelompok

karbohidrat yang sangat penting sebagai sumber energi bagi makhluk hidup seperti

hewan, tumbuhan, dan manusia. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan 3 uji

karbohidrat (glukosa) menunjukkan bahwa pada uji karbohidrat (glukosa) bahan

makanan yang ditetesi cairan benedict kemudian dipanaskan di atas pembakar

bunsen mengalami reaksi perubahan warna yaitu, roti berubah warna menjadi

kuning, tempe berubah warna menjadi biru, putih telur berubah warna menjadi ungu,

pisang berubah warna menjadi kuning, kemiri berubah warna menjadi hijau, dan

margarin berubah warna menjadi hijau. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Mukaromah (2013) mengemukakan bahwa pengujian karbohidrat

juga dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi pembentukan warna yang

sering digunakan dalam pengujian. Uji benedict, sebagai contoh, bekerja dengan cara

mereduksi gula dalam larutan benedict sehingga menghasilkan reaksi reduksi

oksigen. Jika terdapat karbohidrat dalam bahan makanan yang diuji, maka akan

terbentuk endapan berwarna merah bata.

Protein merupakan zat kimia yang terdapat di setiap sel tubuh yang berperan

dalam menjaga kinerja, struktur, dan fungsi jaringan tubuh. Berdasarkan hasil

pengamatan kegiatan 4 menunjukkan bahwa pada uji protein bahan makanan yang

ditetesi larutan NaOH dan larutan CuSO4 mengalami reaksi perubahan warna yaitu,

roti berubah warna menjadi ungu, tempe berubah warna menjadi biru, putih telur

berubah menjadi warna ungu, pisang berubah warna menjadi ungu, kemiri berubah

warna menjadi biru, dan margarin berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh. Purnama (2019) mengemukakan bahwa tujuan dari analisis


protein adalah untuk menunjukkan adanya senyawa lain yang mengandung gugus

amida dari suatu asam yang terikat pada sebuah amida. Uji ini memberikan reaksi

positif yang ditunjukkan dengan munculnya warna ungu-merah atau ungu-biru.

G. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis

kandungan pada makanan berdasarkan zat di dalamnya itu berbeda-beda. Ada

kandungan berupa karbohidrat, lemak, dan protein untuk mengetahui jenis

kandungan pada makanan, maka dapat dilakukan dengan pengujian sederhana.

Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan cairan lugol untuk

mengetahui karbohidrat (amilum) yang terkandung pada bahan makanan, kemudian

cairan benedict untuk mengetahui karbohidrat (glukosa) yang terkandung pada bahan

makanan, larutan NaOH dan larutan CuSO4 untuk mengetahui protein yang

terkandung pada bahan makanan dan kertas buram/HVS dapat digunakan untuk

mengetahui kandungan lemak pada bahan makanan.

2. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, perhatikan alat dan bahan yang

akan digunakan. Saat melakukan praktikum harus teliti dalam meneteskan

larutan/cairan kimia agar memperoleh hasil yang akurat. Praktikan harus berhati-hati

pada saat menggunakan alat-alat di laboratorium seperti benda yang mudah pecah

atau terbakar.

DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Wijaya, Faridah & Suyatman. 2019. Hubungan Antara kandungan
Karbohidrat dan Indeks Glikemik pada Pangan Tinggi Karbohidrat. Jurnal
Pangan. Vol. 28 (2): 146.
Alim, Zainal. 2020. IPA Dasar Untuk PGMI\PGSD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anisa, Desi Dwi & Ratna Kumala Dewi. 2021. Peran Protein: ASI dalam
Meningkatkan Kecerdasan Anak untuk Menyongsong Generasi Indonesia
Emas 2045 dan Relevansi dengan Al-Qur’an. Jurnal Tadris IPA Indonesia.
Vol. 1 (3): 427-428.
Hafsah, Sri Sofiyati. 2019. D.I.Y (Do It Yourself): Praktik Kimia SMA/MA.
Surakarta:
Kekata Publisher.
Ischak, Netty Ino, Yuszda K Salimi & Dessy N Botutihe. 2017. Buku Ajar Biokimia
Dasar 1. Gorontalo: UNG Press.
Mukaromah, Nur. 2013. Pendekatan Ilmiah Makanan. Yogyakarta: Multikreasi Satu
Delapan.
Mustafidah, Roufi’ul, Rizki Putri Asyari, Jihan Maghfiroh Velayati & Titah Sayekti.
Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk sebagai Fortifikan Guna Memperkaya Nilai
Gizi pada Cokelat. Jurnal Tadris. 2022. Vol. 2 (2): 122.
Novianti, Muli, Vanny M. A Tiwow & Kasmudin Mustapa. 2017. Analisis Kadar
Glukosa pada Nasi Putih dan Nasi Jagung dengan Menggunakan Metode
Spektronik 20. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 6. (2) : 117-118.
Purnama, Robby Chandra, Agustina Retnaningsih & Indah Aprianti. 2019.
Perbandingan Kadar Proetin Susu Cair UHT Full Cream pada Penyimpanan
Suhu Kamar dan Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan
dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analisis Farmasi. Vol. 4 (1): 50-52.
Ratih, Dilla, Amalia Ruhana, Nugrahani Astuti & Asrul Bahar. 2022. Alasan
Pemilihan Makanan dan Kebiasaan Mengkomsumsi Makanan Sehat pada
Mahasiswa Unesa Ketintang. Jurnal Tata Boga. Vol. 11 (1): 23.
Rosmawati. 2018. Isolasi Kapang Pendegradasi Amilum pada Ampas Sagu
(Metroxylon Sagoo) Secara In Vitro. Jurnal Biologi Science & Education. Vol.
2 (1): 21.
Siregar, Nurhamida Sari. 2014. Korbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 13 (2):
38.
Santika & I Gusti Putu Ngurah Adi. 2016. Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh
Melalui Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP
PGRI Bali. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. Vol. 1: 89- 90.
LAMPIRAN
UJI MAKANAN

Anda mungkin juga menyukai