Oleh:
Rini Dame Fransisca (17102040)
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang berjudul ”PELESTARIAN
CENDERAWASIH DI PAPUA”, karya tulis ilmiah ini disusun bertujuan untuk memenuhi
tugas mandiri mata kuliah Bahasa Indonesia.
Karya tulis ilmiah yang disusun ini penulis ambil dari berbagai sumber, yang diharapkan
berguna untuk mengembangkan kreatif, daya pikir dan yang paling penting adalah untuk
menambah pengetahuan tentang bagaimana melestarikan hewan langka seperti Cenderawasih ini.
Kepada para pembaca, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
karya tulis ilmiah yang penulis susun. Oleh karena itu, kritik dan saran dari setiap pembaca yang
bersifat membangun sangatlah penting bagi penulis demi penyempurnaan tulisan ini. Demikian
makalah ini penulis susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan penulis mohon maaf.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................2
ABSTRAK...........................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................5
DAFTAR ISI......................................................................................................20
LAMPIRAN.......................................................................................................21
2
ABSTRAK
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melindungi Cenderawasih agar tidak punah?
2. Bagaimana agar kelestarian Cenderawasih tetap terjaga?
3. Mengapa Cenderawasih banyak diburu oleh pemburu liar dan masyarakat?
4. Bagaimana upaya pemerintah terhadap pelestarian Cenderawasih? Apa sudah
dapat dikatakan baik atau belum?
C. Tujuan Penelitian
1. Memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara melindungi Cenderawasih
agar tidak punah.
2. Memberi informasi kepada masyarakat cara menjaga kelestarian Cenderawasih.
3. Mengetahui alasan Cenderawasih diburu secara liar.
4. Mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian
Cenderawasih.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan agar Cenderawasih dimasa yang akan datang tetap terjaga
kelestariannya supaya generasi – generasi berikutnya masih bisa melihat
keindahan serta kecantikan Cenderawasih.
2. Penelitian ini dilakukan agar menjadi masukan bagi pemerintah dalam menjaga
kelestarian Cenderawasih dengan cara membuat pengelolaan lahan bagi
pelestarian Cenderawasih di Papua.
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
6
Cenderawasih. Selanjutnya ada nilai-nilai tradisi yang masih dipegang oleh masyarakat
untuk menjaga keberadaan burung Cenderawasih yang merupakan pranata sosial atau
budaya berupa kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai modal social untuk
konservasi burung Cenderawasih berbasis masyarakat. Masyarakat telah mengetahui
dengan pasti pohon-pohon yang menjadi tempat hidup burung Cenderawasih dalam
aktivitas hariannya. Adanya peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi
habitat dan populasi burung Cenderawasih. Burung Cenderawasih di TN Wasur -
Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi terdiri dari beberapa jenis dengan
penampilan yang menarik dan merupakan spesies endemic Papua. Namun selain
kelebihan yang dapat diambil ternyata ada pula kelemahan yang terjadi di Kabupaten
Mappi ini, yaitu nilai-nilai budaya masyarakat cenderung mengalami pemudaran dan
semakin ditinggalkan, dimana norma subsistem bergeser kearah komersil yang akhirnya
memicu perburuan dan perdagangan burung Cenderawasih illegal, tingkat ekonomi
masyarakat relatif masih rendah sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
masyarakat yang semakin kompleks selalu cenderung mengandalkan sumber daya alam
yang ada di sekitarnya dengan cara eksploitasi, kegiatan ekonomi masyarakat masih
banyak mengandalkan kegiatan berburu hewan – hewan yang terdapat dalam kawasan
TN Wasur serta di Kabupaten Mappi, masih terdapat beberapa kegiatan dalam kawasan
seperti penebangan kayu, pengalihan fungsi hutan dan aktivitas masyarakat lainnya dan
bila hal tersebut tidak terkendali akan dapat merusak habitat burung Cenderawasih yang
ada, belum adanya sarana berupa transportasi dan home stay yang memadai dari
Merauke ke lokasi pengamatan burung Cenderawasih, bimbingan dan bantuan dari
Dinas Pariwisata, Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sampai
saat ini belum maksimal dalam pelestarian burung Cenderawasih, beredarnya senapan
angin secara luas di masyarakat yang sering juga digunakan untuk berburu burung
Cenderawasih, tingginya permintaan dari luar terhadap burung Cenderawasih baik yang
masih hidup ataupun yang sudah dioffset, harga burung Cenderawasih di pasar gelap
sangat tinggi, adanya budaya sekelompok masyarakat yang belum memiliki keinginan
kuat untuk mencegah perdagangan burung Cenderawasih, adanya oknum-okum petugas
yang memfasilitasi masyarakat untuk berburu dalam kawasan, tebukanya akses
trasportasi darat yang semakin lancar dan memungkinkan perburuan dan perdagangan
7
burung secara intensif, dan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum yang ada baik
secara adat maupun secara pemerintah.
Pada penelitian yang dilaporkan ini, analisis ditujukan pada kegiatan manusia
yang merugikan alam dengan caranya memburu Cenderawasih lalu menjualnya di pasar
gelap demi mendapatkan keuntungan yang sangat banyak. Disini perlu diketahui dan
ditegaskan bahwa Cenderawasih bukanlah hewan yang pantas untuk diburu dan
diperjualbelikan dengan cara yang seperti itu, seharusnya Cenderawasih harus
dilestarikan karena Cenderawasih merupakan hewan yang sangat luar biasa
keindahannya. Cenderawasih merupaka hewan yang diberikan oleh Tuhan untuk
menambah keindahan alam yang telah diciptakan-Nya. Jika Cenderawasih punah dari
muka bumi ini maka tidak akan ada yang bisa menggantikan hewan yang sangat luar
biasa tersebut dan hilang sudah ikon pulau Papua yang sangat terkenal itu.
B. Teori yang Mendasari
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hayati
dan non hayati. Salah satunya Pulau Papua yang terdiri dari Provinsi Papua dan Papua
Barat yang terletak paling timur Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
berlimpah, namun ternyata ratusan bahkan ribuan jenis makhluk hidup terancam punah
dan mengalami kepunahan. Makhluk hidup yang terancam punah keberadaannya sudah
sangat sedikit serta memiliki perkembangbiakkan yang lambat.
Cenderawasih merupakan salah satu spesies burung. Cenderawasih banyak
ditemukan di Indonesia bagian timur lebih tepatnya di Provinsi Papua. Cenderawasih
kini sudah terancam punah karena habitatnya sudah terganggu oleh kegiatan manusia,
seperti pengalihan fungsi lahan. Alih fungsi lahan merupakan suatu proses perubahan
penggunaan lahan dari bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain dan
biasanya dalam pengalihan fungsi lainnya mengarah ke hal yang bersifat negatif bagi
ekosistem lingkungan itu sendiri (I Made Mahadi Dwipradnyana, 2014).
Bukan hanya itu saja Cenderawasih pun banyak diburu oleh pemburu liar lalu
diperdagangkan secara ilegal demi keuntungan pribadi. Perdagangan satwa liar secara
ilegal menjadi ancaman yang serius bagi kelestarian satwa liar di Indonesia. Satwa liar
yang diperdagangkan secara ilegal berdasarkan berbagai fakta yang ditemukan di
lapangan kebanyakan adalah hasil tangkapan dari alam, bukan dari penangkaran. Jenis –
8
jenis satwa liar yang dilindungi dan terancam punah juga masih diperdagangkan secara
bebas di pasar – pasar hewan seluruh Indonesia (John Maturbongs, 2004). Ancaman
kepunahan hewan tersebut sangat memprihatinkan. Jika satu jenis hewan punah, tidak
akan ada jenis hewan lain yang dapat menggantikannya.
Pelestarian untuk melindungi habitat Cenderawasih sangat diperlukan untuk
menghadapi kasus seperti ini. Menurut A. W. Widjaja (1986) pelestarian diartikan
sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah, dan terpadu guna
mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi,
bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Ranjabar, 2006:115). Sedangkan pengertian habitat
adalah semua tempat yang ditinggali oleh makhluk hidup untuk berkembang biak dalam
jangka waktu tertentu (Qdum, 1993).
C. Kerangka Pemikiran
Hutan
Kekayaan di hutan Hutan sebagai lapangan pekejaan Hutan sebagai sumber energi dll
9
Pada diagram pohon diatas dapat disimpulkan bahwa Cenderawasih merupakan
hewan yang hidup didalam hutan, namun pada saat ini Cenderawasih telah langka
bahkan hampir punah karena banyaknya Cenderawasih yang hidup di hutan diburu oleh
manusia yang tidak bertanggung jawab. Pada kasus Cenderawasih dapat dilihat
sebelumnya bahwa dahulu Cenderawasih dapat ditemukan di Indonesia bagian timur,
yaitu di selat Torres dan pulau Papua, tetapi pada saat ini Cenderawasih sudah mulai
sulit ditemukan di daerah tersebut karena maraknya perburuan liar dan perdagangan
ilegal yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tabel 1. Daftar Cenderawasih yang hampir punah
Tabel diatas merupakan nama – nama Cenderawasih dari hasil studi pada dua
tahun terakhir yang menunjukkan bahwa ada beberapa spesies Cenderawasih beresiko
rendah ditemukan, sehingga hal ini menjadi masalah bagi habitat Cenderawasih (UICN,
2014). Pelestarian Cenderawasih pada saat ini memang sangat dibutuhkan agar menjaga
ketahanan habitat Cenderawasih. Cenderawasih merupakan ikon dari Pulau Papua yang
harus dilindungi dan dilestarikan, jika Cenderawasih sampai punah maka hilang sudah
ikon dari pulau yang sangat luar biasa itu (Burung Cenderawasih: Potensi Ekowisata di
Selatan Papua, 2015).
Upaya pelestarian Cenderawasih di Papua telah dilakukan sejak pemerintahan
Belanda dengan dikeluarkannya Besluit van de Gouverner General Staatsblad van
Nederlands Indie tahun 1931 nomor 226 yang melarang perburuan Burung
Cenderawasih. kemudian diperkuat lagi oleh beberapa Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia dalam perdagangan satwa dan flora liar semua jenis Cenderawasih kecil
10
termasuk jenis yang dilindungi (LIPI, 2001). Namun tetap saja sampai saat ini banyak
pemburu liar yang menginginkan Cenderawasih untuk diambil bulu dan kaki yang luar
biasa itu untuk dijadikan hiasan dan atribut dalam upacara adat (Burung Cenderawasih:
Potensi Ekowisata di Selatan Papua, 2015).
Upaya pelestarian Cenderawasih kini harus lebih diperketat lagi agar masyarakat
tidak sewenang – wenangnya memburu satwa liar yang hampir punah ini. Jika
kepunahan ini terjadi manusia akan mengalami kerugian. Hewan yang sudah punah tidak
akan pernah muncul kembali.
D. Hipotesis
Ho : Pada saat ini Cenderawasih tidak dalam masa kritis karena perburuan liar sudah
tidak ada lagi dan dilarang keras oleh pemerintah. Sehingga masyarakat tidak perlu
khawatir akan punahnya Cenderawasih.
Hk : Pada saat ini Cenderawasih sedang dalam masa kritis, yaitu dimana burung –
burung ini sedang mengalami masa kelangkaan terhadap spesies nya karena diburu oleh
manusia, dijadikan hiasan kepala dalam upacara adat, dijual di pasar ilegal dan
berubahnya fungsi lahan. Maka dari itu perlu adanya pelestarian Cenderawasih agar
tidak mengalami kepunahan.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif, yaitu
dengan mengutamakan proses analisis dokumen yang penulis cari dari sumber internet
yang berupa e-book dan e-journal serta melakukan penelitian dengan menggunakan
kuesioner. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan data
sedetail mungkin bagi para pembaca tentang bagaimana pelestarian yang baik bagi
Cenderawasih agar mudah memahami apa yang sedang ditulis oleh si penulis, terutama
untuk mempertegas hipotesa – hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori –
teori lama, atau di dalam kerangka menyusun teori – teori baru (Soerjono Soekanto,
2010).
B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yangterdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Cara
pemilihan populasi, si penulis mengambil dari Masyarakat Jakarta. Sampel yang ditarik
dari penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi yang mengetahui bagaimana cara
melestarikan Cenderawasih dan masyarakat yang menyayangi hewan yang ditunjukkan
melalui kuisioer ada sebanyak 55 responen.
Earl Babbie mengatakan bahwa sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan
observasi (Earl Babbie 1986). Penulis mengambil sampel dengan cara melihat hasil
respon dari 55 responden yang merespon kuisoner ini yang selanjutnya disimpulkan
supaya menjadi informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk hasil penelitiannya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen, studi literatur, dan
memberikan kuisioner kepada masyarakat tentang pelestarian Cenderawasih. Sugiyono
berpendapat bahwa kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
12
kemudian dijawab (Sugiyono, 2012). Pertanyaan yang diajukan dapat semakin terfokus,
sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam.
BAB IV
PEMBAHASAN
13
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Padahal jika menginginkan bulu seperti yang
dimiliki Cenderawasih bisa dibuat menggunakan bahan sintetis tanpa harus memburu
burung tersebut.
Upaya pelestarian Cenderawasih di Papua telah dilakukan sejak pemerintahan
Belanda dengan dikeluarkannya Besluit van de Gouverner General Staatsblad van
Nederlands Indie tahun 1931 nomor 226 yang melarang perburuan Burung
Cenderawasih. kemudian diperkuat lagi oleh beberapa Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia dalam perdagangan satwa dan flora liar semua jenis Cenderawasih kecil
termasuk jenis yang dilindungi (LIPI, 2001). Namun tetap saja sampai saat ini banyak
pemburu liar yang menginginkan Cenderawasih untuk diambil bulu dan kaki yang luar
biasa itu untuk dijadikan hiasan dan atribut dalam upacara adat (Burung Cenderawasih:
Potensi Ekowisata di Selatan Papua, 2015). Peran pemerintah terhadap pelestarian
Cenderawasih sebenarnya sudah cukup tegas karena dari zaman dahulu sampai saat ini
sudah ada peraturan dan undang – undang yang dibuat untuk melindungi Cenderawasih,
namun banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap peraturan yang sudah dibuat oleh
pemerintah. Mereka mengabaikan semua peraturan itu hanya untuk mementingkan diri
sendiri, seperti memburu dan menjualnya ke pasar gelap demi mendapatkan keuntungan
yang besar, lalu masyarakat setempat juga ikut memburu Cenderawasih untuk mengambil
bulunya dan dijadikan hiasan kepala untuk keperluan upacara adat.
B. Analisis Data Penelitian
Chart 1. Respon masyarakat pernah atau tidaknya melihat Cenderawasih.
5% Ya
18% Tidak
Mungkin
76%
14
Menurut hasil survey sebanyak 77% masyarakat pernah melihat Cenderawasih,
18% tidak pernah melihat Cenderawasih dan 5% kemungkinan mereka pernah melihat
Cenderawasih. Berdasarkan data yang sudah ada dapat disimpulkan sebagian besar
masyarakat pernah melihat Cenderawasih dan tahu seperti apa burung tersebut.
Cenderawasih merupakan salah satu burung endemik yang mempunyai manfaat
dan kegunaan bagi masyarakat lokal di Papua, yaitu sebagai peranan ekologis yang dapat
menjaga keseimbangan ekosistem di alam terutama sebagai regenerasi tumbuhan (Soser
dkk, 1999). Namun pada akhir – akhir ini banyak Cenderawasih yang ditangkap,
dibunuh, dibuat dalam bentuk opset digunakan untuk hiasan di kepala pada saat upacara
adat, diburu lalu diperjualbelikan di pasar ilegal hanya untuk kepentingan pribadi, dan
banyaknya alih fungsi lahan yang membuat habitat Cenderawasih menjadi terasingkan.
Kita sebagai masyarakat harus menjaga kelestarian Cenderawasih dengan
berbagai cara, seperti mengobservasi setiap daerah lalu mengumpulkan setiap
Cenderawasih yang tersisa lalu dibuat penangkaran khusus Cenderawasih serta membuat
Undang – Undang untuk melarang siapapun yang memelihara dan menjualnya secara
ilegal, mencuri, bahkan membunuhnya. Menjaga habitat Cenderawasih dengan cara
tidak menebang pohon secara liar dan masyarakat Papua serta pemerintah harus saling
bekerjasama demi menjaga pelestarian Cenderawasih yang ada saat ini.
Chart 2.
Apakah Cenderawasih banyak diburu karena keindahannya?
Respon
4% masyarakat
tentang
Cenderawasih
diburu karena
keindahannya.
96%
Ya Tidak Mungkin
15
Menurut data di atas, ternyata responden mengisi sebanyak 96,40% Cenderawasih
diburu karena keindahan yang dimilikinya dan hanya 3,60% yang menjawab ragu – ragu.
Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa keindahan Cenderawasih menjadi
disalahgunakan oleh pemburu yang ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Melalui keindahan burung tersebut pemburu dapat memburu Cenderawasih lalu
menjualnya secara ilegal kepada orang yang ingin memelihara burung yang sangat elok
tersebut. Mereka tidak mengetahui bahwa yang dilakukan mereka adalah hal yang sangat
merusak alam, jika Cenderawasih punah maka keseimbangan ekosistem akan terganggu.
Ya
Tidak
31%
69%
Menurut data diatas upaya pemerintah dalam menjaga Cenderawasih masih cukup
terbilang kurang karena sampai saat ini masih banyak Cenderawasih yang diburu dan
tidak terlindungi. Padahal sebelumnya pemerintah sudah membuat Undang – Undang
16
tentang Pelestarian Satwa Langka, tetapi tetap saja masih banyak masyarakat yang
melanggar peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah karena kurangnya ketegasan
pemerintah terhadap peraturan yang telah dibuatnya. Selain itu, kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap pelestarian hewan langka. Jadi antara pemerintah dan masyarakat
Papua harus saling kerjasama dalam menjaga pelestarian Cenderawasih.
Jadi hasil hipotesis Ho tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui penelitian
ini, maka hipotesis Hk lah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya melalui
penelitian ini. Memang benar adanya saat ini Cenderawasih sedang mengalami masa
kritis, yaitu dimana burung – burung ini sedang mengalami masa kelangkaan terhadap
spesies nya karena diburu oleh manusia, dijadikan hiasan kepala dalam upacara adat,
dijual di pasar ilegal dan berubahnya fungsi lahan. Maka dari itu perlu adanya
pelestarian Cenderawasih agar tidak mengalami kepunahan.
C. Pembahasan
Cenderawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam
famili Paradisae yang terdiri dari 14 genus dan 43 spesies. Cenderawasih hidup didalam
hutan sekunder dan hutan primer. Habitatnya berada pada zona ketinggian yang berbeda
sampai dengan ketinggian 3500 mdpl. Populasi Cenderawasih paling banyak di Papua
adalah 30 dari 38 spesies tedapat pada ketinggian 1000-2000 mdpl (Rumahorbo, 2012).
Cenderawasih dapat dilindungi dengan berbagai macam cara, seperti
melestarikanya dengan tidak membunuhnya, memburunya hanya demi mengambil
bulunya yang cantik, dibuatkan cagar alam khusus Cenderawasih, menjaga wilayah yang
terdapat Cenderawasih dengan ketat, memberikan penangkaran, perlindungan, memberi
perawaan yang terbaik, mengembangbiakkan, dan tidak merusak habitatnya. Dengan
cara – cara seperti itu dapat mengurangi kepunahan yang terjadi saat ini karena
Cenderawasih hanya dapat ditemukan di wilayah Papua saja.
Cara agar kelestarian Cenderawasih tetap terjaga adalah dengan mengobservasi
setiap daerah lalu mengumpulkan setiap Cenderawasih yang tersisa lalu dibuat
penangkaran khusus Cenderawasih, tidak memburu Cenderawasih dan menjualnya di
pasar ilegal. Masyarakat setempat pun harus diberi pengetahuan/sosialisasi tentang
pelestarian Cenderawasih agar tidak punah, manfaat dari pelestarian tersebut, dan
pengetahuan/sosialisasi jika Cenderawasih hilang dari muka bumi ini.
17
Cenderawasih seringkali disebut sebagai burung surga karena keindahan dari
bulunya selain itu Cenderawasih berbeda dari burung yang lainnya, pada saat
membentangkan ekornya Cenderawasih terlihat sangat luar biasa dan dari keindahannya
inilah Cenderawasih banyak diburu oleh pemburu liar dan diperdagangkan secara ilegal
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Padahal jika menginginkan bulu seperti yang
dimiliki Cenderawasih bisa dibuat menggunakan bahan sintetis tanpa harus memburu
burung tersebut.
Peran pemerintah terhadap pelestarian Cenderawasih sebenarnya sudah cukup
tegas karena dari zaman dahulu sampai saat ini sudah ada peraturan dan undang –
undang yang dibuat untuk melindungi Cenderawasih, namun banyak masyarakat yang
tidak peduli terhadap peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Mereka
mengabaikan semua peraturan itu hanya untuk mementingkan diri sendiri, seperti
memburu dan menjualnya ke pasar gelap demi mendapatkan keuntungan yang besar, lalu
masyarakat setempat juga ikut memburu Cenderawasih untuk mengambil bulunya dan
dijadikan hiasan kepala untuk keperluan upacara adat.
18
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa sumber daya alam yang
berlimpah. Sumber daya alam tersebut harus dilestarikan untuk kesejahteraan manusia.
Pelestarian alam berarti pengaturan terhadap alam dan lingkungan untuk melindungi
hewan yang terancam punah, seperti Cenderawasih. Jika hal itu terjadi maka manusia
akan mengalami kerugian karena hewan yang sudah punah tidak akan pernah muncul
kembali.
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1. Meningkatnya kegiatan manusia seperti perburuan liar memyebabkan
Cenderawasih berkurang dari habitat aslinya. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya pendidikan masyarakat dalam pelestarian Cenderawasih di Papua.
2. Cenderawasih merupakan salah satu burung endemik yang mempunyai manfaat
dan kegunaan bagi masyarakat lokal di Papua, yaitu sebagai peranan ekologis
yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem di alam terutama sebagai
regenerasi tumbuhan.
3. Upaya pemerintah dalam melindungi Cenderawasih sudah dilakukan dari zaman
dahulu, namun masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap peraturan
yang dibuat oleh pemerintah.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah pelestarian alam
harus dimulai dari hal yang paling kecil, terutama dari diri sendiri terlebih dahulu.
Diantaranya adalah mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan dengan cara
menyayangi hewan yang ada disekitar kita. Hal ini akan memberikan kesadaran kepada
19
kita untuk melestarikan alam. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat turut
menikmati alam yang indah ini dengan banyak hewan yang luar biasa didalamnya.
Sehingga regenerasi kita nanti dapat mempelajari tentang hewan dan dapat menambah
pengetahuan yang berharga tentang kehidupan hewan. Jika beberapa jenis hewan
mengalami kepunahan maka dapat memepengaruhi kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Winnasis, Swiss, Achmad Toha dan Sutadi. 2009. Burung - burung Taman Nasional Baluran.
Wonorejo: Balai Taman Nasional Baluran.
Yekbat, Maria dan Rintho G. Maturbongs. 2015. Burung Cendrawasih: Potensi Ekowisata di
Selatan Papua. Papua: WWF Indonesia dan Balai Taman Nasional.
Beno, Matias dan Henderite L. Ohee. 2009. Pengetahuan Konservasi Tradisional Burung
Endemik pada Masyarakat Kampung Soaib di Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura".
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=439042&val=6240&title=Pengetahuan%20Konservasi%20Tradisional%20Burung
%20Endemik%20pada%20Masyarakat%20Kampung%20Soaib%20di%20Distrik
%20Kemtuk,%20Kabupaten%20Jayapura. Jurnal Biologi Papua. Vol 1. No.1. 5 Januari
2009. Diakses 28 Juni 2018.
Budiman, Arif. 2014. "Pelaksanaan Perlindungan Satwa Langka Berdasarkan Undang - Undang
Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Studi di Seksi Konservasi Wilayah 1 Surakarta Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Jawa Tengah". https://www.google.co.id/url?
url=https://media.neliti.com/media/publications/62085-ID-pelaksanaan-perlindungan-
satwa-langka-
be.pdf&rct=j&gcjeid=15&sa=U&ved=2ahUKEwjKla3Pj4DcAhUEq48KHanhAZAQFjAI
20
egQICRAB&q=ebook+pelestarian+hewan+langka&usg=AOvVaw1ol0YgmIQRA1U9y_v
uoU77. GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014. Diakses 2 Juli 2018.
LAMPIRAN
* Wajib
Ya
Tidak
Mungkin
21
4. Menurut kalian, apakah upaya pemerintah dalam melindungi
burung cendrawasih sudah dapat dikatakan baik atau belum? *
Tandai satu oval saja.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Mungkin
Ya
Tidak
22
Mungkin
Diberdayakan oleh
https://docs.google.com/forms/d/1C3CuMMrIRIa9p10DEYDKoaPfgfXX8crbHckR_t5
BGA/edit?entry.226941528=Ya&entry.1453462804=Dibuatkan+cagar+… 2/2
23