Anda di halaman 1dari 13

Makalah Konsep Nilai, Teori Nilai, Konsep Norma, dan Macam Macam Norma

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Nilai dan Norma

Dosen Pengampu : Susilo Tri Widodo, S.Pd, M.H dan Suratno

Disusun Oleh :

1. Inggit Irenewati (1401420040)


2. Fitri Setiawati (1401420060)
3. Salis Hadiana Putri (1401420400)
4. Aditya Agung Saputra (1401420270)
5. Fitra Khasanatus Sholihah (1401420300)
6. Hikmah Bayu Angherawati (1401420330)
7. Ika Zulvian Andriani (1401420450)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020/2021
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Nilai dan
Konsep Norma ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dosen Susilo Tri Widodo, S.Pd, M.H, pada mata
kuliah Pendidikan Nilai dan Norma. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Konsep Nilai dan Konsep Norma,bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Susilo Tri Widodo, S.Pd, M.H,
selaku Dosen Pendidikan Nilai dan Norma, yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 14 Maret 2021

Penyusun
2

DAFTAR ISI

Cover ………………..........................................................................…………… 1 ........ 2

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2

Daftar Isi .............................................................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan ............................................................................................................ 4

A. Konsep Nilai ............................................................................................................. 5


B. Teori Nilai ................................................................................................................. 6
C. Konsep Norma .......................................................................................................... 8
D. Macam-macam Norma ............................................................................................. 8
BAB III Penutup ................................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 13

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembahasan tentang nilai pada dasarnya merupakan kajian filsafat, khususnya
bidang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan atau pemikiran kefilsafatan
yang cirinya antara lain kritis dan mendalam, di sini dimulai dengan pertanyaan
: apakah hakikat nilai itu ?. Dalam berbahasa sehari-hari sering kali kita
mendengar atau membaca kata penilaian, yang kata-asalnya adalah nilai. Nilai
yang dalam bahasa Inggrisnya adalah value biasa diartikan sebagai harga,
penghargaan, atau taksiran. Maksudnya adalah harga yang melekat pada
sesuatu atau penghargaan terhadap sesuatu. Bambang Daroeso (1986:20)
mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap
sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Darji
Darmodiharjo (1995: 1) mengatakan bahwa nilai adalah kualitas atau keadaan
sesuatu yang bermanfat bagi manusia, baik lahir maupun batin. Sementara itu
Widjaja (1985: 155) mengemukakan bahwa menilai berati menimbang, yaitu
kegiatan menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (sebagai standar),
untuk selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan itu dapat menyatakan :
berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, indah atau tidak indah, baik
atau tidak baik dan seterusnya. Menurut Fraenkel, sebagaimana dikutip oleh
Soenarjati Moehadjir dan Cholisin (1989:25), nilai pada dasarnya disebut
sebagai standar penuntun dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga
atau tidak.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konsep Nilai
2. Teori Nilai
3. Pengertian Konsep Norma
4. Macam – Macam Norma

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Nilai
2. Untuk Mengetahui Teori Nilai
3. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Norma
4. Untuk Mengetahui Macam Macam Norma

BAB II PEMBAHASAN

4
A. Konsep Nilai

Konsep Nilai Dalam Kamus Bahasa Indonesia Nilai adalah harga, taksiran, angka1
artinya nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa
oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. Pada dasarnya setiap masyarakat
memiliki nilai-nilai yang dijunjung dan di pegang teguh. Nilai merupakan kumpulan
sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik, buruk benar
salah, patut tidak patut, mulia-hina, penting tidak penting. Sebagai konsepsi, nilai
abstrak sesuatu yang dibangun dan berada didalam dan budhi, tidak dapat diraba dan
di lihat secara langsung dengan pancaindera.

Jadi Suatu nilai apabila sudah melekat didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkah laku. Hal ini dapat
dilihat dalam kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas,
dan lain – lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang
dalam mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah
suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam
bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

Hamzah Ahmad Dan Nanda Santoso, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Fajar Mulya, 1996) H. 264. 2Amri Marzali, Antropologi & Pembangunan Indonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 105. 7 8 Manusia sebagai makhluk
yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks, yaitu:

1. Memandang sebagai suatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu ada
meskipun tidak ada yang menilainya, bahkan mamandang nilai telah ada sebelum
adanya manusia sebagai penilai. Baik dan buruk, benar dan salah bukan hadir karena
hasil persepsi dan penafsiran manusia, tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan
menuntun manusia ke dalam kehidupannya. Nilai bagi pandangan objektivis tidak
tergantung pada objek, melainkan objeklah sebagai penyangga perlu hadir dan
menampakkan nilai tersebut. Namun meski tanpa hadirnya objek, nilai memang telah
ada dengan sendirinya.

2. Memandang nilai itu subjektif, artinya nilai itu sangat tergantung dengansubjek
yang menilainya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya
penilai. Nilai dalam objek bukan penting atau tidak penting pada objek sejatinya,
melainkan tergantung penilai memberikan perpsepsi terhadap objek tersebut.3 Dalam
kehidupan sehari-hari pemberian nilai terhadap setiap sesuatu perbuatan, sikap, buah
pemikiran yang tertuang baik dalam bentuk lisan, tulisan,maupun karya tidak pernah
luput dari pemberian nilai oleh orang lain. Para penulis melalui karya tulisnya telah
menyampaikan nilai-nilai baik yang tersirat maupun tersurat yang terkandung
didalamkarya tulisnya. 3Elly M. Setiadi, Dkk, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 110. 9 Sementara Islam,
penyampaian nilainilai kebaikan telah tertuang dalam kitab suci al-Qur’an dan telah
dicontohkan oleh Rasulullah dan telah menjadi teladan bagi seluruh umat Islam di
seluruh dunia. Dengan memahami dan memegang teguh nilai- nilai yang terkandung
di dalamnya maka manusia, khususnya umat Islam akan menjadi pribadi yang berbudi

5
luhur. Nyatanya setiap proses dalam kehidupan ini tidak lepas dari nilai-nilai,
pemberian nilai dan penilaian tergantung apakah yang menjadi patokan kita dalam
menilai sesuatu merupakan norma-norma sosial ataukah agama yang diyakini. Makna
dari sebuah nilai tergantung pada penilaian seseorang, misalnya seorang seniman
memkanai hakikat nilai estetika adalah nilai yang paling tinggi. Tetapi indonesia
sendiri khususnya bagi orang-orang agamis nilai yang paling tertinggi adalah nilai
ketuhanan.

B. Teori Nilai

Teori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah Etika dan Estetika. Etika
membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika membahas
mengenai keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini bukanlah
membahas tentang nilai kebenaran walaupun kebenaran itu adalah nilai juga.
Pengertian nilai itu adalah harga dimana sesuatu mempunyai nilai karena dia
mempunyai harga atau sesuatu itu mempunyai harga karena ia mempunyai nilai. Dan
oleh karena itu nilai sesuatu yang sama belum tentu mempunyai harga yang sama pula
karena penilaian seseorang terhadap sesuatu yang sama itu biasanya berlainan. Bahkan
ada yang tidak memberikan nilai terhadap sesuatu itu karena ia tidak berharga baginya
tetapi mungkin bagi orang lain malah mempunyai nilai yang sangat tinggi karena itu
sangatlah berharga baginya.

Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri. Nilai bersifat ide
atau abstrak (tidak nyata). Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap oleh indra.
Tingkah laku perbuatan manusia atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah yang dapat
ditangkap oleh indra karena ia bukan fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu
pengetahuan, maka kita akan membahas masalah benar dan tidak benar. Kebenaran
adalah persoalan logika dimana persoalan nilai adalah persoalan penghayatan,
perasaan, dan kepuasan. Ringkasan persoalan nilai bukanlah membahas kebenaran dan
kesalahan (benar dan salah) akan tetapi masalahnya ialah soal baik dan buruk, senang
atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas dari nilai, tetapi nilai
adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah etika dan
estetika dimana pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh
beberapa golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu.
Seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positivisme, pragmatisme, fvtalisme,
hindunisme dan sebagainya.

1. Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat kebiasaan tetapi
ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jamak dari kata nos
yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika dan moral ini memiliki
perbedaan satu sama lainnya. Etka ini bersifat teori sedangkan moral bersifat praktek.
Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia bertindak sedangkan moral
mempersoalkan bagaimana semestinya tndakan manusia itu. Etika hanya
mempertimbangkan tentang baik dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum.

6
Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku
manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah
suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu.
Jelaslah bahwa fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku
perbuatan manusia (baik dan buruk akan tetapi dalam prakteknya etika banyak sekali
mendapatkan kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk
tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif) yaitu tidal terlepas dari alam
masingmasing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan
ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa
di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah sama dalam arti pengambilan
suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku manusia itu dapat dinilai oleh etika.

Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah mempunyai
syaratsyarat tertentu, yaitu :

1. Perbuatan manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian. Oleh karena itu
orangorang yang mengerjakan sesuatu perbuatan jahat tetapi ia tidak mengetahui
sebelumnya bahwa perbuatan itu jahat, maka perbuatan manusia semacam ini tidak
mendapat sanksi dalam etika.

2. Perbuatan yang dilakukan manusia itu dikerjakan dengan sengaja. Perbuatan


manusia (kejahatan) yang dikerjakan dalam keadaan tidak sengaja maka perbuatan
manusia semacam itu tidak akan dinilai atau dikenakan sanksi oleh etika.

3. Perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak


sendiri.Perbuatan manusia yang dilakukan denan paksaan (dalam keadaan
terpaksa) maka perbuatan itu tidak akan dikenakan sanksi etika.

Demikianlah persyaratan perbuatan manusia yang dapat dikenakan sanksi (hukuman)


dalam etika.

2. Estetika

Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah
laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan estetika membahas tentang indah
atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku
umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini adalah
karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.

Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan
sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang
dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai
sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran
indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai
masalah ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu
bersifat metafisika (abstrak). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan
bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat
yang sebenarnya bersifat tetap.

7
C. Konsep Norma

Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan tingkah laku yang sesuai dan
berterima, aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai
atau memperbandingkan sesuatu. Dalam norma/kaidah-kaidah terdiri atas dua unsur
yaitu (1) adanya perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat
sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik dan (2) adanya larangan, yang
merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibatakibatnya dipandang tidak baik. (C.S.T. Kansil, 1986:81). Norma atau kaidah-
kaidah aturan yang berlaku dalam masyarakat dapat dipertahankan dengan adanya
sanksisanksi, yaitu ancaman hukuman terhadap siapa saja yang melanggarnya. Sanksi
itu merupakan suatu pengukuhan terhadap berlakunya norma-norma yang berlaku tadi
dan merupakan reaksi terhadap perbuatan yang melanggar norma tersebut. Adapun
yang menjadi fungsi norma tersebut, antara lain: 1). Sebagai ukuran, patokan dan
pedoman bagi manusia dalam berperilaku hidupnya. Artinya norma memuat aturan
tingkah laku masyarakat dalam pergaulan sosial. 2). Untuk memberikan sanksi kepada
masyarakat yang melanggarnya. Norma mengatur agar dalam memberikan sanksi
sesuai dengan aturan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. 3). Untuk
menjaga ketertiban dan kerukunan antar anggota masyarakat. Norma mengatur agar
perbedaan dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan. 4). Sebagai sistem
pengendalian dan penilai dalam sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan
dinilai serta dikendalikan oleh aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat; 5).
Untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat. Norma ini memberikan jaminan dan
rasa keadilan dalam masyarakat; 6). Untuk mencapai tujuan bersama yaitu kedamaian
dalam ketertiban masyarakat. Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berlaku
normanorma sosial, diantaranya ialah norma agama, norma kesopanan, norma
kesusilaan, dan norma hukum.

D. Macam – Macam Norma

1. Norma Agama

Norma agama berasal dan diyakini turun dari Tuhan Yang Maha Esa. Praktik
penerapan norma agama diperkuat oleh adanya institusi agama. Ajaran teologi
mendistribusi pengetahuan akan adanya aturan dari Tuhan untuk dipatuhi. Siapa
yang melanggarnya diyakini akan mendapat siksa dari Tuhan.

Bentuk norma agama berbeda-beda tiap masyarakat tergantung agamanya dan atau
alirannya apa. Sebagai contoh, dalam Islam, menyembelih sapi jika dilakukan
dengan cara sesuai syariat diperbolehkan. Bahkan pada hari raya idul Adha

8
disunnahkan. Namun dalam agama Hindu, sapi dianggap sebagai hewan suci
titisan dewa, menyembelihnya tidak diperbolehkan.

Variabel paling jelas untuk menjelaskan perbedaan pandangan tersebut tentu saja
norma agama. Perbedaan norma agama adalah keniscayaan. Sudah selayaknya
antar umat beragama mempelajari ajaran agama lain sebagai basis toleransi.

2. Norma Kesopanan

Norma kesopanan bersumber dari konsensus atau kesepakatan masyarakat.


Kesepakatan tersebut diciptakan sejak lama yang mengakar dalam tradisi. Untuk
mengubahnya biasanya memerlukan waktu yang sangat lama. Kesopanan sejalan
dengan keelokan. Sehingga siapa yang melanggarnya dianggap tidak elok atau
tidak etis.

Oleh karena berdasarkan pada kesepakatan yang mengakar di tradisi, norma


kesopanan juga sangat relatif. Suatu perbuatan dianggap sopan atau tidak tentunya
tergantung pada dimana perbuatan itu dilakukan. Selain itu yang tidak kalah
penting juga kapan perbuatan itu terjadi. Sebab, di lokasi yang sama, perbuatan
yang dulu dianggap tidak sopan bisa jadi sekarang tidak apa-apa.

Sebagai contoh, di Indonesia ketika memanggil orang yang lebih tua, kita
menggunakan awalan sapaan seperti ”pak”, ”bu”, ”om”, ”kakak”, dan sebagainya,
bahkan di Jawa berucap dengan bahasa krama. Namun di negara lain, misalnya di
beberapa negara Eropa Barat, kita memanggil orang yang lebih tua bisa cukup
dengan namanya.

3. Norma kesusilaan

Norma kesusilaan dianggap bersumber dari hati nurani manusia. Norma ini
menjunjung tinggi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Tak seperti macammacam
norma lainnya yang sudah disebutkan di atas, norma kesusilaan berlaku lebih
universal. Anggapan yang umum terhadap norma ini adalah suara batin manusia
sebenarnya mendambakan nilai-nilai baik yang universal seperti kejujuran,
keadilan, kesejahteraan dan sebagainya.

9
Orang yang melanggar norma kesusilaan biasanya dikucilkan oleh masyarakat.
Mereka juga tak jarang dianggap tidak manusiawi. Bahkan bila perbuatannya
ekstrim, dianggap buas seperti hewan atau lebih buruk dari itu.

Sebagai contoh, pamit pada orang tuanya mau kuliah tapi ternyata berduaan
bercumbu rayu di semak belukar dengan paksaan. Orang tersebut tidak hanya
berbohong namun juga memaksa orang lain untuk menuruti nafsunya.

4. Norma hukum

Norma hukum bersumber dari kesepakatan orang-orang yang dikristalkan dalam


bentuk undang-undang atau aturan hukum lainnya. Norma hukum dapat disebut
juga aturan hukum yang berisi tentang perintah dan larangan serta hukuman apa
yang diperoleh bagi pelanggar. Norma hukum selalu berbentuk tertulis.

Orang yang melanggar hukum akan menghadapi hukuman yang jelas. Vonis
terhadap pelanggar hukum dilakukan melalui proses peradilan. Berbeda dengan
macam-macam norma lainnya, sanksi hukum bersifat memaksa. Artinya,
pelanggar hukum harus mendapatkan hukuman. Hal ini tentu dengan asumsi
bahwa penegak hukum adalah orang-orang yang adil.

Sebagai contoh, mencuri uang rakyat adalah perbuatan pelanggaran hukum yang
hukumannya telah diatur dalam undang-undang. Tukang parkir liar adalah para
pelanggar hukum kelas teri yang bisa dituntut hukuman. koruptor dan tukang
parkir liar sebaiknya dimasukkan ke kantong sampah.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai


dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan social. Norma dan nilai pada
awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial
dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman,
pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.

Satu bagian penting dari kebudayaan atau suatu masyarakat adalah nilai sosial.
Nilai sosial merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap
sesuatu hal mengenai baik, buruk benar salah, patut tidak patut, mulia-hina, penting
tidak penting atau lebih rinci pengertian nilai sosial adalah segala sesuatu
pandangan yang dianggap baik dan buruk oleh suatu lingkungan masyarakat yang
kemudian dipedomani sebagai contoh prilaku yang baik dan diharapkan oleh
seluruh warga masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, nilai – nilai social
memainkan peranan penting.

Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan
tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh
masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang
menjunjung tinggi kasalehan beribadah, maka apabila ada orang yang malas
beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan, cercaan, celaan, cemoohan, atau
bahkan makian. Sebaliknya, kepada orang-orang yang rajin beribadah, dermawan,
dan seterusnya, akan dinilai sebagai orang yang pantas, layak, atau bahkan harus
dihormati dan diteladani.

Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan tingkah laku yang sesuai dan

11
berterima, aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau memperbandingkan sesuatu. Norma sering juga disebut dengan
peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat
memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial
yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak
bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan
memperoleh hukuman. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk
sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan
norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat
berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

Nilai dan norma memiliki hubungan yang saling terkait dan terhubung serta saling
mempengaruhi satu sama lain. Dalam norma, nilai dijadikan sebagai asas-asas
untuk membentuk suatu norma. Kombinasi antara norma yang bersifat memaksa
dan nilai yang sifatnya tidak memaksa dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
proses sosial. Maka dari itu, berubahnya nilai akan berpengaruh terhadap
normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Apabila antara norma dan nilai tidak
ada dalam proses sosial maka proses sosial akan tidak seimbang.

B. Saran

Demikianlah makalah kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi peserta didik dan calon pendidik.
Dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi di masa yang
akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumedi,pudjo.Teori Nilai.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/09/teori-nilai/ (diakses
tanggal 15 Maret 2021)

Digilib.iainkendari.Kajian Teori Konsep Nilai


.http://digilib.iainkendari.ac.id/595/3/BAB%20II.pdf (diakses pada tanggal
15 Maret 2021)

Sosiologis.com.2018.Macam Macam
Norma.https://sosiologis.com/macammacam-norma (diakses pada tanggal 15
Maret 2021)

Imsspada.kemendikbud.Konsep Nilai Moral dan Norma.


https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/85197/mod_resource/conte
nt/4/MATERI%20PERKULIAHAN%201.pdf (diakses pada tanggal 15 Maret 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai