Anda di halaman 1dari 5

DASAR DAN KAIDAH KEBAHASAAN SINTAKSIS

BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN


PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR

Luqna Ikhtiara Fadianti


Avina Prameswari
Dina Maharani
Yusuf Nur Abidin
Fithrotin Nisyaa’
Bayu Adhi Dwi Yulianto
Mahasiswa S1/PGSD/FIP Unnes
luqnaikhtiara29@students.unnes.ac.id
rinjiavina@students.unnes.ac.id
dinamhrnn30@sudents.unnes.ac.id
yusufgondang@students.unnes.ac.id
fithrotinnisyaa24@students.unnes.ac.id

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-
beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 2001: 1). Verhaar (2004: 161)
sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.
Tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Salah satu tuturan adalah kalimat.
Kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi
tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. Sebuah kalimat tersebut dapat
terbentuk dari kata, frasa, dan klausa.

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur
bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan
bahwa analisis sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu
dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni
kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan
hakikat sintaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyaakat
Indonesia. Yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai
alat komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami
penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan
dalam dunia kebahasaan. Karena itu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari.Bagaimana supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif,
antara lain perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan sintaksis dan
semantik bahasa Indonesia. Seperti jenis-jenis frase, klausa, kalimat, diksi, jenis-
jenis makna, dan jenis perubahan makna. Dengan memahami bagian-bagian
sintaksis tersebut, tentu dapat menciptakan komunikasi yang saling terpahami
dengan jelas dan tepat. Di dalam makalah ini akan dibahas ketika pokok bahasan
sangat penting dengan rinci.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud sintaksis?

2. Apa yang dimaksud fungsi,peran,dan kategori sintaksis?

3. Apa saja yang termasuk kaidah sintaksis?

4. Apa saja yang termasuk kajian sintaksis?

1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui sintaksis.

2. Mahasiswa dapat mengethui fungsi,peran,dan kategori sintaksis.

3. Mahasiswa dapat mengetahui kaidah sintaksis.

4. Mahasiswa dapat mengetahui kajian sintaksis.

2. KERANGKA TEORETIS
Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa, mempersoalkan hubungan antarkata
dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam suatu konstruksi yang disebut
kalimat. Zaenal Arifin (2015: 60) mengemukakan bahwa sintaksis adalah cabang
lingustik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Susunan kata itu
harus linier, tertib dan tentu harus bermakna. Sementara itu A. Chaer (2015: 19)
menyatakan bahwa sintaksis menguraikan atau menganalisis sebuah satuan bahasa
yang dianggap “paling besar” yaitu kalimat, diuraikan atas klausa-klausa yang
membentuk kalimat itu. Lalu klausa diuraikan atas frasa-frasa yang membentuk
klausa itu; dan frasa diuraikan atas kata-kata yang membentuk frasa itu. Tentunya
tidak dapat dipungkiri bahwa di atas kalimat masih terdapat unsur lainnya yaitu
wacana. Satuan wacana terdiri atas unsur-unsur yang berupa kalimat; satuan
kalimat terdiri atas unsur-unsur yang berupa klausa; satuan frasa terdiri atas unsur-
unsur yang berupa kata; dan satuan frasa terdiri atas unsur-unsur yang berupa
kata. Sintaksis sangat mementingkan makna gramatikal dalam kalimat. Dalam
tataran gramatikal, kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis yang dapat
berdiri sendiri dan telah memiliki makna. Sedangkan dalam tataran morfologi, kata
menjadi satuan terbesar dalam proses pembentukannya (kata dibentuk dari bentuk
dasar yang dapat berupa morfem dasar terikat ataupun morfem bebas, gabungan
morfem) dengan proses morfologis seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sintaksis


Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “sun” yang berarti dengan dan
“tattein” yang berarti menempatkan. Jadi,secara etimologi sintaksis berarti
menempatkan bersama – sama kata – kata menjadi kelompok kata atau kalimat.

Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk
beluk wacana. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa berusaha menjelaskan
satuan baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi. Adapun pengertian
lain dari sintaksis adalah cabang ilmu yang membicarakan kalimat dengan segala
bentuk dan unsur – unsur pembentuknya.

3.2 Fungsi,Peran,dan Kategori Sintaksis


Fungsi sintaksis berkenaan dengan istilah subjek,predikat,objek,dan keterangan.
Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah norma,verba,ajektiva,dan numeralia.
Sedangkan peran sintaksis berkenaan dengan istilah pelaku,penderita,dan
penerima. Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata
(letak/posisi kata),bentuk kata,dan intonasi. Intonasi dapat berupa intonasi
deklaratif (ditandai dengan titik),intonasi interogatif (ditandai dengan tanda
tanya),dan intonasi interjektif (ditandai tanda seru).

3.3 Kaidah Sintaksis


1. Kaidah – Kaidah Struktur Frase

Kaidah – kaidah struktur frase adalah kaidah – kaidah yang menyebutkan satu demi
satu kalimat – kalimat inti,yaitu kalimat – kalimat yang sekaligus memenuhi syarat –
syarat sebagai kalimat – kalimat sempurna,sederhana,berita,aktif,dan afirmatif.
Kaidah ini juga disebut sebagai suatu formula atau rumus instruksi atau bahasa
struktur frase,baik yang bebas – konteks atau yang sensitif – konteks,maupun yang
tidak disuruh atau yang sebagian disuruh,dan yang fakulatif ataupun yang wajib
(Chomsky,1957:29;33)

2. Kaidah – Kaidah Transformasi


Kaidah transformasi merupakan salah satu dari seperangkat kaidah,yang biasanya
disebut “tranformasi” yang menyelenggarakn operasi – operasi tunggal yang perlu
bagi pemetasan struktur – struktur dalam menjadi struktur permukaan,tetapi bukan
untuk mengubah suatu kalimat menjadi kalimat lainya,ataupun menggabungkan
dua kalimat. Sebab kaidah transformasi merupakan suatu kaidah komponen
sintaksis yang menginterpretasikan suatu objek yang disediakan oleh kaidah –
kaidah struktur frase,menandainya apakah terbentuk rapi atau terbentuk jelek,serta
memetakan struktur dasar yang teratur rapi menjadi suatu struktur yang baru.
Jadi,kaidah transformasi merupakan suatu kaidah dengan kekuatan transformasi
yang bertindak sebagai penyaring (Palmatier,1973:185).

3.4 Kajian Sintaksis


1. Frasa

Frasa lazim didefinisikan sebagai suatu gramatikal yang berupa gabungan kata yang
bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak
berstruktur subjek – predikat atau predikat – objek ),atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.

2. Klausa

Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata – kata berkonstruksi predikatif.
Artinya,didalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase yang berfungsi
sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek,objek,dan keterangan.
Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada
fungsi sintaksis wajib,yaitu subjek dan predikat.

3. Kalimat

Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan
disampaikan,didefinisikan sebagai susunan kata – kata yang teratur yang berisi
pikiran yang lengkap. Sedangkan kaitanya dengan sintaksis,kalimat adalah satuan
sintaksis yang disusun dari konstituen dasar,yang biasanya berupa klausa,dilengkapi
dengan konjungsi bila diperlukan dan disertai dengan intonasi.

4. SIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN

Sintaksis dalam bahasa Belanda syntaxis,dalam bahasa Inggris syntax, dan dalam
bahasa Arab nahu adalah ilmu bahasa yang membicarakan hubungan antarunsur
bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Secara etomologis istilah tersebut berarti
menempatkan bersamasama kata-kata menjadi kelompok kata (frasa) atau kalimat
dan kelompok-kelompok kata (frasa) menjadi kalimat.Oleh karena itu, dalam bahasa
Indonesia, sintaksis disebut dengan ilmu tata kalimat.
Satuan terbesar dari kata yang umum dibicarakan dalam sintaksis berturut-turut
adalah frasa, klausa, dan kalimat. frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang
sifatnya tidak predikatif. Klausa dan Kalimat dalam banyak hal tidak terlalu berbeda,
karena yang membedakannya adalah penggunaan intonasi akhir atau tanda baca.
Kita dapat menyatakan bahwa klausa dan kalimat merupakan konstruksi sintaksis
yang sama-sama mengandung unsur predikasi.

Sintaksis perlu dipelajari karena ilmu ini membahas tatabentuk kalimat yang
merupakan kesatuan bahasa terkecil yang lengkap. Sintaksis berhubungan dengan
unsur bahasa lain yang ada keterkaitannya dengan unsur pembentuk kalimat

4.2 SARAN

Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang sintaksis (ilmu tata kalimat),
semoga dapat menambah ilmu serta bermanfaat bagi kita semua . Segala
kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kami hanya manusia biasa
yang memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2016. Panduan Pembelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama. Direktorat
Pembinaan SMP. Jakarta.

Ulfah Nurul Wahdah .2014 .Dasar-Dasar Dan Kaidah Kebahasaan.


http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/11/dasar-dasar-dan-kaidah-kebahasaan.html,
diunduh di Pekalongan, 13 Maret 2021

Anas Setiaji. 2016. Makalah-Sintaksis-Bahasa-Indonesia.


https://www.slideshare.net/AnasSetiaji/makalah-sintaksis-bahasa-indonesia, diunduh di
Pekalongan, 13 Maret 2021.

eprints.ums.ac.id. 19263/2/03. BAB_I.pdf. diunduh di Pekalongan, 13 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai