OLEH KELOMPOK 4:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
I. Pendahuluan
Sintaksis merupakan bidang kajian kebahasaan yang penting dan sudah seharusnya
dikuasai oleh kita semua sebagai calon tenaga pendidik, terutama untuk mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tentunya sebagai seorang pendidik harus
memiliki kompetensi terkait segala ilmu kebahasaan, salah satunya adalah terkait frasa, klausa
dan kalimat. Kemampuan serta pemahaman mahasiswa dalam bidang ilmu sintaksis, tentunya
akan mempermudah mahasiswa dalam menyusun kata menjadi gabungan kata untuk membentuk
frasa, klausa dan kalimat sehingga tersusun baik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Parera (2009:4) bahwa penguasaan akan dasar-dasar sintaksis sebuah bahasa akan menjadi titik
awal dan titik tolak untuk meneliti fenomena bahasa yang khas dan menarik pada tataran
Seperti yang diuraikan di atas, pembelajaran sintaksis merupakan bagian dari pembelajaran
bahasa yang objek kajiannya adalah frasa, klausa, dan kalimat. Frasa sendiri adalah hubungan
kata-kata yang membentuk satuan gramatik yang tidak menyebabkan fungsi subjek dan predikat.
Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas subjek, predikat baik disertai objek,
pelengkap dan keterangan maupun tidak. Kalimat merupakan satuan gramatik yang di dalamnya
terdapat jeda panjang yang disertai nada akhir, baik turun maupun naik. Jadi, frasa adalah objek
kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.
Morfologi dan sintaksis merupakan studi linguistik yang berkaitan, morfologi berkaitan
dengan struktur kata, dan sintaksis berkaitan dengan struktur kalimat. Morfologi akan mengkaji
kata, dan sintaksis akan mengkaji frase, kalusa dan kalimat. Morfem merupakan objek terkecil
dari kajian morfologi dan kata objek terbesar, sedangkan frase merupakan objek terkecil dari
kajian sintaksis dan kalimat objek terbesarnya. Maka dari itu morfologi dan sintaksis saling
berkaitan, terdapat persamaan dalam pembentukannya, frase terdiri atas gabungan kata, yang
Wacana dan sintaksis merupakan studi linguistik yang berkaitan pula. Wacana mempunyai
unsur yang berupa kalimat-kalimat. Kita ketahui bersama bahwasannya di dalam kalimat
tentunya terdapat klausa atau frase yang merupakan gabungan dari sebuah kata. Jadi, wacana
merupakan satuan bahasa yang tertinggi kedudukannya. Frase, klausa dan kalimat termasuk ke
dalam kajian sintaksis, oleh karena itu wacana dan sintaksis sangat berhubungan erat.
Menurut Abdul Chaer, Sintaksis adalah tatanan linguistik umum yang membicarakan
kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsure lain sebagai suatu ujaran.
Menurut Ramlan, Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang
kata atau antar frasa dalam suatu sintaksis itu. Sintaksis mempelajari hubungan
gramatika di luar batas kata, tapi di dalam satuan yang disebut kalimat.
(1) pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan
yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam Bahasa
(2) subsistem bahasa yang mencangkup hal tersebut (sering dianggap bagian dari
↗FONOLOGI→FONETIK
↘FONEMIK
↘SINTAKSIS
↘ SEMANTIK
Morfologi (Kata)
Morfologi menyangkut struktur internal kata. Struktur atau bentuk terkecil kata yang
bermakna disebut dengan morfem. Morfem sendiri terbagi atas 2 yakni morfem bebas dan
formen terikat. Proses pembentukan kata atau morfen dapat disebut sebagai leksem. Contohnya
Contoh : duduki→ duduk (i) = duduk merupakan morfem dasar dan (i) merupakan mprefem
sufiks
Sintaksis mengkaji susunan kata-kata di dalam kalimat. Yang mana dalam tataran Bahasa
Indonesia terdapat Subyek, predikat, obyek, dan ketrangan. Sintaksis berurusan dengan struktur
c. Komponen-komponen sintaksis :
Kata sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis,
penanda kategori sintaksis, dan perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-
bagian dari satuan sintaksis. Kata sebagai pengisi satuan sintaksis, harus dibedakan
adanya dua macam kata yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh adalah kata yang
morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan.
Yang termasuk kata penuh adalah kata-kata kategori nomina, verba, adjektiva, adverbia,
dan numeralia. Misalnya mesjid memiliki makna tempat ibadah orang Islam. Sedangkan
kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami
proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan dia tidak dapat
berdiri sendiri. Yang termasuk kata tugas adalah katakata kategori preposisi dan
konjungsi. Misalnya dan tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai tugas
sintaksis untuk menggabungkan menambah dua buah konstituen. Kata-kata yang
termasuk kata penuh mempunyai kebebasan yang mutlak, atau hampir mutlak sehingga
kebebasan yang terbatas, selalu terikat dengan kata yang ada di belakangnya (untuk
preposisi), atau yang berada di depannya (untuk posposisi), dan dengan kata-kata yang
Frasa
Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang
bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak
berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata
(1) Frasa Eksosentrik Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak
biasanya dibedakan atas frase eksosentris yang direktif atau disebut frase preposisional
( komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen
keduanya berupa kata atau kelompok kata, yang biasanya berkategori nomina) dan non
komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomina, ajektifa, atau
verba).
(2) Frasa Endosentrik Frase Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau
inti atau hulu (Inggris head) mengubah atau membatasi makna komponen inti atau
hulunya itu. Selain itu disebut juga frase subordinatif karena salah satu komponennya,
yaitu yang merupakan inti frase berlaku sebagai komponen atasan, sedangkan komponen
lainnya, yaitu komponen yang membatasi, berlaku sebagai komponen bawahan. Dilihat
dari kategori intinya dibedakan adanya frase nominal (frase endosentrik yang intinya
berupa nomina atau pronomina maka frase ini dapat menggantikan kedudukan kata
nominal sebagai pengisi salah satu fungsi sintaksis), frase verbal (frase endosentrik yang
intinya berupa kata verba, maka dapat menggantikan kedudukan kata verbal dalam
sintaksis), frase ajektifa (frase edosentrik yang intinya berupa kata ajektiv), frase
(3) Frasa Koordinatif Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri
dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat
(4) Frasa Apositif Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling
merujuk sesamanya, oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan. Perluasan
Frase Salah satu ciri frase adalah dapat diperluas. Artinya, frase dapat diberi tambahan
komponen baru sesuai dengan konsep atau pengertian yang akan ditampilkan. Dalam
bahasa Indonesia perluasan frase tampak sangat produktif. Antara lain karena pertama,
untuk menyatakan konsep-konsep khusus, atau sangat khusus, atau sangat khusus sekali,
biasanya diterangkan secara leksikal. Faktor kedua, bahwa pengungkapan konsep kala,
modalitas, aspek, jenis, jumlah, ingkar, dan pembatas tidak dinyatakan dengan afiks
seperti dalam bahasa-bahasa fleksi, melainkan dinyatakan dengan unsur leksikal. Dan
faktor lainnya adalah keperluan untuk memberi deskripsi secara terperinci dalam suatu
Klausa
Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif.
Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi
sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Klausa
berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis
wajib, yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata juga mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final; tetapi hanya sebagai kalimat minor, bukan
Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan klausa bebas ( klausa yang mempunyai unsur-
potensi menjadi kalimat mayor) dan klausa terikat (klausa yang unsurnya tidak lengkap,
Klausa terikat diawali dengan konjungsi subordinatif dikenal dengan klausa subordinatif
atau klausa bawahan, sedangkan klausa lain yang hadir dalam kalimat majemuk disebut
klausa atasan atau klausa utama. Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi
predikatnya dapat di bedakan: klausa verbal (klausa yang predikatnya berkategori verba).
Sesuai dengan adanya tipe verba, dikenal adanya (1) klausa transitif (klausa yang
predikatnya berupa verba transitif); (2) klausa intransitif (klausa yang predikatnya berupa
verba intransitif); (3) klausa refleksif (klausa yang predikatnya berupa verba refleksif);
(4) klausa resiprokal (klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal. Klausa nominal
(klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal). Klausa ajektifal (klausa
yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase). Klausa adverbial
(klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi). Klausa numeral
Kalimat
Pengertian Kalimat Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan
kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai
“Susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap ”. Sedangkan dalam
kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) bahwa
kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah
konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau diperlukan.
Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang
dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam
bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis
Kalimat Inti dan Kalimat Non-Inti Kalimat inti, biasa juga disebut kalimat dasar, adalah
kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral,
FN=Frase Nominal (diisi sebuah kata nominal); FV=Frase Verbal; FA=Frase Ajektifa;
FNum=Frase Numeral; FP=Frase Preposisi. Kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat
transformasi penambahan.
(1) Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya
mempunyai satu klausa. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdapat lebih
dari satu klausa. Berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa dalam kalimat,
dibedakan: (1) kalimat majemuk koordinatif/ kalimat majemuk setara yaitu kalimat
majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang
sederajat. Secara eksplisit dihubungkan dengan konjungsi koordinatif dan biasanya unsur
yang sama disenyawakan atau dirapatkan sehingga disebut kalimat majemuk rapatan.
(2) Kalimat majemuk subordinatif dalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-
klausanya tidak setara atau sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa atasan dan yang
lain disebut klausa bawahan. Kedua klausa itu dihubungkan dengan konjungsi
subordinatif. Proses terbentuknya kalimat ini dapat dilihat dari dua sudut bertentangan.
Pertama, dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah klausa atau lebih,
dimana klausa yang satu dianggap sebagai klausa atasan dan yang lain disebut klausa
lebih, dimana ada yang dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan
secara subordinatif. Jadi, kalimat ini merupakan campuran dari kalimat majemuk
Mengetahui fungsi sintaksis dalam pembentukan kalimat yang benar dan efektif
Sintaksis perlu dipelajari karena ilmu ini membahas tata bentuk kalimat yang merupakan
kesatuan bahasa terkecil yang lengkap dan berhubungan dengan unsur bahasa lain yang
terperinci mengenai kaidah pengabungan kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar
yang disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem supra segmental
(intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang diinginkan pembicara sebagai dasarnya.
Dalam hal ini, sintaksis dalam pengajaran bahasa, mengkaji beberapa aspek, yaitu:
2. Kategori sintaksis adalah bentuk-bentuk tertentu yang mengisi fungsi sintaksis untuk
konjungsi.
3. Peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran
tersebut mencakup makna semantis, yakni: aktif, pasif, statif, posesif, pelaku,
penerima, dan lain-lain. Contohnya adalah bagaimana sintaksis membedakan kalimat
Sama seperti semua cabang ilmu linguistik yang dipelajari, seperti fonologi, morfologi,
- Model kalimat
b. Kalimat berdasarkan jumlah frasa, yaitu kalimat tunggal yang meliputi nominal dan
c. Kalimat berdasarkan subjek, kalimat aktif yang meliputi aktif transitif dan aktif
intransitif. Kalimat pasif yang meliputi pasif biasa dan pasif zero
d. Kalimat berdasarkan cara penyajian yang meliputi kalimat melepas, kalimat klimaks,
kalimat berimbang
e. Kalimat berdasarkan pola subyek dan predikat yang meliputi kalimat versi dan kalimat
inversi
- Analisis struktur kalimat
Fase Fonologis yakni usia 0-2 tahun, 2) Fase Sintaksis yakni usia 2-7 tahun, 3) Fase
Semantik yakni usia 7-11 tahun), (Kurniati & Nuryani, 2020). Pada saat kanak-kanak sedang
memeroleh bahasa pertamanya terdapat dua proses, yakni proses komspetensi dan proses
performansi. Selanjutnya kanak-kanak sesudah memeroleh bahasa pertamanya, kemudian
sintaksis dan semantik sesuai usia mereka (Purnomo, 2019). Bahasa kanak-kanak dapat
model sehingga bahasa kanak-kanak bisa menjadi berkembang. (Isna, 2019). Demikian
halnya, peran teknologi dalam pengajaran bahasa yang meliputi materi-materi secara rinci
seperti pengajaran materi sintaksis peran teknologi dalam proses pembelajannya adalah
konteks yang lebih mudah dipahami, sehingga kaidah-kaidah bahasa dan hal kecil seperti
E- Learning
E-learning adalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan yang diberikan secara online
melalui komputer atau perangkat digital lainnya. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk
Big data
Penyimpanan yang besar menjadi suatu tuntutan dari masyarakat saat ini. Hal ini
penggunaan komputer, handphone dan alat digital lainnya. Jika sebelumnya penyimpanan
data dilakukan menggunakan alat seperti flashdisk atau memory card yang memiliki
kapasitas 5–100 Gb. Saat ini, kita dapat menggunakan penyimpanan di awan (Cloud)
Pengukuran, pengumpulan, analisis dan pelaporan data tentang peserta didik dan
serta lingkungan sekolah. Dengan menggunakan berbagai informasi yang ada di sekolah
seperti karakter siswa, cara guru mengajar, kesulitan materi pelajaran, kepemimpinan
kepala sekolah, dan lain-lain. Analisis ini dilakukan untuk dapat menentukan langkah
V. Contoh Kasus
Penggunaan 了
李老师今年 50 岁了。
S P
FN FN FAdv FN
我们已经到了火车站。
S P K
N Adv V Prep N N
FAdv FPrep
大家影响了。
S P
Num N Adv V
FN FV
Salah :
我 学习 在学校
S P K
Benar :
我 在学校 学习
S K P
2. Brainstrom
3. Ceramah
4. Dikte
5. Tanya jawab
6. Kerja kelompok
7. Penugasan
VI. Kesimpulan
Sintaksis merupakan bidang kajian kebahasaan yang penting dan sudah seharusnya
dikuasai oleh kita semua sebagai calon tenaga pendidik, terutama untuk mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tentunya sebagai seorang pendidik harus
memiliki kompetensi terkait segala ilmu kebahasaan, salah satunya adalah terkait frasa, klausa
dan kalimat. Kemampuan serta pemahaman mahasiswa dalam bidang ilmu sintaksis, tentunya
akan mempermudah mahasiswa dalam menyusun kata menjadi gabungan kata untuk membentuk
frasa, klausa dan kalimat sehingga tersusun baik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Parera (2009:4) bahwa penguasaan akan dasar-dasar sintaksis sebuah bahasa akan menjadi titik
awal dan titik tolak untuk meneliti fenomena bahasa yang khas dan menarik pada tataran
Namun hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, kemampuan mahasiswa
sebagai calon pendidik di masa depan, terbilang kurang memadai. Seperti halnya mahasiswa
yang masih mengalami kesulitan menyusun kalimat, padahal bagi setiap individu kegiatan
menulis telah menjadi sebuah kebutuhan, seperti halnya sebagai penunjang kompetensi
Stryker dan Tarigan (1989:21) mengatakan bahwa syntax in the studi of the patterns by
which words are combined to make sentences. Artinya, sintaksis adalah telaah mengenai pola-
pola yang diperlukan sebagai sarana untuk menghubung-hubungkan kata menjadi kalimat.
pembelajaran bahasa yang objek kajiannya adalah frasa, klausa, dan kalimat. Frasa sendiri adalah
hubungan kata-kata yang membentuk satuan gramatik yang tidak menyebabkan fungsi subjek
dan predikat. Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas subjek, predikat baik
disertai objek, pelengkap dan keterangan maupun tidak. Kalimat merupakan satuan gramatik
yang di dalamnya terdapat jeda panjang yang disertai nada akhir, baik turun maupun naik. Jadi,
frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.
Belajar sintaksis itu penting tanpa mempelajari sintaksis kita tidak memiliki kemampuan
pemahaman yang memadai terkait kajian sintaksis. Tanpa mempelajari sintaksis kita sebagai
mahasiswa sulit menyusun kata menjadi gabungan kata untuk membentuk frasa, klausa dan
kalimat yang tersusun sistematis. Pembelajaran sintaksis sangatlah berguna untuk menunjang
Tantangan
Hambatan utama dalam pembelajaran daring adalah sumber daya manusia (guru) dan
sarana dan Prasarana.. Menurut guru, tantangan terhadap pelaksanaan pembelajaran online
adalah sulit membuat anak memahami materi, sulit untuk memberikan materi atau tugas dengan
kemampuan siswa, sulit untuk memberikan tanggapan atau feedback terhadap hasil kerja siswa,
sulit untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan guru lain, mengeluarkan uang lebih banyak
(pulsa atau internet dalam menyiapkan pembealjaran serta waktu dan tenaga lebih banyak dalam
menyiapkan pembelajaran.
Hambatan utama di masa depan dalam pengajaran sintaksis adalah sumber daya manusia
(gurul) dan sarana Prasarana. Tantangan terhadap kegiatan pengajaran sintaksis yaitu:
- Sumber daya manusia : tantangan terhadap guru dan siswa yang masih kurang
- Sarana dan prasarana : dalam hal ini, kurangnya fasilitas yang mendukung proses
belajar-mengajar.
penulisan kalimat.
- Sumber belajar pada blog-blog atau website yang masih kurang dalam hal penulisan
Dalam pembelajaran di era new normal belum ada solusi yang terbukti untuk
menggeneralisasika bagaimana cara pembelajaran yang baik. Tetapi kita harus bisa membuat
rancangan program pembelajaran yaitu: bangunlah percakapan dengan murid dalam proses
pembelajaran, ambillah inisiatif dalam menggunakan media atau metode pembelajaran, ciptakan
Peluang
Peluang dari pembelajaran daring dalam pengajaran sintaksis. Guru dituntut untuk lebih
menguasai teknologi dan bisa menyesuaikan dengan keadaan apapun. Untuk itu rekomendasi
yang harus dilakukan adalah membangun kemitraan antara orang tua, guru dan stakeholder
secara berkelanjutan. Serta perlu adanya evaluasi terhadap proses pembelajaran daring agar