Anda di halaman 1dari 6

Nama : Irgi Sinrang Pajumai

Nim : F031231032
A. Pengertian sintaksis
Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti „dengan‟ dan tattein
yang berarti „menempatkan‟. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan
bersama-bersama kata-kata atau kelompok kata menjadi kalimat. sintaksis adalah
cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan
frasa. Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara kata
dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuansatuan
yang lebih besar itu dalam bahasa. Sedangkan sintaksis menurut para ahli ialah :
Sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menggabungkan kata menjadi kalimat, Stryker dalam (Tarigan, 2009: 4).
Menurut Blonch dan Trager (dalam Tarigan, 2009: 4), analisis mengenai konstruksi-
konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas disebut sintaksis.
Sedangkan, menurut Ramlan dalam Keraf, sintaksis adalah bagian dari tata bahasa
yang membicarakan struktur frase dan kalimat (2009: 4).
Berdasarkan pernyataan-pernyataaan dan batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
sintaksis adalah ilmu tata kalimat yang membahas susunan kalimat dan bagiannya;
lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan fungsi, kategori, dan
peran unsur tersebut.
Menurut Chaer (994:206), bahwa yang biasa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis,
mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan
dalam membangun struktur itu; (2) satuan-satuan sintaksis yang berupa frasa, klausa,
kalimat, dan wacana; dan (3) hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah
modus, aspek, dan sebagainya.
Sintaksis dalam ilmu lughah Linguistik sebagai ilmu bersifat sistematik, yakni ada
keteraturan, baik dalam analisis data maupun dalam penyajian hasil penelitian17.
Ilmu linguistik, misalnya, dirinci ke dalam fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
dan pragmatik. Tata bahasa, bahasa Indonesia mencakup morfologi dan
sintaksis18. Adapun tata bahasa dalam bahasa Arab, mencakup nahwu dan
sharaf. Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kata ketika sudah berada di dalam
kalimat dan sharaf adalah ilmu yang membahas kata sebelum kata itu berada di dalam
kalimat19. Sintaksis mendeskripsikan bagaimana kalimat dibangun dari kosakata.
Selain itu dalam sintaksis juga mendeskripsikan kelas kata apa yang memiliki
potensi untuk menempati posisi tertentu dalam kalimat, jenis-jenis kalimat, dan
perubahan-perubahan kalimat20. Selain itu dalam suatu bahasa pada
dasarnya meneliti kaidah-kaidah atau aturan-aturan pembentukan
frase (kelompok kata) dan aturan-aturan pembentukan kalimat; atau meneliti
pola frase dan macamnya, identitas masing-masing frase, struktur masing-masing
frase, tipe masing-masing frase, hubungan semantis antar anggota sebuah
frase21. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa istilah sintaksis adalah
nahwu, sedangkan morfologi adalah Sharaf. Adapun objek kajian sintaksis sebagai
berikut :
1. Kata
2. Frasa
3. Klausa
4. Kalimat

- Pengertian Kata
Kata merupakan satuan sintaksis terkecil yang memiliki peran sebagai pengisi
fungsi sintaksis, memberikan tanda kategorisasi sintaksis serta sebagai perangkai
dalam satuan atau bagian sintaksis di atasnya (frasa, klausa, kalimat). Kata sebagai
pengisi satuan sintaksis, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu kata penuh dan
kata tugas. Menurut Keraf (1991:44), kata adalah satuan-satuan terkecil yang
diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagianbagiannya, dan mengandung
sebuah ide.
- Pengertian frasa
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensional merupakan gabungan dua kata
atau lebih yang tidak mempunyai ciriciri klausa, menurut Cook, Elson, dan Pickett
(dalam Bagus, 2008: 2). Ramlan(dalam Bagus, 2008: 2) mengatakan, bahwa frase
adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas fungsi unsur klausa.Kelompok kata yang menduduki sesuatu fungsi di dalam
kalimat disebut frase,walaupun tidak semua frase terdiri atas kelompok kata menurut
Putrayasa (dalam Bagus, 2008: 3). Frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri atas dua
konstituen atau lebih yang dapat mengisi fungsi sintaksis tertentu dalam kalimat tetapi
tidak melampaui batas fungsi klausa atau dapat dikatakan frasa itu nonpredikatif
(Tarmini, 11: 2012).Menurut beberapa ahli, frasa dapat disimpulkan bahwa, Frasa
merupakan satuan sintaksis yang terdapat satu tingkat di bawah klausa dan satu tingkat
di atas kata. Secara sederhana penngertian frasa adalah satuan gramatika yang terdiri
atas dua
kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi klausa, atau satuan gramatika
yang tidak berpredikat (nonpredikatif).

- Pengertian klausa
Menurut Alwi, dkk., (2003: 39), istilah klausa digunakan untuk merujuk pada deretan
kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau
tanda baca tertentu. Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu
predikat menurut Cook; Elson dan Pickett dalam (Tarigan, 2009: 43). Menurut Ramlan
dalam (Tarigan, 2009: 43) klausa adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek
dan predikat. Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan
di bawah satuan kalimat, berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di
dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai
predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagainya
(Chaer, 2009: 41). Sedangkan menurut Tarmini (2012: 26), klausa merupakan sebuah
kontruksi kebahasaan yang dapat dikembangkan menjadi kalimat. Dapat dikatakan
klausa sebagai kalimat dasar. Kalimat dasar merupakan kalimat deklaratif yang memiliki
struktur predikasi.
- Pengertian Kalimat
Kalimat dapat diartikan sebagai susunan kata atau ujaran yang berfungsi sebagai
alat untuk mengungkapkan konsep pikiran atau perasaan secara utuh. Kalimat
terbentuk dari beberapa klausa dan dapat berdiri sendiri serta memiliki pola intonasi
yang tuntas.
M. Ramlan menyebutkan bahwa kalimat dapat diartikan sebagai satuan gramatikal
yang dibatasi dengan adanya jeda panjang serta disertai oleh nada akhir (intonasi)
turun atau naik. Intonasi kalimat inilah yang kemudian menentukan satuan kalimat
bukan oleh banyaknya kata yang ada di dalamnya.

B. Fungsi Sintaksis
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan
kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaktis,
artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama
dalam bahasa Indonesia adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Disamping itu terdapat fungsi lain yaitu fungsi atributif (yang menerangkan), fungsi
koordinatif (yang menggabungkan secara setara), subordinatif (yang menggabungkan
secara bertingkat).
- Fungsi Predikat
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai dengan konstituen subjek di
sebelah kiri, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan/ atau keterangan wajib
disebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival.
Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa
numeral, atau frasa preposisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival.
- Fungsi Subjek
Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting yang kedua setelah predikat. Pada
umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Pada umumnya subjek
berada di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur
predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat. Subjek pada kalimat imperatif
adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Subjek pada
kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan.
- Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa
verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Dengan
demikian, objek dapat dikenali dengan meperhatikan (1) jenis predikat yang
dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya ditandai oleh
kehadiran afiks tertentu. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Objek pada
kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika di pasifkan. Potensi objek menjadi subjek
apabila kalimat itu dipasifkan itu merupakan ciri utama yang membedakan objek dari
nomina atau frasa nominal.
- Fungsi Pelengkap
Kebanyakan orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal ini
dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik
objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menuduki
tempat yang sama yakni dibelakang verba.

Sebagaimana yang sudah disebutkan, sintaksis adalah cabang linguistik yang


menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Sintaksis berurusan dengan
struktur antar kata dalam kalimat. Dalam hubungan satu kata dengan kata lain di
dalam sebuah kalimat, akan muncul istilah-istilah bagi setiap kata yang mempunyai
hubungan fungsi sintaksis, seperti subyek, predikat, obyek, keterangan, pelengkap, dan
lain sebagainya.
Untuk memudahkan perbedaan terminologis yang ada mengenai fungsi sintaksis,
berikut akan diuraikan dalam empat pembagian :
1. Kalimat dibagi atas subyek dan predika lalu predikat itu dibagi lebih lanjut
atas predikat verbal, obyek, dan keterangan; akhirnya keterangan
dapat dibagi lagi atas beberapa macam keterangan, misal: keterangan
waktu, keterangan tempat.
2. Kalimat dibagi atas subyek, predikat, dan keterangan; lalu keterangan
dibagi lagi atas obyek dan keterangan waktu, tempat.
3. Kalimat dibagi atas subyek, predikat, dan pelengkap, lalu pelengkap dibagi
lagi atas obyek dan keterangan, dan keterangan dibagi lagi atas
keterangan waktu, keterangan tempat.
4. Kalimat dibagi atas subyek, predikat, dan keterangan, sedangkan
keterangan itu sendiri dibagi lagi atas keterangan tempat, keterangan waktu.

Adapun untuk kategori frase dibedakan atas frase nominal, frase verbal, frase
adjektival, dan frase preposisional. Dengan demikian kata meja, pergi, dan sakit
masing-masing termasuk kategori nomina, verba, adjektiva sebagai kata dan
termasuk kategori frase nominal, verbal, dan adjektival jika tersusun sebagai
frase. Fungsi Sintaksis biasanya menghubungkan kata dan frasa dalam sebuah kalimat.
Artinya, fungsi tersebut berkaitan dengan urutan kata dan frasa dalam kalimat. Fungsi
sintaksis yang utama dalam berbahasa adalah subjek, predikat, objek dan keterangan
atau biasa disebut SPOK. Berfungsi juga sebagai atributif (yang menerangkan), juga
koordinatif (yang menggabungkan secara setara), dan subordinatif (yang
menggabungkan secara bertingkat). Contohnya
Ayah (S) sedang membaca (P) koran (O) di luar rumah (K).
Ibu (S) sedang memasak (P) nasi goreng (O) di dapur (K).
C. Kategori
Kategori Sintaksis ialah memasukkan kata ke dalam grup kata yang sama
berdasarkan kategori. Seringkali kategori sintaksis disebut juga dengan kelas kata.
Kelas kata adalah golongan kata yang memiliki kesamaan dalam perilaku resminya.
Kelas kata dalam golongan bahasa Indonesia biasa terdiri dari:
(1) nomina atau kata benda (N),
(2) verba atau kata kerja (V),
(3) adjektiva atau kata sifat (A),
(4) adverbia atau kata keterangan (Adv).
Menurut Kridalaksana (2008) jumlah part of speech kata benda, kata kerja, kata
sifat dan kata keterangan selalu Sering disebut sebagai kelas terbuka karena
meningkatnya yang tanpa batas (Open Class). Berikut penjelesannya :
- Nomina (N) sebagai kata benda ialah kelas kata yang fungsinya adalah sebagai
subjek atau objek. Kelas kata ini bisa bersamaan dengan benda, orang, bisa
juga hal lainnya seperti saya, kamu.
- Verba (V) ialah kelas kata yang fungsinya sebagai predikat (P). Verba biasanya
terdiri dari unsur semantik perbuatan, aktivitas dan keadaan. Verba biasa berupa
morfem bebas seperti makan, minum.
- Adjektiva (A) Ini adalah kata yang memberikan informasi spesifik tentang apa
yang dikatakan oleh kata benda (N) dalam kalimat.
- Numeralia (Num) adalah kategori yang mewakili angka atau angka (N) yang
dapat dilampirkan pada kata benda atau Num.
- Kata ganti (Pron) adalah kata yang digunakan untuk merujuk ke kata benda lain
yang dapat memindahkan posisinya tergantung siapa yang berbicara dan diajak
bicara. Pronomina dalam bahasa Indonesia terdiri dari pronominal persona,
pronomina penunjuk dan pronominal penanya.
- Konjungsi atau konjungtor (Konj) bisa disebut sebagai penyambung. Fungsinya
sebagai kata tugas yang menghubungkan kedua bahasa yang setara.
D. Peran Sintaksis

Peran sintaksis ialah hubungan antara predikat dengan sebuah nomina. Istilah
yang biasanya muncul adalah pelaku, sasaran, pengalam, peruntung, atribut,
peran semantik keterangan tempat, keterangan alat, keterangan waktu, dan
keterangan sumber.

- Pelaku adalah peserta yang biasanya melakukan suatu perbuatan yang


dilakukan oleh predikat - atau makhluk hidup.
- Sasaran adalah partisipan yang menjadi target dari aksi yang ditentukan melalui
kata kerja atau predikat.
- Pengalam ialah peserta yang mengalami suatu peristiwa atau keadaan yang
biasanya dinyatakan predikat.
- Peruntung ialah anggota yang beruntung dan bisa memperoleh manfaat dari
suatu keadaan/peristiwa/perbuatan yang diakui oleh predikat.
- Atribut biasanya terdapat dalam kalimat yang predikatnya nomina.
- Keterangan biasanya yang menunjukkan makna waktu, tempat, alat dan sumber.

Daftar Pustaka

1. Azis,Yusuf Abdul.2023. “Penulisan Sintaksis: Pengertian, Fungsi dan Hakikat”.


Deepublishstore.
2. https://digilib.unila.ac.id/8213/12/BAB%20II.pdf
3. Yeni, Ramdhiani. SINTAKSIS BAHASA ARAB (SEBUAH KAJIAN
DESKRIPTIF).Portal Jurnal Online Kopertais Wilyah IV (EKIV) - Cluster
SASAMBO.
4. https://repository.widyatama.ac.id/server/api/core/bitstreams/acdb8854-0faf-
4743-804b-4f2e31b977e7/content
5. Farid,Edi Kurniawan. Sintaksis Bahasa Indonesia Dan Bahasa Arab
(Studi Analisis Kontrastif Frasa, Klausa, Dan Kalimat). Universitas Islam Zainul
Hasan Genggong Probolinggo.

Anda mungkin juga menyukai