Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya mengenai tata bahasa telah ditulis jauh sebelum sintaksis modern
datang. Aṣṭādhyāyī dari Pāṇini sering disebut sebagai contoh karya pra-modern
yang menyebutkan teori sintaksis modern.1 Di Barat, penggunaan pikiran yang
kemudian dikenal sebagai "tata bahasa tradisional" berawal dari karya
Dionysius Thrax.
Selama berabad-abad, karya mengenai sintaksis didominasi oleh suatu
kerangka kerja yang dikenal sebagai grammaire générale, pertama dijelaskan
tahun 160 oleh Antoine Arnauld dalam buku dengan nama yang sama. Sistem
ini mengambil dasar pikirnya berupa anggapan bahwa bahasa adalah refleksi
langsung dari proses pemikiran dan karena itu ada sebuah cara yang alami
untuk mengekspresikan pikiran. Cara itu, secara kebetulan, adalah cara yang
sama yang diekspresikan dalam bahasa Perancis.
Tetapi, dalam abad ke-19, dengan pengembangan ilmu bahasa perbandingan
sejarah, para pakar bahasa mulai menyadari keragaman bahasa manusia, dan
mempertanyakan anggapan dasar mengenai hubungan antara bahasa dan
logika. Mulai jelas bahwa tidak ada cara yang paling alami untuk
mengekspresikan pikiran, dan logika tak bisa lagi dijadikan sebagai dasar
untuk mempelajari struktur bahasa.2 Peran penting sintaksis dalam ilmu bahasa
teoritis menjadi lebih jelas pada abad ke-20, sehingga dijuluki "abad teori
sintaksis" karena ilmu bahasa juga dilibatkan.

1 Benjamin W. Indo-European Language and Culture: An Introduction.. "[The Aṣṭādhyāyī] 2004,


h. 186.
2 Widjono HS, Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
(Jakarta: Grasindo), 2007, h. 47.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sintaksis modern ?
2. Apa saja struktur dalam sintaksis modern ?
3. Apa saja fungsi dari sintaksis modern?
4. Apa kajian dalam sintaksis modern ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian sintaksis modern.
2. Mengetahui struktur dalam sintaksis modern.
3. Mengetahui fungsi dari sintaksis modern.
4. Mengetahui kajian dalam sisntaksis modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sintaksis
1. Pengertian Secara Bahasa
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi,
secara etimologi berarti: “Menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat.”3 Kata sintaksis juga kadang digunakan untuk
merujuk pada aturan yang mengatur sistem matematika, seperti logika, bahasa
formal buatan, dan bahasa pemrograman komputer.4
2. Pengertian Secara Istilah
Terdapat cukup banyak ilmuan yang mencoba merumuskan pengertian
sintaksis. Berikut ini kami akan memaparkan beberapa pengertian tersebut. Di
antaranya adalah:
a. Hari Murt Kridalaksana (1993)
Sintaksis adalah sub-sistem bahasa yang mencakup tentang kata yang
sering dianggap bagian dari gramatika yaitu morfologi dan cabang linguistik
yang mempelajari tentang kata.
b. Ramlah (1976)
Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.
c. Gleason (1955)
Syntax maybe roughly defined as the principles of arrangement of the
construction (word) into large constructions of various kinds “sintaksis
mungkin dikaitkan dari definisi prinsip aransement konstruksi (kata) kedalam
konstruksi besar dari bermacam-macam variasi.

3 Noam Chomsky, Sintactic scructures, (Mouton: The Hagus), 1957, h. 11


4 Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia. (Flores: Nusa Indah), 1984, h. 35.

3
d. O’ Grady, et. al., (1997)
The system of the rules and categories that underlines sentence formation
in human language “Aturan dalam sistem pola kalimat dasar dalam bahasa
manusia.”
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ’dengan’
dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara etimologi berarti:
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga berasal dari bahasa Belanda yaitu
syntaxis. Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah
sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlan
2001:18).
3. Pengertian Sintaksis dalam Linguistik
Di dalam linguistik, sintaksis dari Yunani Kuno: συν- syn-, "bersama", dan
τάξις táxis, "pengaturan" adalah ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk
membuat kalimat dalam bahasa alami. Selain aturan ini, kata sintaksis juga
digunakan untuk merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup
struktur kalimat dalam bahasa apapun, sebagaimana "sintaksis Irlandia
Modern."
Sintaksis juga digunakan untuk merujuk langsung pada peraturan dan
prinsip yang mencakup struktur kalimat dalam bahasa apapun, sebagaimana
"sintaksis Irlandia Modern." Penelitian modern dalam sintaksis bertujuan
untuk menjelaskan bahasa dalam aturan ini. Banyak pakar sintaksis berusaha
menemukan aturan umum yang diterapkan pada setiap bahasa alami.

B. Struktur sintaksis
Struktur sintaksis membicarakan tentang fungsi sintaksis yang terdiri dari
Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (S-P-O-K), kategori sintaksis nomina
(kata benda), verba (kata kerja), adjektifa (kata sifat), numeralia, dan peran
sintaksis meliputi pelaku, penderita dan penerima.

4
Contoh: nenek pergi ke pasar tadi pagi
Dapat dianalisis nenek berkedudukan sebagai subjek (S), pergi sebagai
predikat (P), ke pasar sebagai objek (O), dan tadi pagi sebagai keterangan
waktu.5

C. Fungsi Sintaksis Dalam Kalimat


1. Fungsi Predikat
Pada kalimat berpola S–P, predikat dapat berupa frasa nominal, frasa
numeral, atau frasa preposisional, frasa verbal, dan frasa adjektival.
2. Fungsi Subjek
Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting setelah predikat. Pada
umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, frasa verba, atau klausa.
3. Fungsi Objek
Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal.
4. Fungsi Pelengkap
Pelengkap kadang-kadang sering dicampuradukkan pengertiannya
dengan objek. Salah satu yang membedakan objek dengan pelengkap adalah
pelengkap tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
5. Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling
mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat terletak di awal, akhir, dan
bahkan di tengah. Ada bermacam-macam keterangan, misalnya keterangan
tempat, waktu, alat, dan tujuan.

D. Kajian sintaksis
Kajian sintaksis meliputi :
1. Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang tidak melebihi batas fungsi. Frase
didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang

5 Abdul, Chaer. Linguistik Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 1994. hlm

5
bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk
frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau disebut
juga satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau
lebih, yang tidak mempunyai ciri – ciri klausa dengan kata lain sifatnya tidak
predikatif.
2. Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai
subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Klausa adalah satuan sintaksis
berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam
konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi
sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan
keterangan. Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di
dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.
3. Kalimat
Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan
disampaikan, didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-
satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat adalah
satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan
intonasi final.
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpuan
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti
“menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: “Menempatkan bersama-
sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.” Kata sintaksis juga
kadang digunakan untuk merujuk pada aturan yang mengatur sistem
matematika, seperti logika, bahasa formal buatan, dan bahasa
pemrograman komputer.
Frase adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua
kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri – ciri klausa dengan kata lain sifatnya
tidak predikatif. Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat,
baik disertai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Klausa adalah
satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif.
Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan
disampaikan, didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai