Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN KEBAHASAAN

KELOMPOK 3
Anggota Kelompok :
1. Ghardina Aulia Nurevalina (22010644016)
2. Sella Hardianty Ratmana (22010644020)
3. Yessika Maharani (22010644021)
4. Lailatul Kurnia Ningrum (22010644023)
5. Ziyana Walida ‘Azizah (22010644037)

MATERI
Semantik:

Sejarah singkat, pengertian, istilah makna, tipe makna, jenis, ciri-ciri, struktur, manfaat,
kesalahan berbahasa semantic, relasi makna, konsep, contoh, unsur-unsur, kajian dan analisis

Etimologi:

Sejarah singkat, pengertian, perubahan bentuk kata, jenis, ciri ciri, struktur, manfaat, konsep,
kesalahan berbahasa etimologi, contoh

JAWABAN

Semantik :

- Sejarah singkat : Istilah semantik sudah ada sejak abad ke-17 bila dipertimbangkan dari
semantic philosophy, tetapi istilah semantik baru muncul pada tahun 1894 yang diperkenalkan
oleh organisasi filologi Amerika yang bernama “ American Philological Association “ dalam
sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning : A Point in Semantic. Semantik baru
dinyatakan sebagai ilmu makna pada tahun 1890-an dengan munculnya Essai de Semantique
karya Breal, yang kemudian disusul oleh karya dari Stern pada tahun 1931.
- Pengertian : Semantik (Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata
sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu
bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Semantik biasanya dikontraskan dengan dua aspek
lain dari ekspresi makna: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih
sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu
kondisi atau konteks tertentu.
- Istilah makna : Menurut Djajasudarma (1993:5), makna adalah pertautan yang ada di antara
unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata), Sedangkan menurut Palmer (1976:30),
makna hanya menyangkut unsur intrabahasa. Dengan demikian makna merupakan aspek
penting dalam sebuah bahasa karena makna maka sebuah komunikasi dapat terjadi dengan
lancar dan saling mengerti. Tetapi seandainya para pengguna bahasa dalam bertutur satu sama
lain tidak saling mengerti makna yang ada dalam tuturan maka tidak mungkin tuturan
berbahasa bias berjalan secara komunikatif. Di sini dituntut antara penutur dan lawan tuturnya
harus saling mengerti makna bahasa yang mereka tuturkan
- Tipe makna : a. Denotatif Makna denotatif adalah kata atau kelompok kata yang didasarkan
atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu:sifat objektif. b. Gramatikal Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai
akibat digabungkannya sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul
sebagai akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi. c. Leksikal
Makna leksikal (leksical meaning, sematic meaning, external meaning) adalah makna kata
yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalam bentuk kompleks (turunan) dan
makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. d. Konotatif Makna
konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang diucapkan atau
didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna
lain yang terdapat di luar makna leksikalnya. e. Kontekstual Makna kontekstual muncul
sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi. Makna kontekstual disebut juga makna
struktural karena proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur
ketatabahasaan. f. Luas Makna luas adalah makna konseptual yang luas, umum, yang
mencakup beberapa makna konseptual yang khusus atau sempit. Misalnya, sekolah dalam
kalimat “Sekolah kami menang.” Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru,
siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan. g. Sempit Makna sempit adalah
makna konseptual, khas, dan sempit. Misalnya jika berkata “ahli bahasa”, maka yang
dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang
bahasa. h. Peribahasa Misalnya: bagai air di daun talas, seperti telus di ujung tanduk, bagai
pungguk merindukan bulan, guru kencing berdiri murid kencing berlari, dan lain-lain. i. Majas
Majasatau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
- Jenis : Menurut Chaer (2015, hlm. 6-11) terdapat empat jenis semantik yang dibedakan
berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang menjadi objek penelitiannya, empat jenis
semantik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Semantik Leksikal = yang merupakan jenis
semantik yang objek penelitiannya adalah leksikon dari suatu bahasa (misalnya bahasa
Indonesia). 2. Semantik Gramatikal = yang merupakan jenis semantik yang objek
penelitiannya adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi. 3. Semantik Sintaksikal
= yang merupakan jenis semantik yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang
berkaitan dengan sintaksis. 4. Semantik Maksud = yang merupakan jenis semantik yang
berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahasa, seperti metafora, ironi, litotes, dsb.
- Ciri-ciri : semantik adalah kajian mengena hubungan antara tanda (lambing) dengan objek
yang diacu oleh tanda tersebut, semantik adalah kajian mengenai makna
- Struktur : Struktur semantik adalah refleksi dari konfigurasi makna kata itu sendiri. Struktur
semantik ini dapat dipahami karena adanya relasi gramatikal antara pronomina dengan
argumen yang dimiliki oleh pronomina tersebut.
- Manfaat : dapat memahami suatu makna atau arti dari suatu simbol, dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa seseorang, dapat memudahkan wartawan dalam mengolah kata saat
memberikan informasi kepada masyarakat, dapat memudahkan guru saat mengajarkan kepada
peserta didik makna yang terkandung dalam suatu bahasa.
- Kesalahan berbahasa : Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan
bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini
penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang pada penyimpangan makna, baik yang
berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Kesalahan berbahasa pada tataran
semantik adalah kesalahan yang berkaitan dengan makna yang kurang tepat. Semantik
mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian
bahasa, maka semantik merupakan bagian lingustik. Kesalahan berbahasa dalam tataran
semantik dikenal pada tiga makna yaitu makna leksikal, makna gramatikal, dan makna
kontekstual.
- Relasi makna : prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu : 1. Prinsip kontiguitas yaitu prinsip
yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini
dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonim. 2. Prinsip komplementasi
yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata
yang lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut antonim. 3.
Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki makna yang
berbeda atau kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini
dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonym dan polisemi. 4. Prinsip
inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup beberapa makna
kata lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponim.
- Konsep : Konsep sematik dalam pembelajaran bahasa merupakan integritas yang mengacu
pada pemahaman makna bahasa. Sematik sebagai cabang kajian linguistik mengacu pada
serangkaian kaedah (a set of rules). Pembelajaran (learning) a language berorientasi pada
kaedah-kaedah tata bahasa. Sematik dalam kajian linguistik bersifat sentral karena dapat
menganalisis makna atau arti bahasa melalui kata, frasa, klausa dan kalimat. Latar belakang
teoristik dan pendekatan yang menjadi dasar pengkajian bidang ini adalah teori yang
dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure (1966) yaitu signified (yang diartikan) dan
signifier (yang mengartikan) : konsep sematik yang dirancang dalam pembelajaran bahasa
yaitu suatu model yang dikembangkan oleh Hatsh dan Brown (1995:64) yaitu model
hubungan sematik( relational models in sematics), dan konsep sematik primitif(sematic
primitives) oleh Wierzbicka (1996).
- Contoh : beberapa contoh semantik ; 1. Kata bisa dan dapat memiliki persamaan arti sama 2.
pipis memiliki arti dalam Bahasa sunda sebagai air kencing, pada Bahasa bali sebagai uang
jajan 3. Hewan dog dalam pandanagn islam sebagai hewan yang najis namun berbeda bagi
agama bali 4. Berbau memuliki makna mempunyai bau
- Unsur-unsur : Unsur-unsur semantik a. Tanda dan Lambang (symbol) = Tanda dan lambing
(simbol merupakan dua unsure yang terdapat dalam bahasa. Tanda dan lambing (symbol)
dikembangkan menjadi sebuah teori yang dinamaka simiotik. Simiotik mempunyai tiga aspek
yang sangat berkaitan erat dengan ilmu bahasa, yaitu; aspek sintaksis, aspek semantic, dan
aspek pragmatic. b. Makna Leksikal dan Hubungan Referensial = Unsur leksikal adalah unit
yang terkecil di dalam sistem makna suatu ilmu bahasa dan keberadaannya dapat dibedakan
dari unit terkecil lainnya. Makna leksikal dapat berupa categorematical dan
syncategorematical, yaitu semua kata dan imlpeksi, kelompok ilimiah dengan makna
struktural yang harus didefinisikan dalam satuan konstruksi. Sedangkan hubungan referensial
adalah hubungan yang terdapat antara sebuah kata dan dunia luar bahasa yang diacu oleh
pembicaraan. c. Penamaan = Istilah penamaan, diartikan Kridalaksana (1993), sebagai proses
pencariaan lambang bahasa untuk menggambarkanobjek konsep, proses dan sebagainya;
biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada; antara lain dengan perubahan-
perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok kata.
- Kajian dan analisis : ajian dan analisis semantik dilakukan dengan melihat makna dari
berbagai sisi. Hal tersebut meliputi jenis, relasi, perubahan, medan, dan komponen makna
yang menyelubunginya yang akan dibahas lengkap di sini. Namun, sebelum menyentuh hal
tersebut, hakikat makna adalah hal pertama yang harus dipahami dalam mengarungi ilmu ini.

Etimologi :
- Sejarah singkat : Menurut Diani Ayu Pratiwi, dkk dalam buku Konsep Dasar IPS (2021), kata
"sejarah" merupakan serapan dari bahasa Arab, yaitu syarajatun, berarti pohon atau tumbuhan.
Kehadiran tumbuhan dimulai dari bibit, disemai, kemudian ditanam, tumbuh, berbunga,
berbuah, tumbuh lagi, tua, dan akhirnya mati. Dikutip dari buku Historiografi Barat (2014)
karya Wahyu Iryana, pengertian sejarah secara etimologi adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kehidupan atau asal-usul dari masa lalu. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa kata
"sejarah berasal dari kata syajarah, artinya pohon kehidupan, keturunan, atau asal-usul.
Namun, kemudian para peneliti sepakat untuk menyatakan bahwa ada hubungan di antara
kedua kata tersebut (sejarah dan syajarah). Arti sejarah kemudian berkembang ke dalam
berbagai bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history, sementara dalam
bahasa Latin dan Yunani disebut historia. Adapun istilah historia ini bersumber dari bahasa
Yunani Kuno, histor atau istor yang artinya orang pandai.
- Pengertian : Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu kata.
Etimologi dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Belanda etymologie yang berakar
dari bahasa Yunani; étymos (arti sebenarnya adalah sebuah kata) dan lògos (ilmu).
Singkatnya, kata etimologi itu sendiri datang dari bahasa Yunani ήτυμος (étymos, arti kata)
dan λόγος (lógos, ilmu). Beberapa kata yang telah diambil dari bahasa lain, kemungkinan
dalam bentuk yang telah diubah (kata asal disebut sebagai etimon). Melalui naskah tua dan
perbandingan dengan bahasa lain, etimologis mencoba untuk merekonstruksi asal usul dari
suatu kata - ketika mereka memasuki suatu bahasa, dari sumber apa, dan bagaimana bentuk
dan arti dari kata tersebut berubah.
- Perubahan bentuk kata :
- Jenis :
- Ciri-ciri :
- Struktur :
- Manfaat : Menurut Drs Mohamad Ngajenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia, 1992,
manfaat Etimologi yaitu mencoba merekonstruksi informasi mengenai bahasa-bahasa yang
sudah lama untuk memungkinkan mendapat informasi langsung mengenai bahasa tersebut
(seperti tulisan) untuk diketahui. Etimologi juga mencoba untuk merekonstruksi informasi
mengenai bahasa-bahasa yang sudah lama untuk memungkinkan mendapatkan informasi
langsung mengenai bahasa tersebut (seperti tulisan) untuk diketahui. Dengan membandingkan
kata-kata dalam bahasa yang saling bertautan, seseorang bisa mempelajari mengenai bahasa
kuno yang merupakan “generasi yang lebih lama”. Dengan cara ini, akar bahasa yang telah
diketahui yang bisa ditelusuri jauh ke belakang kepada asal-usul keluarga bahasa Austronesia.
- Konsep : Menurut (Tutshi Eddy:1986), Etimologi atau asal usul kata merupakan satu aspek
yang penting dalam sesebuah kamus. Bagi kebanyakan kamus ekabahasa pemasukan unsure
etimologi kadangkal bukanlah satu kemestian. Hal ini berlaku demikian kerana untuk
menelusuri unsure serapan bahasa asing atau bahasa serumpun dalam bahasa asli, menuntut
suatu penyelidikan yang rapi dan wawasan ilmu yang gigih. Bagaimanapun unsur etimologi
sebagai suatu unsur medan maklumat perkamusan mempunyai kedudukan yang penting dalam
sesebuah kamus. Para penyusun kamus di rantau ini mengambil pendirian untuk memasukkan
semaksimum mungkin unsur etimologi untuk kata-kata yang dapat ditelusuri
perkembangannya. Untuk berbuat demikian bukanlah sesuatu yang mudah. Terdapat tiga
hambatan besar dalam soal ini. Pertama, terlalu banyak mengalami perubahan perubahan
struktur sehingga sukar mencari identifikasinya. Kedua, kekerapan penggunaannya sangat
besar sehingga tidak dirasakan lagi unsure serapan. Ketiga, bentuk kata atau unsur serapan
wujud dalam dua bahasa yang berbeza. Jika diperhatikan dalam kamus dewan, keterangan
etimologi tidak diberi penerangan selengkapnya, tetapi hanya sekadar untuk menyatakan
bahasa sumber sesuatu perkataan yang sudah meresap masuk ke dalam perbendaharaan kata
bahasa Melayu. Hal ini sama seperti daripada bahasa serumpun atau daripada bahasa asing.
Manakala kamus umum bahasa Indonesia unsure etimologi merujuk ragam bahasa yang
digunakan oleh warga Indonesia sepenuhnya, sama ada daripada bahasa serumpun atau
daripada bahasa asing. Dalam tulisan ini tidak lengkap sekiranya tidak menelusuri proses
penyerapan bahasa asing dalam bahasa Melayu. Para penyusun kamus ini mengambil
pendekatan ini untuk membantuu mengenal pasti asal usul kata yang bercambah sejak evolusi
bahasa Melayu yang kaya dengan bahasa dan budaya sejak zaman berzaman.
- Kesalahan berbahasa :
- Contoh : contoh dari definisi etimologi.
1) Secara etimologi, kata biografi berasal dari bahasa Yunani, bios (hidup)
dan graphein (menulis), yang artinya riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang
lain.
2) Secara etimologi, kata autobiografi berasal dari Bahasa
Yunani, auton (diri/self), bios (hidup) dan graphein (menulis), yang artinyabiografi yang
ditulis oleh si subjek, atau riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri.
3) Secara etimologi, kata antropologi berasal dari dua kata, antrop berarti manusia,
sedangkan logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan antropologi
mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk
membangun masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai