1. Linguistic umum
a. Objek linguistic
Fonem: Unit terkecil dalam sistem bunyi bahasa yang dapat membedakan makna antar kata.
Contohnya, bunyi /k/ dan /g/ dalam bahasa Indonesia membedakan antara kata "kuda" dan
"guda".
Morfem: Unit terkecil dalam struktur kata yang memiliki makna. Morfem dapat berupa
morfem bebas (kata dasar) atau morfem terikat (imbuhan). Contohnya, dalam kata
"memakan", "me-" dan "-kan" adalah morfem.
Kata: Satuan utama dalam struktur sintaksis yang terdiri dari satu atau lebih morfem.
Contohnya, dalam kalimat "Ani membaca buku", "buku" adalah sebuah kata.
Frase: Kumpulan kata yang membentuk satuan struktural yang lebih besar dari kata tunggal.
Contohnya, dalam kalimat "Ani membaca buku di taman", "di taman" adalah sebuah frase.
Kalimat: Satuan bahasa yang terdiri dari satu atau lebih frasa dan memiliki makna lengkap.
Contohnya, dalam kalimat "Ani membaca buku di taman", keseluruhan kalimat tersebut
membentuk sebuah unit linguistik yang lengkap dengan subjek, predikat, dan objek.
Teks: Sekumpulan kalimat atau bagian-bagian lain dari wacana yang membentuk kesatuan
makna. Teks memiliki struktur yang lebih besar daripada kalimat dan seringkali terdiri dari
beberapa kalimat yang saling terkait.
b. Hakikat Bahasa
Sistem Komunikasi: Bahasa adalah sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan pesan, ide, dan emosi kepada orang lain. Ini melibatkan penggunaan simbol-
simbol vokal atau tulisan yang disepakati secara bersama-sama.
Arbitrer: Salah satu aspek paling mendasar dari bahasa adalah sifatnya sebagai sistem yang
bersifat arbitrer, yang berarti bahwa hubungan antara kata-kata atau tanda-tanda bahasa
dengan makna yang mereka wakili tidaklah inheren atau alami, tetapi diatur oleh konvensi
dan kesepakatan sosial.
Produk Kreatif: Manusia memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa secara kreatif,
menghasilkan kalimat-kalimat baru dan membuat makna yang baru. Ini memungkinkan kita
untuk menyampaikan gagasan yang kompleks dan abstrak serta mengekspresikan identitas
dan kreativitas individual.
Sistem Hierarkis: Bahasa memiliki struktur hierarkis yang kompleks, termasuk unit-unit
seperti fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat. Struktur ini memungkinkan pembentukan
makna yang kompleks dan penjelmaan ide-ide dalam bentuk yang terstruktur.
Dinamis dan Berubah: Bahasa adalah fenomena yang dinamis dan terus berubah,
mengalami evolusi seiring waktu dan beradaptasi dengan perubahan sosial, teknologi, dan
budaya.
Konteksual: Makna dari bahasa sering kali bergantung pada konteks sosial, budaya, dan
situasional di mana itu digunakan. Bahasa dapat bervariasi tergantung pada siapa pembicara
dan pendengarnya, di mana percakapan berlangsung, dan dalam konteks apa kata-kata
tersebut digunakan.
kebahasaaan
c. Tataran linguistic
Fonologi: Tataran fonologi berfokus pada studi tentang bunyi-bunyi dalam suatu bahasa,
termasuk fonem, alofon, serta aturan-aturan yang mengatur bagaimana bunyi-bunyi tersebut
diorganisir dalam kata-kata.
Morfologi: Ini berkaitan dengan struktur internal kata, termasuk morfem, prefiks, sufiks, dan
infiks. Studi pada tataran morfologi mengeksplorasi cara di mana kata-kata dibentuk dan
dianalisis dalam bahasa.
Sintaksis: Tataran sintaksis melibatkan studi tentang struktur kalimat dan urutan kata-kata.
Ini mencakup analisis tentang bagaimana frasa dan klausa digabungkan untuk membentuk
kalimat yang bermakna.
Semantik: Ini berkaitan dengan studi tentang makna kata, frasa, dan kalimat dalam konteks
linguistik. Semantik mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana makna
disampaikan dan dipahami dalam bahasa.
Pragmatik: Pragmatik berfokus pada studi tentang penggunaan bahasa dalam konteks sosial
dan situasional. Ini termasuk analisis tentang implikatur, maksim percakapan, dan strategi
komunikasi yang digunakan dalam interaksi verbal.
Diskursus: Tataran diskursus mempelajari struktur dan fungsi teks atau wacana yang lebih
luas, termasuk cara ide-ide disusun dalam rangkaian kalimat dan bagaimana hubungan antara
bagian-bagian teks tersebut dijalin untuk membentuk kesatuan makna.
Bahasa dan Parole: Saussure membedakan antara bahasa (langue) dan parole. Bahasa
(langue) merujuk pada sistem bahasa yang abstrak dan terorganisir yang ada di dalam pikiran
masyarakat, sedangkan parole merujuk pada penggunaan bahasa dalam konteks tertentu oleh
individu. Saussure lebih tertarik pada bahasa sebagai sistem dan menganggapnya sebagai
objek studi utama dalam linguistik.
hubungan antara unsur-unsur yang memiliki fungsi yang sama dan dapat saling
menggantikan, seperti kata-kata dalam kelas gramatikal yang sama.
Aliran-aliran
Strukturalisme: Aliran ini menekankan analisis struktur internal bahasa, termasuk fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Fokus utamanya adalah pada elemen-elemen linguistik dan
hubungan antara mereka.
Fungsionalisme: Aliran ini menekankan fungsi sosial dan komunikatif bahasa. Fungsionalis
berpandangan bahwa bahasa berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan komunikatif
masyarakat.
Sosiolinguistik: Mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, serta variasi bahasa
yang terjadi dalam konteks sosial. Fokusnya termasuk dialek, sosiolek, dan faktor-faktor
sosial lainnya yang memengaruhi penggunaan bahasa.
Antropologi Linguistik: Mempelajari bahasa dalam konteks budaya dan sosial. Antropologi
linguistik berusaha untuk memahami bagaimana bahasa tercermin dalam kehidupan
masyarakat dan budaya.
Psikolinguistik: Memeriksa proses mental yang terlibat dalam produksi, pemahaman, dan
pemerolehan bahasa. Psikolinguistik meneliti bagaimana otak manusia memproses dan
memahami bahasa.
Semiotika: Aliran ini mempelajari tanda dan simbol dalam bahasa, termasuk aspek-aspek
seperti makna, representasi, dan interpretasi.
Pragmatik: Fokus pada penggunaan bahasa dalam konteks komunikatif. Ini meliputi studi
tentang implikatur, maksim percakapan, dan konteks dalam memahami makna bahasa.
2. fonologi