Anda di halaman 1dari 25

Bahasa bisa mengacu kepada kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem

komunikasi yang kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari sebuah sistem komunikasi yang kompleks. Kajian ilmiah terhadap bahasa dalam semua indra disebut dengan linguistik. Sekitar 3000-6000 bahasa yang digunakan oleh manusia sekarang adalah suatu contoh yang menonjol, tapi bahasa alami dapat juga berdasarkan visual daripada rangsangan pendengaran, sebagai contoh pada bahasa isyarat dan bahasa tulis. Kode dan bentuk lain dari sistem komunikasi artifisial seperti yang digunakan untuk pemrograman komputer juga dapat disebut bahasa. Bahasa dalam konteks ini adalah sebuah sistem isyarat untuk menkodekan dan menterjemahkan informasi. Kata bahasa Inggris "language" yang diturunkan secara langsung dari Latin lingua, "language, tongue", lewat Prancis Tua. Hubungan metaforis antara bahasa dan lidah ada dalam banyak bahasa dan menjadi saksi dalam sejarah munculnya bahasa lisan. [1] Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" mengacu pada kemampuan kognitif yang membuat manusia dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks. Kemampuan bahasa manusia dikatakan pada dasarnya berbeda dari dan lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada spesies lain. Bahasa manusia sangat rumit dimana ia berdasarkan sekumpulan aturan berkaitan dengan simbol dan makna, sehingga membentuk sejumlah kemungkinan penyebutan yang tak terbatas dari sejumlah elemen yang terbatas. Bahasa dikatakan berasal sejak hominid pertama kali mulai bekerja sama, mengadopsi sistem komunikasi awal yang berdasarkan pada isyarat ekspresif yang mengikutkan teori dari pikiran dan dibagi secara sengaja. Perkembangan tersebut dikatakan bertepatan dengan meningkatnya volume pada otak. Bahasa diproses pada otak manusia dalam lokasi yang berbeda, tetapi secara khusus berada di area Broca dan area Wernicke. Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial di masa balita, dan anak-anak sudah dapat berbicara secara fasih sekitar umur tiga tahun. Penggunaan bahasa telah bercokol dalam kultur manusia dan, selain digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, ia juga memiliki fungsi sosial dan kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial dan untuk dandanan sosial dan hiburan. Kata "bahasa" juga dapat digunakan untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membuat ia bisa ada, atau sekumpulan penyebutan yang dapat dihasilkan dari aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan sebuah isyarat dengan sebuah makna tertentu. Bahasa lisan dan isyarat memiliki sebuah sistem fonologikal yang mengatur bagaimana suara atau simbol visual digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem, dan sebuah sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem digunakan membentuk frasa dan penyebutan. Bahasa tulis menggunakan simbol visual untuk menandakan suara dari bahasa lisan, tetapi ia masih membutuhkan aturan sintaks yang memproduksi makna dari urutan kata-kata. Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi setiap waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa moderen untuk menentukan ciri-ciri mana yang harus dimiliki oleh bahasa pendahulunya untuk perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai keluarga bahasa. Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga IndoEropa, yang mengikutkan bahasa seperti Inggris, Spanyol, Rusia dan Hindu; Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Mandarin Chinese, Cantonese dan lainnya; bahasa Semitik, yang melingkupi

Arab dan Hebrew; dan bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu, Xhosa dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Definisi o 1.1 Kemampuan mental, organ atau insting o 1.2 Sistem simbolik formal o 1.3 Alat untuk komunikasi o 1.4 Apa yang membuat bahasa manusia unik 2 Kajian bahasa o 2.1 Ahli Tatabahasa awal o 2.2 Sejaraisme o 2.3 Strukturalisme 3 Bahasa dan bagian-bagiannya o 3.1 Semantik o 3.2 Suara dan simbol o 3.3 Tatabahasa 3.3.1 Kategori Tatabahasa 3.3.2 Kelas-kelas kata 3.3.3 Morfologi 3.3.4 Sintaks 4 Bahasa dan kultur 5 Asal mula 6 Bahasa alami 7 Bahasa Artifisial 8 Komunikasi binatang 9 Lihat juga 10 Catatan 11 Referensi 12 Bacaan lebih lanjut 13 Link luar

[sunting] Definisi
Kata "bahasa" memiliki dua makna: bahasa sebagai konsep umum, dan "sebuah bahasa" (sebuah sistem linguistik tertentu, contohnya ""Prancis"). Bahasa selain Inggris ada yang menggunakan dua kata yang berbeda untuk konsep yang berbeda. Prancis misalnya menggunakan kata langage untuk bahasa sebagai sebuah konsep dan langue sebagai instansi dari bahasa. [2] Bila berbicara bahasa sebagai konsep umum, beberapa definisi berbeda dapat digunakan untuk menekankan aspek yang berbeda dari fenomena. [3]

[sunting] Kemampuan mental, organ atau insting


Salah satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua manusia dan dasar biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan yang unik terhadap otak manusia. [4][5] Pandangan ini memahami bahasa secara garis besar bawaan lahir, sebagai contoh dalam teori Chomsky mengenai Tatabahasa Universal atau Jerry Fodor. Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik.

[sunting] Sistem simbolik formal


Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tatabahasa untuk mengkomunikasikan suatu makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini, seperti Noam Chomsky, mendefinisikan bahasa sebagai sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu.[6] Sudut pandang strukturalis biasanya digunakan dalam logika formal, semiotik, dan dalam teori tatabahasa formal dan struktural, kerangka teoritikal yang banyak digunakan dalam penjelasan linguistik. Dalam filosofi bahasa pandangan ini berhubungan dengan filsuf seperti Bertrand Russell, Wittgenstein muda, Alfred Tarski dan Gottlob Frege.

[sunting] Alat untuk komunikasi


Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya. Pandangan bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam fungsional atau kerangka pragmatis, serta dalam socio-linguistik dan antropologi linguistik. Dalam Filosofi bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan dengan filsuf bahasa umum seperti G. E. Moore, Paul Grice, John Searle dan J. L. Austin.

[sunting] Apa yang membuat bahasa manusia unik


Bahasa manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk lain komunikasi, seperti yang digunakan oleh binatang, karena ia membolehkan manusia untuk menghasilkan penyebutan yang tak terbatas dari sekumpulan elemen yang terbatas, [7] dan karena simbol dan aturan tatabahasa dari setiap bahasa secara kebanyakan sering berubah-ubah, sehingga sistem hanya dapat diperoleh melalui interaksi sosial. Sistem komunikasi yang digunakan binatang, di sisi lain, hanya dapat

mengekspresikan sejumlah penyebutan terbatas yang umumnya ditransmisikan secara genetik. [8] Bahasa manusia juga unik karena kompleksitas strukturnya telah berkembang untuk melayani seluas mungkin fungsi dibandingkan sistem komunikasi lainnya.

[sunting] Kajian bahasa


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Linguistik dan Sejarah dari linguistik Kajian tentang bahasa, linguistik, telah berkembang menjadi sains sejak deskripsi pertama tatabahasa dari bahasa tertentu di India lebih dari 2000 tahun lalu. Linguistik sekarang adalah sebuah sains yang memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan bahasa, memeriksanya dari semua sudut pandang yang telah dijelaskan di atas. Bahasa dapat ditelaah dari banyak sudut dan untuk banyak tujuan: Sebagai contoh, Linguistik deskriptif membedah tatabahasa dari suatu bahasa sehingga orang dapat mempelajari bahasa tersebut; teoritikal linguistik mengembangkan teori terbaik untuk mengkonsepkan bahasa sebagai sebuah kajian; sociolinguistik mempelajari bagaimana bahasa digunakan untuk tujuan sosial, seperti membedakan wilayah atau kelompok sosial satu dengan yang lainnya; neurolinguistik mempelajari bagaimana bahasa diproses dalam otak manusia; komputasi linguistik membangun model komputasi bahasa dan membangun program untuk memproses bahasa alami; dan historikal linguistik menyelidiki sejarah bahasa dan keluarga bahasa dengan menggunakan metoda komparatif.

[sunting] Ahli Tatabahasa awal


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Philology

Prasasti Tamil kuno di Kuil Brihadeeswara di Thanjavur Kajian formal bahasa dimulai di India oleh Panini, ahli tatabahasa abad 5 BC yang memformulasikan 3.959 aturan dari morfologi Sanskrit. Panini mengklasifikasikan sistem suara Sanskrit menjadi konsonan dan harakat, dan kelas-kelas kata, seperti kata benda dan kata kerja, adalah yang pertama dikenal dalam jenisnya. Di Timur Tengah Sibawayh ( )membuat deskripsi rinci dari bahasa Arab pada tahun 760 AD dalam karya monumentalnya, Al-kitab fi alnahw ( , The Book on Grammar, Buku tentang Tatabahasa), penulis pertama yang membedakan antara suara dan fonem (suara sebagai unit dari sistem linguistik).

Ketertarikan barat dalam pembelajaran bahasa bermulai hampir sama awalnya dengan Timur, [9] tetapi ahli tatabahasa dari bahasa-bahasa klasik tidak menggunakan metoda atau menghasilkan kesimpulan yang sama dengan ahli di wilayah India. Ketertarikan awal pada bahasa di Barat sebagai bagian dari filosofi, bukan terhadap deskripsi dari tatabahasanya. Yang pertama mendalami teori semantik adalah Plato dalam dialog Cratylus, dimana dia berargumen bahwa kata merupakan konsep yang abadi dan ada dalam dunia pemikiran. Karya ini adalah yang pertama menggunakan kata etimologi untuk menjelaskan sejarah dari makna kata. Sekitar 280 BC salah satu didikan Alexander the Great membangun universitas (lihat Musaeum) di Alexandria, dimana institut philologis mempelajari tulisan kuno dan mengajarkan Greek kepada pembicara bahasa lain. Institut ini adalah yang pertama menggunakan kata "tatabahasa" dalam makna moderen, Plato telah menggunakan kata tersebut dalam makna sesungguhnya dalam "tchn grammatik" ( , "art of writing", "seni menulis") yang merupakan salah satu judul karya terpenting dari institut Alexandria yang dibuat oleh Dionysius Thrax. [10] Pada masa abad pertengahan kajian bahasa digolongkan dibawah topik filologi, kajian mengenai bahasa dan tulisan kuno, diajarkan oleh Roger Ascham, Wolfgang Ratke dan John Amos Comenius. [11]

[sunting] Sejaraisme
Pada abad ke-18, penggunaan pertama dari metoda komparatif oleh William Jones memicu tumbuhnya komparatif linguistik. [12] Bloomfield mengatributkan "karya terbaik pertama dalam ilmu linguistik di dunia" kepada Jacob Grimm, yang menulis Deutsche Grammatik. [13] Ia kemudian diikuti oleh penulis lainnya menulis kajian komparatif yang mirip terhadap kelompok bahasa yang berbeda di Eropa. Kajian secara sains pada bahasa kemudian tersebar dari bahasa Indo-Eropa ke bahasa secara umum oleh Wilhelm von Humboldt, yang mana Bloomfield menyatakan:[13] "Kajian ini menerima fondasinya ditangan negarawan Prussia dan pelajar Wilhelm von Humboldt (1767-1835), terutama dalam terbitan pertama dari karyanya Kavi, Sastra dari bahasa Jawa, berjudul ber die Verschiedenheit des menschlichen Sprachbaues und ihren Einflu auf die geistige Entwickelung des Menschengeschlechts ('Keberagaman Struktur dari Bahasa Manusia dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Mental dari Ras Manusia')."

[sunting] Strukturalisme
Awal abad 20-an, de Saussure memperkenalkan ide tentang bahasa sebagai "kode sematik". [14] Kontribusi tambahan yang besar yang mirip dengan ide tersebut juga datang dari Hjelmslev, Emile Benveniste dan Roman Jakobson, [15] yang dikarakterisasikan sebagai sangat sistematik.
[15]

[sunting] Bahasa dan bagian-bagiannya

Bila menjelaskan sistem komunikasi simbolik, bahasa secara tradisional terdiri dari tiga bagian: isyarat, makna, dan sebuah kode yang menghubungkan isyarat dengan maknanya. Kajian bagaimana isyarat dan makna digabungkan, digunakan dan diinterpretasikan disebut dengan semiotik. Isyarat dapat dihasilkan dari suara, gestur, huruf atau simbol, bergantung kepada apakah suatu bahasa diucapkan, diisyaratkan atau ditulis, dan semuanya dapat digabungkan menjadi isyarat kompleks seperti kata dan kalimat. Pada saat digunakan untuk berkomunikasi sebuah isyarat disandikan dan dikirim oleh pengirim lewat sebuah kanal kepada penerima yang akan menterjemahkannya (sebuah sinyal). Beberapa properti yang membedakan bahasa manusia dengan sistem komunikasi lainnya adalah: kesembarangan dari isyarat linguistik, yang berarti tidak adanya koneksi yang terprediksi antara isyarat linguistik dan maknanya; dualitas dari sistem linguistik, yang berarti struktur linguistik dibuat dengan menggabungkan elemen-elemen menjadi struktur luas yang dapat dilihat dalam tingkatan, contohnya: bagaimana suara membentuk kata dan kata membentuk kalimat; elemenelemen bahasa yang berlainan, yang berarti elemen pembentuk isyarat linguistik terbentu dari unit yang berlainan, contohnya suara dan kata, yang dapat dibedakan satu sama lain dan tersusun ulang dalam pola yang berbeda; dan produktivitas dari sistem linguistik, yang berarti elemen linguistik yang terbatas dapat digabungkan menjadi kombinasi yang tak terbatas secara teori. [16] Aturan mengenai isyarat mana yang dapat digabungkan membentuk kata dan kalimat disebut dengan sintaks atau tatabahasa. Suatu makna yang terhubung kesetiap isyarat-isyarat, kata-kata dan kalimat disebut dengan semantik. Pembagian bahasa dalam suatu sistem isyarat dan makna yang terhubung tetapi berbeda dapat dilihat kebelakang berdasarkan kajian linguistik dari de Saussure dan sekarang digunakan hampir disemua bagian linguistik.

[sunting] Semantik
Bahasa mengekspresikan makna dengan mengaitkan sebuah isyarat dengan maknanya. Bahasa tersebut haruslah memiliki kosa kata isyarat yang berkaitan dengan makna tertentu -- isyarat Inggris dari "anjing" menandakan, misalnya, anggota dari jenis Canis. Dalam sebuah bahasa, susunan dari isyarat yang berubah-ubah yang terhubung kepada makna tertentu disebut dengan lexicon, dan sebuah isyarat yang terhubung ke sebuah makna disebut dengan lexeme. Tidak semua makna dalam sebuah bahasa direpresentasikan oleh satu kata -- terkadang konsep semantik terkandung dalam morfologi atau sintaks dari suatu bahasa dalam bentuk kategori tatabahasa. Semua bahasa memiliki struktur semantik dari predikat -- sebuah struktur yang mendasarkan sebuah properti, keadaan atau aksi yang memiliki nilai benar, misalnya: ia bisa benar atau salah tentang sebuah entitas, contohnya: "[x [is y]]" atau "[x [does y]]."

[sunting] Suara dan simbol


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fonologi Cara suatu bahasa diucapkan menggunakan suara untuk membentuk suatu makna dikaji dalam fonologi. Kajian bagaimana manusia menghasilkan dan memaknakan suara vokal disebut dengan

fonetik. Dalam bahasa ucapan makna dikonstruksi bila suara menjadi bagian dari sistem dimana beberapa suara dapat berkontribusi untuk mengekspresikan suatu makna dan suara lainnya tidak. Dalam setiap bahasa yang ada dari sekian banyak suara yang dapat dibuat oleh vokal manusia hanya sejumlah suara yang berkontribusi dalam pembentukan makna. Suara sebagai bagian dari sistem linguistik disebut dengan fonem. Semua bahasa ucapan memiliki sedikitnya dua kategori fenom berbeda: harakat dan konsonan yang dapat digabungkan menjadi suku kata. Selain segmen seperti harakat dan konsonan, beberapa bahasa juga menggunakan suara dengan cara berbeda untuk menyampaikan suatu makna. Banyak bahasa, misalnya, menggunakan penekanan, aksen, durasi dan nada untuk membedakan makna. Karena fenomena seperti ini bekerja diluar dari sebuah segmen mereka disebut dengan suprasegmental. Sistem penulisan merepresentasikan suara dari perkataan manusia menggunakan simbol visual. Alfabet latin (dan yang berbasis atau diturunkan darinya) adalah berbasiskan representasi dari suatu suara, sehingga kata-kata terbentuk dari huruf-huruf yang secara umum menandakan sebuah konsonan atau harakat dalam struktur dari kata. Dalam naskah suku kata, seperti naskah Inuktitut, setiap isyarat merepresentasikan seluruh suku kata. Dalam naskan logographic setiap isyarat merepresentasikan seluruh kata. Karena semua bahasa memiliki jumlah kata yang sangat banyak, tidak ada naskah logographic yang diketahui eksis. Untuk merepresentasikan suara dari bahasa-bahasa di dunia dalam penulisan, linguis telah mengembangkan International Phonetic Alphabet, dirancang untuk merepresentasikan semua suara yang berbeda yang telah diketahui untuk membantu pemaknaan dalam bahasa manusia.

[sunting] Tatabahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: tatabahasa Tatabahasa adalah kajian bagaimana elemen-elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya, mereka disebut dengan afiks. Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol oleh aturan-aturan. Dalam teori standar linguistik aturan-aturan dari struktur internal kata disebut dengan morfologi. Aturan-aturan dari struktur internal dari frase dan kalimat disebut dengan sintaks. [17] Dalam tradisi generativis Chomsky morfologi dilihat sebagai bagian dari sintaks. [sunting] Kategori Tatabahasa Tatabahasa membantu menghasilkan makna dengan mengkodekan perbedaan semantik dalam bentuk yang sistematik. Hasil yang terprediksi dari sistemisasi tersebut membuat pengguna bahasa dapat menghasilkan dan memahami kata dan makna baru dengan mengaplikasikan pengetahuannya mengenai kategori gramatikal bahasa.

Bahasa-bahasa berbeda secara luas dalam apakah suatu kategori dikodekan lewat penggunaan unit kategori atau leksikal. Namun, beberapa kategori sangat umum sehingga hampir universal. Kategori universal itu termasuk pengkodean relasi gramatikal dari peserta dan predikat secara tatabahasa berbeda antara relasinya terhadap predikat, pengkodean dari relasi sementara dan spasial pada predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal mengatur acuan dan perbedaan antara pembicara dan penerima dan tentang siapa yang mereka bicarakan. [sunting] Kelas-kelas kata Bahasa mengelompokkan bagian-bagian dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung kepada fungsi dan posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa, misalnya, memiliki perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan kata seperti "anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata benda. Kelompok kedua, yang mengikutkan kata seperti "lari" dan "menyanyi", disebut dengan kata kerja. Sebagai tambahan, beberapa bahasa memiliki kata sifat, seperti "merah" atau "besar", yang menjelaskan properti atau kualitas dari kata benda, dan kata keterangan, seperti "segera" dan "semoga", yang mengembangkan kata kerja. Kelas-kelas kata juga memiliki fungsi berbeda dalam tatabahasa. Kata kerja prototipikal digunakan untuk membentuk predikat, sementara kata benda digunakan sebagai argumen dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally lari," predikatnya adalah "lari," karena ia merupakan kata yang menandakan keadaan tertentu tentang argumennya "Sally". Beberapa kata kerja seperti "sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya: "Sally menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen disebut dengan intransitif, dan predikat yang memakai dua argumen disebut dengan transitif. Banyak kelas-kelas lain yang ada di bahasa yang berbeda, seperti konjungsi yang berguna untuk menggabungkan dua kalimat dan klausa yang memperkenalkan sebuah kata benda. [sunting] Morfologi Banyak bahasa menggunakan proses morfologi infleksi untuk merubah atau mengembangkan makna dari kata-kata. Dalam beberapa bahasa kata terdiri dari beberapa unit makna yang disebut morfem, kata bahasa Inggris "unexpected" dapat dianalisa terdiri dari tiga morfem "un-", "expect" dan "-ed". Morfem dapat dikelaskan berdasarkan apakah mereka akar dimana morfem yang lain terikat dengan afiks ditambahkan, dan morfem terikat dapat dikelompokan berdasarkan posisinya dalam relasi terhadap akarnya: prefiks lebih dulu dari akar, sufiks setelah akar dan infiks dimasukkan diantara akar. Afiks bertujuan untuk merubah atau mengembangkan makna dari akar. Beberapa bahasa mengganti makna dari kata dengan merubah struktur fonologi dari kata, contohnya kata Inggris "run" dengan kata kerja masa lampaunya adalah "ran". Lebih lanjut morfologi membedakan antara proses infleksi yang merubah atau mengembangkan kata, dan derivasi yang membuat kata baru dari kata yang sudah ada -- contohnya kata Inggris "sing" yang dapat menjadi "singer" dengan menambahkan morfem derivasi -er untuk mendapatkan kata

benda dari kata kerja. Bahasa-bahasa berbeda secara luas dalam seberapa banyak mereka bergantung kepada morfologi -- beberapa bahasa, secara tradisional disebut dengan bahasa polisintetik sangat bergantung pada morfologi sehingga ia mengekspresikan seluruh kalimat bahasa Inggris dalam satu kata. Contohnya kata Greenlandic "oqaatiginerluppaa"" "Ia memburuk-burukan tentang dia" yang terdiri dari akar ogaa dan enam sufiks. [18] [sunting] Sintaks Bahasa yang menggunakan infleksi untuk menyampaikan makna terkadang tidak memiliki aturan kuat untuk urutan kata dalam suatu kalimat. Contohnya dalam latin "dominus servos vituperabat" dan "servos vituperabat dominus" berarti "tuan menyumpahi budak", karena "servos" "budak" ada dalam kausa akusativ memperlihatkan bahwa ia adalah objek dalam tatabahasa dari kalimat dan "dominus" "tuan" ada dalam kausa nominatif memperlihatkan bahwa ia adalah subjek. Bahasa lain, namun, menggunakan sedikit atau tanpa proses infleksi tapi menggunakan urutan kata-kata dalam kaitannya satu sama lain untuk menghasilkan makna. Contohnya dalam bahasa Inggris dua kalimat "budak-budak menyumpahi tuannya" dan "tuan menyumpahi budak-budak" memiliki arti yang berbeda karena aturan subjek dalam tatabahasa disandikan dengan kata benda berada di depan kata kerja dan aturan objek disandikan dengan kata benda muncul setelah kata kerja. Maka sintaks, memiliki kaitan dengan urutan kata dalam kalimat, dan secara spesifik bagaimana kalimat kompleks terstruktur dengan mengelompokkan kata-kata dalam unit-unit, disebut dengan frasa, yang dapat menempati tempat berbeda dalam struktur sintaktik yang luas. Dibawah ini adalah representasi grafik dari analisis sintaktik dari kalimat "the cat sat on the mat". Kalimat dianalisa terbagi oleh frasa kata benda, kata kerja dan frasa preposisi; frasa preposisi terbagi lagi menjadi preposisi dan frasa kata benda; dan frasa kata benda terdiri dari klausul dan kata benda.

[sunting] Bahasa dan kultur


Lihat pula: Culture

"The Tower of Babel" oleh Pieter Bruegel the Elder. Oil on board, 1563. The Tower of Babel simbolisasi dari terpecahnya umat manusia oleh banyaknya lidah yang disediakan lewat intevensi surgawi. Melihat kebelakang pada periode klasik, dan mungkin jauh sebelumnya, telah tercatat adanya koneksi antara kultur manusia dan bahasa. Greek kuno, sebagai contoh, ternama diantara orangorang beradab dan barbaros ("mereka yang mengoceh"), misalnya, mereka yang berbicara bahasa yang tidak dapat dipahami. [19] Fakta bahwa grup yang berbeda berbicara secara beda, secara

timbal-balik bahasa yang tidak bisa dipahami sering dianggap lebih sebagai bukti nyata sebagai perbedaan kultur daripada ciri-ciri kultural lain yang kurang nyata. Bahasa, dipahami sebagai kumpulan norma-norma perkataan dari komunitas tertentu, juga termasuk bagian dari kultur yang lebih besar dari komunitas yang menggunakannya. Manusia menggunakan bahasa sebagai cara memberikan sinyal identitas antara grup kultur dan perbedaan dengan yang lainnya. Bahkan diantara pembicara dalam satu bahasa beberapa cara berbeda dalam menggunakan bahasa masih ada, dan setiapnya digunakan untuk memberikan sinyal pertalian antara subgrup dalam satu kultur yang besar. Linguis dan antropologis, terutama sociolinguistic, ethnolinguists dan linguistic anthropologists telah mengkhususkan mengkaji bagaimana cara berbicara bisa berbeda antara komunitas. Cara komunitas menggunakan bahasa adalah bagian dari kultur komunitas tersebut, seperti praktek-praktek berbagi lainnya, ia merupakan cara untuk menunjukkan identitas grup. Cara-cara berbicara tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk mengidentifikasikan posisi sosial dari pembicara. Linguis menggunakan istilah variasi, sebuah istilah yang meliputi dialek secara geografi atau sosialkultural dan juga jargon atau gaya dari subkultur, untuk mengacu pada cara yang berbeda dalam pengucapan bahasa. Anthropologi linguistik dan sosiologi bahasa menjelaskan gaya komunikasi sebagai cara suatu bahasa digunakan dan dipahami dalam kultur tertentu. [20] Bahasa tidak hanya berbeda dalam pengucapan, kosa kata atau tatabahasa, tetapi juga berbeda dalam "kultur berbicara". Beberapa kultur sebagai contohnya memiliki sistem yang rumit dalam "sosial deixis", sistem pemberian sinyal jarak sosial lewat makna linguistik. [21] Dalam bahasa Inggris, sosial deixis diperlihatkan biasanya lewat perbedaan dalam memanggil orang dengan nama pertama dan yang lain dengan nama keluarga, tetapi juga dengan gelar separti "Nyonya", "anak", "Doktor" atau "Yang Mulia", tatapi dalam bahasa lain sistem seperti ini bisa sangat kompleks dan dikodifikasi dalam tatabahasa dan kosa kata dari bahasa tersebut. Misalnya, dalam beberapa bahasa di Asia timur, seperti Thai, Burma dan jawa, kata yang berbeda digunakan bergantung kepada apakah pembicara berbicara kepada seseorang yang lebih tinggi atau rendah tingkatnya dari dirinya sendiri dalam sebuah sistem tingkatan dimana binatang dan anak-anak berada di tingkat rendah dan dewa-dewi dan anggota kerajaan sebagai yang tertinggi. [21]

[sunting] Asal mula

Tengkorak dari Homo Neanderthalensis ditemukan di La Chapelle Aux Saints, Prancis. Masih belum diketahui apakah manusia Neanderthal memiliki bahasa. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Asal mula bahasa Teori tentang asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi dasarnya. Beberapa teori berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul dari ketiadaan sehingga menjadi seperti sekarang, tapi ia pastilah berkembang dari sistem pralinguistik bersama dengan nenek moyang pra-manusia. Teori ini dapat disebut dengan teori berdasarkan keberlanjutan. Sudut pandang berlawanan yaitu bahwa bahasa adalah ciri unik manusia yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ada di selain-manusia dan oleh sebab itu ia pastilah muncul mendadak pada saat transisi dari pra-hominid ke awal manusia. Teori ini dapat didefinisikan sebagai berbasis ketidakberlanjutan. Demikian juga beberapa teori melihat bahasa sebagai kemampuan lahir yang secara garis besar dikodekan dalam genetik, sementara yang lain melihatnya sebagai sistem yang besar secara kultur, yang dipelajari lewat interaksi sosial. [22] Satu-satunya lawan yang menonjol dari teori ketidakberlanjutan dari bahasa manusia adalah Noam Chomsky yang tidak memberikan skenario tentang bagaimana bahasa manusia muncul. Teori berbasis keberlanjutan sekarang dipegang oleh kebanyakan ilmuwan, tetapi mereka beragam dalam melihat perkembangannya. Bagi mereka yang melihat bahasa umumnya bawaan lahir, contohnya Steven Pinker, menganggapnya mendahului kesadaran binatang, sebaliknya mereka yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi sosial yang dipelajari, seperti Michael Tomasello melihatnya berkembang dari komunikasi binatang, baik itu gestur primata atau komunikasi vokal. Model berbasis keberlanjutan lainnya melihat bahasa berkembang dari musik. [23] Karena timbulnya bahasa berada sebelum prasejarah manusia, perkembangan yang berkaitan tidak meninggalkan jejak sejarah dan tidak ada proses perbandingan yang dapat diobservasi pada saat sekarang. Teori yang menekankan keberlanjutan sering melihat pada binatang untuk melihat jika, misalnya, primata memperlihatkan ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai analogi terhadap bentuk bahasa dari pra-manusia. Secara alternatif fosil awal manusia dapat diinspeksi untuk

melihat jejak-jejak adaptasi fisik dari penggunaan bahasa atau bentuk jejak-jejak pra-linguistik dari perilaku simbolik. Secara umum tak terbantahkan bahwa pra-manusia australopithecine tidak memiliki sistem komunikasi yang secara signifikan berbeda dengan yang ditemukan pada kera besar secara umum,[rujukan?] tetapi para ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo habilis, sementara ahli lainnya menempatkan perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa pada Homo sapiens kurang dari 100.000 tahun lalu. Analisis linguistik, yang digunakan oleh Johanna Nichols, seorang linguis dari University of California, Berkeley, untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk sampai pada persebaran dan keberagaman seperti bahasa moderen sekarang, mengindikasikan bahwa bahasa vokal timbul sekitar 100.000 tahun lalu. [24]

[sunting] Bahasa alami


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa alami Bahasa manusia biasanya disebut dengan bahasa alami, dan ilmu yang mengkajinya jatuh pada bidang linguistik. Progres umum dari bahasa alami adalah mereka dianggap pertamanya diucapkan dan kemudian ditulis, dan pemahaman dan penjelasan dari tatabahasa mereka adalah diusahakan kemudian. Bahasa itu hidup, mati, terbelah, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, dan berubah seiring dengan waktu. Setiap bahasa yang berhenti berubah atau berkembang dikategorikan sebagai bahasa mati. Kebalikannya, setiap bahasa yang selalu dalam keadaan berubahan diketahui sebagai bahasa hidup atau bahasa moderen. Karena alasan tersebut tantangan terbesar dari pembicara bahasa asing adalah untuk tetap berendam dalam bahasa tersebut dengan tujuan untuk dapat mengikuti perubahan dari bahasa tersebut. Membuat sebuah perbedaan yang berprinsip antara satu bahasa dan lainnya terkadang hampir tidak mungkin. [25] Misalnya, ada beberapa dialek bahasa Jerman yang mirip dengan dialek bahasa Belanda. Transisi antara bahasa dalam bahasa keluarga yang sama terkadang bertingkattingkat (lihat rangkaian dialek). Beberapa condong membuat persamaan dengan biologi, dimana tidak mungkin membuat perbedaan yang jelas antara satu spesies dengan spesies yang lain. Dalam setiap kasus, kesulitan tertinggi mungkin berada pada interaksi antara bahasa dan populasi. (Lihat Dialek atau August Schleicher untuk diskusi lebih panjang.) Konsep dari Ausbausprache, Abstandsprache and Dachsprache digunakan untuk membuat pembedaan lebih halus tentang tingkat perbedaan antara bahasa atau dialek.

Bahasa isyarat adalah sebuah bahasa yang, bukannya disampaikan menggunakan pola suara secara akustik, menggunakan pola isyarat yang dikirim secara visual (komunikasi manual, bahasa tubuh) untuk menyampaikan makna -- secara simultan menggabungkan pola tangan, orientasi dan pergerakan tangan, lengan atau tubuh, dan ekpresi wajah untuk mengekspresikan pikiran pembicara secara lancar. Ratusan bahasa isyarat digunakan diseluruh dunia dan sebagai inti dari kultur Tuli lokal.

[sunting] Bahasa Artifisial

Buku pertama yang diterbitkan tentang Esperanto, bahasa bentukan yang digunakan hampir sedunia. Bahasa artifisial adalah sebuah bahasa yang mana fonologi, tatabahasa, dan/atau kosa kata nya telah dirancang atau dimodifikasi secara sadar oleh individu atau kelompok, bukan berkembang secara alami. Banyak alasan untuk membuat sebuah bahasa: untuk mempermudah komunikasi manusia (lihat international auxiliary language dan kode); untuk mengangkat fiksi atau dunia khayalan menjadi hidup; untuk eksperimentasi linguistik; untuk kreasi artistik; dan untuk permainan bahasa. Ekspresi dari "bahasa terencana" terkadang digunakan untuk mengartikan bahasa bantu internasional dan bahasa bentukan lainnya untuk penggunaan nyata dalam komunikasi manusia. Beberapa lebih menyukai istilah "artifisial" yang mungkin memiliki konotasi buruk dalam beberapa bahasa. Di luar komunitas Esperanto, istilah bahasa terencana berarti resepnya berada pada bahasa alami untuk menstandarkannya; dalam hal ini, bahkan "bahasa alami" mungkin artifisial dalam hal-hal tertentu. tatabahasa preskriptif, yang ada pada masa kuno untuk bahasa klasik seperti Latin, Sanskrit, dan Cina adalah kodifikasi berbasis aturan dari bahasa alami, kodifikasinya berada diantara seleksi alami yang naif dan perkembangan bahasa dan konstruksinya yang jelas.

Tabel ASCII, skema untuk pengkodean rangkaian karakter. Matematik, Logik dan ilmu komputer menggunakan entitas artifisial yang disebut bahasa formal (termasuk bahasa pemrograman dan bahasa markup, dan beberapa yang lebih ke teori secara alami). Semua itu menggunakan bentuk rangkaian karakter, diproduksi oleh kombinasi dari tatabahasa formal dan kompleksitas semantik yang berubah-ubah. Bahasa pemrograman adalah bahasa formal diberkahi dengan semantik yang dapat digunakan untuk mengkontrol perilaku dari mesin, terutama komputer, untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bahasa pemrograman dibentuk menggunakan aturan sintaks dan semantik, untuk menentukan struktur dan makna secara berurutan. Bahasa pemrograman digunakan untuk memfasilitasi komunikasi mengenai pekerjaan tentang pengorganisasian dan manipulasi informasi, dan untuk mengekspresikan algoritma secara tepat. Beberapa penulis[siapa?] membatasi istilah "bahasa pemrograman" untuk bahasa yang dapat mengekspresikan semua algoritma yang ada; terkadang istilah "bahasa komputer" juga digunakan terhadap bahasa artifisial yang lebih terbatas.[rujukan?]

[sunting] Komunikasi binatang


Artikel utama untuk bagian ini adalah: bahasa binatang

Tarian kibasan berbentuk-angka-delapan dari Lebah madu (Apis mellifera) mengindikasi sumber makanan diarah kanan matahari dari luar kandang. Perut dari penari tampak mengabur karena pergerakan cepat dari sisi ke sisi. Istilah "bahasa binatang" sering digunakan untuk sistem komunikasi selain-manusia. Linguistik dan semiotisian tidak mempertimbangkan mereka sebagai "bahasa" sejati, tetapi menggambarkan mereka sebagai komunikasi binatang berdasarkan sistem isyarat tidak-simbolis, [26] karena interaksi antara binatang dalam berkomunikasi secara fundamental berbeda secara mendasar dari bahasa manusia. Menurut pendekatan ini, sejak binatang tidak lahir dengan kemampuan memahami istilah "kultur", saat diaplikasikan ke komunitas binatang, dipahami mengacu pada sesuatu yang secara kualitas berbeda dengan yang ada di komunitas manusia. Bahasa, komunikasi dan kultur adalah hal-hal kompleks yang diantara manusia. Anjing mungkin saja secara sukses mengkomunikasikan keadaan emosi agresifnya dengan menggeram, yang mungkin atau tidak mungkin menyebabkan anjing lainnya menjauh atau mundur. Hal yang sama, pada saat manusia berteriak dalam ketakutan, ia mungkin atau tidak mungkin memberitahu manusia lain akan adanya bahaya. Keduanya mencontohkan komunikasi, tapi keduanya bukan yang secara umum dikenal dengan bahasa. Dalam beberapa contoh publikasi, binatang selain manusia telah diajarkan untuk memahami beberapa fitur dari bahasa manusia. Karl von Frisch menerima hadiah Nobel ditahun 1973 untuk pembuktian komunikasi isyarat dan variannya pada lebah. [27] Simpanse, gorila, dan orangutan telah diajarkan isyarat tangan berbasis American Sign Language. Burung beo Abu-abu Afrika, Alex, yang memiliki kemampuan meniru perkataan manusia dengan tingkat akurasi yang tinggi, dianggap memiliki inteligensi yang cukup untuk memahami apa yang ia tiru. Walaupun binatang dapat diajarkan untuk memahami bagian dari bahasa manusia, mereka tidak dapat menghasilkan sebuah bahasa. Bila pendukung dari sistem komunikasi binatang telah mendebatkan tingkat dari semantik, sistem ini belum ditemukan yang mendekati sintaks pada bahasa manusia. [28]

[sunting] Lihat juga


Kajian tentang Bahasa

Agama dan mitologi

Portal Language

Linguistik Adamic language Historical linguistics Word Synchronic analysis Myth Philology Logos Philosophy of language Verbum Universal grammar Alphabet Edukasi dan kebijakan publik Sentence processing Language education Tipe-tipe bahasa dan hubungan Language school antar bahasa Language policy Language reform Dialect Linguistic protectionism Language family Official language Extinct language Bilingual Word game Komunikasi dengan spesies lain Bentuk komunikasi takdiucapkan Great ape language Written language Semiotik Reading comprehension Readability Symbolic communication Sign language Symbolic linguistic representation Whistled language Metacommunicative competence Drum languages Musivisual Language Non-verbal communication Daftar-daftar Visual language Category:Lists of languages Asal mula bahasa Ethnologue - daftar bahasa-bahasa, lokasi, populasi dan pertalian genetis Asal mula bahasa List of basic linguistics topics Evolutionary linguistics List of language academies Biolinguistics Lists of languages Proto-Human language List of official languages FOXP2 - gen yang menyebabkan "specific Lainnya language impairment" (SLI) Translation Second language

Phonetic transcription Dyslexia ISO 639 - 2-dan 3-huruf ID kode untuk bahasa

Book:Bahasa
Books adalah koleksi artikel yang dapat diunduh atau dipesan dalam bentuk cetak.

[sunting] Catatan
1. ^ "language". The American Heritage Dictionary of the English Language (3rd). (1992). Boston: Houghton Mifflin Company. 2. ^ Lyons, John. 1981. Language and Linguistics. p. 2 3. ^ Lyons, John. 1981. Language and Linguistics. pp. 18 4. ^ Marc D. Hauser and W. Tecumseh Fitch (2003). "What are the uniquely human components of the language faculty?". di dalam M.H. Christiansen and S. Kirby. Language Evolution: The States of the Art. Oxford University Press. 5. ^ Pinker, Steven (1994). The Language Instinct: How the Mind Creates Language. Perennial. 6. ^ Chomsky, Noam (1957). Syntactic Structures. the Hague: Mouton. 7. ^ Hauser,Marc D. (2002). "The Faculty of Language: What Is It, Who Has It, and How Did It Evolve?". Science 22 298 (5598): 15691579. 8. ^ Tomasello, Michael (2008). Origin of Human Communication. MIT Press. 9. ^ [[Bahasa#CITEREFBloomfield 1914|Bloomfield & 1914]], hal. 307. | 10. ^ SEUREN, PIETER A. M. (1998). Western linguistics: An historical introduction. Wileyblackwell. hlm. 224. ISBN 0631208917 11. ^ [[Bahasa#CITEREFBloomfield 1914|Bloomfield 1914]], hal. 308 12. ^ Bloomfield 1914, hal. 310. 13. ^ a b Bloomfield 1914, hal. 311. 14. ^ Clarke, David S. (1990). Sources of semiotic: readings with commentary from antiquity to the present. Carbondale: Southern Illinois University Press. hlm. 143144. 15. ^ a b [[Bahasa#CITEREFHolquist 1981|Holquist 1981]], hal. xvii-xviii. 16. ^ Lyons, John (1981). Language and linguistics. Cambridge University Press. hlm. 17 24. 17. ^ Lyons, John (1981). Language and linguistics. Cambridge University Press. hlm. 103. 18. ^ Rischel, Jrgen. Grnlandsk sprog. [1] Den Store Danske Encyklopdi Vol. 8, Gyldendal 19. ^ Baepler, Paul. 2003. "White slaves, African masters." The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science 588(1): 90111. p. 91 20. ^ Clancy, Patricia. (1986) "The acquisition of communicative style in Japanese." In B. Schieffelin and E. Ochs (eds) Language Socialization across Cultures. Cambridge: Cambridge University Press.

21. ^ a b Foley 1997 p?? 22. ^ Ulbaek, Ib (1998). "The Origin of Language and Cognition". di dalam J. R. Hurford & C. Knight. Approaches to the evolution of language. Cambridge University Press. hlm. 3043. 23. ^ The Economist , "The evolution of language: Babel or babble?" , 16 April 2011 , pp. 85-86. 24. ^ Bower, Bruce (11 June 1994). "Talking back in time; prehistoric origins of language attract new data and debate - language evolution". Science News on Bnet (Technology Industry). CBS Interactive News Service. Diakses pada 29 September 2010. 25. ^ "Language". The New Encyclopdia Britannica: MACROPDIA 22. (2005). Encyclopdia Britannica,Inc.. 548 2b. 26. ^ Cobley, P. 2010. Routledge Companion to Semiotics. London. 27. ^ Frisch, K. v. 1953. 'Sprache' oder 'Kommunikation' der Bienen? Psychologische Rundschau 4. 28. ^ Sebeok, T. A. 1996. Signs, bridges, origins. In: Trabant, Jrgen (ed.), Origins of Language. Budapest: Collegium Budapest, 89115.

[sunting] Referensi

Bloomfield, Leonard (1914). An introduction to the study of language. New York: Henry Holt and Company. Baepler, Paul (2003). "White slaves, African masters". The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science 588 (1): 90111. doi:10.1177/0002716203588001007. Chakrabarti, Byomkes (1994). A comparative study of Santali and Bengali. Calcutta: K.P. Bagchi & Co. ISBN 81-7074-128-9. Crystal, David (1997). The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press. Crystal, David (2001). The Cambridge Encyclopedia of the English Language. Cambridge: Cambridge University Press. Gode, Alexander (1951). Interlingua-English Dictionary. New York: Frederick Ungar Publishing Company. Hobbes, Thomas (2008) [1651]. Leviathan. Forgotten Books. Holquist, Michael (1981). "Introduction". di dalam Bachtin, Michail M. The Dialogic Imagination: Four Essays. Austin and London: University of Texas Press. Kandel, ER; Schwartz, JH; Jessell, TM (2000). Principles of Neural Science (edisi ke-fourth). New York: McGraw-Hill. ISBN 0-8385-7701-6. Katzner, K (1999). The Languages of the World. New York: Routledge. McArthur, T (1996). The Concise Companion to the English Language. Oxford: Oxford University Press. Nth, Winfried (1995). Handbook of semiotics. Bloomington: Indiana University press.

Saussure, Ferdinand de; Harris, Roy, Translator (1983) [1913]. Bally, Charles; Sechehaye, Albert. eds. Course in General Linguistics. La Salle, Illinois: Open Court. ISBN 0-8126-9023-0. Zvelebil, Kamil (1973). The smile of Murugan on Tamil literature of South India. Leiden: Brill.

[sunting] Bacaan lebih lanjut


Deacon, Terrence William (1998). The Symbolic Species: The Co-Evolution of Language and the Brain. New York: W. W. Norton & Company. ISBN 0-393-31754-4. Polinsky, Maria; Comrie, Bernard; Matthews, Stephen (2003). The atlas of languages: the origin and development of languages throughout the world. New York: Facts on File. ISBN 0-8160-5123-2. Luca Corchia, La logica dei processi culturali. Jrgen Habermas tra filosofia e sociologia, Genova, Edizioni ECIG, 2010, ISBN 978-88-7544-195-1.

[sunting] Link luar

World Atlas of Language Structures: a large database of structural (phonological, grammatical, lexical) properties of languages

Cari tahu mengenai Bahasa pada proyek-proyek wiki Wikimedia lainnya: Definisi kamus Buku teks Kutipan Teks sumber Gambar dan media

Dengarkan artikel (info/dl)

Berkas suara ini dibuat dari revisi tanggal 2005-07-19, dan tidak termasuk suntingan terbaru ke artikel. (Bantuan suara)

Lebih banyak artikel

Templat:Philosophy of language Kategori: Artikel dengan format rujukan tidak konsisten | Artikel lisan | Use dmy dates from October 2010 | Languages | Language | Linguistics | Human communication | Human skills | Wikipedia articles with ASCII art

Masuk log / buat akun Halaman Pembicaraan Baca Sunting Versi terdahulu

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi Portal komunitas Bantuan

Wikipedia Cetak/ekspor Peralatan Bahasa lain

Afrikaans Alemannisch Aragons Asturianu Aymar aru Azrbaycanca

Boarisch emaitka ( Bamanankan

Brezhoneg Bosanski Catal Mng-dng-ng Cebuano esky / Cymraeg Dansk Deutsch Zazaki Emilin e rumagnl English Esperanto Espaol Eesti Euskara Suomi Vro Froyskt Franais Arpetan Nordfriisk Furlan Frysk Gaeilge Gidhlig Galego Avae'

Gaelg Hak-k-fa Fiji Hindi Hrvatski Kreyl ayisyen Magyar Interlingua Iupiak Ilokano Ido slenska Italiano Lojban Basa Jawa Kongo Kalaallisut - Ripoarisch Kurd Kernowek Latina Ladino Ltzebuergesch Limburgs Lingla Lietuvi Latgau Latvieu Basa Banyumasan Malagasy

Bahasa Melayu Nhuatl Nnapulitano Nedersaksisch

Nederlands Norsk (nynorsk) Norsk (bokm l) Novial Nouormand Din bizaad Occitan Papiamentu Deitsch Norfuk / Pitkern Polski Portugus Runa Simi Rumantsch Romani Romn Armneashce Sardu Sicilianu Scots Smegiella Srpskohrvatski / Simple English Slovenina Slovenina / Srpski Sranantongo Seeltersk

Basa Sunda Svenska Kiswahili

Trkmene Tagalog Tok Pisin Trke /Tatara Vneto Ting Vit Volapk Walon Winaray Wolof isiXhosa Yorb Zeuws Bn-lm-g Halaman ini terakhir diubah pada 22:15, 5 Agustus 2011. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Liha

Anda mungkin juga menyukai