Anda di halaman 1dari 22

PBM

1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Konsep Dasar Kependidikan dan Tujuan Pendidikan/Pengajaran Bahasa Indonesia

Konsep Dasar Kependidikan:

Pendidikan Adalah Proses Belajar Mengajar Yang Bertujuan Untuk Meningkatkan


Pengetahuan, Keterampilan, Dan Sikap Seseorang. Pendidikan Dapat Dilakukan
Secara Formal Di Sekolah Atau Informal Di Luar Sekolah.

Tujuan Pendidikan/Pengajaran Bahasa Indonesia

• Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis: Pendidikan Bahasa


Indonesia Diharapkan Dapat Membantu Masyarakat Indonesia Untuk
Berpikir Kritis Dan Analitis Dalam Menghadapi Berbagai Informasi Dan
Permasalahan.
• Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Berbahasa: Bahasa
Indonesia Adalah Alat Komunikasi Utama Bagi Masyarakat Indonesia.
Dengan Menguasai Bahasa Indonesia Dengan Baik, Diharapkan
Masyarakat Indonesia Dapat Berkomunikasi Secara Efektif Dalam
Berbagai Situasi.
• Memperkuat Identitas Nasional: Bahasa Indonesia Adalah Bahasa
Pemersatu Bangsa Indonesia. Dengan Menguasai Bahasa Indonesia,
Diharapkan Masyarakat Indonesia Dapat Lebih Memahami Dan
Menghargai Budaya Bangsa.
B. Manfaat Kurikulum Bagi Guru Pada Umumnya dan Guru Indonesia Pada
Khususnya

Manfaat Kurikulum bagi Guru (Secara Umum)

Kurikulum adalah panduan yang digunakan guru dalam melaksanakan proses


pembelajaran. Berikut adalah beberapa manfaat kurikulum bagi guru pada
umumnya:

• Pedoman mengajar: Kurikulum memberikan panduan bagi guru tentang


apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajarnya, dan apa yang
diharapkan dari siswa. Hal ini membantu guru untuk mengajar secara lebih
terarah dan efektif.
• Standarisasi Pembelajaran: Kurikulum memastikan bahwa semua siswa
di seluruh negeri mendapatkan pendidikan yang setara. Hal ini membantu
guru untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang
sama untuk belajar dan berkembang
• Alat Evaluasi: Kurikulum menyediakan alat untuk mengevaluasi
kemajuan belajar siswa. Hal ini membantu guru untuk memastikan bahwa
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
• Membantu guru dalam mengembangkan profesionalisme: Kurikulum
yang terus diperbarui mendorong guru untuk mengikuti perkembangan
terbaru dalam bidang pendidikan dan mengembangkan keterampilan
mereka.

Manfaat Kurikulum bagi Guru Bahasa Indonesia:

• Membantu guru dalam memilih materi pembelajaran: Kurikulum


bahasa Indonesia memberikan daftar materi yang harus diajarkan kepada
siswa. Hal ini membantu guru dalam memilih materi yang sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa dan kebutuhan mereka.
• Membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran:
Kurikulum bahasa Indonesia memberikan panduan tentang bagaimana cara
mengajar bahasa Indonesia dengan efektif. Hal ini membantu guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
siswa.
• Membantu guru dalam menilai hasil belajar siswa: Kurikulum bahasa
Indonesia memberikan panduan tentang bagaimana cara menilai hasil
belajar siswa. Hal ini membantu guru dalam memastikan bahwa siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berikut adalah beberapa contoh manfaat kurikulum bagi guru bahasa


Indonesia:

• Guru bahasa Indonesia dapat menggunakan kurikulum untuk memilih teks


yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan minat mereka.
• Guru bahasa Indonesia dapat menggunakan kurikulum untuk
mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang interaktif dan menarik
bagi siswa.
• Guru bahasa Indonesia dapat menggunakan kurikulum untuk menilai
kemajuan belajar siswa secara objektif dan adil.
C. Makna Buku Teks Bagi Siswa dan Makna Pegangan Guru Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia

Makna Buku Teks Bagi Siswa:

Buku teks memiliki makna penting bagi siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Berikut adalah beberapa makna buku teks bagi siswa:

• Sumber Belajar: Buku teks merupakan sumber belajar utama bagi siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Buku teks berisi materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis dan sesuai dengan kurikulum.
• Pedoman Belajar: Buku teks menjadi pedoman bagi siswa dalam
mempelajari bahasa Indonesia. Buku teks memberikan panduan tentang
apa yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa yang
harus dicapai oleh siswa..
• Alat Evaluasi: Buku teks dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi dan menguasai
keterampilan berbahasa Indonesia. Buku teks biasanya berisi soal-soal
latihan dan tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.

Makna Pegangan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia:

Pegangan guru memiliki makna penting bagi guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Berikut adalah beberapa makna pegangan guru bagi guru:

• Pedoman Mengajar: Pegangan guru merupakan pedoman bagi guru


dalam mengajar bahasa Indonesia. Pegangan guru berisi panduan tentang
materi yang harus diajarkan, strategi pembelajaran yang dapat digunakan,
dan cara penilaian hasil belajar siswa.
• Sumber Bahan Ajar: Pegangan guru dapat menjadi sumber bahan ajar
bagi guru. Pegangan guru biasanya berisi materi pembelajaran yang lebih
lengkap dan mendalam dibandingkan dengan buku teks siswa.
• Alat Evaluasi: Pegangan guru dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk
mengukur efektivitas pembelajaran. Pegangan guru biasanya berisi contoh
soal, tes, dan rubrik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa.

Kesimpulan:

Buku teks dan pegangan guru memiliki makna penting dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Buku teks dan pegangan guru dapat membantu siswa dan guru
untuk belajar dan mengajar bahasa Indonesia dengan lebih efektif dan mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik.
D. Prosedur Penggunaan Buku Teks Bahasa Indonesia Dalam Pengembangan
Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berikut adalah prosedur penggunaan buku teks bahasa Indonesia dalam


pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia:

1. Analisis Kurikulum

Langkah pertama adalah menganalisis kurikulum bahasa Indonesia yang berlaku.


Guru perlu memahami tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian kompetensi yang ingin dicapai.

2. Analisis Buku Teks

Langkah selanjutnya adalah menganalisis buku teks bahasa Indonesia yang akan
digunakan. Guru perlu memahami isi buku teks, struktur penyajian materi, dan
latihan-latihan yang terdapat di dalamnya.

3. Menentukan Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis kurikulum dan buku teks, guru dapat menentukan
materi pembelajaran yang akan dikembangkan. Materi pembelajaran harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian
kompetensi yang ingin dicapai.

4. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran dengan berbagai cara, seperti:

• Menambahkan materi yang tidak terdapat di buku teks


• Mengembangkan latihan-latihan yang lebih bervariasi
• Mengembangkan media pembelajaran yang menarik

5. Menilai Materi Pembelajaran

Guru perlu menilai materi pembelajaran yang telah dikembangkan. Penilaian


dapat dilakukan dengan cara:
• Meninjau kembali materi pembelajaran
• Meminta masukan dari pakar
• Melakukan uji coba materi pembelajaran di kelas

6. Merevisi Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat merevisi materi pembelajaran yang telah
dikembangkan.

7. Menerapkan Materi Pembelajaran

Guru dapat menerapkan materi pembelajaran yang telah dikembangkan di kelas.

Contoh Penerapan Prosedur Penggunaan Buku Teks Bahasa Indonesia


Dalam Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia:

• Guru bahasa Indonesia dapat mengembangkan materi pembelajaran


tentang teks persuasi.
• Guru dapat menggunakan buku teks bahasa Indonesia sebagai sumber
materi dan contoh.
• Guru dapat menambahkan materi tentang jenis-jenis teks persuasi dan cara
menganalisisnya.
• Guru dapat memberikan contoh dan latihan yang lebih banyak tentang teks
persuasi.
• Guru dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan
interaktif, seperti debat dan simulasi.
E. Manfaat Perencanaan Bagi Guru Bahasa Indonesia

1. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran:

• Perencanaan membantu guru untuk menentukan tujuan pembelajaran yang


jelas dan terukur.
• Guru dapat memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan siswa.
• Guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dan efektif.
• Guru dapat mengatur waktu pembelajaran dengan lebih efisien.

2. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran:

• Perencanaan membantu guru untuk memastikan bahwa semua materi


pembelajaran yang penting tercakup.
• Guru dapat menyusun kegiatan belajar mengajar yang lebih terarah
dan sistematis.
• Guru dapat memilih bahan ajar yang lebih menarik dan relevan dengan
siswa.
• Guru dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dan terukur.

3. Meningkatkan Motivasi Guru:

• Perencanaan membantu guru untuk merasa lebih siap dan percaya diri
dalam mengajar.
• Guru dapat mengajar dengan lebih tenang dan fokus.
• Guru dapat lebih mudah mengatasi masalah yang muncul dalam
pembelajaran.

4. Meningkatkan Motivasi Siswa:


• Perencanaan membantu siswa untuk mengetahui apa yang akan mereka
pelajari dan apa yang diharapkan dari mereka.
• Siswa dapat lebih mudah mengikuti pembelajaran yang terarah dan
sistematis.
• Siswa dapat lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
• Siswa dapat merasakan kemajuan belajar yang lebih baik.
Contoh Penerapan Manfaat Perencanaan Bagi Guru Bahasa Indonesia:

• Guru bahasa Indonesia dapat membuat rencana pembelajaran harian


(RPH) yang memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan penilaian.
• Guru dapat memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan siswa, seperti teks cerita, teks berita, atau teks puisi.
• Guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dan efektif, seperti
ceramah, diskusi, atau permainan.
• Guru dapat mengatur waktu pembelajaran dengan lebih efisien, sehingga
semua materi pembelajaran dapat tercakup.
F. Pengembangan Tujuan Pembelajaran Ke Dalam Tujuan Khusus

Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat


dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang baik harus spesifik, terukur, dan achievable.

Pengembangan tujuan pembelajaran ke dalam tujuan khusus merupakan


proses menjabarkan tujuan pembelajaran umum menjadi tujuan yang lebih
spesifik dan terukur. Tujuan khusus membantu guru untuk:
• Menentukan materi pembelajaran yang tepat: Dengan mengetahui
tujuan khusus, guru dapat memilih materi pembelajaran yang relevan dan
membantu siswa mencapai tujuan tersebut.
• Mengembangkan metode pembelajaran yang efektif: Tujuan khusus
membantu guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
• Menyusun alat penilaian yang objektif: Tujuan khusus membantu guru
untuk menyusun alat penilaian yang objektif dan terukur untuk mengukur
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah dalam mengembangkan tujuan khusus:


1) Menetapkan tujuan pembelajaran umum: Tujuan pembelajaran umum
adalah pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
secara keseluruhan setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran.
2) Menganalisis tujuan pembelajaran umum: Untuk mengembangkan
tujuan khusus, guru perlu menganalisis tujuan pembelajaran umum dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa yang harus diketahui siswa?
• Apa yang harus dapat dilakukan siswa?
• Bagaimana siswa akan menunjukkan penguasaan mereka terhadap
materi?
3) Menjabarkan tujuan pembelajaran umum menjadi tujuan khusus:
Tujuan khusus harus spesifik, terukur, dan achievable.
• Spesifik: Tujuan khusus harus menjelaskan secara jelas apa yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
• Terukur: Tujuan khusus harus dapat diukur dengan menggunakan
alat penilaian yang objektif.
• Achievable: Tujuan khusus harus realistis dan dapat dicapai oleh
siswa dengan usaha yang wajar.
Contoh:

Tujuan Pembelajaran Umum:

Siswa dapat memahami konsep teks persuasi.

Tujuan Khusus:

• Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri teks persuasi.


• Siswa dapat menjelaskan struktur teks persuasi.
• Siswa dapat menganalisis contoh teks persuasi.
• Siswa dapat menulis teks persuasi dengan struktur dan ciri-ciri yang tepat.
G. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran
2. STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Perbedaan Konsep Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik


Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk


membantu guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Model
pembelajaran memberikan gambaran tentang bagaimana proses belajar mengajar
akan berlangsung, termasuk peran guru, siswa, dan bahan ajar. Model
pembelajaran ada berbagai macam, seperti model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran inkuiri, dan model pembelajaran berbasis proyek.

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau filosofi yang mendasari proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran menentukan bagaimana guru dan siswa
berinteraksi satu sama lain, serta bagaimana pengetahuan dikonstruksi.
Pendekatan pembelajaran ada berbagai macam, seperti pendekatan pembelajaran
behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik.

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan yang digunakan guru untuk


mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran melibatkan pemilihan
metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam situasi
tertentu. Strategi pembelajaran dapat bervariasi tergantung pada karakteristik
siswa, materi pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara atau prosedur yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran ada
berbagai macam, seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, dan latihan.
Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan cara atau kiat yang digunakan guru untuk
mengimplementasikan metode pembelajaran. Teknik pembelajaran lebih spesifik
daripada metode pembelajaran dan berfokus pada praktik atau aplikasi di
lapangan. Contoh teknik pembelajaran misalnya tanya jawab, brainstorming,
simulasi

Hubungan antar konsep:

• Model pembelajaran dapat menggunakan beberapa pendekatan.


• Pendekatan pembelajaran dapat diimplementasikan dengan berbagai
strategi.
• Strategi pembelajaran diwujudkan melalui metode pembelajaran.
• Metode pembelajaran diaplikasikan dengan berbagai teknik pembelajaran.
B. Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan
Komunikatif dan Pendekatan Integratif

1. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk


berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi dan konteks. Pendekatan ini
menekankan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Pendekatan ini menekankan pada beberapa prinsip berikut:
• Komunikasi: Tujuan utama pembelajaran bahasa adalah untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
• Keterampilan Berbahasa: Pembelajaran bahasa harus mengembangkan
keempat keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.
• Fungsi Bahasa: Bahasa digunakan untuk berbagai fungsi, seperti
menginformasikan, mengekspresikan, dan mempersuasi.
• Konteks: Bahasa digunakan dalam konteks tertentu, dan pemahaman
konteks penting untuk memahami makna bahasa.
• Interaksi: Pembelajaran bahasa harus melibatkan interaksi antara siswa
dan guru, serta antar siswa
.
Contoh penerapan:

• Debat: Siswa berdebat tentang suatu isu dengan menggunakan

argumen yang logis dan bahasa yang jelas.

• Simulasi: Siswa memerankan suatu situasi dalam kehidupan nyata,

seperti berbelanja di pasar atau memesan makanan di restoran.


2. Pendekatan Integratif:

Pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggabungkan


keterampilan berbahasa dengan aspek lain dari bahasa, seperti sastra, budaya, dan
pengetahuan umum. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
siswa tentang bahasa secara menyeluruh dan meningkatkan kemampuannya dalam
menggunakan bahasa dalam berbagai konteks. Pendekatan ini menekankan pada
beberapa prinsip berikut:
• Keterkaitan: Pembelajaran bahasa dihubungkan dengan berbagai aspek
kehidupan, seperti budaya, seni, dan sains.
• Konteks: Bahasa diajarkan dalam konteks yang bermakna dan relevan
bagi siswa.
• Pengalaman: Pembelajaran bahasa memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui pengalaman langsung.
• Keterampilan Berpikir Kritis: Pembelajaran bahasa mendorong siswa
untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menggunakan bahasa.

Contoh penerapan:

• Membaca teks berita dan mendiskusikannya


• Menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi
• Menonton film dan menganalisis penggunaan bahasanya
• Menyanyikan lagu dan mempelajari maknanya
3. EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Prinsip Dasar Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Evaluasi digunakan untuk mengukur dan menilai kemajuan belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa
prinsip dasar evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:

• Komprehensif, Evaluasi harus dilakukan pada semua aspek, termasuk


kognitif, afeksi, dan psikomotorik
• Adil dan objektif, Evaluasi harus bertujuan untuk menilai kemampuan
siswa secara fair dan tidak berdasarkan faktor seperti asal, jenis, atau
kondisi siswa
• Kontinuitas, Evaluasi harus dilakukan secara berkala agar dapat menilai
kemampuan siswa dalam rentang waktu tertentu
• Kooperatif, Evaluasi harus dilakukan bersama siswa dan guru, dengan
peran guru sebagai pengarah dan siswa sebagai pengambilan data
• Praktis: Evaluasi harus menggunakan alat yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa, serta menghemat biaya, waktu, dan tenaga
• Identifikasi tujuan evaluasi: Evaluasi harus memiliki tujuan yang jelas
dan tertulis, seperti tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi proses dan hasil pembelajaran
• .Memilih teknik evaluasi: Evaluasi harus menggunakan teknik yang
sesuai dengan tujuan tersebut, seperti pengukuran, penilaian, dan
pengumpulan data
B. Perbedaan dan Keterkaitan Konsep Dasar Pengukuran, Penilaian, dan
Evaluasi

Pengukuran

Pengukuran adalah proses pengumpulan data secara kuantitatif untuk mengetahui


tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi. Pengukuran bertujuan untuk
mendapatkan angka atau skor yang dapat dibandingkan dengan standar atau
kriteria tertentu. Contohnya tes tertulis, tes lisan, dan observasi.

Penilaian

Penilaian adalah proses pemberian makna terhadap data atau informasi yang
diperoleh dari pengukuran. Penilaian bertujuan untuk membuat interpretasi dan
judgment terhadap hasil pengukuran. Contohnya memberikan nilai pada hasil
tes, menentukan apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, dan
memberikan umpan balik kepada siswa.

Evaluasi

Evaluasi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil penilaian.


Evaluasi bertujuan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pembelajaran,
seperti menentukan program remedial atau pengayaan. Contohnya menilai
apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, menentukan apakah program
pembelajaran perlu diperbaiki, dan membuat keputusan tentang kebijakan
pendidikan.

Keterkaitan:

• Pengukuran menghasilkan data yang digunakan untuk penilaian.


• Penilaian merupakan interpretasi dan judgment terhadap data yang
diperoleh dari pengukuran.
• Evaluasi menghasilkan keputusan dan rekomendasi untuk perbaikan
proses pembelajaran.
C. Jenjang Kemampuan Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom

Taksonomi bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi


keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga jenjang yang
tinggi. Taksonomi Bloom versi terbaru, yang dikenal sebagai Taksonomi Bloom
Revisi, membagi ranah kognitif menjadi enam jenjang kemampuan:
Mengingat (Remember): Kemampuan untuk mengingat informasi faktual, konsep,
dan prosedur yang telah dipelajari. Kata kerja yang terkait dengan jenjang ini
termasuk mengingat, menyebutkan, mendefinisikan, dan mengidentifikasi.

Memahami (Understand): Kemampuan untuk memahami makna informasi dan


bagaimana informasi tersebut saling terkait. Kata kerja yang terkait dengan
jenjang ini termasuk menjelaskan, menginterpretasikan, meringkas, dan
menerjemahkan.

Menerapkan (Apply): Kemampuan untuk menggunakan informasi dan


pengetahuan dalam situasi baru dan konkret. Kata kerja yang terkait dengan
jenjang ini termasuk menggunakan, menerapkan, mempraktikkan, dan
mendemonstrasikan.

Menganalisis (Analyze): Kemampuan untuk memecah informasi menjadi bagian-


bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan antar bagian tersebut. Kata kerja
yang terkait dengan jenjang ini termasuk menganalisis, mengklasifikasikan,
membandingkan, dan mengevaluasi.

Mengevaluasi (Evaluate): Kemampuan untuk membuat penilaian tentang nilai


informasi dan gagasan. Kata kerja yang terkait dengan jenjang ini termasuk
menilai, mengkritik, menyimpulkan, dan merekomendasikan.

Menciptakan (Create): Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan


orisinal, seperti karya seni, solusi masalah, atau teori baru. Kata kerja yang terkait
dengan jenjang ini termasuk membuat, merancang, mengembangkan, dan
menemukan.
D. Contoh Soal Bahasa Indonesia: Objektif dan Subjektif (PG)

Cerita Rakyat Sangkuriang: Legenda Gunung Tangkuban Perahu

Dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi. Suatu hari, ia
menemukan sebuah selendang ajaib yang dapat menurunkan makanan. Dayang Sumbi
pun menggunakan selendang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Suatu hari, Dayang Sumbi tidak sengaja menjatuhkan selendang ajaibnya ke hutan.
Seekor anjing bernama Tumang yang setia pun ditugaskan untuk mencarinya. Tumang
berhasil menemukan selendang tersebut, namun ia tergoda untuk memakannya.

Dayang Sumbi yang marah kemudian memukul kepala Tumang dengan centong nasi.
Pukulan itu membuat Tumang terluka dan lari ke hutan. Dayang Sumbi pun hamil dan
melahirkan seorang anak laki-laki yang gagah perkasa bernama Sangkuriang.

Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan rajin berburu. Suatu hari, ia
ingin berburu di hutan dan bertemu dengan seekor anjing tua yang tidak asing baginya.
Anjing itu adalah Tumang yang telah berubah tua dan cacat.

Sangkuriang tidak mengenali Tumang dan memburunya. Tumang pun lari ke arah
Dayang Sumbi dan berlindung di bawah kakinya. Sangkuriang yang marah kemudian
menyerang Dayang Sumbi.

Saat Dayang Sumbi terluka, ia membuka ikatan rambutnya dan terlihatlah bekas luka
di kepalanya. Sangkuriang pun menyadari bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya.
Sangkuriang yang menyesal kemudian berniat menikahi Dayang Sumbi. Dayang
Sumbi yang tidak ingin menikah dengan anaknya sendiri pun mengajukan syarat yang
mustahil. Ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah bendungan dan danau dalam
waktu satu malam.

Sangkuriang dengan kesaktiannya hampir menyelesaikan tugasnya. Dayang Sumbi


yang panik kemudian membangunkan ayam jantan sebelum waktunya. Sangkuriang yang
marah karena usahanya gagal kemudian menendang perahu yang digunakannya untuk
mengangkut tanah. Perahu itu terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Soal:
Objektif (Pilihan Ganda)

1. Sangkuriang sangat marah kepada ibunya Dayang Sumbi karena:


a. Dayang Sumbi tidak mau mengakui kesalahannya.
b. Dayang Sumbi telah mengusirnya dari rumah.
c. Dayang Sumbi telah memakan hasil panennya.
d. Dayang Sumbi tidak mau menikahinya.

2. Fungsi Gunung Tangkuban Perahu dalam cerita rakyat Sangkuriang adalah


sebagai:
a. tempat persembunyian Dayang Sumbi.
b. bukti cinta Sangkuriang kepada ibunya.
c. hukuman bagi Dayang Sumbi atas kesalahannya.
d. kenangan persahabatan Sangkuriang dan ibunya.

3. Watak tokoh Dayang Sumbi dalam cerita ini dapat digambarkan sebagai:
a. sombong dan angkuh
b. bijaksana dan penyayang
c. pemalas dan tidak bertanggung jawab
d. ceroboh dan mudah ditipu

(Subjektif)

4. Menurut pendapatmu, siapakah yang lebih bersalah dalam cerita ini,


Sangkuriang atau Dayang Sumbi? Jelaskan alasanmu!

5. Jika kamu adalah Dayang Sumbi, apa yang akan kamu lakukan saat
mengetahui Sangkuriang yang ingin melamarmu adalah anakmu sendiri?

Anda mungkin juga menyukai